Abstrak: Akuntabilitas Pengelolaan Limbah Berbasis Mulat Sarira. Penelitian ini mencoba untuk menggali makna mulat sarira dalam konsep akuntabilitas pengelolaan limbah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa konsep akuntabilitas berbasis mulat sarira pengelolaan limbah memberikan nilai puputan, THK, jengah, taksu, desa-kala-patra, saput poleng, ngayah, hukum karmaphala, dan paras paros. Mulat sarira sebagai senjata pengendalian diri mampu membangkitkan kewaspadaan diri untuk tidak merusak hubungan dengan Tuhan, manusia, dan lingkungan. Dengan demikian, budaya mulat sarira merupakan konsensus dekonstruksi nilai keseimbangan dan keharmonisan yang melandasi pembangunan konsep akuntabilitas pengelolaan limbah. Abstract: Mulat Sarira-based Accountability Waste Management. This research tried to explore the meaning of mulat sarira in the concept of waste management accountability. The research method used was descriptive qualitative. This study found that the concept of accountability based on multifarious sarira gives the value of puputan, THK, embarrassment, taksu, village-kala-patra, polish, ngayah, karmaphala, and paros paros. Mulat sarira as a weapon of self-control could awaken self-awareness to not damage relationships with God, human, and environment. Thus, the culture of mulat sarira was the consensus of the deconstruction of balance and harmony values which underlies the development of the concept of waste management accountability.
Copyrights © 2017