Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat
Vol 6, No 4 (2017): Desember

PENCEGAHAN PENULARAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DAN PERAWATANNYA PADA BALITA DIRUMAH DI KABUPATEN PANGANDARAN

Mardiah, Wiwi (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Apr 2018

Abstract

Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit ISPA (P2ISPA) merupakan hal yang sangat penting karena penyakit ini mudah menular dan dapat menyebabkan kematian. Menurut WHO tahun 2012, sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA. Hal-hal yang bisa terjadi antara lain perdarahan paru-paru, gagal napas akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS), hingga kematian, sebelum hal ini terjadi maka diperlukan upaya pencegahan penularan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan Perawatannya pada Balita di Rumah. Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua dan kader kesehatan tentang ISPA, mengidentifikasi kejadian ISPA  dan mengidentifikasi target capaian imunisasi pentabio di kabupaten Pangandaran. Metoda yang digunakan dalam PKM ini adalah penyuluhan dan Focus Grouf Discustion(FGD) serta pengkajian data data tentang ISPA di Puskesmas Cikambulan Pangandaran, Data dianalisis dari pre dan post tes penyuluhan,serta hasil FGD di dapatkan beberapa masalah dan penyelesaiannya. Peserta penyuluhan sebanyak 41 orang terdiri dari petugas puskesmas, kader dan orang tua balita pasien anak dengan ISPA yang berkunjung ke poli MTBS Puskesmas Pangandaran. Hasil pelaksanaan PKM yang telah lakukan berdasarkan output PKM yaitu teridenfifikasi pengetahuan petugas kesehatan puskesmas,  kader kesehatan, orangtua pasien balita tentang ISPA melalui hasil pre test rata rata 85,2 dan post test rata-rata 88,71. Hasil FGD dengan kader kesehatan dan petugas kesehatan Puskesmas Pangandaran didapatkan beberapa metode pencegahan dan perawatan balita dengan ISPA di rumah yaitu pengunaan tanaman obat tradisional digunakan secara turun temurun untuk mengatasi batuk pilek dan penurunan daya tahan tubuh, melakukan kebiasaan hidup sehat seperti selalu mencuci tangan setelah merawat pasien ISPA, mengunakan masker saat terkena ISPA serta mendeteksi gejala ISPA sejak dini. Adapun angka kejadian ISPA  pada Balita terutama yang non pneumoni setiap bulannya berpariasi dari 40-87 kasus (10,2%-52,5%) rata-rata 63 kasus per bulan. sedangkan capaian imunisasi pentabio tercapai 80-90%. Simpulan dan saran; Berdasarkan hasil PKM tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kasus ISPA terutama non pneumoni  masih tinggi sedangkan pengetahuan pencegahan penularan ISPA (Infeksi Saluran  Pernafasan Akut) perawatannya pada balita dirumah di Kabupaten Pangandaran sudah cukup baik sehingga saran yang dapat diberikan adalah mempertahankan dengan terus memeliharan kesehatan dan selalu melakukan deteksi dini ISPA pada kader kesehatan  dan orangtua balita dilakukan secara rutin.   

Copyrights © 2017