Sulesana
Vol 6 No 2 (2011)

Pendidikan Islam Sebagai Ilmu (Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi)

Rahmat Rahmat (Unknown)



Article Info

Publish Date
27 Sep 2016

Abstract

Pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena memenuhi persyaratan sebagai ilmu pengetahuan, baik menyangkut objek, metode maupun tujuan. Dalam terminologi filsafat, ketiga persyaratan itu disebut ontologi, epistimologi dan aksiologi.Dalam ajaran Islam realitas tidak hanya terbatas pada yang lahiriah dalam bentuk alam nyata, melainkan menyangkut realitas yang gaib. Realitas yang lahiriyah dan yang gaib itu berawal dari yang tunggal, yaitu Tuhan. Dalam pemahaman seperti ini maka dapat dikatakan obyek pendidikan Islam itu tidak hanya terbatas pada alam fisik (alam dan manusia), melainkan menyangkut Tuhan. Berbicara seputar Tuhan, alam dan manusia dalam keterkaitan  dengan  filsafat pendidikan Islam tidak telepas dengan kajian teologi, kosmologi dan antropologi. Dalam konsep epistimologi Islam yang berdemensi tauhid, tercermin pada pandangan bahwa ilmu-ilmu pada hakekatnya merupakan perpanjangan dari ayat-ayat Allah yang terkandung dalam semua ciptaan-Nya, serta ayat-ayat Allah yang tersurat dalam Al-Qur’an. Ilmu dibangun atas dasar kemampuan membaca dan mengenal ayat-ayat, baik ayat kauniyah (alam dan manusia) maupun ayat qauliyah. Ketika seseorang ingin menyingkap rahasia Tuhan lewat ayat-ayat kauniyah maka lahirlah berbagai disiplin ilmu eksakta dan ilmu sosial. Ketika seseorang ingin menyingkap rahasia Tuhan lewat ayat-ayat qauliyah maka lahirlah ilmu-ilmu agama. Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral dalam pendidikan, sebab tanpa perumusan tujuan pendidikan yang baik, maka perbuatan mendidik bisa menjadi tidak jelas tanpa arah dan bahkan bisa tersesat atau salah langkah. Semakin jelas bahwa tujuan pendidikan Islam bukan saja diarahkan menjadi manusia dalam bentuk mengamalkan ajaran beragama dan berakhlak mulia, melainkan juga mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya terutama aspek fisik, psikis, intelektual, kepribadian dan sosial sesuai dengan tuntutan kehidupan, perkembangan masyarakat serta harapan ajaran Islam itu sendiri, terutama dalam menjadikannya mampu menunaikan tugas sebagai khalifah, dan insan yang mengabdi kepada Allah Swt.

Copyrights © 2011