Shautut Tarbiyah
Vol 24, No 1 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan

Perjumpaan Demokrasi, Multikulturalisme dan Inklusifisme Pendidikan di PM Gontor 7 Putera, Konawe Selatan

Syahrul Syahrul (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari)



Article Info

Publish Date
04 Oct 2018

Abstract

Abstrak            Pendidikan adalah invenstasi jangka panjang sebuah bangsa. Sebelum masa keterpurukan akibat perang dunia, pertama hingga kedua, pendidikan menjadi tonggak kemasyhuran bangsa-bangsa besar. Sejak kejayaan Mesir kuno, peradaban Islam di Irak dan Spanyol, hingga revolusi juli, adalah bentangan kekuatan pendidikan. Gemerlap politik global terkadang mengalihkan perhatian negara kepada persoalan politik, hingga menampilkan parade kekuatan dominatif suatu bangsa atas bangsa lain. Produk-produk dari usaha pendidikan menjadi alat penebar arogansi antar bangsa. Namun, setelah perang dunia kedua, Jepang misalnya, melakukan reposisi nasional dari kecenderungan ekspansif ke pembangunan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan. Hasilnya, Jepang melejit sangat cepat hingga saat ini. Artikel ini berupaya menjelaskan bahwa melalui pendidikan, persoalan-persoalan sosial dapat diurai. Gagasan pendidikan pada dasarnya untuk kepentingan kemanusiaan menyeluruh, sehingga tidak hanya dapat diakses oleh kelompok tertentu. Demikian juga sekat-sekat geografis, demografis dan politis, melebur ketika berada dalam lembaga pendidikan. Bangsa Indonesia yang pernah dijajah beberapa abad, ketika menghirup udara kemerdekaan, tidak menampilkan dendam kepada negara bekas penjajah. Pendidikanlah yang mengajarkan para pendiri bangsa bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Bahkan Indonesia harus aktif dalam pergaulan antar bangsa, memelopori perdamaian dunia. Para pendiri bangsa kebanyakan berlatar pendidikan khas Indonesia, seperti pesantren. Salah satunya adalah PM Gontor, yang dalam berbagai gerak pendidikannya, menunjukkan kemampuan mempertemukan demokrasi, multikulturalisme, inklusifisme.Kata Kunci:   Demokrasi, Multikulturalisme, Inklusifisme, PesantrenAbstract            Education is a long-term investment of a nation. Before the downturn caused by the world war, first to second, education became the cornerstone of the great nations. Since the glory of ancient Egypt, Islamic civilization in Iraq and Spain, until the July revolution, is a stretch of educational power. The glitter of global politics sometimes diverts the country's attention to political issues, to the parade of a nation's dominating power over other nations. The products of the educational endeavor become a means of spreading the arrogance between nations. However, after the second world war, Japan for example, made a national reposition of the expansionary tendency to the development of Human Resources through education. As a result, Japan skyrocketed very quickly to this day. This article seeks to explain that through education, social issues can be broken down. The idea of education is basically for the sake of humanity is comprehensive, so it is not only accessible to certain groups. Likewise geographic barriers, demographics and politics, merge when in an educational institution. The Indonesian nation that had been colonized for centuries, when it breathed freedom of air, did not show a grudge against the former colonial country. It is education that teaches the founders of the nation that freedom is the right of all nations, as opposed to the principles of humanity. Even Indonesia must be active in the inter-nation association, pioneering world peace. The founders of the nation are mostly educational backgrounds typical of Indonesia, such as boarding schools. One of them is PM Gontor, who in various educational movements, demonstrates the ability to bring together democracy, multiculturalism, inclusiveness.Keywords: Democracy, Multiculturalism, Insclusivess, Pesantren

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

shautut-tarbiyah

Publisher

Subject

Education Social Sciences

Description

Jurnal Shautut Tarbiyah adalah satu dari banyak jurnal yang ada di IAIN Kendari yang membahas Ilmu-Ilmu Sosial dan ...