AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama-agama
Vol 1, No 1 (2015)

Kampung Inklusif: Model Toleransi Antar Agama Di Balun Lamongan

Sholihul Huda (Dosen Prodi Studi Agama-agama UMSurabaya)



Article Info

Publish Date
20 Nov 2017

Abstract

Desa Balun adalah desa yang paling unik di Kabupaten Lamongan, bahkan mungkin di Indonesia. Di desa ini terdapat tiga agama yang dipeluk oleh warganya, yaitu: Islam, Hindu, dan Kristen, namun relasi kehidupan sosio-kultur dan sosio-religi relatif damai dan penuh toleransi ditengah perbedaan agama, sehingga desa ini dikenal dengan “Desa Pancasila” atau “Kampung Inklusif. Tentu fenomena ini menarik karena ditengah perbedaan agama mereka dapat membangun tata kehidupan sosio-kultur yang damai dan harmonis. Sementara di daerah lain perbedaan agama atau keyakinan menjadi legitimasi atau pemicu terjadinya konflik dan kekerasaan antar kelompok di masyarakat. Dampak dari konflik atau kekerasan agama adalah terjadinya ketidaknyamaan, ketidakamanan (incsecurity), terutama bagi kelompok minoritas, yang pada giliranya akan berpengaruh pada integrasi dan persatuan bangsa. Dari fenomena inilah, menarik untuk diteliti bagaiaman masyarakat Balun dapat mengolah perbedaan agama, sehingga mampu membina dan membangun budaya toleransi di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap paradigma, faktor dan model atau bentuk toleransi di Desa Balun, Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan, menggunakan metode peneltian dengan pendekataan kualitatif dengan unit informan adalah komunitas (tokoh) Kristen, Hindu dan Islam serta Perangkat Desa Balun. Metode pengumpulan data mengunakan metode pengamatan (observasi), wawancara mendalam (depth interview) dengan model Snowball dan telaah kepustakaan dan FGD (Focus Group Discusion). Analisa data menggunakan multidisiplin keilmuan, artinya tergantung data yang didapat, kalau data yang didapat data agama maka analisa mengunakan studi agama dan sebagainya. Hasil penelitian, pertama paradigma masyarakat Balun dalam memahami ajaran agamanya (Islam, Hindu, Kristen) adalah paradigma subtantif-inklusif. Kedua, faktor yang melatarbelakangi budaya toleransi di Balun adalah, faktor pemahaman terhadap ajaran agamanya yang subtantif-inklusif, kebijakan politik yang pluralis, tradisi sosio-kultur yang toleran, tradisi perkawinan beda agama yang terjaga. Adapun model toleransi yang terdapat di Balun adalah, pertama, Struktur (Perangkat) Desa yang Plural. Kedua, Keluarga Multikultural (Demokratis), Ketiga, Ngaturi/Kenduri Multikultural dan Keempat, Dakwah Inklusif. Semoga model tolreansi yang terbangun di Desa Balun dapat menjadi inspirasi dan cermin bagi masyarakat Indonesia lainya yang rawan akan terjadinya konflik, sehingga harapan kita membangun Indonesia yang bersatu, toleran, maju, damai dan harmonis dapat terwujud.

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

Ah

Publisher

Subject

Religion Humanities Social Sciences

Description

Journal of Al-Hikmah: a journal of studies of religions that publishes the results of studies and original research with the latest editions in the religious and social fields from a multidisciplinary perspective. This journal aims to expand and create concepts, theories, paradigms, perspectives and ...