Kondisi masyarakat Indonesia yang plural tidak jarang menimbulkan gesekan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu penting kiranya menengok kondisi masyarakat yang plural tetapi sangat harmoni kehidupan masyarakatnya. Sehingga hal tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu model dalam masyarakat Indonesia yang plural. Tulisan ini mengeksplorasi salah satu kelompok masyarakat yang berada di Desa Sampetan, Ampel, Boyolali dengan kondisi masyarakat yang plural dalam agama namun harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatannya. Akhirnya tulisan ini menyajikan temuan bahwa usaha mewujudkan harmonisasi sosial di Desa Sampetan yang berlatar belakang beda agama telah berjalan lama sehingga tumbuh tradisi yang berasal dari perpaduan antara agama dan tradisi lokal Jawa yang dijadikan sebagai “common ground” yang bisa melewati batas-batas individual dan emosional-keagamaan mereka.
Copyrights © 2015