Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya
Vol 4, No 2 (2012): PATANJALA VOL. 4 NO. 2 JUNE 2012

DINAMIKA PENGGUNAAN BANTENG DALAM LAMBANG PARTAI-PARTAI POLITIK (1955-1999): KAJIAN SEJARAH VISUAL

Reiza D. Dienaputra (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)



Article Info

Publish Date
01 Jun 2012

Abstract

AbstrakKajian ini bertujuan untuk merekonstruksi penggunaan banteng sebagai elemen visual dalam lambang partai-partai politik yang berhasil meraih kursi DPR dalam Pemilu 1955 hingga Pemilu 1999. Berbagai permasalahan berkaitan dengan keberadaan banteng dalam lambang partai-partai politik diungkap, seperti dinamika visualisasi banteng, eksplanasi sejarah dan budaya, serta pengaruh sistem politik terhadap visualisasi banteng dalam lambang. Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan metode sejarah, yang di dalamnya meliputi tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sebagai sebuah kajian sejarah visual, sumber utama yang digunakan adalah lambang partai-partai politik. Selanjutnya, untuk menganalisispenggunaan banteng dalam lambang partai-partai politik digunakan pendekatan seni dan disain, pendekatan politik dan pendekatan kebudayaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengunaaan banteng sebagai elemen visual dalam lambang memiliki akar sejarah yang panjang. Secara budaya banteng pun merupakan binatang yang akrab dzengan banyak suku bangsa di tanah air. Sebagai elemen visual, penggunaan banteng dalam lambang partai politik  pada umumnya hanya digunakan oleh partai-partai politik beraliran nasionalis. Namun demikian, representasi visual banteng dalam lambang mengalami dinamika yang menarik, tidak hanya karena kebutuhan partai politik tetapi juga disebabkan pengaruh sistem politik yang berlaku. AbstractThis study aims to reconstruct the use of bulls as visual element in the symbols of political parties that were voted in the legislative (DPR) during 1955-1999 general election. The author reveals many dynamic use of bulls in political parties, including its visualization, historical and cultural explanation, and political system that influenced bull visualization on the symbols. The author conducts history method, covering critique, interpretation, and historiography. As a study of visual history, the research objects are the symbols of political parties. We approach the problem from many angles, including art and design, as well as political and cultural ones. The result finds that the use of bull as visual element in the symbol of political parties has a long root in the history of this country. Culturally, bulls are very familiar to many ethnic group in Indonesia, and generally they are used by nationalist parties. Nevertheless, visual representation of bulls has experienced an interesting dynamics: using bulls as symbol is not only for the benefit of certain political parties but it is also influenced by the political system applied at a certain time.

Copyrights © 2012






Journal Info

Abbrev

patanjala

Publisher

Subject

Arts Humanities

Description

Patanjala means river water that constantly flowing along the path through to the estuary. As well as the characteristics of river water, all human have to work and do good deeds, with focus on future goals. Patanjala is a journal containing research results on cultural, artistic, and film values as ...