Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam
Volume 2 No. 2, Juli 2016

Pengaruh Pembiayaan, Aset, dan FDR Perbankan Syariah terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Indonesia

Achmad Nurdany (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
06 Mar 2018

Abstract

Sejak pertama kali Bank Muamalat Indonesia (BMI) beroperasi, 1 Mei 1992, perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Sampai dengan Juni 2015 ini, jumlah perbankan syariah di Indonesia sudah mencapai totalnya 12 Bank UmumSyariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Meningkatnya pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia pada dasarnya juga diharapkan mampu mendorong perekonomian bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia menjadi lebihbaik.Penelitian ini disusun dalam rangka menganalisis apakah perbankan syariah berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia atau tidak, kalau berdampak kemudian bagaimana pengaruhnya apakah positif atau negatif. Kesejahteraan masyarakat dalam hal ini menurut perspektif Islam diukur dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM+). IPM+ merupakan sebuah indeks yang dapat merepresentasikan kesejahteraan menurut perspektif Islam, dimana di dalam IPM+ terdapat 5 komponen maslahah yang terdiridari agama, jiwa, intelektual, keluarga, dan harta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara individu, hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat Indonesia menurut perspektif Islam, variabel pembiayaan perbankan syariah berpengaruh positif signifikan, variable aset perbankan syariah berpengaruh negatif signifikan, dan variabel FDR perbankan syariah tidak memiliki pengaruh. Namun demikian, secara bersama-sama variabel pembiayaan, aset, dan FDR perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat menurut perspektif Islam di Indonesia.Bank Muamalat Indonesia (BMI) begins its operation on 1st May 1992 and since then the Islamic banking in Indonesia has continued showing rapid growth. As of June 2015, the number of Islamic banks in Indonesia has reached a total of 12 Sharia Commercial Banks (BUS), 22 Sharia Business Units (UUS), and 161 Sharia Rural Financing Banks (BPRS). Increasing the growth of Islamic banking in Indonesia is expected to encourage the nation's economy and increasing the welfare of Indonesian society. This study is arranged in order to analyze whether Islamic banking affects the welfare of Indonesian society or not, if Islamic banking has an impact if it's positive or negative. The public welfare from an Islamic perspective is measured using the Human Development Index (HDI +). HDI + is an index that can represent welfare according to Islamic perspective, where there are 5 components of maslahah consisting of religion, soul, intellectual, family, and property. The research result shows that individually, Islamic banking has impact with the welfare of Indonesian society based on Islamic perspective. Islamic banking financing has a significant positive effect, sharia banking asset variable has a significant negative effect, and the variable of FDR of sharia banking has no effect. Nevertheless, jointly financing variables, assets, and FDR of sharia banks have a significant effect on the welfare of society according to Islamic perspective in Indonesia.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

JEKI

Publisher

Subject

Economics, Econometrics & Finance

Description

AIMS Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam (JEKI) covers in detail a large number of topics related to Islamic Economics and Islamic Finance, comprising the latest empirical studies, country-specific studies, policy evaluations on Islamic economics and comparative international Islamic finance. This ...