Banyak problematika dalam soal ujian nasional bahasa dan sastra Indonesia yang selama ini menjadi sorotan berbagai pihak. Adanya ketidaksesuaian antara tuntutan kurikulum dan soal, jenis soal yang diujikan, materi soal ujian, dan sebagainya. Salah satu problematika tersebut adalah materi apresiasi sastra yang disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda (PG) sehingga membingungkan siswa dalam menentukan jawaban yang pasti karena pernyataan tersebut menimbulkan multitafsir. Ujian Nasional (UN) dengan soal PG jawabannya harus pasti (jawaban yang benar hanya satu). Sementara itu, materi apresiasi dalam menafsirkan karya sastra, aneka ragam tafsir harus dihargai sepanjang pendapat itu dikemukakan dalam disiplin berfikir yang logis. Kelas sastra adalah kelas pendidikan demokratis, yaitu ketika membicarakan karya sastra, siswa diperkenalkan pada perbedaan pendapat dan belajar menghargai pendapat orang lain.
Copyrights © 2010