Jurnal Invensi (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni)
Vol 1, No 1 (2016): Juni 2016

AKULTURASI ESTETIKA SEBAGAI MODAL UNTUK MENGHADAPI PERTUKARAN KESENIAN DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Sebuah Kajian Holistik Terhadap Perkembangan Kesenian Modern di Indonesia)

Vedy Santoso (Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
26 Apr 2017

Abstract

Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) adalah program kerjasama internasional yang menjadi usaha negara-negara anggota ASEAN untuk memperluas pasar. Dengan terjalinya kerjasama di segala bidang termasuk seni dan budaya, maka kesenian akan memasuki era konseptual “baru”. Sebuah era yang secara ekonomi penting dan berharga secara personal. Nilai keindahan seni (estetika) akan dihadapkan oleh tuntutan nuansa fantastis namun juga harus menarik secara emosional. Selain itu, masyarakat penyangga pada era konseptual ini memiliki corak maya yang hidup dalam dunia yang penuh dengan simulasi. Sehingga untuk menghadapi MEA diperlukan faktor daya modal sebagai benteng pertukaran seni. Metode holistik dalam penelitian ini digunakan untuk : (1) Menjelaskan konsep akulturasi estetika sebagai sebuah toleransi masyarakat dalam berbudaya dengan pendekatan sosio-historis, (2) Menganalisis hubungan perkembangan teknologi informasi dengan kesenian modern yang telah melampaui batas-batasnya dan menjalar keseluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat modern dari sudut pandang konvensi komunikasi massa. Data penelitian diperoleh dari pengamatan terhadap fenomena munculnya budaya populer di Indonesia, objek materi kesenian modern dan studi pustaka. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa akulturasi estetika dapat menjadi daya modal alternatif dalam proses pertukaran seni dan interaksi sosial masyarakat ekonomi ASEAN. Namun dengan catatan kerjasama internasional yang dilakukaan merupakan sebuah aktivitas pertukaran dalam perspektif pasar yang berarti tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan tujuan yang saling menguntungkan. Bukan sebuah perdagangan dengan tujuan untuk saling menguasai yang berpotensi pada penjajahan. ASEAN Economic Community (AEC) is a program of international cooperation into the business of ASEAN member countries to expand the market. With coop- eration in all fields including the arts and culture, it will enter the era of conceptual art “new”. An era which are economically important and valuable personal. The value of the beauty of art (aesthetics) to be confronted by the demands of the fantastic shades, but also must be emotionally appealing. In addition, public support on this conceptual era has a style of living in a virtual world filled with simulations. So, as to face the AEC required power factor capital as a bastion of art exchange. Holistic method in this study is used for: (1) explain aesthetics acculturation concept as a culture of tolerance in the society with the socio-historical approach, (2) analyze the relationship development of information technology and artistry that has gone beyond limits and spread throughout the joints of modern society from the standpoint of mass communication convention. Data were obtained from observations of the phenomenon of the rise of popular culture in Indonesia, material objects of art and literature. The study showed that acculturation aesthetics can be an alternative capital in the process of artistic exchange and social interaction ASEAN economic community. But with a record of international cooperation is an activity in the exchange market perspective, which means meeting place for sellers and buyers with mutually beneficial goals. Not a trade aimed at mutual control of potential colonization.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

invensi

Publisher

Subject

Arts Humanities Education

Description

INVENSI adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dengan frekuensi terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal INVENSI memuat semua tulisan yang berobjek materi seni, baik seni ...