Fundamentalisme, seringkali dituding sebagai salah satu penyebab dan penyebar terjadinya disintegrasi bangsa. Fundamentalisme dan semangat mengakar seringkali menjadi kata yang ditakuti dan dihindari untuk diimplementasikan. Akibatnya, pada sebagian kalangan tertentu, yang menjadi sasaran tudingan kata fundamentalisme itu, yakni kalangan beragama, kata ini menjadi menakutkan dan mereka berusaha menjauhi perbincangan yang mengarah pada fundamentalisme dalam beragama. Meskipun sesungguhnya, fundamentalisme dapat bermakna sangat banyak, sesuai bidang kajiannya. Misalnya fundamentalisme agama maupun fundamentalisme ideologi lain. Apakah benar fundamentalisme masih relevan untuk di tuding sebagai penyebab disintegrasi bangsa ? Fundamentalisme yang mana, yang berkorelasi terhadap disintegrasi bangsa?. Penyajian tulisan ini merupakan refleksi dan berusaha
mengkritisi terminologi bahwa fundamentalisme berkorelasi terhadap disintegrasi bangsa. Penulis melakukan studi literatur dalam upaya mendapatkan argumentasi maupun pemaparan mengenai makna fundamentalisme itu sendiri maupun sejarah dan fakta mengenai
fundamentalisme ini. Literatur ini kemudian disarikan dan dihubungkan untuk mendapatkan kesimpulan yang memadai guna memahami hubungan antara fundamentalisme dan disintegrasi bangsa. Hasil yang bisa disimpulkan, tidak ada hubungan antara fundamentalisme
dengan disintegrasi bangsa, setidaknya dalam beragama. Hasil dan kesimpulan refleksi dan kritisi mengenai hubungan antara fundamentalisme dengan disintegrasi bangsa ini, memang masih membuka kemungkinan untuk dikaji ulang atau diperdebatkan. Namun demikian, sejauh yang penulis pahami dan kumpulkan dari berbagai literatur yang ada, mengaitkan fundamentalisme dengan disintegrasi bangsa merupakan kesimpulan yang terlalu terburuburu, alih-alih sebagai upaya peminggiran kaum fundamentalis agama untuk tetap eksis dan menemukan jati dirinya di tengah pergumulan perang wacana.
Keyword : fundamentalisme, disintegrasi, pergumulan perang wacana
Copyrights © 2017