Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

PERANAN KAYU DAN HASIL BUKAN KAYU DARI HUTAN RAKYAT PADA PEMILIKAN LAHAN SEMPIT: KASUS KABUPATEN PATI

Setiasih Irawanti (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan)
Aneka Prawesti Suka (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan)
Sulistya Ekawati (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan)



Article Info

Publish Date
29 Aug 2014

Abstract

Kabupaten Pati dipilih sebagai lokasi studi karena memiliki potensi hutan rakyat sengon. Hutan rakyat disini meliputi tegalan dan pekarangan rakyat yang ditanami kayu-kayuan dengan teknik agroforestri. Lokasi studi difokuskan di tiga desa, yakni Desa Giling Kecamatan Gunungwungkal, Desa Gunungsari Kecamatan Tlogowungu, dan Desa Payak Kecamatan Cluwak. Unit analisis pada tingkat individu adalah rumahtangga petani dan pada tingkat sosial adalah dusun. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, pencatatan data sekunder, diskusi kelompok terarah, dan penelusuran wilayah. Jumlah sampel rumah tangga sebanyak 15 KK/dusun, peserta diskusi kelompok terarah untuk laki-laki tani dan perempuan tani masing-masing sebanyak 10-15 orang/dusun. Analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hutan rakyat sengon dibangun di lahan tegalan dan pekarangan secara tumpangsari dengan berbagai jenis tanaman semusim, empon-empon, rumput pakan ternak, tanaman perkebunan, tanaman penghasil buah-buahan, dan tanaman kehutanan, sehingga diperoleh HK dan HBK. Program pemerintah KBR, BLM-PPMBK, dan KBD berperan memperkaya lahan rakyat dengan tanaman kayu dan mendorong peningkatan produksi HK dan HBK. Kontribusi pendapatan hasil kayu paling tinggi terjadi di Desa Payak (67%) sedangkan kontribusi pendapatan dari HBK yang tinggi terjadi di Desa Giling dan Gunungsari (71% - 87%). Jenis HBK yang mempunyai kontribusi pendapatan besar yakni tanaman buah-buahan (31,58% - 75,11%) dan tanaman perkebunan (22,13% - 55,41%). Kontribusi pendapatan dari tanaman semusim di Desa Payak relatif tinggi dibandingkan kedua desa lainnya. HBK berperan penting dalam mempertahankan eksistensi hutan rakyat pada pemilikan lahan yang sempit karena dapat memberi pendapatan pada petani selama menunggu panen kayu. Selain itu, bila tanaman kayu dicampur dengan berbagai jenis tanaman penghasil HBK maka petani dapat memperoleh pendapatan secara berkesinambungan karena panen HBK terjadi secara bergilir. Dengan pertimbangan tersebut, pada wilayah-wilayah di mana pemilikan lahan oleh petani relatif sempit maka pembangunan Hutan Rakyat, Hutan Tanaman Rakyat atau Hutan Kemasyarakatan direkomendasikan menggunakan teknik agroforestri dengan berbagai jenis tanaman semusim, empon-empon, tanaman hijauan pakan ternak, tanaman perkebunan, dan tanaman buah-buahan yang dapat menghasilkan berbagai jenis HBK.

Copyrights © 2012






Journal Info

Abbrev

JPSEK

Publisher

Subject

Economics, Econometrics & Finance Social Sciences

Description

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan telah terakreditasi berdasarkan Keputusan Kepala LIPI No.818/E/2015. Jurnal ini memuat karya tulis ilmiah dari hasil - hasil penelitian di bidang sosial. ekonomi, dan lingkungan kehutanan yang meliputi aspek: sosial ekonomi kemasyarakatan, sosiologi ...