Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017

Koalisi Calon Gubernur Muzakkir Manaf Dengan Partai Nasional Pada Pilkada 2017 (Suatu Penelitian Terhadap Potensi Konflik Internal Partai Aceh Dalam Pemilihan Wakil Gubernur)

Syukrina Syukrina (Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala)
Effendi Hasan (Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala)



Article Info

Publish Date
03 Oct 2017

Abstract

ABSTRAK Koalisi partai Aceh dengan Partai Nasional (Gerindra) merupakan koalisi yang terjadi karena kesepakatan kedua belah pihak yang mempunyai kesamaan visi dan misi membangun Aceh kearah yang lebih baik dimasa yang akan datang. Namun dalam berkoalisi ini kemudian menimbulkan pro dan kontra dikalangan partai Aceh sendiri dimana pemilihan wakil gubernur yaitu TA Khalid tidak diakui oleh partai Aceh.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi partai Aceh berkoalisi dengan partai nasional pada pilkada 2017 dan untuk mengetahui dampak koalisi terhadap potensi konflik internal partai Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan dan kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan melalui wawancara dengan informan, sedangkan data kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku, skripsi, jurnal dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peneltian ini..Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang Muzakkir Manaf berkoalisi dengan partai nasional pada pilkada 2017 ialah adanya kesepakatan yang ingin sama-sama membangun Aceh dimasa yang akan datang berdasarkan UUPA dan MoU Helsinki dan juga sebagai strategi untuk meraih suara pada pilkada 2017. Kemudian dampak koalisi juga menjadi sebuah konflik didalam internal partai Aceh yang disebabkan ketidaksetujuan terhadap wakil gubernur yang dipilih.Konflik juga menjadi penyebab kekalahan partai Aceh pada pilkada 2017. Konflik berawal dikarenakan tidak setujunya atas terpilihnya wakil gubernur TA Khalid yang pada akhirnya terjadi pembangkangan kader dan pengurus yang mengakibatkan mengalami kekalahan pada pilkada 2017. Namun koalisi yang terjadi antara partai Aceh dengan gerindra ini justru merugikan partai Aceh karena kurang efektifnya kerja tim pemenangan. Adanya ketidakseimbangan kerjasama inilah yang dinilai tidak signifikan dan partai Aceh telah gagal memimpin Aceh. Kata Kunci: Koalisi, Konflik Internal.Muzakkir Manaf’s Coalition With National Political Party In The Regional (Pilkada) 2017 (A study towards Potential Internal Conflicts Within Partai Aceh in Choosing Vise Governor)ABSTRACT             The Coalition between Partai Aceh with Gerindra, one of national political party, is a mutual agreement between the two parties which is based on the same vision and missions to develop Aceh in a better way for the coming years. However, this decision has resukted in pros and cons within the internal side of Partai Aceh. Those who against this coalition express their disagreement towards the appointment made by the party to choose TA Khalid as the candidate for vice governor and running mate for Muzakkir Manaf.            This study was meant to find out the reasons as to why Partai Aceh decided to bridge a coalitions with national political party in the regional election (Pilkada) of 2017 and to know the impacts of this decision to potential internal conflict within the body of Partai Aceh.            This was a qualitative research. The data were obtained from field and library research. The field study was done by interviewing the informants and library or literature  study was done by reading books, scripts, journals, and laws which have correlation with the study.            The results showed that the reasons that led Muzakkir Manaf to have a coalition with national political party was because these two parties have a same vision to have collaborative work to develop Aceh in the future based on UUPA and Mou Helsinki and it was also used as a strategy to win the e2017’s election. The internal conflict rose into the surface becase some of the party members did not have the same opinion as the party selected TA Khalid as Manaf’s running mate which resulted in protest expressed by the cadres and administrators.            The dispute seemed has caused them failed in the 2017’s regional election. This coalition also has inflicted Partai Aceh because the winning team could not work effectively. This imbalanced collaborative work has made Partai Aceh failed to lead Aceh in the future. Keywords: Coalition, Internal Conflict.        

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

FISIP

Publisher

Subject

Law, Crime, Criminology & Criminal Justice Social Sciences

Description

JIMFISIP menerbitkan artikel ilmiah mahasiswa dari delapan Program Studi, yaitu Prodi Sosiologi, Prodi Ilmu Komunikasi, Prodi Ilmu Politik dan Prodi Ilmu Pemerintahan. JIMFP terbit satu volume dan empat nomor dalam setahun, yaitu bulan Februari, Mei, Agustus dan ...