Zaman dahulu ilmu menjadi  bagian dari filsafat. Difinisi tentang ilmu banyak dipengaruhi oleh system filsafat yang dianut. Setelah ilmumengalami kemandirian, difinisi  tidak  lagi  dirumuskan  berdasarkan filsafat,  tetapi  didasarkan  pada  apa fungsi  dan metodologinya, yang dengan tegas  memberi batasan  pengertian  ilmu.Menurut CA.Van  Peursen dalam J.Drost (1985; 1)  renungan mengenai   apakah   ilmu,  sama  tu any a dengan  ilmu  itu  sendiri. Filsafat ilmu mencakup dua kecondongan terten.Pertama, dapat disebut tendensi metafisik. Haluan ini menyelidiki dasar-dasar  ilmu. Berbagai gejala mengenai hukum realitas alam, hakikat makna, dan sifat pengetahuan serta berbagai gejala-gejala alam dan kehidupan lainnya,mendasari pemikiran manusia sepanjang abad. Demikian   halnya pemikiran Aristoteles dan Collingwood, Newton dan Kant, Descartes, serta Russell. Tendensi ini disebut metafisik, sebab (Opcit;2) mengatasi bahasa  "fisik".  Fisik dalam  arti apa yang  berasal  dari metode-metode    telaah  empiris ilmu  tertentu.   Maka  metafisik adalah  interaksi  dengan  data  di luar  ilmu,  suatu  interaksi  yang tidak  hanya  mempengaruhi  ahli- ahli ilmu pengetahuan,  suatu hal yang kiranya diterima oleh semua, juga  struktur  ilmu itu sendiri.Kedua,disebut kecondongan metodologik. Peursen menjelaskan bahwa ilmu disepadani   terhadap   apa  yang terletak  diluar pagar. Dan yang di luar  pagar   dikecualikan    dari analisis   tentang   struktur   ilmu pengetahuan.Sebagai pengganti sangat berharga. Pada ilmu pengetahuan, nilainyadisebabkan oleh faedahnya, akan tetapi pada filsafat sebaliknya faedahnya berasal  dari nilainya  filsafat melampaui  kategori  kegunaan dan faedah".
Copyrights © 2005