NATURALIS
Vol. 7 No. 2 (2018)

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI AIR SAMBAT REG 84 DI KABUPATEN KAUR PROPINSI BENGKULU

Arif Budiman (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kaur)
Gunggung Senoaji (Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UNIB)
Enggar Apriyanto (Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UNIB)



Article Info

Publish Date
15 Nov 2018

Abstract

Masyarakat yang sudah lama beraktifitas dan bermukim di dalam Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84 Kecamatan Maje dan Kaur Selatan Kabupaten Kaur telah mendesak kawasan Hutan Produksi tersebut menjadi lahan garapan untuk berkebun dan pemukiman. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat perambah di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84, mengetahui klasifikasi tutupan lahan di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84, mengetahui perubahan tutupan lahan pada Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84 dan merumuskan Strategi Pengelolaan Hutan di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk karakteristik sosial ekonomi perambah dan laju perubahan tutupan lahan menggunakan analisis spasial (Sistem Informasi Geografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa umur perambah di Hutan Produksi Air Sambat merupakan kategori umur produktif dengan pendidikan yang cukup rendah. Sebagaian besar jumlah anggota keluarga perambah tersebar pada keluarga kecil (4-5 orang), daerah asal perambah 55.50% berasal dari desa-desa tidak sekitar hutan lindung, asal lahan rambahan 57.29% diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, dengan motivasi merambah 46.88% dilatar belakangi oleh faktor ekonomi. Sebagian besar perambah juga memiliki pekerjaan selain dari mengusahakan lahan di kawasan hutan yaitu buruh harian, buruh tani dan berdagang, pengumpul, ojek dan lain sebagainya. Pendapatan total rumah tangga perambah dari lahan rambahan rata-rata Rp. 11.607.812,50/tahun. Jika dilihat dari tingkat kesejahteraan rata-rata perambah berada pada kategori cukup sejahtera. Laju perubahan tutupan lahan yang mengalami peningkatan luas wilayah dalam jumlah yang paling besar adalah pertanian lahan kering campur. Tutupan lahan pertanian lahan kering campur mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 1.264,55 hektar atau 264.55 % lebih luas dibandingkan dengan tahun 2009. Sedangkan tutupan lahan hutan sekunder mengalami penurunan luas wilayah sebesar 1.268,80 hektar atau 35.36% dari luas tahun 2009. Adapun Strategi pengelolaan yang sesuai di Hutan Produksi Air Sambat adalah Perhutanan Sosial melalui Program Hutan kemasyarakatan seluas ± 963 Ha dan untuk kawasan permukiman melalui program Tanah Obyek Reforma Agraria seluas ± 90,25 Ha. Kata Kunci: Hutan Produksi, Perambahan, Tutupan Lahan, Sosial ekonomi, Perhutanan sosial.

Copyrights © 2018