Filler merupakan salah satu bahan penyusun yang halus yang ada dalam campuran aspal panas. Biasanya dalam agregat kasar dan agregat halus sudah terdapat kandungan filler, namun kadarnya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada, sehingga perlu penambahan filler untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah abu batu kapur dari Desa Buhut Jaya, Kabupaten Kapuas, dapat memenuhi syarat sebagai tambahan filler apabila digunakan pada campuran pembentuk Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) dan untuk mengetahui pengaruh pengunaan Abu Batu kapur apabila kadar dalam campuran divariasikan. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan sifat-sifat fisik abu batu kapur dari Desa Buhut Jaya, Kabupaten Kapuas dapat digunakan sebagai tambahan filler pada campuran Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base). Untuk mengetahui pengaruh abu batu kapur Desa Buhut Jaya tersebut, dibuat 4 (empat) komposisi campuran dengan masing-masing 5 (lima) variasi kadar aspal. Komposisi A (agregat kasar 48%, abu batu 21%, dan pasir 31% dengan tambahan filler 0%), komposisi B (agregat kasar 48%, abu batu 21%, dan pasir 31% dengan tambahan filler 1,5%), komposisi C (agregat kasar 48%, abu batu 21%, dan pasir 31% dengan tambahan filler 3%), dan komposisi D (agregat kasar 48%, abu batu 21%, dan pasir 31% dengan tambahan filler 4,5%), Berdasarkan hasil tes Marshall untuk komposisi A diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 7,275%, komposisi B diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 6,7% dan komposisi C diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 6,8% dan komposisi D tidak mempunyai nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) karena tidak memenuhi Nilai Karakteristik Marshall yang diisyaratkan dalam campuran HRS-Base. Kata kunci: Lataston Lapis Aus, Tes Marshall, Kadar Aspal Optimum
Copyrights © 2016