Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat
Vol 1, No 2 (2017): Juli

Kajian Konseptual Tentang Pemilihan Allah Dalam Roma 9

Julian Frank Rouw (Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara)



Article Info

Publish Date
02 Aug 2017

Abstract

Julian Frank Rouw, Conceptual Review of God's Elections in Rome 9. Rejection of Israel as God's chosen nation, and justification of the Gentiles by faith is in the sovereignty of God. Paul explains God's act toward His chosen people in the past, in which Israel is distancing itself from God's mercy and neglecting its opportunity. In the present, Israel as a nation rejects the Messiah. In the future, Israel as a nation, will receive the Messiah and enjoy the promised blessings with the oath promise in the Old Testament. The key pressure of this context is that God's sovereignty is expressed in a vacuum, not a mere power. The choice of God's sovereignty is not based on an early knowledge of the choices and actions that humans will take in the future. However, God chooses to bless the unworthy through his faith (not on the basis of his achievement). God knows everything but He chooses to limit His choice in mercy and in promise. The human response must exist, but it follows and ultimately affirms the life-changing choice of God. On the sovereignty of God who has chosen who is chosen it can force us to draw the conclusion that God is 'unfair'. Paul has said that God's election is not bound to a lineage, that God is free to choose some of Abraham's offspring and reject some of the others. Julian Frank Rouw, Kajian Konseptual Tentang Pemilihan Allah Dalam Roma 9. Penolakan Israel sebagai bangsa Pilihan Allah, dan pembenaran orang-orang bukan Yahudi karena iman ada dalam kedaulatan Allah. Paulus menjelaskan tindakan Allah terhadap umat pilihan-Nya di masa lalu, dimana Israel sebagai menjauhkan diri dari kemurahan Allah dan mengabaikan kesempatannya. Di masa sekarang, Israel sebagai suatu bangsa menolak Mesias. Pada masa yang akan datang, Israel sebagai suatu bangsa, akan menerima Mesias dan menikmati berkat-berkat yang telah dijanjikan dengan janji sumpah di Perjanjian Lama. Tekanan kunci dari konteks ini adalah bahwa kedaulatan Allah dinyatakan dalam kemurahan, bukan kekuasaan semata-mata. Pilihan kedaulatan Allah tidak didasarkan atas pengetahuan dini akan pilihan-pilihan dan tindakan yang akan diambil oleh manusia di masa yang akan datang. Namun, Allah memilih untuk memberkati orang yang tidak layak melalui imannya (bukan atas dasar prestasinya). Allah mengetahui segala perkara namun Ia memilih untuk membatasi pilihan-Nya dalam kemurahan dan dalam janji. Tanggapan manusia harus ada, namun ini mengikuti dan akhirnya meneguhkan pilihan Allah yang mengubahkan kehidupan. Atas kedaulatan Allah yang telah memilih siapa yang dipilih hal itu dapat memaksa kita menarik kesimpulan bahwa Allah 'tidak adil'. Paulus telah mengatakan bahwa pemilihan Allah tidak terikat pada suatu garis keturunan, bahwa Allah bebas memilih sebagian keturunan Abraham dan menolak sebagiannya yang lain

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

EJTI

Publisher

Subject

Religion

Description

Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat menitikberatkan pada penyampaian informasi hasil penelitian, analisa konseptual dan kajian dalam bidang Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat oleh para sivitas akademika internal dan eksternal STT Simpson Ungaran dengan rasio 30:70. ...