Wacana hadis dan tasawuf sering menampilkan perbedaan konseptual dalam perbandingan syari’at versus hakekat yang berujung pada pertentangan konseptual. Hadis sering dipotret sebagai amal sunnah yang disandar kepada Rasulullah sering dipertentangkan dengan tasawuf yang disimbolkan sebagai potret amalan yang disandarkan kepada riyadhoh seorang sufi.Artikel ini akan menelusuri salah satu amalan sufistik yakni rido dalam kitab-kitab hadis. Secara detail, maqom rido sebagai salah satu amalan tasawuf akan ditelusuri dalam alur periwayatan hadis yang bermuara kepada praktek sunnah qouliyah dan fi’liyah Rasulullah pada masanya. Proses ini akan mengantarkan kepada kesimpulan bahwa tidak ada pertentangan antara tasawuf dan hadis. Justru keselarasan keduanya akan tampak semakin jelas. Karena misi tasawuf melalui konsep dan amalan para mursyid-nya tak pernah bisa dilepaskan dari misi mulia sang ‘mursyid agung’, Rasulullah Saw. sebagai penyempurna akhlaq manusia. Dari sinilah konsep tasawuf nabawi bisa dimulai.
Copyrights © 2016