Latar belakangPenyakit blister subepidermal selain fatal, juga masih belum jelas patogenesisnya serta masih terdapat kekurangan dalam terapinya. Autoantibodi terbukti berperan dalam terjadinya berbagai lesi blister subepidermal ini, di antaranya adalah antibodi IgG dan IgA. Deposit antibodi tersebut dapat dideteksi dengan pemeriksaan imunohistokimia. Dengan mengetahui deposit immunoglobulin, bisa untuk pengembangan terapi penyakit blister subepidermal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan IgG dan IgA pada berbagai blister subepidermal. Dengan menilai ekspresi IgG dan IgA dan hubungannya serta perannya dalam patogenesis berbagai blister subepidermal menggunakan metode imunohistokimia.MetodeBlok paraffin biopsi kulit dengan gambaran blister subepidermal, dikumpulkan di Instalasi Patologi Anatomik RSUD Dr. Soetomo sejak 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2014 dan dilakukan pemotongan dengan mikrotom serta dilakukan pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi IgG dan IgA. Data hasil yang diperoleh dilakukan analisis statistik untuk memperoleh gambaran perbedaan ekspresi antibodi IgG dan IgA pada berbagai lesi kulit dengan blister subepidermal.HasilDalam setiap kasus blister subepidermal selalu terdapat Imunoglobulin yang berperan yaitu IgG, IgA atau keduanya, tetapi tidak ada yang keduanya tidak terekspresi. Pada sebagian besar kasus hanya IgG atau IgA yang berperan, hanya sebagian kecil (10%) yang terekspresi keduanya. Analisis statistik menunjukkan hasil: tidak didapatkan perbedaan ekspresi IgG dan IgA pada berbagai blister subepidermal dan didapatkan korelasi negatif antara ekspresi IgG dan IgA pada berbagai blister subepidermal.KesimpulanTidak didapatkan perbedaan ekspresi IgG dan IgA pada berbagai blister subepidermal. Didapatkan korelasi negatif antara ekspresi IgG dan IgA pada berbagai blister subepidermalKata kunci : blister subepidermal, IgG, IgA.
Copyrights © 2018