Latar belakang : Leukoplakia adalah istilah klinik untuk plak atau bercak putih pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit lain apapun yang dapat di diagnosis secara klinis. Insiden terjadinya leukoplakia pada suatu populasi sekitar 0,1%. Salah satu faktor predisposisinya adalah merokok. Kebiasaan merokok cukup sulit dihilangkan dalam edukasi terhadap pasien. Hal ini menimbulkan dilema dalam edukasi tehadap kasus leukoplakia. Tujuan : Melaporkan penatalaksanaan sebuah kasus suspek leukoplakia pada laki-laki 44 tahun yang dipicu oleh faktor merokok. Kasus : Seorang pasien laki-laki berusia 44 tahun datang dengan keluhan ingin memeriksakan bercak putih pada gusi dan langit-langit rongga mulutnya sudah 6 bulan dan tidak terasa nyeri. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelainan. Pemeriksaan intraoral terdapat plak putih tidak dapat dikerok pada daerah gingiva dan palatum. Penatalaksanaan kasus : Melakukan KIE dengan pasien diinstruksikan agar mengurangi kebiasaan merokoknya dan merujuk ke dokter spesialis penyakit mulut. Pembahasan : Pemeriksaan histopatologi dan sitologi dapat membantu dalam penegakan diagnosis leukoplakia. Akan tampak adanya perubahan keratinisasi sel epitelium, terutama pada bagian superfisial. Secara mikroskopis, perubahan ini dapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu hiperkeratosis, hiperparakeratosis, akantosis, diskeratosis atau displasia, karsinoma in situ. Simpulan : Untuk menegakkan diagnosis dan managemen kasus leukoplakia diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dan klinisi.
Copyrights © 2018