Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekskulsif pada bayi masih sangat rendah, hal ini salah satunya di sebabkan olehpemberian makanan prelakteal. Makanan prelakteal yaitu makanan yang diberikan selama 1-3 hari setelahkelahiran atau selama Ibu belum memiliki ASI. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui sosial budayamasyarakaat Suku Sasak terhadap pemberian makanan prelakteal pada bayi di salah satu wilayah kerja P uskemasLambale tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informanberjumlah 7 orang yang terdiri atas 3 informan biasa yaitu Ibu yang memiliki bayi kurang dari 6 bulan dan 4 orangsebagai informan kunci yaitu seorang tokoh adat, tokoh agama, belian atau dukun bayi, dan bidan yangmengetahui dengan jelas tentang sosial budaya masyarakat Suku Sasak di Desa tersebut. Hasil penelitian inimenunjukan perilaku sosial budaya masyarakat Suku Sasak di salah satu Wilayah kerja Puskesmas Lambale masihsangat sering dilakukan karena menganggap hal tersebut sudah menjadi warisan turun temurun dari nenekmoyang mereka terutama yang berkaitan dengan pemberian makanan prelakteal pada bayi yaitu berupa madu,kelapa muda dan nasi pakpak. Sosial budaya masyarakat Suku Sasak yang berkaitan dengan mengadakan upacaraperak api atau upacara pemberian nama pada bayi dengan cara mengayunkan bayi diatas bara api yangmelibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat sekitar terutama para Ibu-ibu dan gadis remaja Suku Sasakdengan membawakan perlengkpan bayi berupa pakaian, bedak, sabun dan pernak-pernik bayi lainnya.Diharapkan bagi petugas Kesehatan Mayarakat di Pskesmas Lambale agar agar memberikan penyulahan tentangdampak pemberian makanan prelakteal pada bayi dan menekankan agar masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmaslambale khususnya mayarakat Desa Soloy Agung agar tidak memberikan makan prelakteal pada bayi.Kata Kunci : Makanan Prelakteal, ASI, Perak api, pakpakÂ
Copyrights © 2018