cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
e-GIGI
ISSN : 2338199X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
JURNAL e-Gigi diterbitkan oleh Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (Komisariat Manado) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali setahun (Juni, Desember). e-Gigi memuat artikel telaah (review article), hasil penelitian, dan laporan kasus dalam bidang ilmu kedokteran gigi.
Arjuna Subject : -
Articles 507 Documents
GAMBARAN STATUS KARIES DAN POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MAHASISWA ASAL TERNATE DI MANADO ., Radiah; Mintjelungan, Christy; Mariati, Ni Wayan
e-GiGi Vol 1, No 1 (2013): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.1.1.2013.1929

Abstract

Abstract: Caries status is a condition that describes a person's caries experience index is calculated by DMF-T (Decayed missing  filling theeth). Cariogenic food eating habits is the habit of a person consumes food that can cause caries, measured using questionnaires. Dental caries is one of the teeth and mouth disease most commonly found in the community.  Factors that may affect the severity of caries experience caries among other things, the use of fluoride, the number of bacteria, saliva, age, sex, socio-economic and smoking. This research is a descriptive study with cross-sectional observational study. The populations student from Ternate city in Manado city is many 93 people.  Based on the research status of caries, DMF-T index average is 3.1, and based on WHO criteria middle category. The results also showed patterns of oral health care are high category cariogenic foods and low category of non  cariogenicc foods , sometimes brushing your teeth after eating as much in middle category and low categegory of students check their teeth to the dentist. Keywords: status of caries, oral health care.     Abstrak: Status karies adalah suatu kondisi yang menggambarkan pengalaman karies seseorang dihitung dengan indeks DMF-T (Deceyed missing filling theeth). Pola pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan tindakan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di masyarakat. Faktor-faktor  yang dapat memengaruhi keparahan karies antara lain pengalaman karies, penggunaan fluor, jumlah bakteri, saliva, umur, jenis kelamin sosial ekonomi dan merokok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional  study. Populasi yang diteliti yaitu mahasiswa asal kota Ternate di kota Manado, berdasarkan survei awal berjumlah 93 orang.  Berdasarkan hasil penelitian status karies, indeks DMF-T rata-rata yaitu 3,1 dan berdasarkan kriteria WHO berada pada kategori sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan  pola pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut responden yang terdiri dari kebiasaan mengonsumsi makanan kariogenik berada pada kategori tinggi dan non kariogenik pada kategori rendah, menggosok gigi setelah makan berada pada kategori sedang dan mahasiswa yang pernah ke dokter gigi dan frekuensi kunjungan ke dokter gigi berada pada kategori rendah. Hasil penelitian kebersihan rongga mulut dengan menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) pada gigi berjejal kedua rahang menunjukkan bahwa sebagian besar 66,67% subjek penelitian memiliki kebersihan mulut baik dan hasil penelitian status gingiva dengan menggunakan indeks gingiva pada gigi berjejal kedua rahang sebagian besar 65,22% subjek penelitian memiliki status gingiva inflamasi ringan. Kata kunci: status karies, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN STATUS KEBERSIHAN MULUT PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGAI LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA KECAMATAN MALALAYANG Muluwere, Vlorenzy O.; Mariati, Ni Wayan; Wicaksono, Dinar A.
e-GiGi Vol 3, No 1 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.1.2015.7252

Abstract

Abstract: Oral health is an important factor in human life. One of the causes of a person ignores his/her mouth and dental health problems is lacking of knowledge about oral hygiene. Oral hygiene of a removable denture wearer should still be noted. Denture should be kept clean to prevent further tooth loss, gingival inflammation or infection of bacteria and fungi, as well as unpleasant smell of the denture. This study aimed to describe the knowledge and oral hygiene status of the wearers of removable partial dentures in Batu Kota village, Malalayang. This was a descriptive study. Respondents were selected with a total sampling method. The sample size was equal to the total population of 30 people. Examination was performed by using mouth mirror and probe. Knowledge and oral hygiene status in removable partial denture wearers were calculated in percentages and the frequency distribution was evaluated by using the index O-HIS. The results showed that most respondents had less knowledge of oral hygiene. There were 24 respondents (80%) had less knowledge in maintaining dental health. Frequency distribution of respondents by using examination of O-HIS majority status was poor oral hygiene in 16 respondents (53.33%). Conclusion: In this study, most respondents had less knowledge in maintaining dental health meanwhile a half of the respondents had poor oral hygiene.Keywords: knowledge, dentures, oral hygiene. Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Salah satu penyebab seseorang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulutnya ialah faktor pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang kurang. Kebersihan rongga mulut pada pemakai gigi tiruan lepasan harus tetap diperhatikan. Gigi tiruan harus dijaga kebersihannya untuk mencegah kehilangan gigi lebih lanjut, radang gingiva atau infeksi bakteri dan jamur, juga agar gigi tiruan tersebut tidak berbau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan status kebersihan mulut pada pemakai gigi tiruan sebagian lepasan di kelurahan Batu Kota kecamatan Malalayang. Penelitian ini bersifat deskriptif. Responden dipilih dengan metode total sampling dengan jumlah sampel sama dengan jumlah populasi 30 orang. Pemeriksaan dilakukan menggunakan kaca mulut dan sonde. Pengetahuan dan status kebersihan mulut pada pemakai gigi tiruan sebagian lepasan dihitung persentase dan distribusi frekuensinya dievaluasi dengan indeks O-HIS. Hasil penelitian menunjukkan 24 orang (80%) memiliki pengetahuan kurang dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pemeriksaan O-HIS terbanyak ialah status kebersihan gigi dan mulut buruk dengan jumlah 16 orang (53,33%). Simpulan: Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang mengenai kebersihan gigi dan mulut dan sekitar separuh responden memiliki status kebersihan gigi dan mulut yang buruk.Kata kunci: pengetahuan, gigi tiruan, kebersihan gigi dan mulut
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap tingkat kecemasan anak sebelum menjalani perawatan penambalan gigi Di RSGM Unsrat Sagrang, Patricia S.; Wowor, Vonny N.S.; Mintjelungan, Christy N.
e-GiGi Vol 5, No 1 (2017): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.5.1.2017.14770

Abstract

Abstract: One problem of a child behavior that often occurs when they undergo dental treatment is anxiety. There are many factors that can cause anxiety in children, inter alia the style of parenting applied to their children. There are three kinds of parenting, as follows: authoritarian, authoritative, and permissive. This study was aimed to analyze the influence the parenting style upon the child anxiety before dental filling treatment at RSGM Unsrat (dental clinic). This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. There were 31 respondents obtained by using purposive sampling method. Data were collected from parenting questionnaires and CFSS-DS (Children Dental Fear Survey Schedule-subscale) and were analyzed by using the Fisher test. The results showed the percentages of parenting, as follows: authoritative parenting 46.87%, authoritarian parenting 34.37%, and permissive parenting 18.76%. Child anxiety levels before dental filling treatment were low-level anxiety 65.62% and moderate-level anxiety 34.38%; high-level anxiety was not found. The Fischer test analyzing the effect of parenting style on anxiety showed a p-value of 0.01. Conclusion: There was a significant effect of parenting style on the child anxiety level before dental filling treatment at RSGM Unsrat.Keywords: parenting styles, anxiety Abstrak: Salah satu sumber masalah pada perilaku yang sering terjadi saat anak menjalani perawatan gigi dan mulut yakni kecemasan. Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi rasa cemas pada anak, salah satunya ialah gaya pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya. Pola asuh terdiri dari 3 macam, yaitu otoriter, demokratis, dan permisif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pola asuh orang tua terhadap tingkat kecemasan pasien anak sebelum menjalani perawatan penambalan gigi di RSGM Unsrat. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Jumlah sampel sebanyak 32 responden diperoleh dengan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner pola asuh orangtua dan kuesioner CFSS-DS (Children Fear Survey Schedule-Dental Subscale) dan dianalisis menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian mendapatkan pola asuh demokratis sebesar 46,87%, pola asuh otoriter 34,37 %, dan pola asuh permisif 18,76%. Tingkat kecemasan anak sebelum menjalani perawatan penambalan gigi di RSGM Unsrat ialah: tingkat kecemasan rendah 65,62%, tingkat kecemasan sedang 34,38% tidak dijumpai tingkat kecemasan tinggi tidak ada. Analisis data dengan uji Fisher mendapatkan nilai p=0,01. Simpulan: Terdapat pengaruh pola asuh orangtua terhadap tingkat kecemasan anak sebelum menjalani perawatan penambalan gigi di RSGM Unsrat.Kata kunci: pola asuh, tingkat kecemasan
Gambaran Pencabutan Gigi Di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Tahun 2012 Ngangi, Rilly Sylvester
e-GiGi Vol 1, No 2 (2013): e-GiGi Juli-Desember 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.1.2.2013.3211

Abstract

Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan mengeluarkan gigi dari soket tulang alveolar.Faktor yang seringkali menjadi indikasi pencabutan gigi ialah karies, dan penyakit periodontal.Kehilangan gigi dapat menjadi kerugian bagi pasien karena dapat mengurangi efisiensi pengunyahan, malposisi gigi, masalah pada temporo mandibular joint, dan masalah di dalam rongga mulut lainnya. Sekarang ini angka kasus pencabutan gigi masih terbilang tinggi, sehingga menjadi tugas penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk membangun perilaku sadar akan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pencabutan gigi di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2012.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jenis penelitian retrospektif.Pengambilan sampel menggunakan teknik total samplingdimana tercatat ada 1389 kasus pencabutan gigi pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukan kasus pencabutan gigi paling tinggi terdapat pada kelompok usia dewasa yaitu berjumlah 837 kasus (60.25%), dan jumlah kasus pencabutan gigi untuk jenis kelamin perempuan lebih tinggi yaitu sebesar 455 kasus (62.51%) dibandingkan dengan laki-laki yang berjumlah 310 kasus (37.49%). Jenis gigi permanen yang paling banyak dicabut ialah gigi molar pertama rahang bawah sebesar 167 kasus (12.02%).Jenis gigi desidui yang paling banyak dicabut ialah molar kedua rahang bawah sebesar 45 kasus (3.31%). Kasus pencabutan gigi dengan diagnosis nekrosis pulpa mempunyai frekuensi paling tinggi yaitu sebesar 787 kasus (56.65%), sedangkan frekuensi kasus dengan diagnosis paling rendah ialah gigi impaksi yang hanya berjumlah satu kasus (0.07%).Kata kunci : Pencabutan gigi, karies, periodontitis, pulpitisABSTRACTTooth extraction is a procedure of pulling out the teeth from the alveolar bone socket. Extractions were mostly happened because of caries and, periodontal diseases. Tooth loss can be a detriment to the patient because it can reduce the efficiency of mastication, malpositioned teeth, temporo mandibular joint problems, and other problems in the oral cavity. The number of tooth extraction is still high until now, so it become an important thing for the whole society to build a conscious behavior of oral health. Objective of this study to describe the extraction of teeth at Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Sam Ratulangi in 2012. This research is a descriptive study with a type of retrospective study and use total sampling method. There are 1389 cases of tooth extraction in 2012. The results showed cases of tooth extraction in adults were the highest, total 837 cases (60.25%),and the number of cases for female gender was higher (455 cases, 62.51%) than men (310 cases, 37.49%). the most frequent extracted permanent tooth was mandibular first molar (167 cases, 12.02%), and for primary tooth was mandibular second molar (45 cases, 3.31%). pulp necrosis were the most frequent diagnosis that cause tooth extraction in this study (787 cases, 56.65%) and the fewest were impacted teeth that only one case founded.Keyword: tooth extraction, caries, periodontitis, pulpitis
HUBUNGAN SCORING DENTAL ANXIETY SCALE DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN EKSTRAKSI GIGI DI PUSKESMAS BAHU Tamunu, Frisly; Wantania, Frans E.
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.9632

Abstract

Abstract: Anxiety is a feeling experienced by individuals when thinking that something unpleasant will happen. This study aimed to determine the relationship between dental anxiety scoring scale and changes in blood pressure. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design conducted in health center Bahu. Population was all patients with tooth extraction performed on them. Samples were chosen by using purposive sampling method. Data were obtained by using questionnaire of dental anxiety scale and blood pressure measured in the waiting room and on the dental chair before tooth extraction. Data were analyzed statistically by using univariate and bivariate analyses with Spearman test. The results showed that before tooth extraction, there were patients with anxiety as well as patients with increased blood pressure. The age group 21-30 years and females were the majority that experienced anxiety. The correlation between DAS and changes in systolic blood pressure showed a P value of 0.066 and in diastolic blood pressure a P value of 0.705. Conclusion: There was no relationship between dental anxiety scoring scale and blood pressure changes among patients with tooth extraction in Public Health Center Bahu.Keywords: scoring dental anxiety scale, blood pressure, tooth extractionAbstrak: Kecemasan adalah perasaan yang dialami oleh individu ketika berpikir bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan skoring dental anxiety scale (DAS) dengan perubahan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang yang dilakukan di puskesmas Bahu. Populasi dan sampel ialah seluruh pasien yang berkunjung di Puskesmas Bahu yang melakukan tindakan ekstraksi gigi sesuai dengan kriteria inkslusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner DAS dan pengukuran tekanan darah dilakukan saat menunggu dan saat berada di kursi dental sebelum tindakan ekstraksi gigi. Data diolah dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat mengunakan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan, pada tindakan ekstraksi gigi terdapat pasien yang mengalami kecemasan dan terdapat pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah. Usia 21-30 tahun merupakan usia terbanyak yang mengalami kecemasan serta jenis kelamin perempuan paling banyak merasa cemas. Hubungan antara DAS dan perubahan tekanan darah sistol dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,066 dan diastol p = 0,705. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara DAS dan perubahan tekanan darah pasien ekstraksi gigi di Puskesmas Bahu.Kata kunci: DAS, tekanan darah, ekstraksi gigi
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Laju Aliran Saliva pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi Fernanda, Vena; Pangemanan, Damajanty H.C.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 6, No 1 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.1.2018.19651

Abstract

Abstract: Body Mass Index (BMI) can be used as an indicator to obtain the nutritional status of an individual. Poor nutritional status can influence salivary flow rate resulting in several diseases in the oral cavity such as xerostomia, caries, etc. This study was aimed to obtain the relationship between BMI and salivary flow rate in college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University. This was an analytical descriptive study with a cross sectional design conducted in 54 college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University. BMI was calculated in kg/m2 meanwhile the salivary flow rate was determined with unstimulated saliva collection method in ml/minute. Data were analyzed by using Pearson correlation test. The results showed that there were 54 subjects consisted of 12 males and 42 females with an age range of 18-22 years old. Most of the subjects had normal BMI (9.26% in males and 42,59% in females). Normal BMI was most common in subjects aged 21 years (16,67%). The lowest salivary flow rate (0.10 ml/minute) was 1.85% and the highest salivary flow rate (0.33 ml/minute) was 16.67%. The Pearson correlation test showed P = 0.000 (< 0.05) and r = -0.756. Conclusion: In this study, there was a significant negative relationship between BMI and salivary flow rate in college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University.Keywords: BMI, salivary flow rate Abstrak: Indeks massa tubuh (IMT) dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui status gizi seseorang. Status gizi buruk dapat memengaruhi laju aliran saliva sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit di dalam rongga mulut antara lain xerostomia dan karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dengan laju aliran saliva pada mahasiswa PSPDG Unsrat. Jenis penelitian ini ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 54 mahasiswa PSPDG Unsrat. IMT ditentukan dalam satuan kg/m2dan laju aliran saliva ditentukan dengan metode pengumpulan unstimulated saliva dengan satuan ml/menit. Data dianalisis menggunakan uji korelasi sederhana Pearson untuk mengetahui hubungan IMT dengan laju aliran saliva. Hasil penelitian mendapatkan 54 subyek penelitian terdiri dari 12 laki-laki dan 42 perempuan dengan usia 18-22 tahun. Nilai IMT pada laki-laki dan perempuan paling banyak terdapat pada kategori normal (9,26% dan 42,59%). IMT normal berdasarkan usia paling banyak terdapat pada usia 21 tahun sebanyak 9 subyek (16,67%). Laju aliran saliva terendah (0,10 ml/menit) sebanyak 1,85% dan laju aliran saliva tertinggi (0,33 ml/menit) sebanyak 16,67%. Uji korelasi sederhana Pearson menunjukkan nilai P = 0,000 (<0,05) dan r = -0,756. Simpulan: Terdapat hubungan negatif yang bermakna antara IMT dengan laju aliran saliva pada mahasiswa PSPDG Unsrat.Kata kunci: IMT, laju aliran saliva
GAMBARAN TINDAKAN PENCABUTAN GIGI TETAP DI PUSKESMAS TINUMBALA KECAMATAN AERTEMBAGA KOTA BITUNG TAHUN 2013 Hardadi, Masagus
e-GiGi Vol 2, No 1 (2014): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.2.1.2014.4683

Abstract

Abstract: Teeth play some significant role in mastication. The lower efficiency of mastication is mostly caused by tooth loss. Tooth extraction is closely linked to problems such as caries, periodontal, diseases, and other dental diseases. This was a retrospective study. Samples were obtained by using total sampling method. Data of the medical records of tooth extraction in dental health center at Clinic Tinumbala Aertembaga District of Bitung in 2013 were used in this study. The results showed that tooth extraction cases with radix gangrene and periodontal diseases had the same frequencies (41.2%). Based on gender, males (51.9%) had a higher frequency of tooth extraction than females. Adults (26-65 years) belonged to the highest group with tooth extraction (70.3%). Type of teeth that mostly extracted is 46 by 17.7%. Keywords: tooth extraction     Abstrak: Gigi merupakan organ terpenting pada manusia. Terjadinya kehilangan gigi akan menyebabkan penurunan efisiensi pengunyahan. Pencabutan gigi berhubungan erat dengan masalah karies, penyakit periodontal, dan penyakit-penyakit lainnya. Penelitian ini bersifat retrospektif dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling dengan cara mendata rekam medik tindakan pencabutan gigi di poli gigi Puskesmas Tinumbala Kecamatan Aertembaga Kota Bitung pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan kasus pencabutan gigi dengan diagnosis gangren radiks dan penyakit periodontal mempunyai frekuensi yang sama yaitu sebesar 41,2%. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki (51,9%) memiliki frekuensi pencabutan gigi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kelompok usia dewasa penuh (26-65 tahun) menunjukkan frekuensi pencabutan gigi yang paling tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya, yakni sebesar 70,3%. Jenis gigi yang paling banyak dicabut ialah gigi 46 sebesar 17,7%. Kata kunci: pencabutan gigi
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA SDN TUMALUNTUNG MINAHASA UTARA Lintang, Jacky Ch.; Palandeng, Henry; Leman, Michael A.
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.10370

Abstract

Abstract: The disease of teeth and mouth that most suffered by Indonesian society is caries. Caries is disease in hard tissue of teeth that occurred beginning with process of demineralization of dental hard tissue, followed by tooth decay organic matter. The Indonesian population prevalence of caries is 53.2%. School period is most susceptible to dental caries. Children who have a good knowledge in general, has good behavior to maintain their oral health. The purpose of this study was to examine the relationship knowledge of dental health maintenance and severity of dental health. This type of research is a descriptive study with cross sectional design. The population of this study is all children in 5th grade of Tumaluntung Primary School in North Minahasa, with total sample 45 students. Data collection is done by filling out questionnaire and examination of dental caries index. The results showed that there was no strong relationship between the level of knowledge of dental health maintenance with severity of dental caries (r=0.372).Keywords: knowledge; dental health maintenance; dental caries severityAbstrak: Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang terjadi diawali dengan proses demineralisasi jaringan keras gigi diikuti dengan kerusakan bahan organik gigi. Di Indonesia prevalensi penduduk yang mengalami karies sebanyak 53,2%. Masa sekolah merupakan waktu yang paling rentan terhadap kemungkinan terjadinya karies. Anak-anak yang memiliki pengetahuan baik pada umumnya memiliki perilaku yang baik untuk mejaga kesehatan gigi dan mulut mereka.Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dengan tingkat keparahan karies gigi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak kelas V SDN Tumaluntung Minahasa Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 45 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan indeks karies.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dengan tingkat keparahan karies gigi (r=0,372).Kata kunci: pengetahuan; pemeliharaan kesehatan gigi; keparahan karies gigi
Gambaran Teknik Menyikat Gigi dan Indeks Plak pada Siswa SD GMIM Siloam Tonsealama Keloay, Princess; Mintjelungan, Christy N.; Pangemanan, Damajanty H. C.
e-GiGi Vol 7, No 2 (2019): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.7.2.2019.24143

Abstract

Abstract: In Indonesia, children dental and mouth health is on the apprehensive level. The caries prevalence in children of 5 to 9 years old is 92.6% and the proportion of brushing their teeth properly is only 1.4%. The control and prevention of plaque forming can be done in a simple, effective, and practical way through brushing the teeth thoroughly and regularly. This study was aimed to obtain the tooth brushing technique and plaque index among students at SD GMIM Siloam Tonsealama (elementary school). This was a descriptive study with a cross sectional design. Study population consisted of elementary students og grade 3 to 5. We used total sampling method. There were 42 students as subjects. Data were obtained by observing their tooth brushing techniques. The results showed that all students used combination technique of tooth brushing. Most students had plaque index of moderate category. The mean plaque index of the subjects was 2.67. In conclusion, students at GMIM in Tonsealama used combination technique of tooth brushing, and their plaque index was categorized as moderate.Keywords: plaque index, brushing teeth technique Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia masih sangat memrihatinkan. Prevalensi karies pada anak usia 5-9 tahun dilaporkan mencapai 92,6%, dan proporsi waktu menyikat gigi dengan benar sebesar 1,4%. Usaha untuk mengontrol dan mencegah pemben-tukan plak dapat dilakukan secara sederhana, efektif, dan praktis yaitu dengan cara menggosok gigi secara teliti dan teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran teknik menyikat gigi dan indeks plak siswa SD GMIM Siloam Tonsealama. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian terdiri dari siswa sekolah dasar kelas 3 sampai dengan 5. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Terdapat seba-nyak 42 siswa sebagai subyek penelitian. Pengumpulan data menggunakan formulir pemeriksaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik menyikat kombinasi digunakan oleh seluruh subyek. Indeks plak paling banyak pada kategori sedang. Rerata nilai indeks plak yaitu 2,67. Simpulan penelitian ini ialah teknik menyikat gigi yang digunakan oleh siswa SD GMIM di Tonsealama ialah teknik kombinasi dengan indeks plak tergolong kategori sedangKata kunci: indeks plak, teknik menyikat gigi
GAMBARAN RESIKO KARIES GIGI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2008 DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT DENGAN MENGGUNAKAN KARIOGRAM Kawung, Roden; Wicaksono, Dinar; Soewantoro, Joenda S.
e-GiGi Vol 2, No 2 (2014): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.2.2.2014.5902

Abstract

Abstract: The risk of caries is an opportunity for someone to have some caries lesions over time. Caries risk is not the same on every person and not last forever because it can be changed if patients take the precautions either by himself or dentist. Caries risk measurement is needed in order to take preventive measures directed against people who have a high risk of caries. This study was conducted to determine the percentage level of caries risk in students of Dentistry on Medicine faculty class of 2008 Sam Ratulangi University. This research is a descriptive study. Sampling using simple random sampling method, the 52 students of the 110 students who meet the criteria of the sampling frame. Samples were randomly selected to meet the specified number of samples. The informations were collected by interview using a questionnaire, while the examination of caries experience (DMFT), scores of plaque, saliva secretion and buffer capacity is done using the sonde, mouth mirror, disclosing solution, and a pH indicator. The results of the research students of Dentistry on Medicine faculty class of 2008 Sam Ratulangi University showed that all respondents have a low risk of dental caries and there is no respondents indicating a high risk of dental caries. However, students of Dentistry on Medicine faculty class of 2008 Sam Ratulangi University are expected to keep on the diet by eating snacks with low carbohydrate content with a maximum frequency of 3 times a day and use a regular fluoride program to reduce caries risk factors. Keywords: Caries risk, Cariogram.     Abstrak: Risiko karies merupakan peluang seseorang untuk mempunyai beberapa lesi karies selama kurun waktu tertentu. Risiko karies pada setiap orang tidak sama dan tidak tetap seumur hidup oleh karena hal ini dapat berubah apabila pasien melakukan tindakan pencegahan baik oleh dirinya sendiri maupun dokter gigi. Pengukuran risiko karies diperlukan agar dapat melakukan tindakan pencegahan yang ditujukan langsung kepada orang yang mempunyai risiko tinggi terhadap karies. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat persentase risiko karies pada mahasiswa Program Studi pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2008. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, yaitu 52 orang mahasiswa dari 110 orang mahasiswa yang memenuhi kriteria sampling frame. Sampel dipilih secara acak hingga memenuhi jumlah sampel yang ditentukan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner sedangkan pemeriksaan pengalaman karies (DMFT), skor plak, sekresi saliva dan kapasitas buffer dilakukan menggunakan sonde, kaca mulut, disclosing solution, dan pH indikator. Hasil penelitian mahasiswa Program Studi pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2008 menunjukan bahwa seluruh responden memiliki resiko karies gigi yang rendah dan tidak ada responden yang menunjukkan resiko karies gigi yang tinggi. Namun demikian, mahasiswa Program Studi pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2008 diharapkan mengupayakan dalam menjaga pola makan dengan mengonsumsi jajanan dengan kandungan karbohidrat rendah dengan frekuensi maksimal 3 kali sehari dan penggunaan program fluor yang rutin untuk mengurangi faktor risiko karies. Kata kunci: Resiko Karies, Kariogram.

Page 1 of 51 | Total Record : 507