cover
Contact Name
Sunny Wangko
Contact Email
sunnypatriciawangko@gmail.com
Phone
+628124455733
Journal Mail Official
sunnypatriciawangko@gmail.com
Editorial Address
eclinic.paai@gmail.com
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
e-CliniC
ISSN : 23375949     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal e-CliniC (eCl) diterbitkan oleh Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal ini diterbitkan 3 (tiga) kali setahun (Maret, Juli, dan November). Sejak tahun 2016 Jurnal e-CliniC diterbitkan 2 (dua) kali setahun (Juni dan Desember). Jurnal e-CliniC memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus di bidang ilmu kedokteran klinik.
Articles 953 Documents
KATARAK PADA ANAK DI POLIKLINIK MATA BLU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2011 – DESEMBER 2013 Irawan, Geaby M.; Saerang, J. S. M.; Tongku, Yamin
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.6840

Abstract

Abstract: Cataract is the condition when tubidity happen to the fiber or the lens material inside the lens capsule. Lens turbidity may soon be known after the baby born or may happen between development time of the child. The prevalence of cataract in children in the world is around 15 per 10.000 cases. In developing country, child blindness due to cataract cases reach up to 1 – 4 per 10.000 cases. This study aimed to get an idea of cataract disease in children in the eye clinic of the BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado in the period January 2011 – December 2013. This was a retrospective descriptive design using a medical recor. The samples in this study were children who came for treatment to the eye clinic of the BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado in the period of January 2011 – December 2013 who was diagnose with cataract disorders. The results showed that from the medical records in the period of January 2011 – December 2013, there were 29 patients with cataract children. There were more male cases than females (69%). Of the 29 patients, most cataracts cases aged 10 – 14 years (37.9%). The most frequent type of cataract was the traumatic cataract (55.17%).Abstrak: Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa. Kekeruhan lensa ini dapat diketahui segera setelah bayi lahir atau dapat terjadi selama masa perkembangan anak. Prevalensi katarak pada anak di dunia sekitar 15 per 10.00 kasus. Di Negara berkembang kasus kebutaan anak akibat katarak dapat mencapai 1-4 per 10.000 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kelainan katarak pada anak di Poliklinik Mata BLU RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari 2011 – Desember 2013. Metode Penelitian: Desain deskriptif retrospektif menggunakan catatan rekam medik. Sampel pada penelitian ini adalah anak-anak yang datang berobat ke Poliklinik Mata BLU RSU Prof. Dr.R.D. Kandou Manado pada periode Januari 2011 – Desember 2013 yang didiagnosis dengan kelainan katarak. Dari hasil catatan rekam medik pada periode Januari 2011 – Desember 2013, terdapat 29 penderita katarak anak. Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan (69%). Dari 29 kasus yang paling banyak menderita katarak anak kelompok umur 10 – 14 tahun (37,9%). Jenis katarak anak yang terbanyak ialah katarak traumatic 16 penderita (55,17%).Kata kunci: katarak anak, jenis kelamin, umur, jenis katarak
Hubungan hipertensi dengan fungsi kognitif di Poliklinik SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Pandean, Gloria V.; Surachmanto, Eko E.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.12147

Abstract

Abstract: Hypertension is an increase in blood pressure above normal. It is categorized as a silent disease because people do not know whether they suffer from hypertension or not until their blood pressures were checked. This study aimed to obtain the relationship between hypertension and cognitive function. This was an analytical study with a cross sectional design. Subjects were adult hypertensive patients who came to the Clinic of Internal Medicine Department Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. The results showed that there were 45 patients as subjects consisted of 20 males and 25 females. There was a tendency that the higher systolic or diastolic blood pressure, the lower the cognitive function. Among patients with hypertension ≥5 years there was a highly significant relationship between duration of hypertension and impaired cognitive function. According to MMSE results of cognitive function, there were 27 patients with normal cognitive function, 2 patients with moderate impairment, and 16 patients with mild impairment. There was no cases of severe disorder.Keywords: hypertension, cognitive functionAbstrak: Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara hipertensi dan fungsi kognitif. Jenis penelitian ini analitik dengan desain potong lintang. Sampel ialah pasien dewasa penyandang hipertensi yang datang ke Poliklinik SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jumlah sampel 45 orang terdiri dari 20 laki-laki dan 25 perempuan. Hasil penelitian memperlihatkan terdapat kecenderungan semakin tinggi tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) maka semakin rendah fungsi kognitif. Pada penyandang hipertensi selama ≥5 tahun terdapat hubungan yang sangat signifikan antara durasi menyamdang hipertensi dan gangguan fungsi kognitif. Hasil pemeriksaan MMSE mendapatkan 27 pasien dengan fungsi kognitif normal, 2 pasien dengan gangguan kognitif derajat sedang, dan 16 pasien dengan derajat ringan; tidak terdapat pasien dengan gangguan kognitif derajat beratKata kunci: hipertensi, fungsi kognitif
PROFIL PNEUMONIA NEONATUS YANG DIRAWAT DI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO Jufri, Juhtisari; Wahani, Audrey; Wilar, Rocky
e-CliniC Vol 1, No 2 (2013): Jurnal e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v1i2.3279

Abstract

Abstrack: Background : Pneumonia is an important cause of neonatal infection. Neonatal mortality rate in pneumonia ranged from 750,000 to 1.2 million deaths and the number of deaths is unknown at birth each year. Methods : This study uses a retrospective descriptive. Results : 95.31% occurred in the age group 0-7 days. 85.94% with normal leukocyte levels. 54.69% trombist normal levels. 40.62% increase hemoglobin levels. On examination CRP increased 67.86%. 54.69% IT ratio <0.2. 96.87% with clinical symptoms of tachypnea. 45.83% using the first linea (amoxycillin + gentamicin). 53.12% of patients were healed with the state. Conclusions : Neonatal pneumonia is most prevalent in early onset (0-7 days). Normal leukocytes are most found. While the platelets also found in most normal limits. The hemoglobin most commonly found an increase. Examination results are most CRP increased. Furthermore, the examination and the ratio of immature neutrophils total (IT ratio) is most commonly found <0.2. Tachypnea is the most clinical symptoms found. Patients with pneumonia were cured many neonates using the first linea treatment combinations (amoxycillin + gentasmisin). Mortality rates were obtained from neonates suffering from pneumonia at 4.69%. Key words : Pneumonia, neonates.  Abstrak: Latar Belakang : Pneumonia merupakan penyebab penting infeksi neonatal. Angka kematian neonatal pada penyakit pneumonia berkisar antara 750.000 sampai 1,2 juta kematian dan jumlah kematian saat dilahirkan tidak diketahui setiap tahunnya. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif. Hasil : 95,31 % terjadi pada kelompok umur 0 – 7 hari. 85,94 % dengan kadar leukosit normal. 54,69 % kadar trombist normal. 40,62 % kadar hemoglobin meningkat. Pada pemeriksaan CRP 67,86 % meningkat. 54,69 % IT Rasionya <0,2. 96,87 % dengan gejala klinis takipnea. 45,83 % menggunakan linea pertama (amoxycillin+gentamisin).  53,12 % dengan keadaan penderita yang sembuh. Kesimpulan : Pneumonia neonatus paling banyak ditemukan pada onset awal (0-7 hari). Leukosit ditemukan paling banyak normal. Sementara trombosit juga ditemukan paling banyak dalam batas normal. Hemoglobin paling banyak ditemukan adanya peningkatan. Pemeriksaan CRP hasilnya paling banyak mengalami peningkatan. Selanjutnya pada pemeriksaan Rasio imatur dan neutrofil total (Rasio IT) yang paling banyak ditemukan <0,2. Takipnea merupakan gejala klinis yang paling banyak ditemukan. Penderita pneumonia neonatus banyak yang sembuh dengan menggunakan pengobatan linea pertama kombinasi (amoxycillin+gentasmisin). Angka kematian yang didapatkan dari neonatus yang menderita pneumonia sebesar 4,69%. Kata Kunci : Pneumonia, neonatus.  
PERBANDINGAN PERSALINAN SEKSIO SESAREA DAN PERVAGINAM PADA WANITA HAMIL DENGAN OBESITAS Ekwendi, Adelia S.; Mewengkang, Maya E.; Wagey, Frank M. M.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.10951

Abstract

Abstract: Obesity is a problem throughout the world and is commonly found among women in the region of Southeast Asia. Obesity in pregnant women increases the risk of complications associated with an increasing incidence of caesarean section and a decreasing incidence of vaginal delivery. This study aimed to determine the comparison of caesarean section and vaginal delivery in pregnant women with obesity. This was a descriptive study with a cross-sectional approach. This study used data of the patients’ medical record. Samples were all pregnant women with obesity (BMI ≥30 kg/m2) at the end of pregnancy who underwent caesarean sections and vaginal deliveries in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January 2014 until October 2015. The data were processed by using the Microsoft Excel. The results showed that the number of pregnant women with obesity was 926 and of pregnant women who underwent caesarean section was 50.22%. Pregnant women with obesity in the age group over 30 years, nutritional status obese II and III, and body weight over 85 kg were more frequent in undergoing the cesarean section. Conclusion: The higher BMI, body weight, and age of a pregnant woman, the higher risk of undergoing cesarean section compared to vaginal delivery. Keywords: BMI, obesity, caesarean section, vaginal delivery   Abstrak: Obesitas merupakan masalah yang mendunia dan paling banyak dialami oleh wanita di wilayah Asia-Tenggara. Obesitas pada wanita hamil meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan peningkatan angka kejadian persalinan seksio sesarea dan penurunan kejadian persalinan pervaginam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persalinan seksio sesarea dan pervaginam pada wanita hamil dengan obesitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilakukan dengan melihat catatan rekam medis pasien. Sampel penelitian ialah seluruh wanita hamil dengan obesitas (IMT ≥ 30 kg/m2) pada akhir kehamilan yang menjalani persalinan seksio sesarea dan pervaginam di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dari bulan Januari 2014 sampai Oktober 2015. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Microsoft excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah wanita hamil dengan obesitas 926 orang dan yang menjalani seksio sesarea sebanyak 50,22%. Wanita hamil dengan obesitas pada kelompok umur di atas 30 tahun, status gizi obes II dan III, serta kelompok berat badan lebih dari 85 kg lebih banyak menjalani persalinan seksio sesarea. Simpulan: Semakin meningkat IMT, berat badan, dan usia seorang wanita hamil, maka semakin tinggi risiko menjalani persalinan seksio sesarea dibandingkan pervaginam. Kata kunci: IMT, obesitas, seksio sesarea, persalinan pervaginam
Gambaran kematian maternal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Januari 2013 – 31 Desember 2015 Lumbanraja, Mustika S.; Tendean, Hermie M.M.; Loho, Maria
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14595

Abstract

Abstract: Maternal death is the death of a pregnant woman or death within 42 days after the termination of pregnancy, irrespective of the length and location of the pregnancy, caused by anything related to pregnancy, or aggravated by the pregnancy or its handling, but not the death caused by accident or accidentally. Maternal mortality is one of the indicators to evaluate the progress of the health of a country, especially those related to maternal and child health issues. This study was aimed to determine the characteristics of maternal death. This was a descriptive retrospective study using data of the Medical Record Department of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado from 1 January 2013 to 31 December 2015. In this study, there were 41 cases of maternal deaths. In 2013 and 2014, the highest death rate was in the age group >35 years, while in 2015 in the age group 20-25 years. Based on the number of parity, the highest mortality rates in the number of parity 2-3 in 2013 and 2014, while in 2015 the number of parity ≤1. The highest mortality rate by level of education was high school educated. Based on employment status, the highest mortality rate was in the group of working mother. The highest death toll was based on marital status in the group who are married. Based on the status of the referral highest mortality rate was in status is not a referral. This study found that the highest cause of maternal mortality is three consecutive years eclampsia, sepsis, eclampsia. Conclusion: Of 41 cases of maternal deaths in the Department of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado for 3 years, the most cause of death was due to eclampsia/pre-eclampsia which was 4-7 cases each year. Maternal mortality rate per 100000 live births yearly in sequence were 373, 427, 789.Keywords: maternal death Abstrak: Kematian maternal adalah kematian wanita yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut atau penanganannya, tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan. Kematian maternal merupakan salah satu indikator untuk melihat kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kematian maternal. Jenis penelitian ini ialah deskriptif retrospektif menggunakan rekam medik di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2013-31 Desember 2015. Pada penelitian ini, ditemukan 42 kasus kematian maternal. Pada tahun 2013 dan 2014 angka kematian tertinggi di kelompok usia >35 tahun, sedangkan tahun 2015 ditemukan di kelompok usia 20-25 tahun. Berdasarkan jumlah paritas, angka kematian tertinggi pada jumlah paritas 2-3 di tahun 2013 dan 2014, sedangkan untuk tahun 2015 pada jumlah paritas ≤1. Angka kematian tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan ialah SMA. Berdasarkan status pekerjaan, angka kematian tertinggi berada pada kelompok ibu yang bekerja. Angka kematian tertinggi berdasarkan status pernikahan berada pada kelompok yang sudah menikah. Berdasarkan status rujukan angka kematian yang tertinggi ialah pada status bukan rujukan. Pada penelitian ini ditemukan penyebab kematian ibu yang tertinggi 3 tahun berurutan ialah pre-eklampsia/eklampsia, infeksi, pre-eklampsia/eklampsia. Simpulan: Jumlah kematian maternal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama 3 tahun yaitu sebanyak 41 kasus. Penyebab kematian terbanyak disebabkan oleh eklampsia/pre-eklampsia yaitu 4-7 kasus per tahun. Angka kematian ibu per 100000 kelahiran hidup per tahun berurutan ialah 373, 427, 789. Kata kunci: kematian maternal
GAMBARAN SIKAP TERHADAP KEBISINGAN PADA SISWA SMK NEGERI 2 MANADO Raintung, Haidy Febrian; Mengko, Steward K.; Dehoop, Julied
e-CliniC Vol 2, No 2 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v2i2.5027

Abstract

Abstract: Hearing loss is the inability of a person’s sense of hearing in listening range of sound that can still be heard by people with normal hearing. With the growing popularity of entertainment venues (discos, karaoke, music concerts, internet cafes, etc.) as well as the use of portable music player, leisure noise have become the primary source that causing increased incidence of adolescent noise induced hearing loss (NIHL). Attitudes towards noise needs to be assessed at a young age, this is because the attittude is the basis of behavior, and behavior (towards leisure noise) can affect the amount of noise exposure of each person. Chronicity of NIHL symptoms often make adolescent tends to ignore the serious long-term problem that can arise and not take steps to resolve it. Objective: The purpose of this study is to obtain data from students of Manado 2nd Vocational Senior Secondary School concerning attitudes towards noise. Method: This research used descriptive observational with cross-sectional study. The subjects are students of Stone Concrete’s majors in Manado 2nd Vocational  Senior Secondary Schoolthat have passed initial hearing screening. Result: Of the 20 respondents who willingly take part in this research, obtained 5 respondents (25%) had negative attitude, 10 respondents (50%) had neutral attitude, and 5 respondents (25%) had positive attitude. From audiometric examination, obtained 4 respondents had a mild decreased in hearing threshold. Of the 4 respondents, 2 (50%) of them had a neutral attitude and 2 other respondents (50%) had positive attitude. Conclusion: Respondents with positive attitude towards noise are vulnurable to hearing threshold changes caused by daily noise exposure.Keywords: adolescent, hearing, noise, attitudes towards noise     Abstrak: Gangguan pendengaran merupakan ketidakmampuan indra pendengaran seseorang dalam mendengarkan rentang suara yang masih dapat didengar oleh orang dengan pendengaran normal. Semakin berkembangnya popularitas dari tempat-tempat hiburan (diskotik, karaoke, konser musik, warung internet, dan lain sebagainya) serta penggunaan pemutar musik portabel telah menjadi sumber peningkatan angka kejadian gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) pada usia muda. Sikap terhadap kebisingan perlu dinilai pada usia muda, hal ini dikarenakan sikap merupakan dasar dalam berperilaku, dan perilaku (terhadap kebisingan sosial) dapat mempengaruhi derajat paparan bising masing-masing orang. Kronisitas dari gejala (GPAB) membuat kaum muda kurang menanggapi serius masalah-masalah jangka panjang yang dapat ditimbulkan, serta mengambil langkah untuk mengatasinya. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data sikap terhadap kebisingan pada siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 2 Manado. Metode Penelitian:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan metode cross-sectional. Subjek penelitian adalah siswa jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Manado yang sudah melewati screening pendengaran awal. Hasil: Dari 20 responden yang bersedia menjadi responden penelitian, didapatkan 5 responden (25%) mempunyai sikap negatif, 10 responden (50%) mempunyai sikap netral, dan 5 responden (25%) mempunyai sikap positif. Dari pemeriksaan audiometrik, didapatkan 4 responden mengalami penurunan ambang dengar derajat ringan. Dari 4 responden tersebut, 2 (50%) diantaranya mempunyai sikap netral dan 2 responden (50%) mempunyai sikap positif. Simpulan: Responden yang bersikap positif terhadap bising (pro-bising) rentan terhadap terjadinya perubahan ambang dengar yang akibatkan oleh paparan kebisingan sehari-hari.Kata kunci: usia muda, pendengaran, bising, sikap terhadap kebisingan
Gambaran Penderita Infeksi Mata di Rumah Sakit Mata Manado Provinsi Sulawesi Utara Periode Juni 2017 - Juni 2019 Tehamen, Miranda; Rares, Laya; Supit, Wenny
e-CliniC Vol 8, No 1 (2020): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v8i1.26927

Abstract

Abstract: Eye infections are caused by viruses, bacteria, fungi, or parasites. Infections can be marked with red eyes, painful, watery, and light sensitive. This study was aimed to obtain the profile of eye infections in Rumah Sakit Mata Provinsi Sulawesi Utara (eye hospital) from July 2017 to June 2019. This was a retrospective and descriptive study using data of medical records at Rumah Sakit Mata Provinsi Sulawesi Utara. The results showed that there were 546 eye infection patients, and the most frequent eye infection was conjunctivitis (231 patients ~ 42.31%). Female patients were predominant than males (53.85% vs 46.15%). Based on occupation, housewifery was the most frequent occupation related to eye infections (110 patients ~ 20.15%). Based on age, eye infections mostly occured in the category of age 36-45 years (98 patients ~ 17.95%). Most patients’ complaint was red eye (295 patients ~ 54.03%). Based on location, eye infections mostly occured unilaterally (364 patients ~ 66.67%). In conclusion, eye infection patients were mostly females, at age of 36-45 years, housewifery, had red eye complaint, and located on unilateral side.Keywords: prevalence of eye infections Abstrak: Infeksi mata adalah penyakit yang terjadi akibat virus, bakteri, jamur atau parasit. Infeksi mata dapat ditandai dengan mata merah, terasa sakit, berair dan peka terhadap cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penderita infeksi mata di Rumah Sakit Mata Provinsi Sulawesi Utara periode Juni 2017-Juni 2019. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik Rumah Sakit Mata Provinsi Sulawesi Utara. Hasil penelitian mendapatkan 546 pasien infeksi mata dan jenis infeksi mata yang terbanyak ialah konjungtivitis yaitu 231 pasien (42,31%). Pasien berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki (53,85% vs 46,15%). Berdasarkan pekerjaan, didominasi oleh pekerjaan sebagai ibu rumah tangga/IRT (110 pasien ~ 20,15%). Berdasarkan usia, terbanyak pada kategori usia 36-45 tahun (98 pasien ~ 17,95%). Berdasarkan keluhan yang dialami pasien didapatkan keluhan terbanyak ialah mata merah (295 pasien ~ 54,03%) dan berda-sarkan lokasi didapatkan terbanyak pada sisi unilateral mata (364 pasien ~ 66,67%). Simpulan penelitian ini ialah penderita infeksi mata terbanyak pada perempuan, usia 36-45 tahun, didominasi pekerjaan sebagai IRT, dengan keluhan mata merah, dan terdapat pada lokasi sisi unilateral.Kata kunci: prevalensi infeksi mata
HUBUNGAN LAMA TINGGAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA ‘AGAPE’ TONDANO Moniung, Inri F.; Dundu, Anita E.; Munayang, Herdy
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.7488

Abstract

Abstract: Depression is a serious problem in the society. According to World Health Organization in 2000, depression is on fourth rank in the world as the disease causing disability and will be raised to second rank of health problem in 2020. Elderly is a hard phase of human life. In this period, the elderly are often confronted with problems such as physical limitations and losing their role in society that could make them more susceptible to get depression. Moreover, elderly who stay at nursing home have the feeling as if they are not worthy anymore, be discarded from their family, and start blaming themselves. This was an analytical study with a cross-sectional research design. Level of depression of fifty elderly people will be rated using the questionnaire of Hamilton Depression Rate Scale. data were statistically analyzed (univariate and bivariate). The results showed that 4.0% elderly were normal, 34.0% had mild depression, 56.0% had moderate depression, 6.0% had severe depression. There was no relation between length of stay with level of depression among elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Agape Tondano.Keywords: depression, elderly, Hamilton depression rate scale.Abstrak: World Health Organization menyatakan depresi berada pada urutan keempat penyakit di dunia penyebab kecacatan dan pada tahun 2020 akan meningkat menduduki peringkat kedua masalah kesehatan dunia. Masa lanjut usia merupakan tahap kehidupan yang tidak mudah. Pada periode ini lanjut usia dihadapkan dengan berbagai kendala baik kemunduran fisik maupun kehilangan peran sosialnya sehingga menyebabkan lanjut usia cenderung lebih rentan mengalami depresi. Lanjut usia yang tinggal di panti werdha karena terpaksa merasa tidak berharga, menyalahkan diri sendiri, dan merasa diri dibuang oleh keluarga. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain potong lintang. Tingkatan depresi pada 50 orang lanjut usia dinilai dengan menggunakan kuesioner Hamilton Depression Rate Scale. Hasil penelitian diolah dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 4,0% lanjut usia tidak mengalami depresi, 34,0% lanjut usia dengan depresi ringan, 56,0% lanjut usia dengan depresi sedang, 6,0% dengan depresi berat. Tidak terdapat hubungan lama tinggal dan tingkat depresi pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Agape Tondano.Kata kunci: depresi, lanjut usia, Hamilton depression rate scale
Kebiasaan makan pada anak gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) di Manado Meilani, Christine; Munayang, Herdy; Kaunang, Theresia M.D.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.13922

Abstract

Abstract: Attention deficit-hyperactivity disorder (ADHD) is characterized by poor attention which is not accordance to the development, or characteristics of hyperactivity and impulsivityor both that are not appropriate to age. ADHD is a behavioural disorder that is most common in children. ADHD can significantly change the most fundamental and important human behaviour, eating. This study was aimed to obtain the eating behaviour of children with ADHD in Manado. This was a quantitative study with a cross sectional design. There were 333 parents of children withh ADHD as respondents. The results showed that 237 children rarely eat foods containing preservatives and artificial food colorings; 231 children rarely eat foods with artificial sweetener; 310 children often eat high carbohydrate food; 201 children rarely eat foods containing casein; 252 children rarely eat foods containing amino acids; and 187 children rarely eat foods containing salicylic acid. Conclusion: Children with ADHD in Manado often eat high carbohydrate foods, but rarely consume foods or drinks containing preservatives, artificial colorings, artificial sweetener, casein, amino acids, and salicylic acid.Keywords: eating behaviour, children, attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Abstrak: Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) ditandai oleh rentang perhatian yang buruk dan tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri hiperaktivitas dan impulsivitas atau keduanya yang tidak sesuai usia. GPPH merupakan gangguan tingkah laku yang paling banyak terjadi pada anak. GPPH dapat secara signifikan mengubah perilaku yang paling mendasar dan penting dari keprihatinan manusia, yakni makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dari anak dengan GPPH di Manado. Jenis penelitian ialah kuantitatif dengan desain potong lintang. Terdapat 333 responden yaitu orang tua yang mempunyai anak dengan GPPH. Hasil penelitian mendapatkan 237 anak jarang mengonsumsi makanan berpengawet dan berpewarna buatan; 231 anak jarang mengonsumsi makanan berpemanis buatan; 310 anak sering mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat; 201 anak jarang mengonsumsi makanan yang mengandung kasein; 252 anak jarang mengonsumsi makanan yang mengandung asam amino; serta 187 anak jarang mengonsumsi makanan yang mengandung asam salisilat. Simpulan: Anak dengan GPPH di Manado sering mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat namun jarang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung pengawet, pewarna, pemanis buatan, kasein, asam amino, dan asam salisilat. Kata kunci: kebiasaan makan, anak, GPPH
Pengetahuan dan Sikap Wanita Mengenai Kanker Serviks dan Pap Smear Di RSU. Hermana Lembean Bulan November-Desember Tahun 2013 Batas, Andrew; Mongan, S.; Mewengkang, Maya
e-CliniC Vol 2, No 1 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v2i1.3598

Abstract

Abstract: Cervical cancer is a very dangerous disease and is still a serious problem world-wide. It is estimated that there are approximately 500,000 new cases every year which mostly occur in developing countries. In recent years after the introduction of cervical cancer screening, the incidence of cervical cancer has decreased. This study aimed to describe the knowledge and attitude of women toward cervical cancer and Pap’s smears. This study used a descriptive method. Samples were 50 women obtained by using a purposive sampling design. Data were collected by using questionnaires. The results showed that as many as 40 samples (80 %) had good knowledge and 10 samples (20 %) had poor knowledge. Meanwhile, there were as many as 47 samples (94 %) showed agreement and 3 samples (6 %) showed disagreement. Conclusion: Among most women in  Hermana Lembean Hospital, education can affect their attitude toward cervical cancer. Keywords: cervical cancer, Pap smear, attitude, knowledge   Abstrak: Kanker serviks merupakan suatu penyakit yang sangat berbahaya dan masih menjadi masalah yang serius di dunia. Selain itu, kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker pada wanita. Diperkirakan setiap tahun ditemukan sekitar 500.000 kasus baru yang umumnya terjadi di negara berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir insiden kanker serviks mengalami penurunan setelah skrining kanker serviks menjadi popular. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan tingkat pengetahuan dan sikap wanita terhadap kanker serviks dan Pap’s smear. Metode penelitian deskriptif dengan rancangan purposive sampling sebanyak 50 orang wanita. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitan memperlihatkan bahwa sebanyak 40 orang (80%) sampel memiliki pengetahuan baik sedangkan 10 sampel (20%) memiliki pengetahuan kurang baik. Untuk sikap, sebanyak 47 sampel (94%) memiliki sikap setuju sedangkan 3 orang (6%) memiliki sikap tidak setuju. Simpulan: Pada sebagian besar wanita-wanita di RSU Hermana Lembean, pengetahuan berpengaruh pada perilaku terhadap kanker serviks. Kata kunci: kanker serviks, pap smear, sikap, pengetahuan

Page 2 of 96 | Total Record : 953