cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 880 Documents
KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Utomo, Mohammad R. S.; Wungouw, Herlina; Marunduh, Sylvia
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.6620

Abstract

Abstract: Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease characterized by blood glucose levels that exceed normal values. Riskesdas in 2013 showed that North Sulawesi is one of the provinces with the highest prevalence of diabetes in Indonesia. HbA1c measurement is the most accurate way to determine blood sugar levels over the past two to three months. HbA1c is also the best single examination to assess risks to the tissue damage caused by high blood sugar levels. This study aims to determine the levels of HbA1c in patients with type 2 diabetes mellitus in Bahu Community Health Center Manado. This study is a descriptive cross sectional study. Primary data were collected through interviews, physical examination and laboratory tests. Respondents were all patients with type 2 diabetes mellitus who came in Bahu Community Health Center and willing to become respondents. The sample size is 22 people. The results of this study prove that more than half of the respondents have not controlled HbA1c levels (> 7%) of 17 respondents. Of the 17 respondents were 9 respondents have overweight body mass index, 13 respondents not take the medicine as directed by doctor and 9 respondents did not exercise regularly. It can be concluded that the blood glucose levels of patients in Bahu Community Health Center is still not controlled, by HbA1c values above 7%.Keywords: HbA1c, Diabetes Mellitus Type 2Abstrak: Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Laporan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi DM yang tertinggi di Indonesia. Pengukuran HbA1c adalah cara yang paling akurat untuk menentukan tingginya kadar gula darah selama dua sampai tiga bulan terakhir. HbA1c juga merupakan pemeriksaan tunggal terbaik untuk menilai risiko terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar HbA1c pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Bahu Kota Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional study. Data primer dikumpulkan melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Responden adalah semua pasien diabetes melitus tipe 2 yang datang di Puskesmas Bahu dan bersedia menjadi responden. Besar sampel penelitian adalah 22 orang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa lebih dari setengah jumlah responden memiliki kadar HbA1c tidak terkontrol (> 7%) sebanyak 17 responden. Dari 17 responden tersebut 9 responden memiliki indeks massa tubuh overweight, 13 responden tidak mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan 9 responden tidak rutin berolahraga. Dapat disimpulkan bahwa kadar gula darah pasien di Puskesmas Bahu masih belum terkontrol berdasarkan nilai HbA1c di atas 7%.Kata kunci: HbA1c, Diabetes Melitus tipe 2
Gambaran kadar urea nitrogen darah pada vegetarian lacto-ovo The, Jeri Y.; Paruntu, Michaela E.; Assa, Youla A.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.12203

Abstract

Abstract: Protein is required to provide amino acids for nitrogen formation. Urea is the major disposal form of amino groups derived from amino acids. The nitrogen of urea is derived from amonia and aspartatedue to the action of five enzyme-catalyzed reactions of urea cycle. Concentration of urea in blood mainly describes the balance between formation of urea and protein catabolism as well as urea excretion by the kidneys. Vegetarian lacto-ovo is a type of vegetarians who does not consume animal proteins except for milk and eggs, and all plant proteins. This study aimed to obtain blood urea levels among lacto-ovo vegetarians. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Respondents were obtained by using total sampling method. This study was coducted in Klabat University, Airmadidi. Twentyfive respondents were involved in the study. The results showed that 19 respondents (76.0%) had normal blood urea level and 6 respondents (20%) had low blood urea levels; no respondent (0%) had a high blood urea level. Conclusion: Blood urea levels of most lacto-ovo vegetarians were within normal level. Keyword: urea nitrogen, protein, lacto-ovo vegetarian Abstrak: Protein dibutuhkan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memroduksi senyawa nitrogen sebagai penggganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Urea merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen yang penting pada manusia yang disintesis dari amonia, dan aspartat melalui lima reaksi enzim-katalis dari siklus urea. Konsentrasi urea dalam darah terutama menggambarkan keseimbangan antara pembentukan urea dan katabolisme protein serta ekskresi urea oleh ginjal. Vegetarian lacto-ovo yaitu vegetarian yang tidak mengonsumsi sumber protein hewani selain susu, telur, dan juga mengonsumsi semua sumber protein nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar urea darah pada vegetarian lacto-ovo. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Universitas Klabat Airmadidi. Terdapat 25 responden yang diperoleh melalui total sampling. Hasil penelitian mendapatkan 19 responden (76,0%) dengan kadar urea darah normal dan 6 responden (20%) dengan kadar urea darah rendah; tidak ditemukan responden (0%) dengan kadar urea darah tinggi. Simpulan: Gambaran kadar urea nitrogen darah pada vegetarian lacto-ovo sebagian besar normal.Kata kunci: urea nitrogen, protein, vegetarian lacto-ovo
PENGARUH USIA LANJUT TERHADAP HASRAT SEKSUAL PRIA Putong, Claudia A.
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.3706

Abstract

Abstract : Nowadays there is an increasing prevalence of elder people all around the world, including Indonesia. With increasing age, several health problems occurred, such as the influence of older age to sexual desire which is commonly occurred in elder men. This is a descriptive-observational study, which is aimed to evaluate the influence of aging to sexual desire in male. 57 men aged 60-74 years on the area of Prof Dr. R. D. Kandou Hospital from November 2013 to January 2014 were involved in this research. Instruments that were used in this research are ADAM (Androgen Deficiency in Aging Male) questionnaire and AMS (Aging Male Symptoms) questionnaire to assess the sexual function in elder men. This study showed that among 57 respondents aged 60-74 years old, through ADAM and AMS questionnaire, 28 (49%) subjects had mild orgasm dysfunction, 27 (47,4%) subjects had moderate decrease in sexual coitus, 24 (42%) subjects had mild decrease in sexual desire, and 29 (51%) subjects had mild erection dysfunction. Older age influence the sexual function in men. Further  studies using larger samples and complete research procedures, including laboratory examination, are needed to assess the influence of older age to male sexual desire. Keywords : older age, male, sexual desire   Abstrak : Dewasa ini jumlah penduduk usia lanjut (60 tahun ke atas) di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan usia, terjadi berbagai masalah kesehatan, termasuk di antaranya adalah pengaruh usia lanjut terhadap hasrat seksual yang banyak terjadi pada pria usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh usia lanjut terhadap hasrat seksual pria. Desain penelitian adalah observasional deskriptif. Sebanyak 57 orang pria usia lanjut berusia 60-74 tahun yang berada di area RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode November 2013 hingga Januari 2014 menjadi subjek di dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner ADAM (Androgen Deficiency in Aging Male) dan AMS (Aging Male Symptoms) untuk menilai fungsi seksual pada pria usia lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57 responden dengan rentang usia 60-74 tahun melalui kuesioner ADAM dan AMS didapatkan 28 orang (49%) gangguan orgasme ringan, 27 orang (47,4%) penurunan frekuensi senggama sedang, 24 orang (42%) penurunan hasrat seksual ringan dan 29 orang (51%) gangguan ereksi ringan. Usia lanjut berpengaruh terhadap hasrat seksual pada pria. Studi lanjutan dengan jumlah sampel lebih banyak dan prosedur penelitian lebih lengkap, mencakup pemeriksaan laboratorium, diperlukan untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh usia lanjut terhadap hasrat seksual pria. Kata kunci : usia lanjut, pria, hasrat seksual
Perbedaan tinggi badan sebelum tidur dan setelah bangun pagi pada masyarakat subetnis Minahasa di Desa Senduk Simanullang, Magdalena I.; Tanudjaja, George N.; Wongkar, Djon; Pasiak, Taufiq F.
e-Biomedik Vol 5, No 1 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i1.14883

Abstract

Abstract: Anthropometry is a measurement of certain parts of human body including height. This study was aimed to obtain the difference in height between after waking up in the morning and before going to bed at night among Minahasan sub-ethnic people at Senduk village. This was an analytical study with a cross-sectional design. Sampels were obtained by using purposive sampling method. There were 65 people as subjects. The results showed that the heights after waking up in the morning were longer than the heights before going to bed at night with an average of 1-2 cm for both sexes. The Wilcoxon test showed a significant difference between the heights after waking up in the morning and the heights before going to bed at night (p=0.002 for males and p=0.000 for females). Conclusion: There was a significant difference between the heights after waking up in the morning and the heights before going to bed at night. The heights after waking up in the morning were longer than the heights before going to bed at night.Keywords: height, after waking up in the morning, before going to bed at night Abstrak: Antropometri merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur bagian-bagian tubuh manusia termasuk tinggi badan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbedaan tinggi badan sebelum tidur dan setelah bangun pagi pada sub-etnis Minahasa di Desa Senduk. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 65 orang. Hasil penelitian mendapatkan bahwa tinggi badan setelah bangun pagi lebih panjang dibandingkan sebelum tidur malam hari dengan rerata perbedaan 1-2 cm untuk kedua jenis kelamin. Hasil uji Wilcoxon mendapatkan perbedaan bermakna antara tinggi badan setelah bangun pagi dan sebelum tidur (p=0,002 untuk laki-laki dan p=0,000 untuk perempuan). Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara tinggi badan setelah bangun pagi dan sebelum tidur malam hari. Tinggi badan setelah bangun pagi lebih pendek dibandingkan sebelum tidur malam hari. Kata kunci: tinggi badan, sebelum tidur malam hari, setelah bangun pagi
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS LAMBUNG TIKUS WISTAR (RATTUS NOVERGICUS) YANG DIBERIKAN ALKOHOL Kololu, Dewi Febry; Lintong, Poppy M.; Loho, Lily
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.4997

Abstract

Abstract: Alcohol has become aglobal problem. When it is consumed alcohol can disrupt the structure and function of the digestive tract. Objective: To reveal the histopathological features of the gastric of Wistar rats that are administered with bir, wine, whisky and cap tikus. Method: Experimental research using 15 rats that ware fasted and divided into 5 groups those are group control group which was treated by water, group A which was treated by beer (4.9% alcohol),group B which was treated by wine (14% alcohol), group C which was treated by whiskey (43% alcohol),and group D rats which wastreated by cap tikus(70% alcohol). The treatment of the test animals is done in 5 days. Results:In the control group on mucosa, submucosa, muscularis and serosa layers,inflammatory cells are also seen.In group Ainflammatory cells found on submucosal layer, intestinal metaplasia, and dilation of blood vessels. In group B inflammatory cell, intestinal metaplasia and dilation of blood vessels are found.In group C erosion, inflammatory cells, intestinal metaplasia and dilation of blood vessels are found.In group D submucosal necrosis, inflammatory cells, intestinal metaplasia and hyperemia are found. Conclusions: The provision of alcoholic drinks (beer, wine, whiskey, and cap tikus) in wistar can cause acute gastritis and of the high alcohol content (70% alcohol content)will be accompanied by gastric necrosis. Keywords: Beer, wine, whisky, cap tikus, gastritis.   Abstrak: Alkohol telah menjadi masalah global. Ketika dikonsumsi, alkohol dapat mengganggu struktur dan fungsi dari saluran pencernaan. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran histopatologi lambung tikus wistar yang diberikan bir, minuman anggur, whisky, dan cap tikus. Metode: Penelitian eksperimental menggunakan 15 ekor wistar yang dipuasakan kemudian dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol diberi minum air, kelompok A diberi perlakuan bir (kadar alkohol 4,9%), kelompok B diberi perlakuan anggur (kadar alkohol 14%), kelompok C diberi perlakuan whisky (kadar alkohol 43%), kelompok D diberi perlakuan cap tikus (kadar alkohol 70%). Perlakuan hewan uji selama 5 hari. Hasil: Pada kelompok kontrol tampak lapisan mukosa, submukosa, muskularis dan serosa, terlihat juga sel radang. Pada kelompok A didapatkan sel radangpada lapisan submukosa, metaplasia intestinal, dan pelebaran pembuluh darah. Pada kelompok B didapatkan sel radang, metaplasia intestinal dan pelebaran pembuluh darah.Pada kelompok C didapatkan erosi, sel radang, dan metaplasia intestinal dan pelebaran pembuluh darah.Pada kelompok D didapatkan nekrosis pada submukosa, sel radang, metaplasia intestinal dan hiperemi. Simpulan: Pemberian minuman beralkohol (bir, anggur, whisky, dan cap tikus) pada wistar dapat menyebabkan gastritis akut dan pada kadar alkohol yang tinggi (kadar alkohol 70%) disertai dengan nekrosis lambung. Kata Kunci: Bir, anggur, whisky, cap tikus, gastritis.
Hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo kota Manado Timang, Ramdan P. I.; Danes, Vennetia R.; Lintong, Fransiska
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10814

Abstract

Abstract: Noise is unwanted sound heard by ears. Damages of ears usually take place on the tympanic membrane or on the ossicles. Initially, there will be loss of hearing to high frequency noises, and it will gradually decrease to the lowest frequency noise. This study aimed to obtain the relationship of noise and hearing function among diesel power plant workers at PLTD Suluttenggo Manado. This was an analitycal study using a cross sectional design. Samples were 20 workers at PLTD Suluttenggo in Manado. Data were obtained by using questionnaires and examintaion of hearing function with an audiometry. The data were analyzed by using SPSS and the Spearmen test. The results showed that there were hearing impairment in 30% of the workers. According to the bivariate analysis, there was a significant relationship between the level of noise and the hearing impairment among the workers with a p value = 0.015 (p < 0.05). The most frequent hearing impairment among the workers was mixed hearing loss. Conclusion: Workers who worked in a place with high intensity noise had higher risk to develop hearing impairment.Keywords: diesel power plant machine, noise, hearingAbstrak: Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki oleh telinga. Kerusakan telinga biasanya terjadi pada gendang telinga atau ossicles. Awalnya akan terjadi kehilangan pendengaran terhadap frekuensi tinggi, namun perlahan pada frekuensi yang semakin menurun sampai kepada frekuensi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pada pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo Kota Manado. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan menggunakan rancangan potong lintang. Sampel berjumlah 20 orang yang diambil dari pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo Kota Manado. Data diperoleh melalui kuisioner dan pemeriksaan fungsi pendengaran dengan menggunakan audiometri. Data dianalisis dengan menggunakan Statistical Program Product and Service Solution (SPSS) dan menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat gangguan pendengaran sebesar 30% pada seluruh pekerja. Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat kebisingan dan gangguan pendengaran dengan nilai p = 0,015 ( p < 0,05). Gangguan pendengaran yang paling banyak diderita oleh pekerja ialah tuli campuran (Mixed Hearing Loss). Simpulan: Pekerja yang bekerja pada intensitas bising yang tinggi memiliki resiko lebih besar menderita gangguan pendengaran.Kata kunci: mesin PLTD, bising, pendengaran
PENGETAHUAN HAID PADA REMAJA DI MANADO Kujangke, Freddy; Lengkong, Rudy A.; Suparman, Eddy
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.1167

Abstract

Abstract: Backgrounds Dysmenorrhea is the most common gynecological symptom reported in adolescents. Prevalence estimates vary from 45% to 75%. Absenteeism from work and school as a result of dysmenorrhoea is common (13% to 51% women have been absent at least once and 5% to 14% are often absent owing to the severity of symptoms). Dysmenorrhea association with psychologist and behavior factors and its effects their physical activities and school performance. Some studies had shown that association between school performance with dysmenorrhea.Objective To assess the comparison between school performance with and without dysmenorrhea in pubertal adolescents. Methods A cross sectional study was conducted on Juni 2010.The samples were recruited with simple randomization in adolescents aged 10 until 18 years old at school of Musthafawiyah Mandailing Natal districs. All subjects who met the inclusion criteria were assessed their school performance on 2 consecutive semester in one year. In order to assessed the comparison between school performance with or without dysmenorrhea used X2 test. Results One hunderd and sixteen subject were participated in this study. After measured the school performance. No significant different on school performance with and without dysmenorrhea in two group (P=0.176 and P=008, 95%CI -0.05 to 0.05). Conclusion: There was no significant difference school performance between with and without dysmenorrheal. Keywords: Dysmenorrhea, school performance, pubertal adolescent.     Abstrak: Latar belakang Nyeri haid merupakan nyeri yang terjadi selama masa menstruasi.Angka kejadian nyeri haid berkisar antara 45% sampai 75% dari seluruh remaja perempuan pubertas. Dimana ketidak hadiran di sekolah berkisar antara 13% sampai 51% serta 5% sampai 14% ketidak hadiran tersebut disebabkan beratnya gejala yang terjadi. Nyeri haid berhubungan dengan faktor perilaku dan psikologis. Selain itu dapat menyebabkan pembatasan aktifitas sekolah dan prestasi akademik. Beberapa studi telah menunjukkan adanya kaitan prestasi akademik dengan nyeri haid. Tujuan Untuk mengetahui perbandingan prestasi akademik dengan dan tanpa nyeri haid pada anak perempuan pubertas. Metode Studi ini merupakan studi cross sectional. Pemilihan sampel secara acak sederhana yang dilakukan pada anak remaja perempuan yang berusia 10 sampai 18 tahun di SMP St Theresia Malalayang dan SMA St Theresia Malalayang Manado yang dilakukan pada bulan Desember 2011. Semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dinilai prestasi akademik selama dua semester berturut-turut.Untuk menilai perbandingan prestasi akademik dengan atau tanpa nyeri haid digunakan uji X2. Hasil Seratus enam belas subjek berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah dinilai prestasi akademik. Ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara prestasi akademik dengan atau tanpa nyeri haid (P 0.176 vs P: 0.08). IK 95%:-0.05; 0.05. Simpulan: Tidak ditemukan adanya hubungan prestasi akademik dengan dan tanpa nyeri haid. Kata kunci: Nyeri haid, prestasi akademik, perempuan pubertas
UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDOSIMBION SPONS LAUT Callyspongia sp. TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa dan Eschericia coli Menggelea, Frengki P.; Posangi, Jimmy; Wowor, Mona P.; Bara, Robert
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7410

Abstract

Abstract: Callyspongia sp. is one of the kinds of sea sponge which is hardly used instead of its potential in order to be used as antibacterial, anticancer, and also antifungi.The objective of the research is to observe the effect of antibacterial of endosymbiont fungi of Callyspongia sp. to Pseudomonas aeruginosa and Ecshericia coli. Method: Method chosen in order to test the antibacterial effect is by pasting the myselia of endosymbiont fungi on the subject. The result of the combination, then, is observed as a measure of zone of resistance in endosymbiont fungi test effect. Result: The result of the observation presents two kinds of endosymbiont fungi, isolated from the sea sponge Callyspongia; Black Myselium Fungi and Brown Myselium. The diameter’s average of zone of resistance in Brown Myselium Endosymbiont Fungi to Pseudomonas aeruginosa is 16,8 mm; the same amount gained to Eschericia coli, while the Black Myselium presents no zone of resistance. Conclusion: Brown Myselium Endosymbiont Fungi has the ability to resist the growth of Pseudomonas aeruginosa and Eschericia coli.Keywords: antibacterial, endosymbiont fungi, Callyspongia sp. sea sponge.)Abstrak: Callyspongia sp. merupakan salah satu jenis spons yang berpotensi sebagai antibakteri, antikanker, dan antijamur yang belum banyak dimanfaatkan. Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya efek antibakteri jamur endosimbion spons laut Callyspongia sp. terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Eschericia coli. Metode: Metode yang digunakan untuk uji antibakteri yaitu dilakukan dengan cara menempelkan miselia jamur endosimbion pada media agar kombinasi yang telah dioleskan bakteri uji untuk mengamati dan mengukur zona hambat yang dihasilkan jamur endosimbion. Hasil: Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh dua jenis jamur endosimbion yang diisolasi dari spons laut Callyspongia sp., jamur endosimbion miselium hitam dan jamur endosimbion miselium coklat. Rata-rata diameter zona hambat jamur endosimbion coklat terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa 16,8 mm dan terhadap Eschericia coli 16,8 mm, sedangkan jamur endosimbion hitam tidak memiliki zona hambat. Simpulan: Jamur endosimbion coklat memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Eschericia coli.Kata kunci: antibakteri, jamur endosimbion, spons laut Callyspongia sp.
Hubungan pengetahuan gizi ibu dengan kecukupan asupan energi anak usia 1-3 tahun di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara Watania, Tasya; Mayulu, Nelly; Kawengian, Shirley E.S.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14036

Abstract

Abstract: Nutritional adequacy or sufficiency of energy in infants is still a public health problem, especially in developing countries and poor countries. As a developing country, Indonesia still has macronutrient deficiencies such as stunting, wasting, and underweight. Maternal level of knowledge about nutrition influences the attitude and behavior in chosing the appropriate and qualified food. This study was aimed to determine the relationship between maternal knowledge and the adequacy of energy intake of toddlers at Mopusi village. This was a correlation study with a cross sectional design. Respondents of this study were mothers who had toddlers aged 1-3 years and lived at Mopusi vollage in September 2014 - December 2014. Data were analyzed by using SPSS. The results showed that there were 90 mothers as respondents. Based on maternal knowledge about nutrition, there were 41 respondents (45.6%) with poor knowledge. Based on adequate intake of energy toddlers, there were 75 toddlers (83%) with less energy intake. The relationship between maternal knowledge about nutrition and the adequacy of energy intake among toddlers showed the correlation coefficient r = 0.06 and p = 0.97. Conclusion: There was no significant correlation between maternal knowledge about nutrition and the adequacy of energy intake among toddlers at Mopusi village. Keywords: mother’s knowledge about nutritions, energy intake, toddlers Abstrak: Kecukupan gizi atau kecukupan energi pada balita masih menjadi masalah kesehatan masyarakat terutama dinegara-negara berkembang dan negara miskin. Sebagai negara berkembang, Indonesia mempunyai masalah defisiensi makronutrien antara lain stunting, wasting dan underweight. Tingkat pengetahuan gizi seseorang ibu berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kecukupan asupan energi batita di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk. Jenis penelitian ialah korelasi dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah ibu yang memiliki batita usia 1-3 tahun dan berdomisili di Desa Mopusi pada bulan September 2014 – Desember 2014. Data dianalisis menggunakan SPSS. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 41 responden (45,6%) berpengetahuan gizi kurang. Mengenai kecukupan asupan energi dari 90 sampel penelitian terdapat 75 batita (83%) dengan asupan energi kurang. Hubungan pengetahuan gizi ibu dengan kecukupan asupan energi batita mendapatkan koefisien korelasi r= 0,06 dan p= 0,97. Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan kecukupan asupan energi batita di Desa Mopusi.Kata kunci: pengetahuan gizi ibu, asupan energi, batita.
GAMBARAN GULA DARAH DARAH PADA REMAJA OBES DI MINAHASA Umar, Fitria Angela; Bodhi, Widdhi; Kepel, Billy J.
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4357

Abstract

Abstract: Obesity is an accumulation of excessive fat that can induce insulin resistance. If that happen, the blood sugar inside body will increase (hyperglycemia). Adolesence is impressionable to globalization of the high – fat  and low – fiber diets such fast food or junk food. This reason of increasing prevalence of obesity and risk of diabetes mellitus. Blood sugar examination important to prevent the risk of obesity. Population in this research is all adolescence between 13 to 18 years old at Minahasa. Total of sample quantity are 54 students, which consist of 11 boys and 43 girls. Results that 4 girls (7,4%) are hyperglycemia. 11 boys and 39 girls with normal blood sugar. Mean and standar deviation of blood sugar is 82,2+21. This number can be effected by genetics, diets and physical activity of adolescence. Keywords: blood sugar, obesity, adolescence.  Obesitas merupakan akumulasi lemak berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Bila hal ini terjadi, maka gula darah di dalam tubuh meningkat (hiperglikemia). Remaja gampang terpengaruh oleh globalisasi pada pola makan tinggi lemak dan rendah serat seperti fast food atau junk food. Sehingga meningkatkan prevalensi obesitas dan resiko terhadap diabetes mellitus. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja obes usia 13 sampai 18 tahun yang berada di Minahasa. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 54 orang, yang terdiri dari 11 laki-laki dan 43 perempuan. Penelitian ini didapatkan 4 siswa perempuan (7,4%) mengalami hiperglikemia. Sebanyak 11 siswa laki-laki dan 39 siswa perempuan mempunyai kadar gula darah dalam batas normal. Nilai rerata dan standar deviasi gula darah puasa adalah 82,2+21. Hasil penelitian dapat disebabkan faktor genetik, pola makan, dan aktivitas fisik remaja yang mudah terpengaruh dengan globalisasi. Kata kunci: gula darah, obesitas, remaja.

Page 5 of 88 | Total Record : 880