cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 235 Documents
Pengaruh Senyawa Merkuri Klorida (HgCl2) Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Pigmen Klorofil Mikroalga Botryococcus braunii Simanjuntak, Grace; Mantiri, Desy; Kemer, Kurniati
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.2.2016.14080

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan populasi Botryococcus braunii dengan pemberian senyawa merkuri klorida (HgCl2) serta untuk mengetahui konsentrasi pigmen klorofil dari ekstrak pigmen total yang telah diberi senyawa merkuri klorida (HgCl2) terhadap mikroalga Botryococcus braunii. Stok mikroalga yang digunakan diperoleh dari Pusat Penelitian Dan Pengembangan Daya Saing Produk Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, di Jalan KS Tubun- Pertamburan VI, Slipi, Jakarta Pusat. Stok mikroalga yang telah ada dikeluarkan dari cool box (kotak pendingin). Selanjutnya stok tersebut dibuat medium yang telah diisi oleh air laut dan media conway, setelah itu diberi aerator kemudian di kulturisasi di ruang kultur bersuhu 25oC dengan penerangan lampu tabung 40 watt selama 24 jam dan dikontrol. Kulturisasi dan perlakuan senyawa merkuri klorida dilakukan di Laboratorium Biologi Molekur dan Farmasitika Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta untuk mengetahui panjang gelombang dan kandungan pigmennya menggunakan alat spektrofotometri dilakukan di Laboratorium Farmasi  FMIPA. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakuan didapatkan senyawa merkuri klorida (HgCl2) dengan konsentrasi 2 ppm mengalami penurunan jumlah sel pada hari kedelapan, jumlah selnya 1,9 sel/ml Botryococcus braunii. Artinya senyawa yang tinggi dapat menurunkan konsentrasi pigmen sehingga menghalangi terjadinya proses fotosinteisis dengan menghambat pembelahan sel.
Morfometri lereng kawasan sub-litoral pantai Malalayang II Kota Manado Djabar, Brama; Djamaluddin, Rignolda; Rampengan, Royke
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 3 (2017): Jurnal Pesisir dan Laut Tropis
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.3.2017.17843

Abstract

Pemanfaatan pantai harus didukung oleh pemahaman yang baik tentang morfometri lereng ruang pantai tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan batimetri ruang dan pergerakan arus di kawasan sub-litoral Pantai Malalayang II, serta menganalisis kaitannya terhadap perubahan ruang pantai. Dengan menerapkan metode Lagrangian dan pengukuran kedalaman, diperoleh hasil bahwa ruang pantai bagian Barat memiliki perairan yang dangkal dibandingkan bagian Timur sehingga pergerakan arus relatif cepat di ruang tersebut. Analisis data batimetri menyimpulkan bahwa kawasan ini rentan terhadap erosi pantai, untuk itu disarankan adanya pembangunan pelindung pantai demi keamanan dan pengembangan pemukiman di kawasan Pantai Malalayang II
ESTIMASI KARBON VEGETASI MANGROVE DI KELURAHAN PINTU KOTA KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG Tiolong, Gerardus M; Rumengan, Antonius P; Sondak, Calvyn F A; Boneka, Farnis B; Mamangkey, N Gustaf; Kondoy, Christine
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 7, No 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.2.2019.24215

Abstract

Global warming is one of the issues in the world today, marked by an increase in the temperature of the earth which is directly related to greenhouse gases. Mangrove forest is one of the potential parameters to be studied from the Blue Carbon ecosystem. Estimates of carbon storage in mangrove forests are so large that it is important to calculate carbon stock estimates in mangrove vegetation. This study aims to estimate the carbon content of mangrove trees in the Pintu Kota Village, North Lembeh District, Bitung City. The method used in this research activity is the Line Transect method. Biomass calculation of mangrove trees, using allometric equations. Based on the results of the study after identified mangroves in Pintu Kota Village there were 4 types of mangroves, which consisted of, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza and Soneratia alba. The highest total value of the highest biomass was found at station (2) with a value of 124.01 tons / ha, then at station (3) at 99.02 tons / ha. While the lowest biomass results are at station (1) of 84.15 tons / ha. sehinggah the estimation results of the highest potential carbon content is at the station (2) with a value of 58.29 tons C / ha then at station (3) of 46.54 tons C / ha, while the estimated yield of the lowest carbon content is also found at the station ( 1) with a value of 39.55 tons C / ha.Keywords: Carbon, mangrove, Pintu Kota Village, Bitung City Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini, ditandai dengan adanya peristiwa meningkatnya suhu bumi yang terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca. Hutan mangrove merupakan salah satu potensi yang menjadi parameter untuk dikaji dari ekosistem Blue Carbon. Perkiraan penyimpanan karbon pada hutan mangrove begitu besar sehingga penting untuk menghitung estimasi simpanan karbon pada vegetasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk Mengestimasi kandungan karbon pohon mangrove yang ada di Kelurahan Pintu Kota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung. Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini ialah metode transek garis (Line Transect ). Penghitungan biomassa pohon mangrove, menggunakan persamaan allometrik. Berdasarkan dari hasil penelitian setelah diindentifikasi mangrove di Kelurahan Pintu Kota terdapat 4 jenis mangrove, yang terdiri dari, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza dan Soneratia alba. Diperoleh hasil total nilai rata-rata biomassa yang tertinggi terdapat pada stasiun (2) dengan nilai 124,01 ton/ha, kemudian pada stasiun (3) sebesar 99,02 ton/ha. Sedangkan hasil biomassa terendah terdapat pada stasiun (1) sebesar 84,15 ton/ha. sehinggah hasil estimasi potensi kandungan karbon yang tertinggi terdapat pada stasiun (2) dengan nilai 58,29 ton C/ha kemudian pada stasiun (3) sebesar 46,54 ton C/ha, sedangkan hasil estimasi potensi kandungan karbon terendah juga terdapat pada stasiun (1) dengan nilai 39,55 ton C/ha.Kata kunci: Karbon, mangrove, Kelurahan Pintu Kota, Kota Bitung.
PERKEMBANGAN MUTIARA MABÉ PADA PINCTADA MARGARITIFERA DI PERAIRAN ARAKAN, SULAWESI UTARA Makhas, Khesyia A.; Mamangkey, N. Gustaf F.; Mantiri, Desy M. H.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.2.1.2014.6726

Abstract

Pinctada margaritifera adalah spesies kerang mutiara yang umumnya menghasilkan mutiara berwarna hitam sehingga dikenal sebagai mutiara hitam. Di Sulawesi Utara, spesies ini banyak menempati daerah laguna di perairan Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan. Salah satu jenis mutiara yang bisa diproduksi dari spesies kerang ini adalah mutiara jenis mabé. Namun, kajian ilmiah tentang struktur dan senyawa mutiara yang dihasilkan dari kerang P. margaritifera yang berasal dari perairan Arakan belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan mutiara jenis mabé berdasarkan pertambahan waktu dan mendeskripsikan bentuk struktur pada lapisan mutiara jenis mabé berdasarkan pertambahan waktu. Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan dengan tiga kali masa sampling yaitu pada bulan kedua, keenam dan ketujuh. Pada bulan awal dilakukan penyisipan/penempelan inti mutiara setengah bulat berbahan plastik pada dinding bagian dalam dari cangkang kerang P. margaritifera. Pertumbuhan lapisan diamati dengan mikroskop stereo dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil pengamatan yang didapat adalah tebal rata-rata lapisan mutiara bulan kedua adalah 0,201 mm, bulan keenam adalah 1,026 mm dan 0,914 mm pada bulan ketujuh. Berdasarkan analisis SEM menunjukkan bahwa struktur bangunan lapisan mutiara seperti susunan batu bata dengan ukuran platelet aragonite rata-rata pada bulan kedua adalah 0,511 µm dan pada bulan keenam adalah 0,604 µm.
ISOLASI PIGMEN KAROTENOID PADA KEPITING Metopograpsus sp. BETINA Manik, Franciskus K.I.; Paransa, Darus J; Mantiri, Desy MH; Ginting, Elvy L; Warouw, Veibe; Moningkey, Rudy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 8, No 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27494

Abstract

Metopograpsus sp is one of species of crabs usually found in indo-pacifik and lived at mangrove's trunk. The characteristic of this type of crab has type color on the carapace organ that indicate the presence of carotenoid. carotenoid pigments are natural dyes in plants and crustacea. The purpose of this study is to determined type of carotenoid pigments of metopograpsus sp by using TLC Method. The result of this study were identified three type of pigments of metopograpsus sp that are β-Karoten, Astaxanthin, dan Astacene.Key word : Metopograpsus sp, TLC, Carotenoid pigments.AbstrakMetopograpsus sp adalah kepiting mangrove yang biasanya ditemukan di Indo-Pasifik dan hidup dibatang pohon mangrove. Ciri khas dari kepiting ini memiliki corak berwarna pada karapasnya sehingga diasumsikan kepiting tersebut mengandung pigmen karotenoid. pigmen karatenoid adalah pewarna alami yang terdapat pada tanaman dan hewan krustasea. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis pigmen karotenoid pada kepiting Metopograpsus sp dengan menggunakan metode KLT. Hasil penelitian terdapat tiga jenis pigmen karotenoid yang teridentifikasi pada kepiting Metopograpsus sp yaitu : β-Karoten, Astaxanthin, dan Astacene.Kata Kunci : Metopograpsus sp, KLT, pigmen karotenoid
Status Nudibranchia di perairan pantai Desa Teep Minahasa Selatan dan selat Lembeh Bitung Pungus, Faldy; Kaligis, Georis; Ompi, Medy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.2.2017.15919

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) mengidentifikasi jenis-jenis Nudibranchia di Perairan Selat Lembeh Bitung dan Pantai Desa Teep Minahasa Selatan. 2) mengetahui kelimpahan Nudibranchia di wilayah perairan Selat Lembeh Bitung dan Pantai Desa Teep Minahasa Selatan. Jenis Nudibranchia yang ditemukan di Perairan Desa Teep Minahasa Selatan ada 10 spesies yaitu Chromodoris annae, Dorisprismatica atromarginata, Glossodoris cincta, Goniobranchus reticulatus, Nembrotha kubaryana, Phyllidia coelestis, Phyllidia picta, Phyllidia varicosa, Phyllidiela nigra, Phyllidiela pustulosa dan Perairan Selat Lembeh ada 11 spesies yaitu Chromodoris annae, Discodoris boholiensis, Goniobranchus hintuanensis, Goniobranchus verrieri, Hypselodoris sp, Hypselodoris infucata, Hypselodoris tyroni, Hyspelodoris zephyra, Phyllidia picta, Phyllidiela pustulosa, Tambja gabrielae. Perairan Desa Teep Minahasa Selatan ditemukan Phyllidiela pustulosa dengan jumlah 6 individu yang memiliki kepadatan spesies 2 ind/500 m2 dan, sedangkan kepadatan kedua tertinggi yaitu spesies Phyllidiela nigra berjumlah 3 individu dengan kepadatan 1 ind/500 m2. Kemudian 8 jenis lainnya, masing-masing species ditemukan 1 individu saja dengan kepadatan 0,33 ind/500 m2. Perairan Selat Lembeh ada 2 spesies yang banyak ditemukan yaitu Goniobranchus hintuanensis dan Phyllidiela pustulosa dengan masing-masing individu 3 serta memiliki kepadatan spesies 1 ind/500 m2, sedangkan tingkat kepadatan kedua tertinggi ada pada semua genus  Hypselodoris  yang memiliki jumlah individu yang sama yaitu 2 individu dengan kepadatan 0,67 ind/500 m2. Kemudian 5 spesies lainnya yaitu Chromodoris annae, Discodoris boholiensis, Goniobranchus verrieri, Phyllidia picta dan Tambja gabriela, masing-masing species memiliki kepadatan 0,33 ind/500 m2.
Produksi dan laju dekomposisi serasah mangrove (Sonneratia sp) di kawasan hutan mangrove Bahowo, Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Sulawesi Utara Watumlawar, Yunus; Sondak, Calvyn; Schaduw, Joshian; Mamuaja, Jane; Darwisito, Suria; Andaki, Jardie
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 7, No 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.22804

Abstract

Serasah hutan mangrove memiliki fungsi yang amat penting bagi ekosistem mangrove, diantaranya untuk mempertahankan kesuburan tanah hutan yang bersangkutan.  Kesuburan tanah dan tanaman bergantung pada produktivitas dan laju dekomposisi serasah.  Serasah akan mengalami dekomposisi, memberikan sumbangan bahan organik bagi tanah hutan, serta menjadi sumber makanan bagi kehidupan fauna tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai produktvitas serasah mangrove (Sonneratia sp.) dan laju dekomposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total produksi serasah mangrove (Sonneratia sp.) yang terbesar ditemukan pada plot (1) yaitu (83,55 gr/m2/hari), kemudian plot 3 (55,30 gr/m2/hari),  selanjutnya plot 2 (45,87 gr/m2/hari), dan plot 4 menghasilkan produksi serasah sebesar (39,30 gr/m2/hari). Total rata-rata persentase dekomposisi dan laju dekomposisi per hari yang terbesar/tercepat terdapat pada plot 4 yaitu terurai semua pada hari ke-30, kemudian diikuti oleh plot 3 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 15,70 % dengan laju dekomposisi per hari 1,57 %, kemudian plot 1 dengan sisa bobot akhir yaitu sebesar 16,32 % dengan laju dekomposisi per hari 1,09 %, dan yang terendah terdapat pada plot 2 sebesar 17,16 % dengan laju dekomposisi per hari 1,14%.
Skrining Pigmen Karotenoid pada Kepiting Grapsus sp. dengan Menggunakan Pemisahan Kromatografi Zeak, Werianty Liony; Paransa, Darus Sa’adah J.; Rumengan, Antonius; Kemer, Kurniati; Paulus, James J.H; Mantiri, Desy M.H
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 7, No 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.23457

Abstract

Screening of Carotenoid Pigmen in Crabs of Grapsus sp. Using Chromatography Separation Grapsus sp. is one of the sea crustaceans that has a unique characteristic on its claws, which has a purplish and blackish green color on the carapace organ, this indicates that the crap carapace of Grapsus sp. has pigment content. From this pigment content that is then isolated to determine the type of pigment by using Thin Layer Chromatography and Column Chromatography. The carapace extract of Grapsus sp. crab which was isolated then analyzed, the result identified that the crab carapace of Grapsus sp. had the type of pigment ß-Carotene, Echinenone, Cantaxanthin and Astaxanthin.Keywords: Grapsus sp., Thin Layer Chromatography, Column Chromatography, Astaxanthin Pigments. Grapsus sp. adalah salah satu krustasea laut yang memiliki ciri khas unik pada bagian capitnya yaitu memiliki warna keunguan dan hijau kehitaman pada organ karapas, hal ini menandakan bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki kandungan pigmen. Dari kandungan pigmen inilah yang kemudian diisolasi untuk mengetahui jenis pigmen dengan menggunakan pemisahan Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom. Ekstrak karapas kepiting Grapsus sp. yang telah diisolasi kemudian di analisis, maka teridentifikasi bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki jenis pigmen ß- Karoten, Ekinenon, Kantaxantin dan Astaxantin.Kata Kunci: Grapsus sp., Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, Pigmen Astaxanti
PENENTUAN STRUKTUR MOLEKUL KOLAGEN SISIK IKAN KAKATUA (Scarus sp) BERDASARKAN SERAPAN MOLEKUL TERHADAP GELOMBANG FTIR (FOURIER-TRANSFORM INFRARED SPECTROSCOPY ANALYSIS) Mberato, Shellyn Prastisia; Rumengan, Inneke F M; Warouw, Veibe; Wullur, Stenly; Rumampuk, Natalie D T; Undap, Suzanne L; Suptijah, Pipih; Luntungan, Aldian Hein
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 8, No 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27285

Abstract

 Parrot fish (Scarus sp) is a commodity which commonly consumed in North Sulawesi. High consumption of this fish has caused the high amount of fish scales as wastes. As parrot fish scales contain protein that could be transformed into commercial products such as collagen. Collagen could be applied in the industrial fields including cosmetics and pharmaceutics.  The purpose of this study was to determine molecular structure of collagen derived from the wet and dry parrot fish (Scarus sp) scales, based on molecular absorption of electromagnetic in the infrared region of the fourier transform infrared spectroscopy.Preparation of collagen of fish scales both in wet and dry forms, was initially performed with pre-treatment of raw materials by maceration in sodium hydroxide (NaOH) solution for 48 hours. Then hydrolysis process was conducted in hydrochloric acid (HCl) solution again for 48 hours to remove mineral contents of the scales.  Collagen yield of fish scales in wet and dry forms was 2.23% and 3.00%, respectively, with pH 7, and the respective  water content was  13% and 12%. For collagen derived from the wet scales, the functional groups of amide A and B absorb the electromagnetic at infrared region of 3429 cm-1 and 2930 cm-1), respectively. Also amide I, II and III absorb the electromagnetic at infrared region of 1657 cm-1, 1452 cm-1 and 1242 cm-1, respectively. It was comparable to that of collagen derived from the dry scales, the functional groups of amide A and B absorb the electromagnetic at infrared region of 3425 cm-1 and 2910 cm-1), respectively. Also amide I, II and III absorb the electromagnetic at infrared region of 1653 cm-1, 1402 cm-1 and 1244 cm-1, respectively.  The amide  III group of  the wet scales derived collagen as well as the dry scales derive collagen absorb the electromagnetics at infrared region in the range of 1309-1229 cm-1 indicating that the fish scale derived collagen has not denatured yet, but still in triple helix structure. Molecular functional groups detected for the parrot fish scales derived collagen are in the range of those for  collagen standard.Keywords : fish scale, Scarus sp, collagen, molecule structure, proximate  AbstrakIkan kakatua (Scarus sp) merupakan salah satu jenis komiditi ikan yang banyak dikonsumsi di Sulawesi Utara. Tingginya konsumsi ikan kakatua berakibat banyaknya limbah kuliner ikan ini berupa sisik ikan. Padahal sisik ikan kakatua mengandung protein yang dapat ditransformasikan menjadi produk samping komersial seperti kolagen. Kolagen dapat diaplikasikan pada bidang industry kosmetik dan farmasika. Tujuan penelitian ini menentukan struktur molekul kolagen dari sisik ikan kakatua (Scarus sp) berdasarkan wilayah serapan gelombang infra red.Preparasi kolagen dari sisik ikan baik dalam bentuk basah maupun kering,  diawali dengan proses pre-treatment bahan baku dengan melakukan perendaman menggunakan larutan NaOH selama 48 jam. Selanjutnya adalah tahap hidrolisis yang dilakukan dengan perendaman sampel menggunakan larutan asam klorida (HCl) selama 48 jam untuk menghilangkan mineral yang ada dalam sisik. Kolagen sisik basah dan sisik kering dari ikan kakatua memiliki nilai rendemen masing-masing sebesar 2.23% dan 3.00%, nilai pH 7 serta kadar air sebesar 13% dan 12%. Pada kolagen sisik basah terdeteksi Amida A mempunyai bilangan gel (3429 cm-1), Amida B (2930 cm-1). Amida I (1657 cm-1), Amida II (1452 cm-1 ) dan Amida III (1242 cm-1), sedangkan pada kolagen sisik kering  terdeteksi Amida A mempunyai bilangan gel (3425 cm -1 ), Amida B (2910 cm-1 ). Amida I (1653 cm-1 ), Amida II (1402 cm-1 ) dan Amida III (1244 cm-1). Amida III pada kolagen sisik basah dan kolagen sisik kering terdeteksi pada wilayah serapan 1309-1229 cm-1 hal menandakan bahwa kolagen sisik  ikan kakatua belum terdenaturasi karena masih terdapat struktur triple helix. Gugus fungsional kolagen sisik kering dan kolagen sisik basah dari ikan kakatua memenuhi standar gugus fungsional kolagen standar.Kata kunci : sisik, Scarus sp, kolagen, gugus fungsi, proksimat
Telaah Bentuk Sel Acanthophora spicifera dari Pantai Beton Panjang Mokupa Sulawesi Utara Katamang, Alfons V.; Rumampuk, Natalie D. C.; Gerung, Grevo S.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.1.2016.12219

Abstract

Alga merupakan tumbuhan yang tergolong sebagai tumbuhan tigkat rendah karena tidak mempuyai perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun. Acanthophora spicifera termasuk kedalam divisi Rhodophyta (alga merah), thallus silinder, percabangan dichotomous, cabang berduri, cabang utama pendek. Tumbuh melekat pada batu karang, pecahan karang, serta karang mati. Penelitian tentang bentuk sel alga Acanthophora spicifera secara histologi bertujan untuk mengetahui bentuk sel dari Acanthophora spicifera dengan melakukan pengamatan secara mikroskopik. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk sel Acanthophora spicifera terlihat sel pusat dikelilingi oleh 5 sel periaxial, dan sel kortikal semakin mengecil ke arah korteks, bentuk korteks memanjang

Page 4 of 24 | Total Record : 235