cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Arsitektur DASENG
ISSN : 23018577     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur DASENG adalah media informasi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni khususnya Artikel Ilmiah bidang Arsitektur berupa Hasil Penelitian, Hasil Perancangan, Studi Kepustakaan maupun Tulisan Ilmiah.
Arjuna Subject : -
Articles 752 Documents
REDESAIN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNATIONAL SAM RATULANGI DI MANADO. Blobitecture Lisa Runtunuwu; Rachmat Prijadi; Verry Lahamendu
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21270

Abstract

Bandara Sam Ratulangi Manado merupakan sarana transportasi udara kelas 1B di Kota Manado yang telah melayani penerbangan skala internasional. Ini merupakan satu-satunya bandar udara internasional di provinsi Sulawesi Utara. Kebedaraannya sebagai “gerbang” dan sebagai enterprice kota Manado sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Terminal di dalam bandara perlu ditingkatkan kapasitas ruang serta fasilitas pendukung karena kondisi ruang dan fasilitas yang ada sekarang kurang memadai untuk digunakan beberapa tahun mendatang. Selain itu, pengembangan terminal  juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para penumpang di masa depan yang terus menigkat jumlahnya. Konsep perancangan terminal ini menerapkan tema “Blobitecture” dimana Blobitecture sangat fleksibel, di mana salah satu kriteria bandara yang baik adalah bandara yang fleksibel, karena bandara merupakan objek yang padat sehingga sulit diprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Redesain dengan tema Blobitecture pula membuat terminal badara akan kontras dari lingkungannya. Diharapkan ini dapat meningkatkan sektor pariwisata di Sulawesi Utara terlebih lagi dapat menjawab permasalahan penumpang dalam memenuhi kebutuhan mereka dalam terminal. Kata Kunci : Terminal Penumpang, Bandara, Blobitecture
SEKOLAH POLISI NEGARA DI KAROMBASAN ‘SEMIOTIKA DALAM ARSITEKTUR’ Salindeho, Hendry A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sekolah Polisi Negara dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Lembaga bagi anggota badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum dalam hal ini Polisi Negara Republik Indonesia”. Sekolah Polisi Negara tidak hanya mendidik para siswa calon Bintara Polri dengan materi-materi pembelajaran akan tetapi mereka juga dilatih baik secara fisik, mental dan keterampilan dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai angoota Polri. Adapun tema yang dipilih dalam perancangan SPN Karombasan ini ialah Semiotika dalam Arsitektur. Semiotika dalam Arsitektur menganggap Arsitektur sebagai sebuah sistem tanda dan mengandung bahasanya sendiri. Model semiotika yang cukup populer adalah pendekatan semiotik model Charles Sanders Pierce, dan model semiologi Ferdinand de Saussure. Pendekatan semiotik Pierce merupakan kajian mengenai pola perilaku manusia dalam komunikasi di setiap caranya. Dalam arsitektur, pendekatan ini mengkategorikan objek ke dalam 3 jenis tanda: indeks, ikon, dan symbol. Pendekatan semiologi Saussure mengkaji bagaimana sistem tanda bisa hidup di dalam masyarakat. Pendekatan ini juga kerap disebut pendekatan Semiotika strukturalis. Pendekatan ini memandang objek sebagai sebuah tanda (sign), yang mengandung unsur yang menandakan (signifier) dan unsur yang ditandakan (signified). Signifier dan Signified bersatu membentuk sign, yang didasarkan pada referent yang telah dikenal sebelumnya. Tema “Semiotika dalam Arsitektur” yang diterapkan pada perencanaan ini diharapkan mampu mengkomunikasikan objek perancangan sebagai sarana pendidikan dan pelatihan.   Kata Kunci: Sekolah Polisi Negara, Semiotika dalam Arsitektur.
RE-DESIGN FASILITAS OLAHRAGA BERKUDA DI TOMPASO MINAHASA. Organic Architecture Windy M. Nangoy; Cynthia E. V. Wuisang; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17273

Abstract

Olahraga adalah salah satu kebutuhan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Olahraga berkuda merupakan salah satu cabang olahraga yang memacu sportivitas dan kreatifitas bagi sumber daya manusia. Sulawesi Utara sudah sejak lama menjadi daerah yang selalu turut ambil bagian dalam olahraga berkuda di Indonesia. Tompaso merupakan daerah yang dikenal dengan olahraga berkuda ini. Mengacu dari hal ini maka dihadirkan wadah untuk memfasilitasi dan menunjang berbagai macam kegiatan yang menyangkut olahraga berkuda. Mulai dari stadion pacuan kuda, peternakan kuda, bahkan sekolah berkuda. Stadion pacuan kuda yang memiliki penunjang dengan fasilitas yang bagus menjadi kebutuhan bagi masyarakat yang mempunyai minat akan olahraga berkuda. Tema “Arsitektur Organik” yaitu sebuah langkah untuk merancang, mendesain bangunan yang menghadirkan keselarasan dengan lingkungan sekitar dari beberapa konsep-konsep yang akan diterapkan. Penerapan akan bangunan yang selaras antara bangunan tempat melakukan kegiatan, dan alam, melalui desain yang harmonis antara lokasi, bangunan, interior, dan lingkungan menjadi komposisi yang dipersatukan dan kemudian saling berhubungan. Dengan penggunaan strategi tersebut diharapkan desain yang ada bisa memiliki keunikan tersendiri tanpa mengabaikan fungsi ruang bahkan bangunan sesungguhnya.Kata Kunci : Olahraga Berkuda, Stadion Pacuan Kuda, Arsitektur Organik
PUSAT PENELITIAN DAN KONSERVASI BIOTA LAUT DI TELUK TOTOK “FLOATING ARCHITECTURE” Karundeng, Frensy G.; Tarore, Raymond C. H.; Tinangon, Alvin J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teluk Totok merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak spesies biota laut bernilai estetika tinggi dan ekonomi tinggi. Untuk mendukung hal tersebut, maka dibangun sebuah pusat penelitian dan konservasi biola laut di Teluk Totok, dengan tujuan agar dapat melestarikan spesies biota laut. Floating Architecture merupakan salah satu konsep yang dihadirkan untuk meningkatkan ketersediaan lahan dan meminimalkan kerusakan daerah sekitar sehingga dapat memberikan dampak positif pada biota laut sekitar. Tempat yang representatif dan sebuah karya arsitektur yang berkualitas merupakan tujuan utama di bangunnya Pusat Penelitian dan Konservasi Biota Laut di Teluk Totok dengan konsep Floating Architecture. Pendekatan yang digunakan dalam merancang bangunan ini adalah pendekatan terhadap tipologi objek, tematik, dan kajian terhadap tapak. Sedangkan untuk proses perancangan diaplikasikan proses perancangan generasi II yang dikemukakan oleh John Seizel. Fasilitas yang tersedia dalam objek rancangan ini terdiri dari fasilitas penelitian dan konservasi berupa laboratorium, exhibition, dan asrama peneliti. Terdapat juga fasilitas pengelola, dan fasilitas komersial berupa restoran. Analisa terhadap tapak dilakukan berdasarkan beberapa aspek klimatologi, keunikan lahan, dan topografi lahan. Sedangkan analisa terhadap gubahan bentuk arsitektur ditinjau dari beberapa aspek, seperti bentuk dan ruang, struktur dan utilitas, serta konsep ruang luar dan ruang dalam. Secara keseluruhan, Perancangan Pusat Penelitian dan Konservasi Biota Laut ini merupakan sebuah perancangan bangunan terapung skala sedang yang memfokuskan pada perancangan bangunan terapung dengan tidak merusak daerah pesisir pantai dan lingkungan sekitar bangunan. Kata Kunci: Floating Architecture, Penelitian, Konservasi, Totok.
KAWASAN AGROWISATA JAGUNG DI LIMBOTO “OPTIMALISASI SEQUENCE, SERIAL VISION, SERTA PLACE AND CONTENT ” Matali, Nany A.; Sela, Rieneke L.E.; Prijadi, Rachmat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang mendapat prioritas tinggi disetiap negara. Salah satu sektor pariwisata di Indonesia yang potensial untuk dikembangkan adalah agrowisata. Agrowisata merupakan salah satu bidang usaha pariwisata yang berlandaskan konsep pertanian, serta alam, dan budaya yang beragam. Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati. Tidak hanya itu, Provinsi Gorontalo juga merupakan daerah dengan penghasil varietas jagung terbaik sehingga menjadikan jagung itu sendiri sebagai komoditi utama di Provinsi Gorontalo. Limboto, merupakan salah satu kota yang ada di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang mengusung program pemerintah “Kota Layak Anak”. Kota Limboto sendiri mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam sektor pembangunan dan pariwisata. Mengacu pada hal diatas maka munculah gagasan untuk menghadirkan kawasan wisata sebagai sarana rekreasi dan juga mendidik bagi para wisatawan, guna mendukung program pemerintah di Kota  Limboto, serta balai riset jagung yang ada dalam kawasan agar dapat manghasilkan jagung-jagung dengan kualitas terbaik. Kawasan Agrowisata Jagung di Limboto mengambil tema “Optimalisasi Sequence, serial vision, serta place and content” yang mengoptimalkan rancangan ruang luar dan ruang dalam kawasan berdasarkan beberapa aspek yang telah ada sehingga tercipta sebuah kawasan agrowisata yang nyaman, aman, dan ramah lingkungan. Kata kunci            : Kawasan Agrowisata, Limboto, Optimalisasi Sequence, serial vision, serta place and content
PUSAT SENI BUDAYA MASYARAKAT SORONG. Arsitektur Nusantara Nomensen Tiba; Judy O. Waani; Amanda S. Sembel
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24633

Abstract

Kota Sorong merupakan salah satu daerah di Provinsi Papua Barat yang memiliki keanekeragaman seni dan budaya yang tak kalah dengan daerah lain. Dan sangat mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat Sorong sendiri, hal ini dapat dilihat dari banyaknya peminat yang tertarik ingin belajar dan mencoba menghasilkan karya-karya seni, Serta Adanya dukungan pemerintah dalam mengembangkan seni budaya di Sorong seperti banyaknya perizinan akan kegiatan-kegiatan seni budaya dari luar/dalam Sorong seperti atraksi kesenian, pagelaran dan festival seni tari-tarian, musik tradisional, seni pahat ukir, pameran hasil kerajinan tangan.Akan tetapi masalah yang dihadapi untuk mengembangkan bahkan melestarikan dan mempertahankan seni dan budaya di Sorong adalah Kurangnya informasi serta promosi seni budaya secara continue kepada masyarakat maupun wisatawan. Dan juga Belum adanya suatu wadah untuk menampung kegiatan aktifitas seni dan budaya secara menyeluruh namun terpusat.Berdasarkan kondisi diatas maka objek Pusat Seni Budaya Masyarakat Sorong diperlukan untu memecahkan serta menjembatani permasalahan yang dihadapi dalam pelayanannya akan kegiatan-kegiatan pengembangan seni budaya berupa kegiatan pendidikan, kesenian, pemasaran serta informasi. Dan kiranya mampu memberikan pengetahuan mengenai seni dan budaya kepada masyarakat Sorong melalui tampilan visual hasil-hasil karyanya, dan dapat menambah wawasan  masyarakat kota Sorong tentang seni dan budaya itu sendiri, serta menjadi sarana untuk melatih kreatifitas ke dalam produk seni dan budaya. Kata kunci:Pusat, seni dan budaya,Papua
PLANETARIUM DI MANADO (MIMESIS DALAM ARSITEKTUR) Ogelang, Ardi C.; Rogi, Octavianus H. A.; Siswanto, Wahyudi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Minimnya pengetahuan serta minat masyarakat terhadap ilmu astronomi yang sedang berkembang danmeningkatnya kualitas penelitian dibidang astronomi. Selain itu juga tuntutan perancangan Arsitektural untuk menunjang visi kota Manado sebagai  kota pariwisata dunia maka dibutuhkan suatu objek yang bisa menarik perhatian masyarakat sehingga lewat kehadiran objek tersebut sektor pariwisata di kota Manado  bisa meningkat. Planetarium merupakan objek yang tepat untuk menjawab persoalan yang ada dimana lewat Planetarium beserta fasilitas-fasilitas pendukungnya  diharapkan dapat memfasilitasi berbagai persoalan yang ada. Proses perancangan objek ini menggunakan proses desain generasi 2 sesuai dengan kategorisasi dari Horst Rittel yang terbagi dalam 2 fase, fase yang pertama merupakan pengembangan wawasan komprehensif yang terdiri dari 3 aspek yaitu pemahaman terhadap objek rancangan, pemahaman terhadap tema rancangan, dan pemahaman terhadap lokasi dan tapak. Fase yang kedua merupakan fase konseptualisasi dengan menggunakan mekanisme Image-Present-Test menurut John Zeisel.Pada fase ini perancang melakukan transformasi konsep berdasarkan data yang didapat dari pengembangan wawasan komprehensif (fase 1). Transformasi ini diawali dengan tahap Imaging (pemikiran konsep), dilanjutkan dengan tahap Presenting (penyajian konsep ke dalam bentuk gambar atau model) dan diakhiri dengan Testing (pengujian konsep berdasarkan kriteria pengujian tertentu/proses asistensi). Dikatakan ‘Siklus’ karena ketika mencapai tahap Testing, proses transformasi tidak langsung selesai melainkan diperbaiki kembali. Tema perancangan yang dipilih yaitu Mimesis dalam Arsitektur, konsep dari mimesis itu sendiri lebih mengutamakan Pengimitasian bentuk dan borrowing (peminjaman). Pengimitasian bentukkan serta borrowing (peminjaman) lebih mengacu pada item-item jagad raya, item-item tersebut nantinya akan disatukan dengan medium gubahan dalam tabel rekomendasi agar supaya output dari konsep tersebut bisa memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian pengunjung. Penerapan Mimesis dalam Arsitektur menghasilkan suatu rancangan planetarium dengan konsep Edutainment atau Educative and Entertainment yang menjadikan objek ini sebagai objek yang mempunyai nilai tersendiri dalam menghadirkan unsur-unsur keindahan. Perancangan ruang dalam maupun ruang luar pada objek ini menghadirkan item-item jagad raya sebagai sumber imitasi diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang akan berkunjung ke Planetarium.   Kata kunci :Planetarium, Mimesis, Edutainment
REDESAIN EX SHOPPING CENTER PASAR 45 & GEDUNG PARKIR DI MANADO. Arsitektur Simbiosis (Symbiosis Nature & History and Present) Andretha M. V. Bawole; Frits O. P. Siregar; Faizah Mastutie
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.18397

Abstract

Shopping center yang populer pada tahun 1980-1990an kini sudah tidak seperti dulu. Selain karena bermunculan tempat-tempat perbelanjaan yang baru, secara arsitektural bangunan ini sudah tidak representatif lagi. Walaupun begitu, kawasan ini merupakan salah satu tempat yang memiliki nilai historis terhadap perkembangan kota Manado, baik pelabuhan, perkampungan Cina, perkampungan Arab, hingga Taman Kesatuan Bangsa. Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan perancangan yang mampu menghidupkan kawasan ini serta memaksimalkan potensi akan zona-zona tersebut. Dengan melakukan redesain gedung ex Shopping Center serta menghadirkan gedung parkir diharap mampu menjawab permasalahan yang ada di kawasan ini. Konsep Arsitektur Simbiosis ((Nature & History and Present) dipakai dalam rancangan ini dengan memadukan bangunan terhadap kondisi lingkungan sekitar, menggabungkan nilai-nilai masa lalu serta masa yang sekarang. Berdasarkan Analisa pada site, bangunan yang dihasilkan mampu menjawab tantangan yang ada. Selain menghadirkan suasana yang baru, bangunan ini juga mampu mengakomodir nilai-nilai masa lalu namun tetap menonjolkan kesan yang modern.Kata kunci: Arsitektur Simbiosis, Gedung Parkir, Redesain Shopping Center 
GRAHA PEMUDA DI MANADO (BIOPHILIC DESIGN) Sutrisno, Brawid; Tarore, Raymond Ch.; Takumansang, Esli D.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tumbuh kembang anak muda saat ini sangat berpengaruh pada factor factor lingkungan dan pergaulan mereka. Saat ini juga di Manado semakin banyak anak muda yang memiliki bakat dan potensi baik di bidang seni dan olahraga. Narkoba, free sex, dan kejahatan lainnya adalah beberapa contoh hal yang sering menjebak anak muda. Dalam hal ini Peran orang tua nyatanya tidak lagi bisa membendung hasrat anak muda untuk coba - coba pada hal yang kurang baik terhadap mereka. Faktor pergaulan dan pertemanan yang “tidak sehat” seringkali lebih besar pengaruhnya dari pada peran orang tua. Oleh sebab itu perlu adanya peranan penting dari pemerintah kota Manado  untuk membuat sebuah wadah atau tempat dalam hal ini Graha pemuda  yang bisa memfasiliitasi kegiatan para anak muda untuk mengembangkan bakat mereka dalam bidang seni, olahraga dan pendidikan positif yang bersifat non formal.  Sehingga para anak muda di manado  mendapatkan suatu lingkup pergaulan yang positif yang berguna untuk masa depan mereka.selain itu graha pemuda yang akan di buat menggunakan tema biophilic design dimana tema ini membuat terjadinya keselarasan anta objek arsitektur dan lingkungan alam sekitanya. Penggunaan tema ini juga di harapkan mampu menggugah kesadaran anak muda untuk menjaga alam sekitar mereka dari sekarang . Kata Kunci : Biophilic,Graha,Pemuda
BITUNG SHOPPING CENTER. Morphogenesis in Architecture Jordi P. Basaen; Frits O. P. Siregar; Ricky S. M. Lakat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19217

Abstract

            Kota Bitung adalah salah satu kota yang sangat pesat perkembangannya, mulai dari sektor industri, perdagangan, pariwisata dan jasa serta pembangunannya yang semakin maju, hal ini juga didukung oleh faktor letak geografis  berada pada lingkaran pasifik yang strategis sebagai pintu masuk ke ekonomi global. Selain itu usaha Pemerintah Kota Bitung untuk memperkenalkan  Kota Bitung sebagai Kota tujuan industri, pariwisata dan bisnis mulai dari penyempurnaan perizinan investasi bagi para investor lokal maupun asing untuk dapat berinvestasi didalamnya. Melihat peluang dan potensi yang dimiliki Kota Bitung sangat besar maka hadirlah konsep perencanaan Bitung Shopping Center atau Pusat Perbelanjaan berlokasi dipusat Kota Bitung, yang mengacu dari  kebutuhan akan jasa akomodasi sebagai penunjung dan penyediaan kebutuhan pokok maupun pusat rekreasi di Sulawesi Utara. Dalam perancangan objek Bitung Shopping Center ini, dengan tema “Morphogenesis In Architecture” konsep ini mencakup perubahan  evolusi pada konsep desain bangunan diharapkan dapat mampu beradaptasi dengan penekanan trasformasi bentuk gubahan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan sekitar berdasarkan analisa tapak serta permodelan dalam bentuk bangunan yang dinamis, sehingga desain yang dihasilkan tidak hanya menjadi desain yang kaku dan monoton tapi juga dapat menjadi desain yang sangat baik dan ramah terhadap lingkungan. Kehadiran Bitung Shopping Center ini diharapkan dapat memberikan fasilitas penyediaan kebutuhan berbelanja yang legkap, aman dan nyaman bagi para pemakai dengan berbagai kebutuhan yang berbeda-beda.          Kata kunci       : Kota Bitung, Shopping Center, Morphogenesis

Page 1 of 76 | Total Record : 752


Filter by Year

2012 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 12 No. 3 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 2, April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022 Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021 Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020 Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019 Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017 Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017 Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015 Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014 Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014 Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013 Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013 Vol 2, No 1 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.1 Mei 2013. Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 1 (2012): EDISI PERDANA Volume 1 No.1 Mei 2012 More Issue