cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 220 Documents
ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH TINGGAL MASYARAKAT ETNIK MINAHASA Rengkung, Joseph
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKArsitektur sebagai hasil karya manusia merupakan wujud kebudayaan fisik yang tidak terlepas dari perubahan akibat perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Karya arsitektur rumah tinggal masyarakat etnik Minahasa yang dapat dikategorikan sebagai arsitektur vernakular, dibangun oleh masyarakat setempat dan memiliki prinsip atau pola yang secara tradisional telah diserahterimakan dari generasi ke generasi, merupakan arsitektur yang lahir dari komunitas tertentu dibuat oleh dan untuk suatu masyarakat dan atau kebudayaan tertentu pula, sebagai ungkapan budaya dan jalan hidupnya. Dalam perkembangan fisik rumah tersebut terjadi perubahan baik secara bentuk maupun dalam pemakaian material atau perubahan terjadi secara kuantitas dan kualitas. Walaupun demikian karakteristik bentuk rumah etnik Minahasa masih terlihat jelas dalam keberadaanya, hal ini dikarenakan sifatnya yang tradisional dan selalu dijadikan sebagai suatu aturan, syarat dan pedoman yang diteruskan secara turun temurun. Arsitektur vernakular yang diartikan sebagai arsitektur asli, dibangun oleh masyarakat setempat memiliki karakteristik bentuk (Denah,Tampak dan Ornament bangunan) serta metode yang tidak tertulis dan harus dipatuhi oleh pemilik rumah dalam proses membangun. Fenomena tersebut merupakan hal yang menarik untuk diungkapkan dalam penulisan ini, sehingga keberadaan arsitektur vernakular rumah tinggal masyarakat etnik Minahasa sebagai suatu kearifan lokal dalam bidang Arsitektur dapat diketahui secara jelas dan perlu dilestarikan keberadaanya.Kata kunci : Arsitektur Vernakular Rumah Tinggal Etnik Minahasa
EKSPLORASI STRUKTUR CANGKANG UNTUK BANGUNAN TINGGI Karamoy, Megawati; Suryono, .
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan tinggi sudah mulai dibangun sejak zaman dahulu di kota-kota Kerajaan Romawi dengan ketinggian sepuluh lantai. Sistem struktur yang digunakan yaitu struktur yang semakin tebal dan berat saat bangunan semakin tinggi. Kemudian muncul sistem struktur beton bertulang yang paling sering digunakan pada perancangan bangunan tinggi. Setelah struktur beton, muncul sistem struktur rangka baja ringan.Struktur cangkang merupakan sebuah sistem struktur lengkung, namun tipis dan kuat. Sistem struktur ini kebanyakan digunakan pada bangunan berbentang lebar serta bangunan fungsional dengan satu lantai saja, hingga Viljo Revel dan I. M. Pei merancang bangunan tinggi berlantai banyak dengan sistem struktur cangkang. Munculnya Toronto City Hall karya Revel dan The Hyperboloid karya Pei ini membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk perancangan gubahan bentuk bangunan tinggi menjadi lebih luas.Adanya desain-desain bangunan tinggi berlantai banyak yang menerapkan struktur cangkang, ternyata struktur cangkang memiliki potensi-potensi yang tidak dimiliki sistem struktur lain yang mampu menciptakan bangunan tinggi berlantai banyak dengan berbagai bentukan tanpa menggunakan struktur sekunder (sekunder skin) pada fasade bangunan.Kata Kunci : Bangunan tinggi, Struktur Cangkang
IMPLEMENTASI KONSEP “FOLDING” DALAM RANCANGAN FASADE BANGUNAN / ARSITEKTUR Runtu, Mareike; Tilaar, Sonny
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fasade bangunan yang baik merupakan suatu kesatuan desain antara atap, dinding serta terintegrasi dengan denah ruang dan struktur yang ada di dalamnya. Untuk bisa menyatukan elemen-elemen tersebut maka dipakai berbagai macam konsep perancangan yang bisa menjadi dasar ide atau pemikiran dalam merancang. Salah satunya dengan konsep “Folding” atau melipat, menekuk suatu bidang sehingga mendapatkan sebuah fasade bangunan. Sebagai bahan dasar dari pembuatan ide digunakan kertas atau bahan lain yang bisa dilipat dengan mudah. Kreatifitas dalam membuat dan menjadikan kertas itu suatu bentuk yang menarik akan sangat mempengaruhi bentuk fasadenya nanti. Folding Architecture merupakan suatu proses menghasilkan bentukan dalam desain arsitektur yang pada intinya bereksperimen untuk menghasilkan suatu bentuk konfigurasi melalui suatu proses. Penerapannya ke dalam perancangan arsitektur menggunakan metode “borrowing” yakni meminjam karakter kertas dan mentransformasikannya kedalam sebuah bentuk melalui proses lipat, potong, tekan dll. Peminjaman karakter kertas dipakai sebagai media dalam membuat bentukan, karena sifat kertas yang mudah dilipat dan ditekuk. Setiap proses lipatan itu bertransformasi menjadi sebuah bentuk yang hasilnya tidak terduga sebelumnya. Itu disebabkan karena Folding bersifat spontan dan tidak memiliki cara yang terikat dalam memproses sebuah bentuk. Setiap bentukan yang dihasilkan pasti akan berbeda walaupun prosesnya sama. Dari bentukan inilah yang nantinya akan diolah menjadi suatu desain arsitektur. Kata kunci: Fasade, Folding Architecture
KONSEP RUMAH TUMBUH PADA RUMAH ADAT TRADISIONAL DUSUN DOKA, NUSA TENGGARA TIMUR Sabono, Ferdy
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah adat (Sa’o) merupakan konsep berhuni yang diterapkan oleh masyarakat Doka dengan menempatkan atau berdampingan dengan unsur tradisional di dalamnya. Dalam tatanan hierarki bentuk dan ruang pada rumah adat dusun Doka selalu terdiri dari ruang Kada Wari (beranda), Teda Wawo (ruang transisi) dan One (ruang inti). Bentuk kepercayaan masyarakat doka menjadikan One sebagai ruang representatif keberadaan leluhur sehingga menduduki peranan penting dalam identitas rumah adat yakni sebagai pusat hunian (core). Kebutuhan penambahan ruang oleh faktor eksternal seperti tingkat ekonomi, status sosial hingga efek modernitas memberikan pengaruh pada keputusan penambahan ruang-ruang baru pada rumah adat. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengkaji konsep rumah tumbuh  pada rumah adat Doka serta sejauh mana bentuk penambahan ruang yang dianggap sebagai tindakan kearifan dalam mempertahankan tradisi nilai budaya. Adapun metode penelitian yang digunakan berupa pengamatan langsung terhadap beberapa sampel hunian rumah adat yang memiliki perbedaan dari segi pola pengembangan ruang dan transformasi bentuk material. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep rumah tumbuh pada hunian rumah adat di dusun Doka menganut konsep pengembangan ruang yang mengikat (statis) dan lepasan (dinamis). Konsep pengembangan ruang yang mengikat yakni pada urutan ruang pembentuk utama (Kada Wari, Teda Wawo dan One), perlakukan leveling lantai serta sistem material, struktur dan konstruksi pada One. Sedangkan konsep lepasan terdiri dari penyesuaian terhadap jumlah penghuni, kebutuhan fungsi ruang, sistem pembagian lahan (site) dan kebutuhan akan penggunaan material bahan bangunan terbaru.
APLIKASI BIOETANOL SEBAGAI HASIL FERMENTASI NIRA AREN UNTUK PENERANGAN RUMAH TINGGAL PEDESAAN DI MINAHASA TENGGARA Wahongan, Chindy R.S.; Gosal, Pierre Holy
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 3 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap bangunan menghasilkan dan membutuhkan energy. Energy diperlukan oleh bangunan untuk dapat menjalankan fungsinya secara maksimal. Mulai dari bangunan yang berskala besar sampai bangunan yang berskala kecil seperti rumah tinggal juga menggunakan energy dalam rangka memaksimalkan fungsinya sebagai tempat manusia melakukan aktifitas. Sayangnya, keberadaan energy saat ini sudah semakin berkurang. Peningkatan kebutuhan akan energy yang terus menerus bertambah tidak sebanding dengan ketersediaan energy yang semakin lama semakin habis karena energy yang ada saat ini tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Keadaan ini menuntut adanya tindakan penghematan energy seperti memanfaatkan sumber energy terbarukan salah satunya adalah biomassa yang dalam produksinya menggunakan bahan – bahan dari alam yang otomatis dapat diperbaharui (renewable) dan dapat digunakan secara terus menerus tanpa khawatir akan habis suatu hari nanti.Penerapan bioetanol salah satu hasil pengolahan biomassa dengan menggunakan bahan baku dari alam yaitu pohon aren yang memiliki potensi sebagai salah satu tanaman penghasil bioetanol yang keberadaannya cukup potensial, serta daya produksi yang lebih tinggi dibanding tanaman penghasil etanol lainnya, menjadikan tanaman aren sebagai bahan baku yang layak digunakan dalam memproduksi etanol yang nantinya dapat digunakan sebagai penghasil energy listrik untuk penerangan pada rumah tinggal khususnya di daerah Minahasa Tenggara.Kata kunci : energy terbarukan, bioetanol dari aren,listrik untuk penerangan,rumah tinggal
EVOLUTIONARY ARCHITECTURE Muntu, Irving Richard; Erdiono, Deddy
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evolutionary Architecture merupakan salah satu strategi teori perancangan yang mendeskripsikan konsep arsitektural dalam bentuk ‘kode genetik’, Kode ini dikembangkan oleh program komputer menjadi sebuah rentetan model dengan menerapkan Prinsip morfogenesis, replikasi, kode genetik, mutasi dan seleksi dalam prosesnya. Model-model demikian kemudian dievaluasi serta disimulasikan dan kode dari model yang sukses dipakai untuk menganalisa proses selanjutnya hingga sampai di tahap di mana pengembangannya dipilih untuk membuat suatu prototipe. Dalam Evolutionary Architecture menjelaskan bahwa konsep adalah proses yang terkemudi; yang artinya, dengan peraturan pembentuk wujud atau bentuk yang bukan terdiri dari komponen-komponen, tapi sejumlah proses. Disugestikan bahwa sistemnya bersifat hierarki, di mana satu proses mendorong proses selanjutnya. Dengan cara yang sama, bentuk dan teknologi yang kompleks seharusnya bisa dievolusikan secara hierarki dari bentuk dan teknologi yang sederhana. 
ARSITEKTUR PINTAR Pratasik, Allan I.; Sangkertadi, Prof.
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKArsitektur intar adalah tema perancangan, yang didalamnya berisi mengenai konsep perancangan arsitektural. Arsitektur pintar merupakan pengembangan dari konsep perancangan yang menghadirkan suatu hasil perancangan yang pintar. Seperti halnya bangunan pintar yang memiliki system otomatisasi pada bangunan yang ’memintarkan’ bangunan, arsitektur pintar juga memiliki bagian-bagian yang dipintarkan, tapi arsitektur pintar lebih dari sekedar pengotomatisasian bangunan, arsitektur pintar lebih luas,maksudnya arsitektur pintar tidak hanya pada lingkup bangunan tapi mencakup ruang luar dan ruang dalam. di dalam arsitektur pintar ada Estetika dan Psikologi sebagai faktor pendukung utama yang memberikan keindahan dan nuansa di dalam perancangan sehingga dapat memberikan kepuasan visual dan kepuasan psikologi baik dari luar maupun dari dalam.Kenapa disebut Arsitektur Pintar? karena merupakan tema perancangan yang menghasilkian suatu karya perancangan yang inovativ, mencakup berbagai jenis bidang ilmu, dan menggunakan perkembangan teknologi dan sains dalam perancangan.Kata Kunci : Estetika, Psikologi, Bangunan
EVALUASI PURNA HUNI (EPH): ASPEK PERILAKU RUANG DALAM SLB YPAC MANADO Syafriyani, -; Sangkertadi, -; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 3 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian evaluasi purna huni (EPH) berlokasi di SLB YPAC Manado yang bertujuan untukmeninjau kinerja ruang kelas persiapan dari segi aspek perilaku selama kegiatan belajar anak berkebutuhankhusus.Proses EPH yang digunakan adalah investigatif dengan menggunakan metode penelitian kualitatifpendekatan fenomenologi. Situasi sosial dalam penelitian ini adalah ruang kelas persiapan tunarungu dantunagrahita SLB YPAC Manado yang digunakan oleh 11 peserta didik ABK. Pemilihan sampel secarasampling purposive. Pengumpulan data menggunakan triangulasi: wawancara, pemetaan perilaku dandokumentasi. Analisis data menggunakan metode pengamatan behavioral mapping. Hasil pengamatan dikajidengan menggunakan model sistem perilaku-lingkungan (Weisman, 1988) dalam menentukan suatu atributyang diperoleh dari hubungan interaksi organisasi sekolah, ABK, dan setting ruang kelas.Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja ruang kelas persiapan SLB YPAC Manado berdasarkanperilaku memperoleh atribut teritori, aksesibilitas, privasi, sosialisasi, rangsangan sensori, dan kenyamanan.Kata Kunci: Atribut, EPH, Kinerja Ruang Kelas, Perilaku ABK, SLB YPAC Manado
KAJIAN PERUBAHAN BENTUK ARSITEKTUR DENAH RUMAH TINGGAL KAITAN DENGAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT PEMUKIM PADA PERUMAHAN KARYAWAN KANTOR GUBERNUR DI WINANGUN MANADO Rengkung, Joseph; Makarau, Vicky H.; Kapugu, Herry
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumahan Karyawan Kantor Gubernur di Desa Winangun Dua Manado dibangun tahun 1978 dan awal ditempati tahun 1981, berjumlah 70 unit terdiri dua tipe yaitu tipe 70 M2 dan tipe 54 M2.  Dalam perkembangan perumahan tersebut telah mengalami perubahan bentuk arsitektur dimana ada indikasi perubahan terkait dengan kehidupan sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat pemukim. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan bentuk Arsitektur difokuskan pada perubahan bentuk denah rumah  dari ke dua tipe rumah yang ada diperumahan ini dengan melihat kaitan terhadap indikasi tersebut di atas. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dan pengambilan sampel penelitian dilakukan secara proposive (sampel bertujuan) dengan melihat indikasi visual terhadap kondisi perubahan rumah yang ada. Sampel yang diperoleh dapat menggambarkan secara faktual fenomena yang terjadi pada ke dua tipe  rumah yang ada di perumahan ini. Sedangkan untuk mendapatkan data sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat pemukim dilakukan observasi terhadap populasi rumah yang ada di perumahan ini. Kajian dilakukan secara deduktif untuk menguji kebenaran konsep penelitian yang dibangun dari kajian teori. Hasil kajian penelitian ditemukan bahwa perubahan bentuk denah rumah terdiri dari tiga kategori yaitu; (1) Reparasi denah, (2) Modifikasi denah dan (3) Rekonstruksi denah, dimana  perubahan ini meliputi; penambahan ruang, penghapusan ruang dan perubahan fungsi ruang. Hasil kajian menunjukan bahwa perubahan yang ada   terkait dengan kondisi sosial ekonomi serta tuntutan rutinitas melakukan aktivitas kehidupan dan merupakan aplikasi konsep keluarga yang erat hubungan dengan nilai budaya masyarakat pemukim. Kata kunci : Perubahan Rumah,Sosial ekonomi dan Budaya masyarakat Pemukim
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DESA WISATA TAJUR KAHURIPAN DI KABUPATEN PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT BERBASISKAN ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDA Nuryanto, .; Ahdiat, Dadang; Surasetja, R. Irawan
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 3 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Program Pengembangan Kelompok Bidang Keilmuan (PPKBK) ini sebagai lanjutan dari PPKBK sebelumnya. Fokus penelitian yaitu pada perencanaan dan perancangan desa wisata Kampung Tajur Kahuripan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya Desa Wisata di Kabupaten Purwakarta yang memiliki ciri khas Arsitektur Sunda, padahal hal tersebut dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan dan perancangan desa wisata berbasiskan Arsitektur Tradisional Sunda dalam rangka mendukung program Visit West Java Year dan Visit Indonesia Year 2014-2019. Lokasi penelitian di Kampung Tajur Kahuripan Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Metoda penelitian menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, dengan cara mengobservasi dan menggali potensi Kampung Tajur Kahuripan dan masyarakatnya untuk dijadikan masukan dalam merencanakan dan merancang desa wisata.Hasil penelitian ini mendapatkan dua rumusan penting, yaitu: (1) Perencanaan desa wisata (planning) yang meliputi: master plan dan site plan yang di dalamnya terdiri dari penyediaan fasilitas bagi wisatawan, pengembangan potensi, pemintakatan fungsi, serta penghijauan; (2) Perancangan desa wisata (design) yang meliputi: rancangan tipologi bangunan penghuni dan wisatawan berbasiskan arsitektur Tradisional Sunda, seperti: imah panggung, leuit, saung lisung, bale sarwaguna, homestay, mesjid, warung souvenir, gazebo, dan lain sebagainya. Bentuk atap bangunan yang meliputi: julang ngapak, jolopong, capit gunting, sontog, badak heuay, dan tagog anjing. Konsep perencanaan dan perancangan Desa Wisata Tajur Kahuripan menggunakan pendekatan arsitektur Tradisional Sunda, mulai dari bentuk sampai dengan material. Kehidupan sosial dan budaya masyarakatnya menjadi faktor penting sebagai daya tarik bagi wisatawan, seperti: proses menggarap sawah, sikap gotong royong, menjaga lingkungan, toleransi antar warga, kesenian tradisional, serta pelaksanaan berbagai upacara tradisi sebagi siklus kehidupan. Kampung Tajur Kahuripan memenuhi kriteria untuk diusulkan sebagai kawasan wisata dengan konsep arsitektur Tradisional Sunda.

Page 5 of 22 | Total Record : 220