cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
INKLUSI
ISSN : 23558954     EISSN : 25809814     DOI : -
Core Subject : Social,
INKLUSI: Journal of Disability Studies is an academic journal focusing on the issues of disabilities, the rights of people with disabilities, and efforts to promote an all inclusive society. It is a peer-reviewed journal published by the Center for Disablity Services (PLD) at UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. The journal accepts submission of quality papers, research based articles, without regard the disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 150 Documents
Stigma Disabilitas di Mata Orang Tua Anak Difabel di Yogyakarta Uswatun Nisa
INKLUSI Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080106

Abstract

Stigma is an inseparable part of social life. Stigma shows diversity in representing viewpoints, values, standards, and the power to make social categorizations. One of the causes of stigma is physical and non-physical differences such as those experienced by people with disabilities. Parents of children with disabilities also feel the impact of stigma related to disability as an associated group. The research uses a psycho-social approach with a descriptive-qualitative method to explore perspectives, experiences, responses, and de-stigmatization strategies. The research subjects are parents who have children with disabilities in Yogyakarta. The study found several forms and characteristics of stigma experienced by parents and various reactions and efforts of parents to fight stigmatization.[Stigma merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Stigma menunjukkan adanya diversitas dalam merepresentasikan sudut pandang, nilai, standar, dan kuasa untuk membuat kategorisasi sosial. Salah satu penyebab stigma adalah menonjolnya perbedaan fisik maupun non-fisik seperti yang dialami para penyandang disabilitas. Dampak stigma terkait disabilitas turut dirasakan orang tua anak difabel sebagai kelompok yang saling terasosiasi. Penelitian menggunakan pendekatan psiko-sosial, dengan metode deskriptif-kualitatif yang bertujuan untuk menggali perspektif, pengalaman, respons, dan strategi destigmatisasi. Subjek penelitian adalah para orang tua yang memiliki anak difabel di kota Yogyakarta. Penelitian menemukan beberapa bentuk dan sifat stigma yang dialami para orang tua dan berbagai reaksi dan upaya para orang tua untuk melawan stigmatisasi.]
Sinergi Pendampingan sebagai Modal Pembelajaran Pendidikan Inklusif di PKBM Yogyakarta Munifah Munifah; Bagus Ardiyansyah
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080205

Abstract

Studies on inclusive education in non-formal institutions such as PKBM (Center for Community Learning Activities) have not been widely carried out. Whereas PKBM also accepts students with various backgrounds. The inclusion of children with disabilities in the same learning environment with other children in PKBM HSPG Homeschooling Yogyakarta can show how inclusive education is practiced in non-formal institutions. Taking PKBM as a case study, this paper examines interesting practices that characterize PKBM HSPG Homeschooling Yogyakarta. Data were obtained from tutors, students, and parents. Through a synergy strategy of mentoring and flexibility of inclusive education curriculum, PKBM HSPG Homeschooling Yogyakarta has facilitated the practice of inclusive education for children with disabilities in informal education system. Studi tentang pendidikan inklusif di lembaga nonformal seperti PKBM (Pusat Kegiatan Belajar masyarakat) belum banyak dilakukan. Padahal PKBM juga menerima peserta didik dengan berbagai ragam latar belakang. Bergabungnya anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan belajar yang sama dengan anak-anak lain di PKBM HSPG Homeschooling Yogyakarta dapat menjadi bukti pendidikan inklusif yang mencakup lembaga formal dan nonformal. Menggunakan studi kasus, penelitian ini mengkaji praktik menarik yang menjadi ciri khas PKBM HSPG Homeschooling Yogyakarta. Data diperoleh dari tutor, peserta didik, dan orang tua. Melalui strategi sinergi pendampingan dan fleksibilitas kurikulum pendidikan inklusif, PKBM HSPG Homeschooling Yogyakarta telah memfasilitasi praktik pendidikan inklusif bagi anak dengan kebutuhan khusus maupun umum.
Nalar Fikih Penghulu di Kota Malang dalam Saksi Nikah Tuli Mukhammad Nur Hadi
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080206

Abstract

This article discusses the paradigm of penghulus (the marriage registrants at the office for religious affairs, KUA) in Malang City regarding the status of marriage witnesses. This study uses a philosophical normative approach to find several important points. It turns out that fiqh is dominantly used by the penghulu to limit the rights of witnesses to marriages with hearing disabilities. This is related to the internalization of maslahat in the fiqh paradigm of the penghulu which is manifested in the form of concerns about leaving fiqh, on the one hand, and the stability of following fiqh and the opinions of local ulama', on the other. Nevertheless, fiqh is still a representation of the “advocative paradigm” of the penghulu in terms of the rights of deaf marriage witnesses by elaborating on sociological aspects and the development of science. It is safe to say that the continuing reference to traditional fiqh among the penghulu is related to the failure of the Malang City government in promoting their vision of creating an inclusive city. Artikel ini membahas nalar fikih penghulu di Kota Malang dalam status saksi nikah. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif filosofis untuk menemukan beberapa poin penting. Fikih ternyata dominan digunakan penghulu untuk membatasi hak saksi nikah Tuli. Hal ini terkait dengan internalisasi maslahat dalam nalar fikih penghulu yang termanifestasi dalam bentuk kekhawatiran meninggalkan fikih, di satu sisi, dan kemantapan mengikuti fikih dan pendapat ulama’ lokal, di sisi yang lain. Meskipun demikian, fikih masih menjadi representasi “nalar advokatif” penghulu dalam hal hak saksi nikah Tuli dengan mengelaborasi aspek sosiologis dan perkembangan ilmu pengetahuan. Di sini dapat ditemukan bahwa dominasi nalar fikih lama di kalangan penghulu terkait dengan lemahnya pengaruh gagasan pemerintah Kota Malang yang ingin mewujudkan kota yang inklusif.
Strategi Komunikasi Penanganan Perempuan Difabel Korban Kekerasan Seksual di SAPDA Yogyakarta Tiara Apriyani; Lintang Ratri Rahmiaji
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080207

Abstract

Women with disabilities are a vulnerable group to sexual violence. Handling cases of sexual violence against women with disabilities requires a special approach. SAPDA Yogyakarta is one of the NGOs that focuses on assisting victims of violence among women with disabilities. Using a qualitative approach, this study aims to examine the SAPDA communication strategy as an effort to assist victims. The study revealed that the special communication strategy carried out by SAPDA began by studying the background and condition of the victim to achieve a common understanding. Furthermore, SAPDA cooperates with the victim's family to achieve her consent for counseling. SAPDA also uses non-verbal communication, reduces interpersonal distance, acts as a friend, uses assistive medias, such as images and games, and repeats communication processes. To prevent any cases of sexual violence, SAPDA establishes Peer Counselors with online counseling programs, holds various seminars and trainings and uses SAPDA publications to educate disability issues. Perempuan difabel adalah kelompok yang rentan mengalami kekerasan seksual. Penanganan kasus kekerasan seksual pada perempuan difabel membutuhkan pendekatan khusus. SAPDA Jogja adalah salah satu NGO yang memiliki fokus pendampingan perempuan difabel korban kekerasan. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan mengetahui strategi komunikasi SAPDA sebagai upaya mendampingi korban. Adapun hasil penelitian mengungkapkan strategi komunikasi khusus yang dilakukan SAPDA dimulai dengan mempelajari latar belakang dan kondisi korban untuk membangun pemahaman bersama. Selanjutnya, SAPDA bekerja sama dengan keluarga korban untuk memudahkan penerimaan konseling. SAPDA juga menggunakan komunikasi non verbal, mengurangi jarak inter-personal, dengan berlaku sebagai teman, penggunaan alat bantu gambar serta media permainan, dan proses komunikasi yang dilakukan berulang-ulang. Untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual, SAPDA membentuk Konselor Sebaya dengan program konseling-daring, mengadakan berbagai seminar dan pelatihan HKSR serta menggunakan media SAPDA sebagai sarana informasi yang edukatif mengenai isu disabilitas.
Bacaan Alquran Orang dengan Hambatan Bicara: Perspektif Kelisanan Alquran Muhammad Alwi HS
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080204

Abstract

This article discusses the reading of the Quran by those having speech impediments. This topic has yet to be studied in the study of persons with disabilities and in the study of the Koran. Reading the Quran is an important part a Muslim’s life, including people with speech impediments. Using the analytical-descriptive method, the study answers the question what is the position of people with speech impediments in the context of reading the Qur'an properly and correctly? This article argues that the readings of people with speech impediments should be accepted, not as a rukhsah, as they have their own way of reading based on the oral side of the Qur'an. This article redefines the reading of the Quran and criticizes the standardization of good and correct reading of the Quran which has neglected the condition of people with speech impediments. As an oral text, the reading of the Koran is based on the voice of the reader, not on the clarity of the sound of the letters. Artikel ini membahas bacaan Alquran bagi orang dengan hambatan bicara, dengan menggunakan perspektif kelisanan Alquran. Topik ini masih luput dikaji dalam kajian penyandang disabilitas maupun kajian Alquran. Padahal, membaca Alquran menjadi bagian penting dalam kehidupan seorang muslim, termasuk orang dengan hambatan bicara. Menggunakan metode deskripsi-analitis, kajian menjawab pertanyaan bagaimana kedudukan orang dengan hambatan bicara dalam konteks membaca Alquran dengan baik dan benar? Melalui deskripsi dan analisis terhadap bacaan Alquran, artikel ini menyimpulkan bahwa bacaan orang dengan hambatan bicara yang sebelumnya dipandang sebagai bacaan yang mendapat rukhsah atau functional reception, mempunyai cara baca tersendiri dengan berlandaskan pada sisi kelisanan Alquran. Artikel ini melakukan redefinisi terhadap bacaan Alquran dan mengkritik standarisasi bacaan Alquran yang baik dan benar yang telah mengabaikan kondisi orang-orang dengan hambatan bicara. Sebagai teks lisan, bacaan Alquran berdasarkan suara pembacanya, bukan pada kejelasan bunyi huruf-hurufnya.
Attitudes of Secondary School Science Teachers toward Teaching Diverse Students Iva Nandya Atika; Norimune Kawai; Atsuhiko Funabashi
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080202

Abstract

Teachers’ attitudes are crucial to promote inclusive science practices, including those with special educational needs (SEN). This study aimed to investigate science teachers’ attitudes toward teaching diverse student and to identify the elements that may influence teachers in a positive manner toward including SEN students in science classrooms. 202 science teachers in the Banjarnegara Regency, Indonesia participate this study. A survey was conducted and analyzed by a three-way ANOVA test to know the relationship among teachers’ variables and their attitudes toward teaching diverse student groups. The results suggested that 71.8% teachers have moderately positive attitudes concerning teaching diverse student groups in general education classrooms. There were no statistically significant interaction effects among teachers’ variables. Teachers’ personal experiences in interacting with SEN students were found to be the main effect that contributes teachers in acquiring positive attitudes toward involving SEN students in regular classrooms (p < 0.01). Sikap guru sangat penting untuk mendukung praktik pembelajaran IPA yang inklusif, termasuk pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sikap guru IPA dalam menghadapi peserta didik yang beragam dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi secara positif sikap guru IPA dalam mengikutsertakan ABK pada pembelajaran IPA. Survei dilakukan pada 202 guru IPA di Kabupaten Banjarnegara, Indonesia menggunakan kuisioner ATTDS dan dianalisis dengan tes ANOVA tiga arah untuk mengetahui hubungan antara variable guru IPA yang diteliti dan sikap guru IPA terhadap pembelajaran di kelas. Hasil survei menunjukkan bahwa 71,8% guru IPA memiliki sikap yang cukup positif terhadap seluruh skala ATTDS. Secara statistik tidak ditemukan efek interaksi yang signifikan antara ketiga variabel. Pengalaman guru IPA berinteraksi dengan ABK ditemukan sebagai aspek utama yang memberikan konstibusi signifikan pada perbedaan sikap guru IPA dalam memperoleh sikap positif untuk melibatkan ABK di kelas IPA reguler (p<0,01).
Pengalaman Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif dalam Menyediakan Pembelajaran Sains Jamil Suprihatiningrum
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080203

Abstract

This article focuses on the investigations towards challenges and obstacles faced by Schools Providing Inclusive Education (SPIE) in creating inclusive science learning for students with disabilities. Under the qualitative research lense, three SPIE (Sekolah Mutiara, Permata and Berlian) in the Special Province of Yogyakarta were involved and thirteen respondents (principals, science teachers, support teachers) were selected through purposive sampling technique. Data were collected by in-depth interviews and followed by a Focus Group Discussion (FGD) with six science teachers. Collected data were then analyzed through coding, categorization, and four themes were generated. The findings show that types of disabilities possessed by students are very diverse, so that teachers need more effort and time to manage class. Support for the teachers and science learning media were limited. Another finding shows that contradictions between policies on inclusive education resulted in the confusion of implementing inclusive education in school level. Artikel ini membahas tantangan dan hambatan yang ditemui oleh Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) dalam menyediakan pembelajaran sains untuk siswa difabel. Tiga SPPI di Daerah Istimewa Yogyakarta dicakup dalam penelitian ini, dengan tiga belas responden yang terdiri atas kepala sekolah, guru sains, guru pendamping kelas (GPK). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) bersama enam guru sains. Hasil analisis data menunjukkan di ketiga SPPI, variasi tipe dan jenis disabilitas yang dimiliki oleh siswa sangat beragam, sehingga guru membutuhkan tenaga dan waktu lebih banyak untuk mengelola pembelajaran. Daya dukung sekolah masih kurang dan perlu ditingkatkan terutama di area jumlah GPK dan media pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan jenis disabilitas tertentu. Sekolah Berlian menunjukkan iklim pembelajaran yang lebih inklusif dibanding yang lain. Ditemukan adanya kontradiksi antar-kebijakan pemerintah mengenai pendidikan inklusif, yang mengakibatkan pelaksana pendidikan inklusif di sekolah mengalami kebingungan.
Orientation and Mobility Skills of Children with Visual Impairment in Low-income Families in Central Uganda Odette Tumwesigye Niyisabwa; Elijah Musenyente
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.080201

Abstract

The study investigated the Orientation and Mobility (O&M) skills of children with visual impairment in low-income families in Central Uganda. Specifically, the study explored the existing situation of Orientation and Mobility (O&M) skills of children with visual impairment, their independence, as well as factors responsible for the existing situation. The qualitative research collected information from parents or guardians of children with visual impairment and a Social Worker. The findings indicated that children with visual impairment had poor O&M skills because of lack of involvement in activities. These due to several reasons that included overprotection, no exposure to stimulating environments, and negative attitudes which consequently led to neglect, mistreatment, starvation, and fear to initiate movement. Results also indicated that, involvement in rehabilitation care for the children was generally lacking among fathers than mothers. Artikel ini meneliti keterampilan Orientasi dan Mobilitas (O&M) anak-anak tunanetra di keluarga berpenghasilan rendah di Uganda Tengah. Secara khusus, penelitian ini mengeksplorasi kondisi tingkat keterampilan Orientasi dan Mobilitas (O&M) anak tunanetra, kemandirian mereka, serta faktor-faktor yang mempengaruhi atas kondisi yang ada. Penelitian kualitatif dalam artikel ini mengumpulkan informasi dari para orang tua atau wali anak tunanetra dan seorang pekerja sosial yang dipilih secara sengaja. Temuan menunjukkan bahwa anak tunanetra memiliki keterampilan O&M yang buruk karena kurangnya keterlibatan dalam kegiatan. Di antara penyebabnya adalah perlindungan orang tua yang berlebihan, tidak memiliki lingkungan yang stimulatif, dan sikap negatif yang mengakibatkan pengabaian, perlakuan buruk, kelaparan, dan ketakutan untuk memulai gerakan. Hasil juga menunjukkan bahwa, keterlibatan bapak dalam perawatan rehabilitasi untuk anak-anak umumnya lebih sedikit daripada keterlibatan ibu.
Front Matters: Cover, Masthead, Table of Contents, Editorial Jurnal Inklusi
INKLUSI Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi Kurikulum Madrasah Inklusi pada Era Kenormalan Baru Nasarudin Nasarudin; Ahmad Helwani Syafii
INKLUSI Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.090106

Abstract

Madrasah (Islamic school) providing inclusive education has two curricula (modified curriculum and emergency curriculum) to support students with disabilities and to implement inclusive education. This paper aims to reveal the curricula evaluation at Madrasah Ibtidaiyah and Tsanawiyah in Lombok, NTB using three stages (antecedents, transactions, and outcomes) of the Countenance Stake model. Data were collected by distributing questionnaires and observation sheets. Findings reveal that three evaluation stages demonstrate the pattern of teacher interaction with students with disabilities; teachers’ understanding of the inclusive curriculum, learning resources and media, inclusive lesson plans, and inclusive learning processes. Madrasah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif memiliki dua kurikulum (kurikulum yang dimodifikasi dan kurikulum darurat) untuk melayani siswa penyandang disabilitas dan dalam rangka mengimplementasikan pendidikan inklusif. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap proses evaluasi kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah di Lombok, NTB dengan menggunakan tiga tahap (antecedents, transaction, dan outcomes) dari model Countenance Stake. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan lembar observasi. Temuan mengungkapkan bahwa tiga tahap evaluasi menunjukkan pola interaksi guru dengan siswa penyandang disabilitas; pemahaman guru tentang kurikulum inklusif, sumber dan media pembelajaran, RPP inklusif, dan proses pembelajaran inklusif.