cover
Contact Name
Dewi Muliyati
Contact Email
dmuliyati@unj.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
dmuliyati@unj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika)
ISSN : 24610933     EISSN : 24611433     DOI : 10.2109/1
Core Subject : Science, Education,
The Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika (JPPPF) is dedicated to all physics education practitioners. The coverage of JPPPF includes: experimental research, action research, qualitative research, quantitative research, and development research (model, media, and learning evaluation) aimed to improving the quality and building innovation in Physics Education.
Arjuna Subject : -
Articles 256 Documents
Analisis Hasil Uji Kompetensi Guru Fisika Fauzi Bakri; Sabar Budi
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 1 No 1 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.057 KB) | DOI: 10.21009/1.01113

Abstract

AbstractThis study aims to map the pedagogical competence and professional competence of teachers high school physics teacher competency test participants (UKG) in 2012. The study was conducted qualitatively by exposure method facto supported the survey results in the form of FGD field visits in 2013 to 2015. The research data is secondary data test results of high school physics teacher competence and FGD data obtained from a visit to several cities in several provinces. Teacher competency test secondary data obtained from the Center for Professional Development of Teachers (PUSBANGPRODIK) Kemdikbud. Teacher competency test was mapped by the standard of essential indicators of teacher competence. For pedagogical competence there are 22 essential indicators, while professional competence are 59 essential indicators. Teacher competency test results in 2012 illustrate that there is one indicator pegagogik at the lowest level, 12 indicators at low levels, while the professional indicator has one indicator at a very low level, 25 indicators at low levels. Based on the results of focus group discussions and field surveys conducted in several high schools in several provinces in 2013 and 2015 found that teachers are less creative in designing scientific learning student-centered. Teachers lack pedagogical training and training to improve the mastery of concepts of physics. Availability of laboratory experiments are also very limited. Textbooks to support the professional competence of teachers of physics that is not owned by the school library.Keywords: competence, pedagogical, professional, UKG, the essential indicatorAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memetakan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru fisika SMA peserta uji kompetensi guru (UKG) tahun 2012. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode ekspos fakto yang didukung hasil survei berbentuk FGD dalam kunjungan lapangan tahun 2013 sampai 2015. Data penelitian adalah data sekunder hasil uji kompetensi guru fisika SMA dan data FGD yang didapat dari kunjungan ke beberapa kota di beberapa provinsi. Data sekunder uji kompetensi guru didapat dari Pusat Pengembangan Profesi Pendidik (PUSBANGPRODIK) Kemdikbud. Soal uji kompetensi guru dipetakan berdasarkan indikator esensial standar kompetensi guru. Untuk kompetensi pedagogik terdapat 22 indikator esensial, sedangkan kompetensi profesional terdapat 59 indikator esensial. Hasil uji kompetensi guru pada tahun 2012 memberikan gambaran bahwa ada satu indikator pegagogik pada level paling rendah, 12 indikator pada level rendah, sedangkan indikator profesional memiliki satu indikator pada level sangat rendah, 25 indikator pada level rendah.Berdasarkan hasil FGD dan survey lapangan yang dilakukan di beberapa SMA di beberapa provinsi pada tahun 2013 sampai 2015 didapat bahwa guru kurang kreatif dalam merancang pembelajaran saintifik yang berpusat pada siswa. Guru kurang mendapat pelatihan pedagogik maupun pelatihan peningkatan penguasaan konsep fisika. Ketersediaan alat praktikum di laboratorium juga sangat terbatas. Buku teks untuk menunjang kompetensi profesional guru fisika yang tidak dimiliki oleh perpustakaan sekolah.Kata-kata kunci: Kompetensi, pedagogik, profesional, UKG, indikator esensial
Modeling Instruction pada Materi Fisika Modern Dian Wahid Hermawan; Sutikno Sutikno; Masturi Masturi
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 1 No 1 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.069 KB) | DOI: 10.21009/1.01114

Abstract

AbstractLearning the physics is learning about scientific models that are conceptual models of physics phenomenon. The model can be as the explanation or description from analogical thinking process. The basic principal of model is its ability to predict although it has limitation. Mental model is psychological description about nature phenomenon that we are observed. In this paper, we will discuss student mental model about modern physics and the implementation of modeling instruction in the learning of modern physic. Modeling instruction uses the principles of mental construction process from scientist to construct modern physic concepts. This method tries to organize basic models become into basic pattern. According to some studies of students mental model, most of the student still think using classical model mental when they learn modern physics concepts. Applying modeling instruction methods in the learning process have purpose to modify it gradually which including revision and enrichments. With this modification, the students misconception about modern physics which caused by classical model mental will change becomes right concept.Keywords: Modern Physics, Modeling Instruction, Mental Model, Scientific Model,AbstrakBelajar konsep fisika adalah belajar tentang model-model saintifik yaitu model konseptual tentang fenomena-fenomena yang ada di alam. Model bisa berupa penjelasan atau deskripsi dari proses berfikir analogi. Prinsip dasar dari suatu model adalah memiliki kemampuan untuk memprediksi, meskipun terbatas dengan syarat-syarat batas tertentu. Sedangkan model mental adalah gambaran psikologi didalam pikiran tentang fenomena alam yang kita amati. Dalam makalah ini akan dibahas tentang model mental siswa pada konsep-konsep fisika modern, penggunaan modeling instruction untuk membelajarkan model saintifik dari konsep fisika modern. Modeling instruction adalah pembelajaran dengan menerapkan prinsip konstruksi mental para ilmuan fisika dalam merumuskan suatu teori. Metode ini mencoba mengorganisir sejumlah model-model dasar menjadi pola-pola dasar. Berdasarkan data dari beberapa penelitian didapatkan hasil bahwa kebanyakan siswa masih berfikir menggunakan model mental klasik dalam pembelajaran fisika modern. Penerapan metode modeling instruction ini bertujuan agar terjadi modifikasi secara bertahap pada model mental klasik siswa, yang meliputi revisi dan enrichment . Dengan modifikasi ini maka diharapkan miskonsepsi siswa pada konsep fisika modern yang disebabkan model mental fisika klasik dapat menjadi konsep yang benar.Kata-kata kunci: Fisika Modern, Modeling Instruction, Model Mental, Model Saintifik,
Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa melalui Context Based Learning Adam Malik; Endah Kurnia Y; Siti Robiatus S
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 1 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.076 KB) | DOI: 10.21009/1.02104

Abstract

AbstractRigid object equilibrium is a material that needs well rule and process aplication viewed from tranlation and rotation concept. This phenomenon related to material aplication was much found in daily life. This material instruction requires the development of Saintific Process Skills (SPS). Based on the observation result in MAN Cisewu, this material was considered difficult for the student. The teacher taught the material with mathematical formulas wihthout practicing the saintific process. One of the efforts to solve the problem by using model Context Based Learning (CBL). CBL connects content and contex. It helps the students to be more creative informing concept individually and improves the saintific process skills. Through one grup pretest-posttest design in pre experiment method, the research aims finding out the use of CBL model by using observation sheet and improving students’ saintific process skills measured by multiple choices. The result shows percentage of teacher activity 87,00% (good) and students 85,22% (good). The improvement of students’ saintific process skills showed 0,58% (medium) for N-gain means. The indicator of saintific process skills communicate of the lowest N-Gain (0,06) and the highest N-Gain (0,73) apperead on the indicator of interpretation. Hyphothetical test showed by Wilcoxon match pairs, it is found that Zcount (5,70) > Ztable (1,69). It can be concluded that Context Based Learning can improve saintific process skills of students in material rigid object equilibrium.Keywords: CBL, SPS, rigid object equilibrium AbstrakKeseimbangan benda tegar merupakan materi yang memerlukan penerapan aturan dan proses baik ditinjau dari konsep tranlasi maupun rotasi. Fenomena dan aplikasi yang berkaitan dengan materi ini banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari Pembelajaran materi ini menuntut pengembangan Keterampilan Proses Sains (KPS). Berdasarkan hasil observasi di MAN Cisewu materi ini dianggap sulit bagi siswa. Guru mengajarkannya dengan cara perumusan matematis dan kurang melatihkan proses sains. Salah satu upaya untuk mengatasinya dengan menerapkan model Context Based Learning (CBL). CBL menghubungkan konten dengan konteks, dapat membantu siswa kreatif dalam membentuk sebuah konsep secara mandiri dan meningkatkan keterampilan proses sains. Melalui metode pre-eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model CBL yang diamati dengan menggunakan lembar observasi dan peningkatan keterampilan proses sains siswa yang diukur menggunakan soal pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan persentase keterlaksanaan aktivitas guru 87,00% (baik) dan siswa 85,22% (baik). Peningkatan keterampilan proses sains siswa diperoleh rata-rata nilai N-Gain sebesar 0,58 (sedang). Indikator keterampilan proses sains mengkomunikasikan memperoleh N-Gain terendah (0,06) dan N-Gain tertinggi (0,73) pada indikator menafsirkan. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon match pairs diperoleh Zhitung (5,70) > Ztabel (1,69). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Context Based Learning dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi keseimbangan benda tegar.Kata-kata kunci: CBL, KPS, keseimbangan benda tegar
Model Pembelajaran Induktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Fisika Siswa SMA Eko Swistoro Warimun; Astuti Murwaningsih
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 1 No 1 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.405 KB) | DOI: 10.21009/1.01115

Abstract

AbstractThe aim of the research was to know the improvement of concept understanding and physics generic skills of grade XII IPA 1 students in SMA Negeri 4 in Bengkulu City through Inductive Instruction Model for subject matter electromagnet. Metodology of this research is one group pretest-posttest design. The number of sampel is 32 student for the experiment class. Research data were collected by using paper and pencil test (pretest and posttest), physics generic skill test, and responses questionaire about the instruction model. Result of the research show that: 1) the instruction model can be increases the students’ concept understanding with N-gain is 0.67; 2) N-gain for physics generic skill is 0.67 for high group, 0.55 for medium group , and 0.46 for low group; and 3) Student were given good responses about the inductive instructional model.Keywords: Inductive Instructional Model, Concept Understanding, Physics Generic SkillsAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Fisika siswa SMA Negeri 4 Kota Bengkulu melalui model pembelajaran Induktif pada materi listrik-magnet, serta mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran model induktif. Penelitian dilakukan di kelas XII IPA1 (n = 32 orang). Metode penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design.Data dikumpulkan dengan menggunakan tes pemahaman konsep dan tes keterampilan generik Fisika, serta angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep yang diberikan dengan Ngain sebesar 0,67 (sedang). Peningkatan keterampilan generik fisika memberikan Ngain sebesar 0,67(sedang) untuk kelompok atas, 0,55 (sedang) untuk kelompok menengah, dan 0,46 (sedang) untuk kelompok bawah. Pembelajaran dengan model induktif mendapat tanggapan yang positif dari siswa.Kata-kata kunci: Model Pembelajaran Induktif, Pemahaman Konsep, Keterampilan Generik Fisika
Analisis Didaktik Pembelajaran yang Dapat Meningkatkan Korelasi antara Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA pada Materi Fluida Dinamis Fathiah Fathiah; Ida Kaniawati; Setiya Utari
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 1 No 1 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.578 KB) | DOI: 10.21009/1.01116

Abstract

AbstrakThe background study of the results of discussions with the teacher, the initial data in the form of cognitive ability tests and observations in class about the problem often encountered in physics related to fluid dynamic learning. Problems arise, among others: the student has understood the concept, but less able to use the concept of understanding in solving problems in the real life of the related phenomena. Students tend to capture about a matter but are less able to solve problems related to fluid dynamic phenomena are real. This is due to the fluid dynamic learning material physics that took place in the school they are informative and abstract, tend to be more emphasis on the formulation of mathematical equations, as well as less engaging students in interacting directly with real phenomena. This study aims to develop a fluid dynamic design of learning materials to improve the correlation between the understanding of concepts and problem solving skills based on the analysis of hypothetical learning trajectory (HLT) on cognitive abilities of students. Descriptive study was conducted on 30 students in one of the high schools in the district of Tangerang. The results of the study provide information for further research studies in the development of the hypothesized didactic design can enhance the understanding of the concept of correlation between the problem solving ability of students to the dynamic fluid material.Keywords: Hypothetical Learning Trajectory, didactic design, understanding of concepts, problem solving abilities, dynamic fluidAbstrakKajian ini dilatarbelakangi dari hasil diskusi dengan guru, data awal berupa tes kemampuan kognitif dan pengamatan di kelas tentang masalah yang sering dihadapi dalam pembelajaran fisika terkait fluida dinamis. Masalah yang muncul antara lain: siswa telah memahami konsep, namun kurang mampu menggunakan pemahaman konsepnya tersebut dalam memecahkan masalah di kehidupan nyata tentang fenomena terkait. Siswa cenderung menguasai soal hitungan tapi kurang mampu memecahkan masalah terkait fenomena fluida dinamis yang riil. Hal ini disebabkan pembelajaran fisika materi fluida dinamis yang berlangsung di sekolah masih bersifat informatif dan abstrak, cenderung lebih ditekankan pada perumusan persamaan matematis, serta kurang melibatkan siswa dalam berinteraksi langsung dengan fenomena nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran materi fluida dinamis yang dapat meningkatkan korelasi antara pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan hasil analisis hypothetical learning trajectory (HLT) terhadap kemampuan kognitif siswa. Penelitian deskriptif dilakukan pada 30 siswa di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Tangerang. Hasil penelitian memberikan informasi untuk kajian penelitian selanjutnya dalam upaya pengembangan desain didaktik yang dihipotesiskan dapat meningkatkan korelasi antara pemahaman konsep dengan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi fluida dinamis.Kata-kata kunci: Hypothetical Learning Trajectory, desain didaktik, pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah, fluida dinamis
Pengukuran Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Rekayasa Diploma 4 Politeknik Negeri Bandung melalui Percobaan Momen Inersia Nani Yuningsih; Sri Suratmi
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 1 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.851 KB) | DOI: 10.21009/1.02105

Abstract

AbstractPoliteknik Negeri Bandung is one of the colleges that provides vocational education in science and technology emphasizing on its application capabilities. The applicability of education can be achieved either with critical thinking skills. The instruments of assessment through experiment of Moment of Inertia by using indicators capabilities through 4 levels of thinking, i.e.knowledge, comprehension, application, and analysis have been made to measure students' critical thinking skills. Assessment was conducted on student worksheets, i.e.the preliminary project, experiments, data processing, and reporting/journal writing. The questionnaires were used to assess the students' perceptions on Moment of Inertia module. It has been tested for validity and reliability. The entire statements have a validity coefficient greater than 0.3 r-critical, so all items statement can be used as a measuring tool in this research. While the value of reliability statement on that questionnaire is greater than 0.6. These results show that all statements on the questionnaire are reliable to measure the variables. The assessment results shows critical thinking skills of students with an average level of knowledge is 84%, comprehensive is 84%, application is 98%, and for the analysis is 68%. In this study, the Diploma 4 students have a good knowledge, good comprehension, have a high education applicapability and also good at analytical thinking.Keywords: critical thinking, moment of inertia, student worksheets AbstrakPoliteknik Negeri Bandung adalah salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengutamakan kemampuan penerapannya. Kemampuan penerapan dapat dicapai salah satunya dengan kemampuan berpikir kritis. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswa, telah dibuat instrumen penilaian melalui percobaan Momen Inersia dengan menggunakan indikator kemampuan melalui 4 tingkatan berpikir yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehensive), aplikasi (application), dan analisis (analysis). Penilaian dilakukan terhadap penilaian lembar kerja siswa (LKS) berupa tugas pendahuluan, pelaksanaan praktikum, pengolahan data, dan pembuatan laporan/jurnal praktikum. Untuk menilai persepsi mahasiswa terhadap percobaan Momen Inersia digunakan kuisioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Seluruh item pernyataan memiliki koefisien validitas yang lebih besar dari r-kritis 0,3, sehingga item-item tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian dan nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner yang diteliti lebih besar dari 0,6. Hasil ini menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan pada kuesioner andal untuk mengukur variabelnya. Hasil penilaian menunjukkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan rata-rata tingkat pengetahuan 84%, pemahaman 84%, aplikasi 98%, dan analisa 68%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Diploma 4 memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik, dan memiliki kemampuan aplikasi yang tinggi serta daya analisis yang baik.Kata-kata kunci: berpikir kritis, momen inersia, LKS
Efektivitas Penggunaan Buku Ajar Fisika Matematika Berbasis Inkuiri dalam Perkuliahan Fisika Matematika Dwi Fajar Saputri; Syarifah Fadilah; Wahyudi Wahyudi
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 2 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 2, Des
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.642 KB) | DOI: 10.21009/1.02202

Abstract

Abstract The purpose of this study was to describe the effectiveness of the use of mathematical physics textbook-based inquiry on Mathematical Physics to improving mathematical problem solving ability of students. The study design using pretest-posttest control group design. The population in this research are physics students who take courses in Mathematical Physics I. Based on the results of data analysis can be known (1) an increase in mathematical problem solving ability of students on average were moderate, 2) Independence of student learning after using inquiry-based textbook is good (3) the response of students to the textbook is fair. So it can be concluded that the use textbooks effective inquiry-based Mathematical Physics Mathematical Physics in lectures. Keywords: effectiviness, mathematical problem solving ability, based inquiry Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas pengunaan buku ajar fisika matematika berbasis inkuiri pada perkuliahan Fisika Matematika dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik mahasiswa. Ranangan penelitian ini menggunakan pretest-posttest group design. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa fisika yang mengambil mata kuliah Fisika Matematika I. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa rata-rata tergolong sedang, 2) Kemandirian belajar mahasiswa setelah menggunakan buku ajar berbasis inkuiri pada perkuliahan Fisika Matematika tergolong baik (3) respon mahasiswa terhadap buku ajar tergolong baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan buku ajar Fisika Matematika berbasis inkuiri efektif dalam perkuliahan Fisika Matematika. Kata-kata kunci: efektivitas, kemampuan pemecahan masalah matematik, pendekatan inkuiri
Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Pembelajaran Gerak Lurus M. Hariri Mustofa; Dadi Rusdiana
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 2 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 2, Des
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.008 KB) | DOI: 10.21009/1.02203

Abstract

Abstract This study aims to determine the effect of the application models of learning are teachers doing the problem solving ability of students. The study was conducted in one of the class X State Senior High School in Sukabumi District, West Java Province. The method used is descriptive method. Samples were taken by using purposive sampling so have two classes totaling 35 students to look at their problem-solving abilities after following study conducted by the teacher of physics on the motion of matter straight. Data collection instruments used in this study was a questionnaire responses of students to the learning process of physics that teachers, test students' problem solving skills, and interview guides. Based on the analysis conclusion, the problem solving ability of students is highest in the indicator describing the problem with the percentage of 67.14% while the lowest is in the indicators to evaluate the solution with a percentage of 20%. The average percentage of mastery of problem-solving ability is 52.57% so it concluded with the usual lesson the teacher is less to train higher level thinking skills, especially problem-solving abilities. Based on questionnaire responses and interviews can be concluded that the teacher had been teaching tend to use the same way in every meeting, the teacher explains the material then gives examples of questions and exercises so it is still quite teacher centered. Keywords : Problem solving ability, student responses Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran yang biasa dilakukan guru di kelas terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian dilakukan di kelas X salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sehingga dipilih dua kelas yang berjumlah 35 siswa untuk di lihat kemampuan pemecahan masalahnya setelah mengikuti pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh guru pada materi gerak lurus. Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah siswa, angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran fisika yang dilakukan guru, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang paling tinggi adalah pada indikator mendeskripsikan masalah dengan persentase 67,14% sedangkan yang paling rendah adalah pada indikator mengevaluasi solusi dengan presentase 20%. Rata-rata persentase penguasaan kemampuan pemecahan masalah adalah 52.57% sehingga disimpulkan pembelajaran yang biasa dilakukan guru kurang melatihkan keterampilan berpikir tingkat tinggi terutama kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan angket tanggapan dan wawancara diperoleh kesimpulan bahwa guru selama ini mengajar cenderung menggunakan cara yang sama disetiap pertemuan yaitu guru menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal dan latihan soal sehingga masih tergolong teacher centered. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Tanggapan Siswa.
Penggunaan Modul Berbasis Konstruktivis pada Mata Kuliah Fisika Kuantum untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep ditinjau dari Kemampuan Matematik Mahasiswa Nurhayati Nurhayati; Boisandi Boisandi
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 1 No 2 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 2, Des
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.039 KB) | DOI: 10.21009/1.01206

Abstract

Abstract To be a good teacher, physical education students should be actively involved in the learning process, but until now the students have not been involved actively. This research was aimed to know the effect modules of constructivist based for mathematical ability and concept student in quantum physics. This study used an experimental method. The population is all students of physical education IKIP-PGRI Pontianak sixth semester of the academic year 2014-2015, consist of three class. Samples were taken at random cluster sampling technique number two classes. Experimental class with constructivist module and the other class with conventional module. Data mastery of concepts and mathematical abilities were measured using a test technique. Hypothesis testing using Kruskal Wallis test contained in SPSS. Based on the results of data analysis can be concluded that: (1) there is the effect of the use of module based constructivist against mastery of concept of the student where the average mastery of concepts students acquire learning using module-based inquiry was higher than students who acquire learning by using conventional module, (2) there is the effect of high and low mathematical ability to mastery of concepts students and (3) there is interaction between the use of constructivist-based module with a mathematical ability to mastery of concepts students. Keywords: Module, constructivist, mastery of concepts, mathematical ability Abstrak Untuk menjadi guru yang baik, mahasiswa pendidikan fisika harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, namun sampai sekarang mahasiswa belum terlibat secara aktif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan modul berbasis konstruktivis, kemampuan matematik mahasiswa dan interaksinya terhadap penguasaan konsep mahasiswa pada mata kuliah fisika kuantum. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah seluruh mahasiswa pendidikan fisika semester enam IKIP PGRI Pontianak tahun akademik 2014-2015, sejumlah tiga kelas. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah dua kelas. Satu kelas eksperimen 1 dengan modul konstruktivis dan satu kelas eksperimen 2 dengan modul konvensional. Data penguasaan konsep dan kemampuan matematik diukur menggunakan teknik tes. Uji hipotesis menggunakan uji Kruskal Wallis yang terdapat pada program SPSS. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh penggunaan modul berbasis konstruktivis terhadap pengusaan konsep mahasiswa dimana rata-rata penguasaan konsep mahasiswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan modul berbasis inkuiri lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan modul konvensional, (2) terdapat pengaruh kemampuan matematik tinggi dan rendah terhadap penguasaan konsep mahasiswa dan (3) terdapat interaksi antara penggunaan modul berbasis konstruktivis dengan kemampuan matematik terhadap penguasaan konsep mahasiswa. Kata-kata kunci: Modul, konstruktivis, penguasaan konsep, kemampuan matematik
Implementasi Lembar Kerja Berbasis Pertanyaan Produktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berinkuiri Siswa SMA Herman Anis; A. Momang Yusuf
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 2 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 2, Des
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.716 KB) | DOI: 10.21009/1.02204

Abstract

Abstract Tulisan ini merupakan hasil penelitian R & D (Research and Development) yang bertujuan untuk memperoleh gambaran/profil kemampuan berinkuiri siswa. Model pengembangan perangkat mengikuti model pengembangan 4-D dari Thiagarajan dkk, yang terdiri dari define, design, develop, dan disseminate. Pada tahun 2015 telah dihasilkan perangkat pembelajaran berupa lembar kerja peserta didik yang memenuhi kriteria valid baik oleh pakar maupun oleh praktisi. Model/kerangka lembar kerja yang dihasilkan terdiri dari judul, pertanyaan penyelidikan, pertanyaan analisis, dan pertanyaan penyimpulan. Model/kerangka ini meminimalkan pernyataan tuntunan seperti dalam bentuk penuntun praktikum (yang mirip ”resep kue). Ujicoba terbatas dalam penelitian ini berada pada tahap develop, metode pendekatan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Subjek penelitian adalah siswa kelas X1 yang berjumlah 30 orang, di SMA N 1 Makassar pada tahun akademik 2016/2017 semester genap pada tema suhu dan kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berinkuiri rata–rata siswa SMA N 1 Makassar berada pada kategori cukup terampil. Proses pembelajaran dengan menggunakan LKPD berbasis pertanyaan produktif dapat melatihkan kemampuan berinkuiri siswa oleh karena LKPD memuat kegiatan ilmiah yang berbasis pada keterampilan proses sains. Siswa SMA yang dijadikan subjek penelitian belum terbiasa untuk belajar mandiri, oleh karena itu penggunaan LKPD yang sejenis pada tema/topik materi yang lain perlu dilatihkan ke siswa sehingga dengan kebiasaan menggunakan LKPD seperti ini, kemampuan berinkuiri siswa akan semakin baik dan siswa akan terbiasa bekerja secara ilmiah, sehingga sikap-sikap ilmiah akan mulai terbentuk dan diharapkan akan menjadi karakter. Kata-kata kunci: lembar kerja peserta didik, pertanyaan produktif, inkuiri Abstrak This article was result of research and development (R & D) which aims to obtain profile of inquiry ability of students. Model of the tool development was based on 4-D model of Thiagarajan et al., which are consist of define, design, develop, and disseminate. In 2015, we had produced the tool that was student worksheets, that meets validity criterion both by experts and practitioners. The model/framework of the worksheet consists of title, question of investigation, analysis questions, and question to infer. The model/framework minimized guidance statement just like as in laboratory activity guidance book (which were like “cake recipe”). Limited testing in this study was conducted in develop stage, using descriptive analysis approach. The subject of research was students of X1 class consist of 30 students, at SMAN 1 Makassar in even semester of academic year 2016/2017 on heat and temperature. The results of study showed that the average of inquiry ability of students of SMA N 1 Makassar was in enough skilled categories. Learning process by using this student worksheet (LKPD) could train the inquiry ability of students because this worksheet consists of scientific activity based on science process skill. The SMA students, who were the subject of this research, were unfamiliar with independent learning, therefore the use of similar worksheet for another topic was needed. If students have familiarity with this LKPD, their inquiry ability would be getting better and better, students will be accustomed with scientific activity, and we expect that the scientific habitual will be formed and would be character. Keywords: student worksheets, productive question, inquiry

Page 3 of 26 | Total Record : 256


Filter by Year

2015 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 9 No 1 (2023): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 9 Issue 1, J Vol 8 No 2 (2022): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 8 Issue 2, D Vol 8 No 1 (2022): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 8 Issue 1, J Vol 7 No 2 (2021): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 7 Issue 2, D Vol 7 No 1 (2021): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 7 Issue 1, J Vol 6 No 2 (2020): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 6 Issue 2, D Vol 6 No 1 (2020): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 6 Issue 1, J Vol 5 No 2 (2019): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 5 Issue 2, D Vol 5 No 1 (2019): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 5 Issue 1, J Vol 4 No 2 (2018): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 4 Issue 2, D Vol 4 No 1 (2018): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 4 Issue 1, J Vol 3 No 2 (2017): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 3 Nomor 2, Des Vol 3 No 1 (2017): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 3 Nomor 1, Jun Vol 2 No 2 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 2, Des Vol 2 No 1 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 1, Jun Vol 1 No 2 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 2, Des Vol 1 No 1 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 1, Jun More Issue