cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Desain Interior
ISSN : 25272853     EISSN : 25492985     DOI : -
Jurnal Desain Interior (pISSN 2527-2853 eISSN 2549-2985) menerima artikel penelitian penuh di bidang desain interior dan lingkupnya dari bidang subjek sebagai berikut: Sejarah Desain, Sejarah Interior, Budaya Visual Interior, Metodologi Desain, Proses Desain, Wacana Desain, Desain Interior dan Budaya, Sosiologi Desain, Manajemen Desain, interior dan seni kritik, Antropologi dari desain interior, Artifact desain, desain Industri, desain interior, Kerajinan, Arsitektur, Industri Kreatif, Kebijakan desain, psikologis, Perilaku Meruang, Psikologi Desain, Ergonomi, Sain Interior, pendidikan dan konseptual lainnya di interior Desain.
Arjuna Subject : -
Articles 85 Documents
Perancangan Interior Kantor Pusat PT Pelindo 3 (Persero) dengan Penerapan Konsep Seni Nusantara untuk Peningkatan Efisiensi dan Produktifitas Kerja Thomas Ari Kristianto; Caesario Ari Budianto; Okta Putra Setio Ardianto
Jurnal Desain Interior Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.065 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v1i1.1472

Abstract

Peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja adalah kebutuhan setiap perusahaan, tak terkecuali PTPelindo 3 (Persero). Tantangan kerja yang semakin besar membutuhkan penyeimbang agar seluruh karyawan dapat mengoptimalkan diri dengan resiko stress yang lebih rendah. Desain interior kantor yang mengakomodasi kebutuhan kerja kantor modern dan menerapkan konsep seni dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Penerapan seni diharapkan menyentuh sisi emosi sehingga memberikan efek relaksasi.Metode perancangan menggunakan pendekatan user oriented dengan karyawan dari jajaran staf kerja hingga tingkatan senior manajer PTPelindo 3 (Persero) sebagai user perancangan desain interior. Penggalian data desain dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan lapangan langsung. Data yang didapatkan  diolah  dan  dijadikan  pertimbangan pada  proses desain  yang  dilaporkan  secara berkala. Hasil perancangan selanjutnya di-review menggunakan literatur-literatur ilmiah terkait untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan.Dari hasil pengumpulan data pra-desain didapatkan masalah utama perancangan adalah layout yang belum sesuai alur kerja, kebutuhan penyimpanan berkas, pengembangan kantor dan elemen estetika. Perancangan interior kantor difokuskan pada penyelesain masalah utama tersebut. Hasil perancangan adalah perbaikan layout, desain area kerja dan penyimpanan pada area kerja staf. Selain itu diberikan tambahan ruang baru sesuai kebutuhan terkini perusahaan dan pemberian elemen seni rupa pada banyak bagian interior kantor. Elemen seni rupa dipilih untuk diterapkan pada interior dengan pertimbangan efek visual dapat dengan mudah diapresiasi oleh seluruh tingkat karyawan perusahaan. ABSTRACTIncreased efficiency and productivity of work are the needs of every company, not least PT. Pelindo 3 (Persero). The greater challenge of working that require a counterweight so that all employees can optimize itself with a lower risk of stress. Office interior design that accommodates the needs of modern office work and apply the concept of art can be a solution to these problems. Implementation is expected to touch the emotional side of art so as to provide a relaxing effect.The design method uses user oriented approach with employees from the ranks of the working staff up to senior level managers PT.Pelindo 3 (Persero) as the user of the interior design. Excavation of design data by interview and direct field observations. The data obtained were processed and taken into consideration in the design process are reported regularly. The next design results were reviewed using relevant scientific literature to measure the success rate design.From the results of pre-designed data collection obtained main problem is the layout design that does not meet the workflow, file storage needs, the development of office and aesthetic elements. Interior design office focused on completion of the main problems. The results of the design is an improved layout, design work and storage areas on the staff work area. Additionally provided additional new space according the company's current needs and providing elements of art in many parts of the interior of the office. Elements of art have to be applied to the interior with consideration of visual effects can be easily appreciated by all levels of employees.Keywords : Art, Efficiency, Office
Analisa Sinkretisme Agama dan Budaya Melalui Transformasi Elemen Visual Bernilai Sakral pada Gereja Katolik Ganjuran Ira Audia Agustina; Andryanto Wibisono; Imam Santosa
Jurnal Desain Interior Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.129 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v2i2.3544

Abstract

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan yang terbentuk sebagai hasil perpaduan berbagai macam kultur agama dan budaya, dimana usaha manusia Jawa untuk memadukan nilai-nilai baru dan nilai lokal dapat dilihat jejaknya melalui berbagai karya seni visual sebagai hasil ekspresi simbolis-religiusnya. Melalui Gereja Ganjuran ini dapat dilihat adanya usaha untuk melakukan proses sinkretisme dengan memadukan nilai ajaran Katolik dengan nilai Hindu-Jawa melalui elemen-elemen visualnya sehingga bernilai sakral baik secara budaya maupun agama. Penelitian ini menganalisa mengenai proses sinkretisme tersebut melalui analisa elemen-elemen visualnya dengan menggunakan pendekatan kualititif estetika visual dan kebudayaan Jawa. Dengan mengetahui bagaimana proses sinkretisme tersebut ditransformasikan kedalam elemen visual yang diterima oleh masyarakat, diharapkan penelitian dapat menjadi landasan mengenai konsep dalam implementasi nilai-nilai kesakralan kedalam sebuah karya seni visual yang bermakna simbolis.
Perancangan Mebel Kantor Kezia Karin Surabaya Berdasarkan Ilmu Ergonomi Grace Safenla; Felycia Agustin; Windy Novelin
Jurnal Desain Interior Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.175 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v2i2.3543

Abstract

Aspek sosial, psikologi dan fisik di lingkungan kerja memainkan peran besar dalam mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Lingkungan kerja yang kondusif memberi rasa aman dan mengajak pegawai untuk bekerja secara optimal. Salah satu usaha untuk menciptakan suasana yang menjamin kerja optimal ini membutuhkan furniture yang mempermudah aktivitas penggunanya. Desain mebel yang efektif tidak hanya mampu mencukup kebutuhan kerja tetapi juga sanggup untuk menghemat ruang kerja dan gerak sambil menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna untuk jangka waktu yang panjang. Desain furniture multifungsi yang mengikuti standar ergonomi meningkatkan persentasi efisiensi dan ketepatan waktu.
Desain Plafon pada Auditorium Gedung Kesenian Jakarta Karina Juwita
Jurnal Desain Interior Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.687 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v2i2.3545

Abstract

Auditorium merupakan tempat untuk kegiatan publik seperti pertunjukan kesenian, olahraga, dan kegiatan seremonial. Pertunjukan kesenian seperti teater, opera, dan musik bisa dinikmati dengan nyaman tergantung dari kualitas akustik ruang. Salah satu faktor yang mempengaruhi auditorium adalah plafon. Plafon bukan hanya sebagai estetika ruangan tetapi bentuk plafon juga harus menyesuaikan ruangan agar tidak terjadi gema dan suara dapat didengar secara jelas oleh penonton. Pada penelitian ini dilakukan di Auditorium Gedung Kesenian Jakarta untuk mengetahui apakah terdapat cacat akustik pada auditorium tersebut dan solusi apabila terjadi cacat akustik.
Pergeseran Makna Warna Pink dari Maskulinitas Menjadi Femininitas di Amerika Serikat Tahun 1940-1970 Moh. Faishol Fuady
Jurnal Desain Interior Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.072 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v2i2.3546

Abstract

Warna pink yang diasosiasikan dengan femininitas merupakan fenomena budaya global dan telah menjadi bagian dari gaya hidup saat ini. Fenomena tersebut merupakan hasil dari paradigma di masyarakat yang memandang warna pink sebagai warna yang tepat untuk digunakan perempuan sebagai salah satu alat utama untuk membentuk identitas diri. Namun berdasarkan sejarah, bentuk femininitas pada warna pink merupakan hasil dari proses transformasi makna yang semula berkonotasi maskulin, yang terjadi di Amerika sebanyak 3 kali antara tahun 1940 hingga akhir tahun 1970. Transformasi makna yang pertama terjadi saat Perang Dunia I dan II, terjadi transformasi sosial di masyarakat yang berpengaruh terhadap perubahan pemaknaan pada warna pink dari maskulin menjadi feminin. Transformasi makna yang ke 2 terjadi pada pertengahan dekade 1950, terjadi perubahan gaya hidup yang revolusioner hasil dari kemajuan ekonomi di Amerika, yang menyebabkan terdapat dua pemaknaan femininitas pada warna pink. Dan transformasi makna yang ke 3 terjadi antara tahun 1960-1970an, pemaknaan warna pink kemudian berkonotasi feminin dan cenderung bersifat masif hingga saat ini, dampak dari isu-isu dan gerakan sosial yang berkembang, diantaranya seperti gerakan feminisme, isu lingkungan, masa resesi, dan segmentasi industri. Kajian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan sosial, yang fokus terhadap konstruksi sosial yang terbentuk melalui perubahan kondisi sosial dan perilaku sosial. Hasil analisa menunjukkan bahwa latar belakang terjadinya pergeseran makna warna pink disebabkan oleh perilaku kompetisi gender, yaitu perilaku sosial dampak dari perubahan sosial yang terjadi di Amerika serikat.
Adaptasi Elemen Desain Interior Pada Bangunan Kolonial (Studi Kasus: Restoran Honje Mangkubumi, Yogyakarta) Paramita Waluyo
Jurnal Desain Interior Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1246.113 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v2i2.3547

Abstract

Restoran Honje Mangkubumi merupakan restoran yang terletak di jalan Margo Utomo nomor 125, Gowongan, Jetis, kota Yogyakarta. Area restoran Honje berada di lantai 2 yang tergabung dengan showroom kerajinan rajut tas tangan wanita Dowa pada lantai dasar. Bangunan Dowa Honje Mangkubumi merupakan bangunan kolonial yang mengalami perubahan fungsi. Peralihan fungsi bangunan dari toko kelontong menjadi showroom dan restoran membuat beberapa perubahan pada desain interior bangunan, khususnya restoran. Renovasi pada bangunan dilakukan dibeberapa titik, tanpa merubah bentuk aslinya. Konsep utama restoran yaitu, menciptakan suasana Tugu pada masa kolonial dibalut dengan gaya klasik modern. Tugu merupakan landmark kota Yogyakarta yang menjadi view utama restoran. Permasalahan penelitian  ialah adaptasi desain interior yang dilakukan pada bangunan kolonial restoran Honje guna mendukung konsep restoran. Penelitian menggunakan pendekatan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisa desain interior restoran terhadap adaptasi pada bangunan kolonial. Pengumpulan data dilakukan dengan obeservasi lapangan dan depth interview. Peneliti menggunakan referensi literature berupa buku, pustaka dan media internet sebagai pedoman menganalisis data. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret hingga Juni 2017. Hasil penelitian restoran Honje dominan menggunaan warna, material, cahaya dengan warna alam, pada elemen pembentuk, pengisi dan pelengkap ruang. Dominasi perpaduan warna dari putih, coklat, dan gradasi biru pada pembentuk, pengisi dan pelengkap ruang  mampu  memberikan kesan modern sekaligus klasik pada bangunan. Bukaan pada dinding bangunan berupa pintu dan jendela jendela besar merupakan adaptasi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keberhasilan konsep restoran karena mampu menampilkan visual tugu secara keseluruhan dan membawa serta suasana disekitarnya kedalam bangunan.
Rancang Bangun Otomasi Bangunan Untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional Peralatan di Dalam Bangunannya Mahendra Wardhana
Jurnal Desain Interior Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.504 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v3i2.4599

Abstract

Perkembangan industri saat ini telah memasuki revolusi industri 4.0. Pada perkembangan ini setidaknya terdapat dua bagian penting yang berkembang sangat pesat yakni teknologi peralatan dan perkembangan internet. Dengan memanfaatkan dua perkembangan pesat tersebut, maka perangkat otomasi bangunan dapat optimal dirancang dan digunakan. Manfaat dari penggunaan perangkat otomasi bangunan ini juga sangat banyak dan sangat mendukung kebutuhan pengguna bangunannya.Perangkat otomasi bangunan terdiri dari tiga bagian utama yakni sensor, relay dan unit kontrol sebagai pemberi perintah kepada relay yang diaktifkan atau sebaliknya. Ketiga bagian ini memiliki tugas sendiri-sendiri namun juga terintegrasi dalam sebuah pemrograman pada perangkat arduinonya. Sebagai hasilnya, perangkat ini akan berhasil membaca input dari sensornya apabila pemrograman yang dilakukan dijalankan dengan tepat oleh unit kontrolnya. Penggunaan internet sebagai pemberi perintah secara otomatis penuh ataupun dengan perintah manual menjadikan peralatan ini semakin mudah mendukung kebutuhan penggunanya karena dapat dioperasionalkan dari tempat yang jauh.Kata kunci: otomasi; relay; kontrol; sensor ABSTRACT Today's industrial development has entered the 4.0 industrial revolution. In this development there are at least two important parts that are growing very rapidly, namely equipment technology and the development of the internet. By utilizing these two rapid developments, building automation devices can be optimally designed and used. The benefits of using this building automation device are also very much and very supportive of the needs of building users.Building automation devices consist of three main parts, namely the sensor, relay and control unit as the command to the relay that is activated or vice versa. These three parts have their own assignments but are also integrated in a programming on an audio device. As a result, this device will succeed in reading the input from the sensor if the programming is carried out correctly by the control unit. The use of the internet as a giver of commands is fully automatic or with manual commands makes this equipment more easily support the needs of its users because it can be operated from a distance place.Keywords: automation; relay; control; sensor
Desain, Urinoir, dan Pria Studi Kasus: Toilet Umum Pria Paris Van Java (PVJ) Mall – Bandung Mahendra Nur Hadiansyah
Jurnal Desain Interior Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.126 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v3i2.4595

Abstract

Buang air kecil adalah kegiatan manusia rutin yang dilakukan selama berkegiatan dalam kehidupan. Toilet umum adalah salah satu fasilitas publik yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat perkotaan yang sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan di luar rumah. Hal ini yang menyebabkan kemungkinan "aurat" (privasi visual) dilihat oleh orang lain ketika mereka berada di toilet. Area urinoir pada pria dianggap cukup berisiko terhadap penurunan tingkat privasi pengguna dari sisi visual sehingga berdampak pada psikologi pengguna yang menggunakan urinoir secara tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kenyamanan pengguna dan masalah keamanan yang timbul berdasarkan dampak dari desain area urinoir dan penataan interior pada toilet pria. Metode penelitian melalui observasi yang disinergikan dengan data pengguna menggunakan studi kasus, yaitu toilet pria di mal Paris Van Java (PVJ) Bandung. Secara garis besar, hal-hal yang mempengaruhi tingkat kenyamanan dan keamanan pengguna urinal dalam privasi visual muncul dari desain bentuk produk urinoir yang digunakan, penggunaan penyekat antar urinoir, jarak antar urinoir, dan arah hadap urinoir terkait sirkulasi antar pengguna toilet yang mempengaruhi jangkauan visual. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas desain interior toilet umum, terutama area urinoir yang dapat memberikan tingkat kenyamanan dan keamanan maksimal dalam hal privasi visual. Penelitian tidak terhindar dari kekurangan, harapannya selain mampu menjadi referensi untuk para desainer interior, penelitian berikutnya juga mampu menyempurnakan kekurangan yang ada terkait topik dan pembahasan serupa.Kata kunci: desain; urinoir; pria; privasi visual ABSTRACT Urination is a routine human activity that is carried out during activities in life. Toilet are one of the public facilities that are shared by most urban communities who are busy with work and outside activities. This has caused the possibility of “aurat” (visual privacy) being seen by others when they are in a toilet. The urinal area in men's is considered to be quite risky due to a decrease in the level of user privacy from the visual side so that it has an impact on psychology and the user is not using the urinal maximally. This study aims to identify user comfort and security problems that arise based on the impact of a urinal area design and interior arrangement on men's toilets. Research methods through observation which is synergized with data of users using a case study, the namely male toliet at the Paris Van Java (PVJ) mall in Bandung. Broadly speaking, things that affect the level of comfort and safety of urinal users in visual privacy arises from the design of the urinal product form used, the use of barriers between urinals, the distance between urinals, and the direction facing the circulation between users in the toilet that affects visual range. The results of this study are expected to be a reference in improving the quality of interior design of public toilets, especially the urinal area which can provide a maximum level of comfort and security in visual privacy. Research does not avoid the shortcomings that exist, the hope is that in addition to being able to become an interior designer and the reference for the next research, it is also able to add and deliver deficiencies with similar topics and discussions.Keywords: design; urinal; man; visual privacy
Studi Pengaruh Warna Interior Ruang Rawat Inap Terhadap Tingkat Stress Pasien (Studi Kasus RSIA di Surabaya) Caesario Ari Budianto; Syifa Anggraeni; Audra Theo Kusuma; Nafis Sirin Wasiska
Jurnal Desain Interior Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.262 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v3i2.4600

Abstract

Suasana rileks pada rumah sakit penting adanya dihadirkan guna mengurangi rasa tidak nyaman dan stress bagi pasien, terutama bagi pasien ibu hamil dan melahirkan. Riset menyebutkan bahwa perubahan yang terjadi pada wanita hamil bukan hanya dalam segi fisik saja, namun dapat juga secara psikologis. Wanita hamil akan memiliki perasaan berubah-ubah, mulai dari bahagia, cemas, stress, hingga memiliki kondisi emosi yang naik dan turun. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek desain pada interior rumah sakit. Warna adalah salah satu elemen interior yang berpengaruh terhadap psikologi, sehingga dapat dipertimbangkan dalam menciptakan sebuah suasana ruang untuk mengurangi ketegangan yang dirasakan pasien. Objek studi yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Putri Surabaya yang merupakan rumah sakit khusus menangani kesehatan ibu dan anak, yang dilengkapi dengan fasilitas bersalin, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan ibu dan anak melalui pengawasan dokter.Penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur dan kuesioner. Studi literatur bertujuan untuk mendapatkan kajian tentang tingkat stress dan psikologi warna. Hasil kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh warna pada ruang rawat inap terhadap tingkat stress pasien.Hasil yang didapatkan penerapan warna biru pada interior ruangan dapat berdampak meningkatkan stress pada pasien hingga satu tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan warna hijau. Sedangkan warna kuning kurang cocok jika menjadi warna dominan dalam sebuah ruang rawat inap, karena dampaknya yang tinggi terhadap tingkat stress pasien.Kata kunci: interior; stress; warna ABSTRACT Relaxing atmosphere in important hospitals is presented to reduce discomfort and stress for patients, especially for pregnant and childbirth patients. Research says that the changes that occur in pregnant women are not only physical, but can also be psychological. Pregnant women will have feelings of change, ranging from happiness, anxiety, stress, to having emotional conditions that rise and fall. This can be done by considering the design aspects of the hospital interior. Color is one of the interior elements that influences psychology, so it can be considered in creating an atmosphere of space to reduce the tension felt by patients. The object of the study is the Mother and Child Hospital of Putri at Surabaya, which is a hospital specifically dealing with maternal and child health, equipped with maternity facilities, pregnancy examinations, maternal and child examinations through medical supervision.This research was conducted by studying literature and questionnaires. The literature study aims to obtain a study of stress levels and color psychology. The results of the questionnaire were used to obtain data about the effect of color on the inpatient room on the patient's stress level.The results obtained by applying the blue color to the interior of the room can have an impact on increasing stress in patients up to one level higher than in green. While the yellow color is less suitable if it becomes the dominant color in an inpatient room, because of its high impact on the patient's stress level.Keywords: interior; stress; color
Interior Pencerita, Kolaborasi Grafis Visual dan Desain Interior pada Perancangan Interior Museum “Rumah Air” PDAM Surya Sembada Surabaya Thomas Ari Kristianto; Okta Putra Setio Ardianto; Caesario Ari Budianto; Silvy Rahayu
Jurnal Desain Interior Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.325 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v3i2.4596

Abstract

Museum dalam perkembangannya memiliki setidaknya tiga fungsi, yaitu sebagai konservasi benda bersejarah, edukasi dan rekreasi bagi pengunjungnya. Sebagai wahana yang terbuka untuk publik, museum berkembang dengan berbagai tema. Museum menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat untuk mengetahui hal-hal yang sangat khusus. Atas dasar perkembangan situasi tersebut, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya sebagai perusahaan jasa penyedia dan pengelola air bersih Surabaya yang memiliki sejarah panjang memutuskan untuk membangun Museum “Rumah Air”. Museum ini dibangun bertujuan sebagai sarana konservasi benda-benda bersejarah mengenai perusahaan sekaligus sebagai sarana edukasi tentang air bersih bagi masyarakat.Studi ini menggunakan metode evaluasi desain dengan analisa deskriptif kualitatif yang mengkaji mengenai perancangan dan hasil pelaksanaan interior Museum “Rumah Air” PDAM Surya Sembada Surabaya. Tujuan dari studi adalah menjelaskan peran kolaborasi perancangan interior dan visual grafis dalam konteks mendukung tujuan museum untuk “bercerita” mengenai perusahaan dan air bersih kepada masyarakat.Hasil dari studi menunjukkan bahwa kolaborasi perancangan interior dan visual grafis pada Museum “Rumah Air” PDAM Surya Sembada Surabaya dapat menghadirkan “cerita” dalam 4 bagian, yaitu bagian pentingnya air, air di era kolonial, air di era sekarang dan air di masa depan. Seluruh bagian yang direncanakan dapat memberikan pengetahuan dan kesan yang utuh sehingga tercapai tujuan museum yaitu mengkomunikasikan sejarah perusahaan dan edukasi mengenai air bersih. Kolaborasi tersebut juga mampu menghadirkan citra museum yang memiliki semangat kebaruan walaupun penerapannya dilakukan pada bangunan dari masa kolonial tanpa harus melakukan banyak gubahan.Kata kunci: desain interior; visual grafis; museum; air bersih ABSTRACT Museum in its development has at least three functions, namely as the conservation of historic objects, education and recreation for its visitors. As a learning medium that is free and accessible voluntarily by the visitors, the museum developed a variety of themes. On the basis of the development of the situation, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya as a service provider and clean water company Surabaya has a long history of deciding to build "Rumah Air" Museum. Aims as a means of conservation of the history of the objects as well as a means of education about clean water for the public.This study uses descriptive qualitative methods that examine the design and results of the interior of "Rumah Air" Museum PDAM Surya Sembada Surabaya. The purpose of the study is to explain the role of interior design and graphic design collaboration in the context of supporting the museum's goal of "telling stories" about companies and clean water to the public. The results of the study show that the collaboration of interior design and visual graphics at Surya Sembada Surabaya Water House Museum can present "story" in 4 parts, namely the importance of water, the water in the colonial era, the water in the present era and the water in the future. All parts of the planned can provide the knowledge and the impression intact so that achieved the goal of the museum is to communicate the company's history and education about clean water. That collaboration is also able to present the image of a museum that has a spirit of novelty even implemented in buildings from the colonial period without having to make many compositions.Keyword: interior design; visual graphic; museum; clean water