cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2337621X     EISSN : 25810294     DOI : -
Journal of Fisheries and Marine Research (JFMR) is dedicated to published highest quality of research papers on all aspects of : Aquatic Resources, Aquaculture, Fisheries Resources Technology and Management, Fish Technology and Processing, Fisheries and Marine Social Economic and Marine Science. This journal is jointly published by Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University Malang Indonesia and Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani). JFMR is a new journal but related to the past journal of Faculty of Fisheries and Marine Science that is Jurnal Penelitian Perikanan (JPP) with ISSN: 2337-621X (print version) and website link of www.jpp.ub.ac.id
Arjuna Subject : -
Articles 535 Documents
STRUKTUR TROFIK IKAN KARANG DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI SELAT SEMPU, INDONESIA Anthon Andrimida; Fauzul Zain Hardiyan
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.6

Abstract

Ikan karang merupakan salah satu komponen biotik yang menjadi tolak ukur kondisi keanekaragaman hayati di ekosistem terumbu karang. Perubahan kondisi dasar perairan yang disebabkan baik oleh aktivitas alami maupun antropogenik mampu mengubah kondisi kelimpahan dan keragaman ikan karang yang ada di suatu wilayah. Begitu juga dengan perubahan kelimpahan ikan karang yang dapat berdampak pada penurunan kualitas ekosistem itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai kondisi tingkatan trofik ikan karang  dan hubungannya dengan kondisi dasar perairan di Selat Sempu. Pengambilan data dilaksanakan di Selat Sempu pada Bulan November 2019 pada tiga stasiun menggunakan metode Roving Diver Technique (RDT). Hasil penelitian menemukan 721 individu ikan karang dari 76 spesies dan 25 famili, dimana famili Chaetodontidae, Pomacentridae, dan Labridae yang merupakan famili dengan kelimpahan spesies tertinggi. Stasiun Tiga Warna memiliki tutupan karang hidup tertinggi, yang berhubungan dengan kelimpahan ikan corallivore yang tinggi. Meski demikian, korelasi antara tutupan karang keras dan ikan corallivore menunjukkan hubungan yang lemah (R2=0,2045). Sementara korelasi antara kelimpahan ikan herbivore dan tutupan karang dengan alga menunjukkan korelasi yang kuat (R2=0,9843). Dengan demikian, diketahui bahwa keragaman tutupan dasar perairan memiliki pengaruh terhadap kelimpahan tingkat trofik ikan karang tertentu di suatu wilayah.
Karakteristik Organleptik Ekado Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Fortifikasi Tepung Rumput Laut Eucheuma cottonii Sebagai Sumber Yodium Titik Dwi Sulistiyati; Nehemia Siahaan
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.9

Abstract

AbstrakEkado merupakan salah satu hasil dari produk boga, yang berasal dari negara Jepang. Salah satu usaha untuk meningkatkan gizi ekado adalah dengan fortifikasi tepung rumput laut Eucheuma cottonii. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar yodium ekado udang vaname fortifikasi tepung rumput laut Eucheuma cottonii sebagai sumber yodium. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tingkat konsentrasi fortifikasi tepung rumput laut Eucheuma cottonii memberikan pengaruh terhadap kadar yodium ekado udang vaname. Seiring dengan bertambahnya tepung rumput laut Eucheuma cottonii  yang digunakan, maka kadar yodium pada ekado udang vaname semakin meningkat dan pada tingkatan konsentrasi menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hasil yodium pada ekado udang vaname fortifikasi tepung rumput laut Eucheuma cottonii konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15% secara berturut-turut adalah 0,022 mcg/100gr; 0,835 mcg/100gr; 1,294 mcg/100gr; 1,785 mcg/100gr. AbstractEkado is one of the results of boga products, which come from Japan. One of the efforts to improve nutrition is by fortification of eucheuma cottonii seaweed flour. The purpose of this study was to establish iodine levels of shrimp ekado vaname fortification seaweed flour Eucheuma cottonii as a source of iodine. The method used is Rancangan Acak Lengkap (RAL). The results showed that the difference in the concentration of fortification of Eucheuma cottonii seaweed flour influenced the iodine levels of shrimp vaname. As eucheuma cottonii seaweed flour is used, iodine levels in the shrimp vaname ekado increase and at concentration levels show noticeable different results. The result of iodine in shrimp ekado vaname fortification seaweed flour Eucheuma cottonii concentration 0%, 5%, 10%, 15% in a row is 0.022 mcg /100gr; 0.835 mcg/100gr; 1,294 mcg/100gr; 1,785 mcg/100gr.
STUDI PUSTAKA: DISTRIBUSI DAN SEBARAN LAMUN DI JAWA TIMUR Yanida Azhari Julianinda; Citra Satrya Utama Dewi; Rarasrum Dyah Kasitowati; Fery Kurniawan
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.14

Abstract

Sebagai ekosistem, fungsi ekologis yang unik dari padang lamun memberikan banyak manfaat bagi organisme yang tinggal di wilayah pesisir. Namun saat ini telah terjadi perubahan ekosistem dan keanekaragaman hayati yang terjadi pada skala lokal dan global. Penelitian ini, bertujuan untuk menggambarkan wilayah distribusi lamun di Indonesia dan Jawa Timur yang dapat menjadi acuan mengenai sebaran, tipe substrat dan habitat dari lamun. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data 5 tahun terakhir (2016-2021). Hasil penelitian ini pada wilayah Jawa Timur ditemukan sebanyak 11 jenis lamun di 8 lokasi penelitian diantaranya Lamongan, Gresik, Situbondo, Banyuwangi, Malang, Pacitan, Bangkalan, dan Sumenep. Jenis lamun yang ditemukan di Jawa Timur diantaranya Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Haludole pinifolia, Halodule uninervis, Halophila decipiens, Halophila ovalis, Halophila minor, Syringodium iseotifolium, dan Thalassodendron ciliatum. Kondisi lamun di Jawa Timur juga tergolong cukup baik dengan nilai kerapatan tertinggi sebesar 2524-5592 ind/m2 pada Perairan Situbondo dan kerapatan jenis terendah sebesar 4,42-13,05 ind/m2 pada Perairan Banyuwangi. Nilai persentase tutupan lamun tertinggi sebesar 37-62% di Perairan Situbondo dan nilai tutupan terendah sebesar 3,56-16,44% di Perairan Malang.
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK, KARBON TERHADAP KUALITAS AIR, VOLUME FLOK DAN PERTUMBUHAN PADA BUDIDAYA LELE DUMBO (CLARIAS GARIEPINUS) Azam Bachur Zaidy; Tatty Yuniarti
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.4

Abstract

Tujuan  penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik, karbon terhadap  kualitas air, volume flok  dan kinerja produksi pada budidaya lele dumbo.  Rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan yaitu  kontrol  (TA), penambahan probiotik (TAB) dan penambahan probiotik dan molase (SB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  kadar Oksigen terlarut, Suhu, TOM, TAN dan Nitrit tidak berbeda nyata antar perlakuan (P > 0.05), namun demikian kadar TOM dan TAN cenderung meningkat dengan nilai tertinggi pada SB diikuti TAB dan terendah pada TA.  pH air pada SB lebih rendah dan berbeda nyata dibanding TA dan TAB (P < 0,05).  Populasi bakteri dan volume flok pada TAB dan SB lebih tinggi dan berbeda nyata dibanding pada TA (P < 0,05). Penambahan berat, laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan konversi pakan tidak berbeda nyata antar perlakuan (P > 0,05).  Walaupun demikian kelangsungan hidup cukup tinggi antara 86,08 – 91,70%,   laju pertumbuhan cukup baik minimal 4,33%/hari. Kesimpulan dari penelitian ini penambahan probiotik berpengaruh terhadap populasi bakteri, volume flok  tetapi tidak berpengaruh terhadap kualitas air , penambahan berat, laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan konversi pakan.  Kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan lele cukup baik pada kadar bahan organik dan amonia yang sangat tinggi.
AKTIVITAS ANTIMIKROBIA EKSTRAK Padina gymnospora TERHADAP FILLET IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) PADA SUHU DINGIN SELAMA PENYIMPANAN 9 HARI Anies Chamidah; Gaby Shinta Burhana
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.16

Abstract

Fillet ikan segar merupakan produk yang tergolong perisable food yaitu bahan pangan yang mudah rusak. Penjualan  fillet ikan umumnya dilakukan hanya di outlet-outlet supermarket yang ada fasilitas pendinginan yang sangat memadahi yang tentunya membutuhkan modal besar. Untuk memasyarakatkan “gemar makan ikan” maka harus dilakukan terobosan-terobosan inovatif, supaya pemasaran ikan dapat sampai menembus daerah atau kampung-kampung salah satunya adalah penjualan ikan-ikan yang tergolong eksklusif dengan harga yang relative “miring” karena fasilitas yang digunakan lebih sederhana tetapi tidak mengurangi kualitas produknya. Salah satu penyebab kerusakan ikan adalah adanya mikroorganisme pembusuk, alternative yang ditawarkan adalah dengan menambahkan zat antimikroba yang aman. Rumput  laut Padina gymnospora mengandung zat antimikroba. Oleh  karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh zat antimikroba/antibakteri ekstrak P. gymnospora pada perlakuan lama masa simpan fillet ikan tenggiri segar. Denga harapan  masa simpannya lebih lama dengan kualitas tetap terjaga.Tahap pertama yang dilakukan adalah mencari konsentrasi terbaik ekstrak P. gymnospora dengan uji antibakteri pada bakteri Salmonella sp. dan Escerichia coli, dan diperoleh konsentrasi terbaik yaitu700mg/ml. Selanjutnya  tahap kedua, ekstrak diaplikasikan pada fillet ikan tenggiri dan dilakukan penyimpanan yang dibandingkan dengan kontrol (tanpa penambahan ekstrak P. gymnospora) dan disimpan selama 9 hari dan setiap 3 hari  dilakukan pengamatan mutu ikan. Meliputi  TVBN, pH, TPC dan Organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan beda nyata (p<0,05) antara fillet yang ditambahi ekstrak dan tanpa ekstrak. Ekstrak P. gmnospora mampu mempertahankan kesegaran fillet ikan tenggiri yang disimpan pada suhu dingin ±4 ºC dengan es batu mampu bertahan selama 6 hari dibandingkan dengan fillet ikan tenggiri tanpa diberi ekstrak Padina gmnospora hanya bertahan selama 3 hari. 
ANALISIS KEANEKARAGAMAN PERIFITON DI ANAK SUNGAI BRANTAS, MALANG, JAWA TIMUR, INDONESIA Indah Soraya; R Adharyan Islamy
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunitas perifiton sungai telah merespons kondisi lingkungan. Mereka berguna dalam menggambarkan keadaan ekologis, kinerja, dan keberlanjutan ekosistem karena kemampuan untuk mengukur berbagai parameter lingkungan dan menghubungkannya dengan keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan. Studi ini menyelidiki keanekaragaman perifiton Sungai Bango di Malang dan karenanya menghasilkan daftar periksa kekayaan perifiton sungai, terutama perifiton epilitik. Pengambilan sampel perifiton dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Hidrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini dilakukan seminggu sekali dalam sebulan (Mei 2020) antara jam 9 dan 13 (GMT + 7). Identifikasi dan sampel Perifiton dikumpulkan dengan cara mengikis substrat (batuan/batuan) di dalam dan di sekitar titik pengambilan sampel air masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan total perifiton berkisar antara 938.900 Ind/mm2 sampai dengan 1.598.125 Ind/mm2 dengan 30 genera yang ditemukan. Kami berasumsi bahwa titik sampling 1 sampai 3 memiliki indeks keanekaragaman sedang; Sebaran jumlah individu tiap spesies tergolong sedang; stabilitas komunitas sedang dan organisme akuatik dapat mentolerir kondisi lingkungan. Namun, titik pengambilan sampel 4 memiliki keragaman yang rendah; sebaran jumlah masing-masing spesies rendah; stabilitas komunitasnya rendah dan hanya dapat ditoleransi oleh organisme akuatik tertentu.
PENGARUH LAMA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN NaOH TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKALSIUM DARI TULANG SOTONG (Sepia sp.) Nurfitri Lutfiah Sufiani; Retno Ayu Kurniasih; Slamet Suharto
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.15

Abstract

Peningkatan proporsi kalsium pada nanokalsium tulang sotong dapat dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan NaOH. Proses ekstraksi dengan menggunakan NaOH akan melarutkan protein dan lemak sehingga proporsi kalsium pada bahan akan meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh perbedaan lama ekstraksi menggunakan NaOH terhadap karakteristik nanokalsium tulang sotong, mengetahui ukuran partikel dari nanokalsium tulang sotong dan menentukan lama ekstraksi dalam mendapatkan nanokalsium tulang sotong dengan rasio kalsium dan fosfor terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data diolah menggunakan SPSS 16. Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk melihat perlakuan mana yang berbeda. Perlakuan penelitian adalah lama esktraksi menggunakan NaOH 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Parameter yang diujikan adalah rendemen, kadar kalsium, kadar fosfor, derajat putih, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu  dan ukuran partikel. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin lama esktraksi (hingga 3 jam) dapat meningkatkan nilai rendemen, kadar kalsium, kadar fosfor, derajat putih dan kadar abu, tetapi menurunkan nilai kadar protein dan kadar lemak (p<0,05). Nanokalsium tulang sotong dengan lama esktraksi 1 jam, 2 jam dan 3 jam memiliki rata-rata ukuran partikel berturut-turut 665,5; 686,8; dan 616,4 nm. Berdasarkan hasil penelitian dengan kesimpulan bahwa rasio kalsium dan fosfor tertinggi dihasilkan melalui lama ekstraksi dengan menggunakan NaOH selama 3 jam dengan perbandingan 148:1. 
KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR DAN KOMPOSISI UNSUR GELATIN IKAN KURISI (Nemipterus Bathybius) MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY-ENERGY DISPERSIVE X-RAY (SEM-EDX) Ulfatul Mardiyah
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 2 (2022): JFMR VOL 6 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.02.3

Abstract

Gelatin ikan merupakan salah satu alternatif pengganti gelatin sapi maupun babi. Tulang ikan kurisi merupakan salah satu limbah yang memiliki potensi sebagai bahan baku gelatin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mikrostruktur dan komposisi unsur gelatin ikan kurisi dan gelatin komersial sebagai pembanding menggunakan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa gelatin ikan kurisi memiliki struktur permukaan yang lebih porus. Sedangkan mikrostruktur gelatin komersial memiliki bentuk yang lebih baik, yakni jaringan permukaan yang dimiliki gelatin komersial lebih seragam dibandingkan dengan gelatin ikan kurisi. Beberapa unsur yang terdeteksi dalam gelatin komersial maupun gelatin kepala ikan kurisi antara lain lain: karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), natrium (Na), sulfur (S) dan klor (Cl). Sedangkan unsur fosfor (P) dan kalsium (Ca) hanya terdeteksi pada gelatin kepala ikan kurisi. Selain itu, unsur kalium (K) hanya terdeteksi pada gelatin komersial.
Bungkil Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Alternatif Pakan Buatan Untuk Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Gariepinus) Andi Nikhlani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 2 (2022): JFMR VOL 6 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.02.4

Abstract

Bungkil  kelapa sawit dapat dimanfaatkan  sebagai pakan ikan dengan kandungan protein sebesar 14%, namun kandungan ini masih rendah sehingga untuk mengatasi  masalah  ini  perlunya  dikaji  tentang  pengolahan  bungkil kelapa dengan  mencampurkan pakan  komersial,  sehingga  bungkil  inti  sawit  mempunyai nilai tambah sebagai bahan baku pakan ikan. Tujuan penelitian menganalisis perbedaan pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias  gariepinus) yang diberikan pakan pelet berbahan bungkil sawit dan berbahan dedak.  Rancangan penelitian dengan menggunakan 2 perlakuan, yaitu: perlakuan pertama (P1) pakan berbahan dasar bungkil sawit dan perlakuan kedua (P2) pakan berbahan dasar dedak. Data dianalisis  menggunakan uji 2 sampel bebas (tidak berpasangan). Data  hasil pengamatan dimasukkan dalam tabel dan dianalisis menggunakan uji z (z-Test: Two Sample for Means).Hasil penelitian  pada hari ke-35 pertumbuhan berat total P1 (88,,11 g) relatif lebih tinggi dibandingkan P2 (51,96 g), pertumbuhan panjang total P1 (5.90 cm) relatif lebih tinggi dibandingkan P2 (3,93 cm). Laju pertumbuhan harian P1 (2.51 g) relatif lebih tinggi dibandingkan P2 (1.43 g), konversi pakan P1 (2.03) relatif lebih rendah dibandingkan P2 (3,18%). Kualitas air media pemeliharaan yang diukur adalah suhu berkisar antara 26,74 - 26,76 oC,  pH 7,10 – 7,14, DO 4,6 – 4,9 mg/l, TAN 0,75 – 0,82 mg/l.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan pelet berbahan bungkil sawit memberikan hasil pertumbuhan berat dan panjang ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yang diberikan pakan berbahan dedak. Sedangkan konversi pakan penambahan dedak lebih tinggi jika dibandingkan dengan  penambahan bungkil sawit. 
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KJA IKAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK PEGAMETAN, KABUPATEN BULELENG, BALI Ni Luh Eta Yuspita
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 2 (2022): JFMR VOL 6 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.02.5

Abstract

Teluk Pegametan yang terletak di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng, Bali tercatat memiliki potensi yang besar untuk pengembangan budidaya laut ikan kerapu. Penentuan lokasi budidaya merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya ikan kerapu dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan budidaya KJA ikan kerapu di perairan Teluk Pegametan, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian ini menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan matriks kesesuaian kualitas perairan. Parameter kualitas air yang diukur meliputi kedalaman, kecerahan, suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrat, ammonia, dan fosfat dengan pengukuran yang dilakukan di 11 stasiun penelitian. Tingkat kesesuaian lahan dibagi ke dalam 2 (dua) kelas kesesuaian, yaitu sangat sesuai (S1) dan cukup sesuai (S2). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kelas sangat sesuai (S1) sebesar 106,31 ha (24,90 %), dan kelas cukup sesuai (S2) sebesar 356,29 ha (73,51 %) dari total keseluruhan luas lahan potensial untuk budidaya ikan kerapu seluas 426,60 ha.