cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2337621X     EISSN : 25810294     DOI : -
Journal of Fisheries and Marine Research (JFMR) is dedicated to published highest quality of research papers on all aspects of : Aquatic Resources, Aquaculture, Fisheries Resources Technology and Management, Fish Technology and Processing, Fisheries and Marine Social Economic and Marine Science. This journal is jointly published by Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University Malang Indonesia and Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani). JFMR is a new journal but related to the past journal of Faculty of Fisheries and Marine Science that is Jurnal Penelitian Perikanan (JPP) with ISSN: 2337-621X (print version) and website link of www.jpp.ub.ac.id
Arjuna Subject : -
Articles 535 Documents
STRATIFIKASI DAN STRUKTUR MASSA AIR LAUT BANDA SAAT MUSIM TIMUR: STRATIFICATION AND STRUCTURE OF THE BANDA SEA WATERMASS DURING THE EAST MONSOON DION DOLLAN AWAYAL; Simon Tubalawony; Yunita A Noya
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 1 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.01.4

Abstract

Laut Banda termasuk jalur Arlindo bagian timur, sebagai reservoir sementara massa air, dan merupakan wilayah Upwelling yang bervariasi secara musiman tergantung dari arah musim. Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Jala Citra 2-2022 Banda yang bertujuan untuk mengkaji stratifikasi massa air di Laut Banda. Proses sampling menggunakan CTD Rosette pada 6 Stasiun pengamatan yang meliputi data suhu, salinitas dan densitas. Analisa stratifikasi massa air untuk melihat pelapisan massa air, sedangkan analisa lapisan Gumbar (Core Layers), analisis isopiknal dan analisis diagram TS untuk analisa struktur massa air. Hasil penelitian menunjukan variasi suhu, salinitas dan densitas cukup besar di lapisan permukaan. Pada lapisan termoklin ditemukan massa air dengan salinitas maksimum (Smax) mencapai 34,79 Psu, kisaran suhu 17,09-230C dengan isopiknal 23,99-25,45 Kg/m3 yang berada di kedalaman 106-187 m. Pada lapisan bawah termoklin ditemukan massa air dengan salinitas maksimum (Smax) mencapai 34,81 Psu, kisaran suhu 8,67-12,790C dan isopiknal 26,41-27,01 Kg/m3 dengan kedalaman 230-402 m. Salinitas minimum (Smin) berada pada isopiknal 26,11-26,56 Kg/m3 dengan salinitas mencapai 34,36 Psu di kedalaman 234-324 m dengan kisaran suhu 10,60-12,580C. Lapisan dalam ditemukan massa air dengan kisaran salinitas 33,48-34,74 Psu yang berada di kedalaman 674-1000 m dengan kisaran suhu 4,59-6,940C serta isopiknal >27 Kg/m3. Massa air lapisan termoklin yang memiliki Smax diyakini adalah massa air NPSW. Pada lapisan bawah termoklin merupakan karakter dari massa air SPLTW (Smax) sedangkan massa air yang memiliki Smin adalah massa air NPIW. Pada lapisan yang lebih dalam merupakan karakter dari massa air AAIW.   The Banda Sea, a part of the Eastern Arlindo line which is also an area of upwelling that varies seasonally depending on the season's direction, plays an important role as a temporary reservoir of water masses. This research is part of the Jala Citra 2-2022 Banda Expedition which aims to study the stratification of water masses in the Banda Sea. The sampling process uses CTD Rosette at 6 observation stations which includes temperature, salinity and density data. Water mass stratification analysis is used to see the layering of water mass, while the core layers analysis, isopicnal analysis, and TS diagram analysis is used for water mass structure analysis. The results showed that the variations in temperature, salinity and density are quite large in the surface layer. In the thermocline layer, a mass of water with maximum salinity (Smax) is found reached 34,79 Psu, the temperature range is 17,09-230C with isopicnal 23,99-25,45 Kg/m3 which is at a depth of 106-187 m. At the bottom of the thermocline, a mass of water with maximum salinity (Smax) is found reached 34,81 Psu, the temperature range is 8,67-12,790C and isopicnal 26,41-27,01 Kg/m3 with a depth of 230-402 m. The minimum salinity (Smin) is found at isopicnal 26,11-26,56 Kg/m3 with salinity reaching 34,36 Psu at a depth of 234-324 m with a temperature range of 10,60-12,580C. In the deep layer, water masses are found with a salinity range of 33,48-34,74 Psu at a depth of 674-1000 m with a temperature range of 4,59-6,940C and isopicnal more than 27 Kg/m3. The mass of water in the thermocline layer which has Smax believed to be the NPSW water mass. In the lower layer the thermocline is the character of the SPLTW water mass (Smax) while the mass of water which has Smin is the mass of water NPIW. In a deeper layer is the character of the AAIW water mass.
PENGARUH DOSIS TEPUNG KANGKUNG AIR, PAKAN KOMERSIAL SERTA KOMBINASI TEPUNG KANGKUNG AIR DENGAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus): THE EFFECT OF WATER SPINACH MEAL DOSAGE IN COMMERCIAL FEED ON FEED CONVERSION RATIO AND RELATIVE GROWTH RATE OF TILAPIA (Oreochromis niloticus) SEED Willem Hendry Siegers; Dahlan Dahlan; Delila Anou
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 1 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.01.1

Abstract

Penggunaan dosis tepung kangkung air untuk menurunkan rasio konversi pakan perlu ditelusuri dalam menunjang laju pertumbuhan relatif ikan nila. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penggunaan dosis pakan kangkung air yang dicampur pakan komersial dalam menentukan pakan yang optimal selama pembenihan ikan nila. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 3 taraf perlakuan dan 3 taraf ulangan yaitu perlakuan A (4 gram tepung kangkung air tanpa campuran), perlakuan B (3 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial), perlakuan C (2 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial). Pakan akan diujicobakan pada benih ikan nila ukuran panjang awal 3-5 cm dengan padat tebar 10 ekor per wadah toples. Uji coba pakan untuk melihat laju pertumbuhan relatif dan rasio konversi pakan selama 30 hari dengan jumlah pakan yang diberikan 3 kali sehari sebanyak 3% dari bobot biomassa tubuh secara at satiation. Hasil analisis sidik ragam terhadap FCR dan RGR berpengaruh nyata (p<0,05) untuk semua perlakuan sedangkan hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan B terbaik dengan nilai FCR 0,65±0,09 dan nilai RGR sebesar 4,28±1,02%. Analisis sidik ragam terhadap kelangsungan hidup benih ikan nila menunjukkan semua perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) sedangkan hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan C terbaik dengan nilai rataan kelangsungan hidup sebesar 96,67±5,77%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan dosis pakan yang optimal untuk pembenihan ikan nila adalah 3 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial.   The use of water spinach flour doses to reduce the feed conversion ratio needs to be investigated in supporting the relative growth rate of tilapia. The aim of the study was to describe the use of water spinach feed doses mixed with commercial feed in determining the optimal feed for tilapia hatchery. This study used an experimental method with a completely randomized design consisting of 3 treatment levels and 3 repetition levels, namely treatment A (4 grams of water spinach flour without mixture), treatment B (3 grams of water spinach flour mixed with 2 grams of commercial feed), treatment C (2 grams of water spinach flour mixed with 2 grams of commercial feed). The feed will be tested on tilapia seeds with an initial length of 3-5 cm with a stocking density of 10 fish per jar. Feed trials to see the relative growth rate and feed conversion ratio for 30 days with the amount of feed given 3 times a day as much as 3% of body weight at satiation. The results of the analysis of variance on FCR and RGR had a significant effect (p <0.05) for all treatments, while the results of the follow-up test showed that treatment B was the best with an FCR value of 0.65 ± 0.09 and an RGR value of 4.28 ± 1.02%. Analysis of variance on the survival of tilapia fry showed that all treatments had a significant effect (p <0.05) while the results of the follow-up test showed that treatment C was the best with an average survival value of 96.67 ± 5.77%. Based on the results of the study it can be concluded that the use of optimal feed doses for tilapia hatcheries is 3 grams of water spinach flour mixed with 2 grams of commercial feed.
INVENTARISASI EKTOPARASIT IKAN LELE (CLARIAS SP. ) DAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA: INVENTARISATION OF PARASITES IN CATFISH (CLARIAS SP. ) AND TILAPIA (OREOCHROMIS NILOTICUS) IN THE REGENCY OF NORTH CENTRAL TIMOR Alfentus Bene Dawo; Yuliana Salosso; Wesly Pasaribu
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 1 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.01.3

Abstract

Mengetahui keberadaan infeksi parasite pada ikan budidaya disuatu lokasi akuakultur merupakan salah satu faktor penting untuk langkah pendataan awal dan upaya pengendalian penyakit ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis parasit, prevalensi dan intensitas parasit yang menyerang ikan lele (Clarias sp) dan ikan nila (Oreochromis niloticus) di dua lokasi yaitu balai benih ikan Oeluan dan kolam bioflok Timur Mandiri Kefamenanu, Kabupaten Timur Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Sampel ikan diambil secara acak dari dua lokasi dengan jumlah 30 ekor untuk setiap jenis ikan. Hasil penelitian didapat dua jenis parasit yang yang menyerang ikan nila yaitu parasit Cichlidogyrus sp. dan Trichodina sp. sedangkan pada ikan lele ditemukan tiga jenis parasit yaitu Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., dan Quadriacanthus sp.. Prevalensi parasit tertinggi pada ikan lele yaitu infeksi parasite Gyrodactylus sp. sebesar 21,6% sedangkan nilai intensitas parasit yang menyerang ikan lele sama yaitu 2 individu/ekor. Prevalensi parasit tertinggi pada ikan nila yaitu parasit Cichlidogyrus sp. yaitu 30% sedangkan nilai intensitas parasit pada ikan nilai yaitu antara 2-5 individu/ekor.   Knowing the presence of parasitic infections at the aquaculture site in fish farms is an important factor in the first step of data collection and future infection control. The purpose of this study was to determine the parasites, prevalence and intensity of parasites that infection catfish (Clarias sp.) and tilapia (Oreochromis niloticus) in two locations, the Oeluan fish nursery and Mandiri Kefamenanu Biofloc pond, North Central Timor, East Nusa Tenggara. Samples were taken at random from two locations with a total of 30 fish for each fish species. The results showed that there were two types of parasites that infected tilapia, Cichlidogyrus sp. and Trichodina sp. Three species of parasites have now been found in catfish, Dactylogyrus sp., Gyodactylus sp. and Quadriacanthus sp. The highest parasite prevalence was found in catfish, Gyrodactylus sp. of 21.6%, while the intensity value of the parasites infecting the catfish, 2 individuals/fish. The highest prevalence of parasites in tilapia is the parasite Cichlidogyrus sp. namely 30%, while the intensity value of parasites in fish is between 2-5 individuals/fish.
STATUS PENCEMARAN SUNGAI ELO KABUPATEN MAGELANG BERDASARKAN VARIABEL TSS, BOD, DAN AMONIA: POLLUTION STATUS IN ELO RIVERS MAGELANG REGENCY BASED ON VARIABELS TSS, BOD, AND AMONIA Ananda Tania Salsabila; Siti Rudiyanti; Oktavianto Eko Jati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.4

Abstract

Sungai Elo yang terletak di Kabupaten Magelang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan seperti pengairan sawah dan rekreasi. Sungai Elo telah mengalami pencemaran akibat limbah pertanian, pemukiman, dan industri. Perlu dilakukan analisis kualitas air untuk mengetahui status pencemarannya dan memberikan rekomendasi guna memperbaiki kualitas air Sungai Elo. Penelitian dilakukan pada Januari 2022. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi kualitas air yang diukur, mengetahui status pencemaran sungai melalui analisis indeks pencemaran, dan mengetahui hubungan melalui korelasi pearson terhadap variabel TSS, BOD, dan amonia. Metode penelitian menggunakan metode survey. Penentuan lokasi sampling terdiri atas tiga stasiun yang dekat area pertanian, pemukiman, dan industri. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penentuan tingkat pencemaran dilakukan melalui analisis indeks pencemaran (IP) serta uji korelasi. Hasil penelitian variabel yang diuji telah memenuhi baku mutu air kelas 2 berdasarkan PP. No. 22 Tahun 2021 kecuali variabel BOD. Hasil analisis indeks pencemaran stasiun 1 hingga 3 berturut-turut sebesar 1.16, 1.85, dan 1.00 termasuk kategori tercemar ringan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel kunci yang memberikan kontribusi terjadinya pencemaran adalah BOD. Variabel yang telah diuji tidak memiliki hubungan yang signifikan namun memiliki hubungan lemah hingga sangat kuat berdasarkan kategori nilai pearson correlation.   Elo River is located in Magelang Regency. Elo River is used for human life and has been polluted due to agricultural, residential, and industrial waste, so that necessary to analyze the level of pollution and recommendations to improve the water quality of Elo Rivers. The study was conducted in January 2022. The purpose of this study is to determine the concentration of main and supporting water quality variables, determine the status of river pollution based on TSS, BOD, and ammonia throught pollution index, and determine the relationship between variables TSS, BOD, and ammonia. The research method is by survey methods. Determination of the sampling location consists of three stations adjacent to agricultural, residential, and industrial areas. The sampling method is purposive sampling. Sampling data collection is a spatial method. Measurement of water quality is carried out by measuring main variables and supporting variables. The results of this study that each variable meets the quality standard class 2 PP No. 22 Tahun 2021 except BOD. The results of the pollution index for station 1 to station 3 were 1.16, 1.85, and 1.00 and included in lightly polluted. Based on the result, they concluded that the variable causes pollution is BOD. The variables don’t have a significant relationship but have a weak to very strong relationship based on the pearson correlation category.
IMPLEMENTASI WEB CRAWLING UNTUK MENGUMPULKAN TWEETS TERKAIT PRODUK PERIKANAN OLAHAN YANG DIMINATI MASYARAKAT: IMPLEMENTATION OF WEB CRAWLING TO COLLECT POPULAR TWEETS ABOUT PROCESSED FISHERY PRODUCTS Niken Hendrakusma Wardani; Edi Susilo; Pudji Purwanti; Agus Dwi Sulistyono; Dicky Wijanarko
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.3

Abstract

Saat ini penggunaan media sosial sebagai sarana pemasaran banyak dilakukan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mempromosikan produk perikanan. Penggunaan teknologi informasi yang optimal dapat meningkatkan akses pasar untuk promosi digital. Salah satu cara memprediksi produk yang diminati adalah dengan mengetahui produk perikanan olahan yang banyak diperbincangkan pada media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data produk perikanan olahan yang popular di sosial media Twitter dengan kata kunci ikan. Pengambilan data opini masyarakat menggunakan teknik web crawling melalui Application Programming Interface (API) Twitter yaitu melakukan pencarian data tweets (kicauan) sesuai kata kunci. Selanjutnya metode pre-processing text mining digunakan mengolah data kicauan yang telah didapat dari media sosial twitter. Hasil distribusi frekuensi menunjukkan bahwa kemunculan kata terkait ikan terbanyak yaitu sambel (338 kata), sambal (330 kata), kerupuk (167 kata), krupuk (147 kata), tepung (136 kata), dan minyak (102 kata). Rekomendasi yang diberikan untuk promosi melalui Twitter adalah pihak pemasaran bisa menambahkan kata yang hampir mirip ketika mempromosikan produk misalnya sambal dengan sambel disebutkan bersamaan dalam satu tweet. Penggunaan kata yang sesuai ini terkait branding produk pada pemasaran online yaitu bagaimana penjual membangun citra kepada konsumen agar produknya dikenal masyarakat dengan memperhatikan penggunaan kata kunci produk olahan perikanan yang sering dibahas di Twitter.   Currently, the use of social media as a marketing tool is carried out by Small and Medium-sized enterprises (SMEs) to promote fishery products. Optimal use of information technology can increase market for digital promotion. The products are the most talked means consumers are more interested. This study provides insight of processed fishery product that is popular on Twitter. Collecting public opinion data using a web crawling technique through the Twitter API, which is search for tweets using fish as a keyword. Furthermore, the pre-processing text mining method used to process the tweets that has been obtained from the Twitter. The distribution results shows that the most occurrences of words that relate to fish are sambel (338 words), sambal (330 words), kerupuk (167 words), krupuk (147 words), tepung (136 words), and minyak (102 words). Recommendation for promotion through Twitter is seller can add words that are almost similar when promote their products, such as sambal with sambel together in one tweet. The use of this appropriate word is related to product branding in e-marketing. It is means that the product is known to the public by use of fishery product keywords that are often discussed on Twitter.
PEMANFAATAN GOOGLE EARTH ENGINE UNTUK MEMANTAU PERUBAHAN LUASAN HUTAN MANGROVE DI PROBOLINGGO: APPLICATION OF GOOGLE EARTH ENGINE FOR MONITORING MANGROVE FOREST CHANGES IN PROBOLINGGO Bambang Semedi; Marjono; Ni Luh Eka Savitri; Viona Faiqoh Hikmawati; Gerardus David Ady Purnama Bayuaji; Nova Dewi Safitri Syam’s; Novia Fara Diza
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.9

Abstract

Mangrove merupakan tumbuhan intertidal yang memilki peran ekologi, fisik, dan sosial ekonomi untuk daerah pesisir. Mangrove di Indonesia menunjukkan penurunan kondisi seiring berjalannya waktu, termasuk di wilayah Probolinggo, Jawa Timur. Faktor utama yang memicu berkurangnya mangrove yaitu aktivitas manusia yang mengubah area mangrove menjadi tambak, permukiman, dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memantau tutupan mangrove di Probolinggo melalui integrasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis sebagai bentuk kontribusi dalam kegiatan pemantauan yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penentuan arah pengelolaan mangrove. Luas mangrove dianalisis dari citra Sentinel 2A menerapkan indeks vegetasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) yang diolah menggunakan Google Earth Engine (GEE). Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan luas mangrove di Probolinggo setiap tahunnya. Total luas mangrove tertinggi terjadi pada tahun 2020 bernilai 687,15 Ha dan nilai luas mangrove terendah terjadi pada tahun 2022 sebesar 241,13 Ha. Nilai NDVI tertinggi selama tahun 2019-2023 memiliki nilai paling besar 0,87 (rapat) pada tahun 2020-2021 dan nilai paling kecil 0,55 (jarang) pada tahun 2022. Hasil uji akurasi memiliki nilai Overall Accuracy sebesar 86% sehingga hasil klasifikasi sebaran mangrove dari citra Sentinel 2A menggunakan indeks vegetasi NDVI di Probolinggo dapat diterima. Akan tetapi, penambahan sampel uji akurasi masih diperlukan supaya dapat menghasilkan tingkat akurasi yang lebih baik.   Mangroves are intertidal plants that have ecological, physical, and socioeconomic roles for coastal areas. Mangroves in Indonesia show a decline in condition over time, including in the Probolinggo region, East Java. The main factor that triggers mangrove decline is human activities that convert mangrove areas into ponds, settlements, etc. Therefore, this study aimed to monitor mangrove cover in Probolinggo through the integration of remote sensing and geographic information systems as a way of monitoring activities that are expected to be a reference in determining the direction of mangrove management. The mangrove area was analyzed from Sentinel 2A imagery applying the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) processed using Google Earth Engine (GEE). The results showed that there were changes in mangrove area in Probolinggo every year. The highest total mangrove area occurred in 2020 amounting to 687.15 Ha and the lowest total mangrove area occurred in 2022 amounting to 241.13 Ha. The highest NDVI value during 2019-2023 had the greatest value of 0.87 (dense) in 2020-2021 and the smallest value of 0.55 (sparse) in 2022. The accuracy test results had an Overall Accuracy value of 86% so that the classification results of mangrove distribution from Sentinel 2A images using the NDVI vegetation index in Probolinggo were acceptable. However, additional accuracy test samples are still needed to produce a better accuracy level.
DISTRIBUSI UKURAN PANJANG DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares, Bonnaterre, 1788) HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR YANG DIDARATKAN DI TPI PONDOKDADAP, SENDANGBIRU: LENGTH SIZE DISTRIBUTION AND LENGTH WEIGHT RELATIONSHIP FOR YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacares, Bonnaterre, 1788) HANDLINE CATCHES LANDED AT TPI PONDOKDADAP, SENDANGBIRU Hartati Kartikaningsih; Bambang Semedi; Citra Satrya Utama Dewi; M. Choirul Anam
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.8

Abstract

Ikan Tuna Madhidihang (Thunnus albacares) merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting di dunia dan komoditas ekspor perikanan adal Indonesia. Pemanfaatan sumber daya perikanan umumnya milik bersama (common property) artinya upaya pemanfaatan dapat dilakukan secara bersama dalam waktu yang bersamaan oleh pelaku usaha perikanan (open acces). Semakin meningkatnya upaya pemanfaatan yang dilakukan dan banyaknya hasil tangkapan ikan tuna dibawah ukuran pertama kali matang gonad mengakibatkan terganggunya proses rekruitmen ikan-ikan muda di alam. Untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat dalam upaya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, maka ketersediaan data dan informasi yang terukur mutlak diperlukan untuk mengetahui status sumber daya perikanan tuna dewasa ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) distribusi panjang ikan dan (2) hubungan panjang berat ikan tuna madhidihang di wilayah perairan selatan Jawa Timur (Sendang Biru).  Pengambilan data dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Pondokdadap Sendangbiru Malang, pada Bulan Agustus – Oktober 2022.  Sampel ikan tuna madhidihang yang didaratkan kemudian diukur panjang dan beratnya, dianalisis dengan menggunakan regresi linier untuk melihat hubungan antara panjang dan berat ikan.  Ada 347 ekor ikan madhidihang yang berhasil diukur panjang cagak dan beratnya pada bulan Agustus hingga Oktober 2022. Berdasarkan data yang telah diolah, rata-rata panjang cagak sekitar 109 cm, panjang cagak dominan antara 136 – 145 cm dengan panjang maksimal 195 cm dan minimal 86 cm.  Berdasarkan data Fish Base ukuran ikan pertama kali matang gonad atau Length at first maturity (Lm) tuna sirip kuning berada pada ukuran 103,3 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55%  hasil tangkapan tuna sirip kuning nelayan Sendangbiru sudah layak tangkap, dan 45% belum layak tangkap.  Hasil analisis hubungan panjang dan berat ikan tuna madhidihang di lokasi penelitian memperlihatkan pertumbuhan bersifat alometrik negatif dimana pertumbuhan panjang lebih dominan daripada pertumbuhan berat ikan.   Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) is one of the economically important fish species in the world and an Indonesian fishery export commodity. Utilization of fishery resources is generally shared property (common property) meaning that efforts to exploit can be carried out jointly at the same time by fishery business actors (open access). Increasing utilization efforts are being made and the large number of tuna catches below the size at first maturity has disrupted the recruitment process for young fish in nature. To support the right decision making in efforts to manage sustainable fisheries, the availability of measurable data and information are absolutely necessary to determine the current status of tuna fishery resources. The aims of this study were to determine (1) the distribution of fish length and (2) the relationship between the length and weight of yellowfin tuna in the southern waters of East Java (Sendang Biru). Data collection was carried out at the Fish Auction Place (TPI) Pondokdadap Port Sendangbiru Malang, from August to October 2022. The yellowfin tuna samples that were landed were then measured for length and weight, then analyzed using linear regression, so that a relationship between the length and weight of the fish could be seen. The number of yellowfin tuna or yellowfin tuna whose fork length and weight were successfully measured from August to October 2022 was 347 individual fish. Based on the data that had been processed, the dominant fork length of yellowfin tuna was between 136 – 145 cm with a maximum length of 195 cm and a minimum of 86 cm, and an average fork length of around 109 cm. Based on Fish Base data, the length at first maturity (Lm) of yellowfin tuna was 103.3 cm. This showed that the catch of yellow fin tuna by Sendangbiru fishermen had a percentage of 55% that was suitable for catching, while those that were not yet worth catching had a percentage of 45%. Fish length and weight data can be used to see the morphometric condition of a fish species. From the results of the analysis of the relationship between length and weight of yellowfin tuna at the study site, it was known that growth was negative allometric where length growth was more dominant than fish weight growth.
KAJIAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR LATUHALAT, KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON: STUDY OF SEA WATER INTRUSION ON LATUHALAT COASTAL, NUSANIWE DISTRICT, AMBON CITY Grimaldy Rooy Latumeten; Simon Tubalawony; Yunita A. Noya
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.2

Abstract

Salah satu permasalahan di wilayah pesisir yaitu intrusi air laut yang mempengaruhi kualitas airtanah di daratan. Kondisi ini sementara terjadi di Negeri Latuhalat, dimana masyarakat harus membeli air tawar untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari karena air sumur payau yang oleh penduduk setempat disebut salobar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat salinitas air tanah dan luasan intrusi air laut di kawasan pesisir Latuhalat. Metode yang digunakan yaitu interpolasi spasial parameter fisika dan kimia serta analisis rasio klorida bikarbonat menggunakan software ArcGIS. Hasil penelitian  menunjukan kondisi pasang surut mengontrol konduktivitas air tanah dan distribusi klorida, dimana nilai konduktivitas dan klorida meningkat seiring dengan meningkatnya elevasi permukaan (pasang banjir). Nilai konduktivitas yang disurvei pada 14 sumur berkisar antara 446 μmhos/cm hingga 3236 μmhos/cm, sedangkan kandungan klorida berkisar antara 50 mg/L hingga 6631 mg/L. Analisis rasio klorida bikarbonat yang ditentukan oleh nilai Revelle Index (RI) mulai dari 0,017 hingga 2,321 menunjukan bahwa intrusi air laut terjadi dari tingkat rendah hingga menengah. Di area pesisir sepanjang 5 km, luasan wilayah yang tidak terintrusi adalah 3,18 km2 (63,6%). Sebaliknya intrusi rendah hingga menengah mencakup area sekitar 1,82 km2 (36,4%). Selain distribusi spasial konduktivitas dan klorida, konsentrasi yang cukup tinggi hanya diamati di Dusun Omputty, diinterpretasikan  pergerakan air laut ke daratan diakibatkan pasang surut air laut memperburuk kualitas airtanah.   One of the problems in coastal areas is seawater intrusion affecting the quality of groundwater on land. This is temporarily happening in Latuhalat Villages, where people need to buy fresh water to occupy their daily drinking water needs because of the brackish well water where locals called it salobar. This study aims to analyze the level of groundwater salinity and the magnitude of seawater intrusion in the Latuhalat coastal area. The method used is an interpolation of physical and chemical parameters and analysis of the bicarbonate chloride ratio using ArcGIS software. The results show that the tidal condition controls the groundwater chloride and conductivity distribution whereby the value of chloride and conductivity increased with the increasing surface elevation (flood tides). The conductivity value surveyed in the 14 wells ranged from 446 μmhos/cm to 3236 μmhos/cm, while the chloride content ranged from 50 mg/L to 6631 mg/L. The analysis of the bicarbonate chloride ratio determined by Revelle Index (RI) values ranging from 0.017 to 2.321 indicated that the seawater intrusion occurred from a low to moderate level. Within the coastal zone with an area of about 5 km, the non-intruded area was 3.18 km2 (63.6%). In contrast, the low-moderate intrusion covers an area of approximately 1.82 km2 (36.4%). In addition to the spatial distribution of conductivity and chloride, sufficiently high concentrations were only observed in Omputty Village. This state was due to the movement of seawater into land evoked by tidal regimes worsening groundwater quality.
DINAMIKA KUALITAS AIR HARIAN PADA KOLAM IKAN NILA DENGAN SISTEM AKUAPONIK DUTCH BUCKET DAN DEEP FLOW TECHNIQUE: DAILY WATER QUALITY VARIATIONS IN DUTCH BUCKET AND DEEP FLOW TECHNIQUE AQUAPONIC SYSTEM Aulia Rahmawati; Febriyani Eka Supriatin; Muhammad Dailami
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.11

Abstract

Akuaponik memiliki konsep menyatukan akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik (budidaya tanaman dengan media selain tanah). Sistem akuaponik dapat memperbaiki kualitas air kolam, sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas budidaya ikan. Penelitian ini bertujuan membandingan dua metode akuaponik dalam meningkatkan kualitas air kolam ikan nila secara daily basis. Dua metode tersebut adalah Deep Flow Technique (DFT) dan Dutch Bucket System (DBS). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental deskriptif dengan percobaan di lapangan, dengan perlakuan pertama (A) DBS, dan perlakuan kedua (B) DFT, dan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan selama 30 hari, pada pukul 06:00; 12:00; dan 18:00, yang terdiri dari kualitas air berupa Dissolved Oxygen, pH, suhu, Total Dissolved Solids, kadar amonia, serta kadar nitrat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbuktinya kolam akuaponik dengan menggunakan sistem DBS memiliki kualitas air lebih baik dalam pengukuran harian, dibanding dengan menggunakan sistem DFT, hal ini disebabkan oleh media tanam yang digunakan oleh sistem DBS menggunakan hidroton yang dapat membantu menjadi filter mekanis. Sistem DBS dalam hal ini memiliki dua kelebihan dalam satu waktu, yaitu sebagai filter biologis (tanaman) dan filter mekanis (hidroton). Sedangkan sistem DFT hanya memiliki kelebihan filter biologis yang membantu menyerap ammonia dan menyediakan nitrat bagi ikan.   Aquaponics has the concept of uniting aquaculture (fish farming) with hydroponics (plant cultivation using media other than soil). The aquaponic system can improve the quality of pond water, thereby increasing the survival and growth of fish which in turn can increase the productivity of fish farming. This study aims to compare two aquaponic methods in improving the water quality of tilapia ponds on a daily basis. The two methods are the Deep Flow Technique (DFT) and the Dutch Bucket System (DBS). The research method used was descriptive experimental with field experiments, with the first treatment (A) DBS, and the second treatment (B) DFT, and repeated 3 times. Observations were made for 30 days, at 06:00; 12:00; and 18:00, which consists of water quality in the form of Dissolved Oxygen, pH, temperature, Total Dissolved Solids, ammonia levels, and nitrate levels. The conclusion of this study is that it is proven that aquaponic ponds using the DBS system have better water quality in daily measurements, compared to using the DFT system, this is due to the planting medium used by the DBS system using hydroton which can help become a mechanical filter. The DBS system in this case has two advantages at one time, namely as a biological filter (plant) and a mechanical filter (hydroton). Meanwhile, the DFT system only has the advantage of a biological filter that helps absorb ammonia and provides nitrate for fish.
STRATEGI PEMASARAN HASIL OLAHAN IKAN LELE STUDI KASUS DI UKM CV. ADISYAFIDZ BAROKAH KABUPATEN BANDUNG: MARKETING STRATEGY OF PROCESSED CATFISH CASE STUDY IN UKM CV. ADISYAFIDZ BAROKAH BANDUNG REGENCY Rizky Fauzan Rifaldi; Atikah Nurhayati; Asep Agus Handaka Suryana; Ine Maulina
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.1

Abstract

Penelitian ini dilakukan di UKM CV. Adisyafidz Barokah Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bauran pemasaran, faktor internal dan eksternal, alternatif strategi pemasaran dan aspek finansial di CV. Adisyafidz Barokah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus, metode pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling dan accidental sampling, analisis yang digunakan yaitu analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE didapatkan total nilai skor faktor kekuatan yaitu 1,99, total nilai skor faktor kelemahan 0,77, total nilai skor faktor peluang 1,74, dan total nilai skor ancaman 1,12. Hasil dari analisis matriks strategi didapatkan titik koordinat (0,61;0,31) dan menempati kuadran I yang mendukung strategi agresif dan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh CV. Adisyafidz Barokah adalah strategi SO. Dari hasil analisis aspek finansial total penerimaan CV. Adisyafidz Barokah lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan yang artinya CV. Adisyafidz Barokah dikatakan untung. Nilai R/C adalah sebesar 1,4, hal tersebut menyatakan bahwa CV. Adisyafidz Barokah usahanya dikatakan untung karena nilai R/C lebih besar dari 1.   This research was conducted at UKM CV. Adisyafidz Barokah Bandung Regency. The purpose of this research is to alternative marketing strategies and financial aspects of CV. Adisyafidz Barokah. The research method used is the case study method, the sampling method used is purposive sampling and accidental sampling, the analysis used is SWOT analysis. Based on the results of the IFE and EFE matrix analysis, the total value of the strength factor score was 1.99, the total value of the weakness factor score was 0.77, the total opportunity score was 1.74, and the total threat score was 1.12. The results of the strategy matrix analysis obtained coordinate points (0.61;0.31) and occupy quadrant I which supports aggressive strategies and alternative strategies that can be carried out by CV. Adisyafidz Barokah is an SO strategy. From the results of the analysis of the financial aspects of the total acceptance of CV. Adisyafidz Barokah is greater than the total costs incurred, which means CV. Adisyafidz Barokah is said to be profitable. The R/C value is 1.4, this states that CV. Adisyafidz Barokah his business is said to be profitable because the R/C value is greater than 1.