cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota singkawang,
Kalimantan barat
INDONESIA
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika)
Published by STKIP Singkawang
ISSN : 24775959     EISSN : 24778451     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika or abbreviated JIPF (e-ISSN: 2477-8451 and p-ISSN 2477-5959) is an international and integrated forum for communicating scientific advances in the field of physics and physics education. The journal reports significant new findings related to physics and education physics. JIPF is firstly published in 2016 and periodically published twice per year on March and September
Arjuna Subject : -
Articles 185 Documents
The Three Tier-Test untuk Mengungkap Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Pada Konsep Gaya Pegas Septi Maulini; Yudi Kurniawan; Riski Muliyani
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 1, No 2 (2016): September 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.589 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v1i2.61

Abstract

Sebelum memasuki ruang pembelajaran para siswa telah memiliki konsep masing-masing mengenai fisika. Konsep tersebut berasal dari interaksi siswa dengan lingkungan. Konsep awal yang dimiliki siswa tersebut sering kali mengalami miskonsepsi atau tidak cocok dengan konsep yang dimiliki oleh fisikawan.Faktor lain yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi adalah  proses pembelajaran yang dilakukan masih berfokus pada hafalan dan rumus sehingga pada saat siswa diberikan bentuk soal mengenai penguasaan konsep, siswa mengalami kesulitan. Berhasil atau tidaknya siswa dalam  mempelajari fisika sangat ditentukan oleh penguasaan konsep yang dimiliki. Penguasaan konsep yang kurang dapat menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai atau konsep yang salah dengan pengertian ilmiah dengan para ahli. Konsep yang salah atau tidak sesuai yaitu konsep yang bertentangan dengan konsepsi para fisikawan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi pada konsep gaya pegas. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Siswa diwajibkan untuk menjawab soal (dalam bentuk three tier-test) tentang konsep gaya pegas pada lembar jawaban, kemudian lembar jawaban siswa dianalisis. Terdapat dua sub  konsep distribusi miskonsepsi pada materi Gaya Pegas yaitu; 1. Pada susunan pegas seri gaya terbesar terjadi pada pegas yang dekat dengan beban; 2. Gaya yang bekerja pada masing-masing pegas paralel sama dengan gaya yang diberikan dimana . Hasilnya menunjukkan bahwa persentase kuantitas siswa yang miskonsepsi yang terjadi pada kedua  konsep adalah sama. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memberikan solusi untuk mereduksi kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi gaya pegas. 
Analisis Reduksi Intensitas Cahaya Pada Smartphones’ Screen Protector Dan Dampaknya Pada Mata Bhekti Kumorowati
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 1, No 1 (2016): March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.934 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v1i1.51

Abstract

Analisis reduksi intensitas cahaya yang melewati screen protector dan identifikasi kemampuan screen protector sebagai pelindung mata dilakukan dengan mengukur reduksi intensitas cahaya menggunakan luxmeter, kemudian menetapkan fokus bahasan yang mencakup kemampuan cahaya menembus screen protector dan analisis fisis screen protector sebagai pelindung mata. Peran sebagai pelindung mata dikaji melalui pendekatan peristiwa polarisasi yaitu proses terserapnya sebagian arah getar cahaya. Dihasilkan sebagian arah getar cahaya layar smartphone sebelum masuk ke mata akan terserap oleh screen protector sehingga dapat memperlambat terjadinya degenerasi makula. Rekomendasi pemilihan screen protector bergantung pada besarnya koefisien atenuasi (koefisien penyerapan) yang dimiliki masing-masing screen protector. Koefisien atenuasi terbesar dimiliki oleh screen protector jenis anti spy.
Analisis Variasi Warna Terhadap Kualitas Daya Serap dan Kuat Tarik Tissue Napkin Paper Ragil Meita Alfathy; Mahardika Prasetya Aji; Sulhadi Sulhadi
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 2, No 1 (2017): March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.293 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v2i1.201

Abstract

Tisu telah menjadi kebutuhan sehari–hari masyarakat dunia karena tisu merupakan benda pembersih praktis yang dapat dibawa kemana–mana. Inovasi yang dilakukan oleh para produsen adalah dengan memberikan corak motif bahkan warna untuk menambah nilai estetika dari tisu terutama pada tissue napkin paper atau kertas tisu serbet. Seiring berjalannya waktu, nilai estetika pada tissue napkin paper menjadi pertimbangan utama konsumen dalam pemilihan tisu dibandingkan fungsi utama kertas tissue napkin paper sebagai alat pembersih sehingga konsumen melupakan kualitas fisik dari tissue napkin paper. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi perbedaan kuat tarik dan daya serap tissue napkin paper dengan dan tanpa colourant. Tissue napkin paper dihitung volume air yang terserap secara radial dan gaya yang dibutuhkan tisu dengan luas permukaan 0,042m2  untuk merobeknya, sehingga diketahui bahwa tissue napkin berwana merah, hijau, kuning dan putih memiliki persentase kualitas daya serap secara berturut-turut 38,89%, 42,78%, 41,67%, 46,67%  dan daya kuat tarik 78,3N/m2; 103,3N/m2; 140,4N/m2; 141,5N/m2. Colourant mengubah struktur pore menjadi lebih sempit dan jarak permukaan serat selulosa menjadi semakin panjang. Sehingga terjadi penurunan daya serap dan kuat tarik tissue napkins paper dengan colourant meskipun tidak dalam taraf yang signifikan.
Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Materi Kalor Uray Elly Sapitri; Yudi Kurniawan; Emi Sulistri
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 1, No 2 (2016): September 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.485 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v1i2.66

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis siswa membuat keputusan, membandingkan dan memecahkan masalah  pada materi kalor dengan diterapkan model Discovery Learning. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan jumlah sampel 20 siswa kelas X di salah satu SMA di kota Singkawang. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa telah mengisi pertanyaan mengenai materi kalor pada tes yang berbentuk tes uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Discovery Learning dapat meningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yaitu pada indikator membuat keputusan dengan skor N-gain 0,37 dengan kategori sedang, indikator membandingkan dengan skor N-gain 0,39 dengan kategori sedang, indikator pemecahan masalah dengan skor N-gain 0,33 dengan kategori sedang.Hasil penelitian ini bisa menjadi referensi bagi peneliti masa depan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Identifikasi Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Menggunakan Three Tier-Test Pada Materi Listrik Dinamis Sri Rahayu Alhinduan; Yudi Kurniawan; Riski Mulyani
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 1, No 1 (2016): March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.877 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v1i1.57

Abstract

Pembelajaran fisika yang cenderung memaknai konsep fisika berdasarkan pada rumus yang terdapat di dalam buku pelajaran tanpa melalui proses penemuan, pengolahan dan pengembangan pengetahuan serta sikap ilmiah siswa, dapat menyebabkansiswa tidak mengusai konsep dengan baik. Kurangnya penguasaan konsep yang dimiliki siswa menjadi salah satu penyebab miskonsepsi.Miskonsepsi merupakan ketidaksesuaian antara konsep awal yang diyakini siswa dengan konsep para ahli.Miskonsepsi yang dialami siswa harus segera diatasi karena pembelajaran yang tidak memperhatikan miskonsepsi menyebabkan siswa kesulitan belajar yang nantinya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi listrik dinamis menggunakan three tier-test. Identifikasi kuantitas siswa yang miskonsepsi dilakukan pada konsep hambatan listrik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pada penelitian ini three tier-testdigunakan untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi siswa. Terdapat empat bentuk miskonsepsi pada materi listrik dinamis antara lain: 1) Besar arus listrik yang melewati setiap hambatan yang dipasang seri pada suatu rangkaian tertutup sederhana nilainya bergantung pada nilai hambatan yang dilewatinya,2)Lampu bukan hambatan listrik karena lampu hanya mengubah arus listrik menjadi cahaya, 3) Lampu yang disusun seri akan lebih terang jika didekatkan dengan kutub positif baterai, karena lampu yang dekat dengan kutub positif baterai akan dilalui arus terlebih dahulu dan arusnya lebih besar, 4) Arus listrik akan mengalir pada cabang yang memiliki banyak lampu dan cabang yang terdekat dengan sumber tegangan. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kuantitas siswa yang miskonsepsi paling tinggi terdapat pada konsep”Besar arus listrik yang melewati setiap hambatan yang dipasang seri pada suatu rangkaian tertutup sederhana nilainya bergantung pada nilai hambatan yang dilewatinya sebesar 44,83%.Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menemukan solusi sehingga kuantitas siswa yang miskonsepsi dapat menurun terutama pada materi listrik dinamis.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Muhammad Syahrul Kahar
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 2, No 2 (2017): September 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.535 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v2i2.233

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Fisika dalam pembelajaran Kooperatif tipe STAD di kelas E Prodi Pendidikan Matematika. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa kelas E Prodi Pendidikan Matematika sebanyak 35 mahasiswa. Pengembangan pembelajaran Fisika ini terdiri dari empat tahap, yakni tahap pembatasan, tahap rancangan, tahap pengembangan dan tahap penyebaran. Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa: (1). Untuk tes awal diperoleh skor rata-rata kemampuan penguasaan Fisika mahasiswa 61,85 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 11,05 dan berada pada kategori sedang, (2). Untuk tes akhir diperoleh skor rata-rata 75,57 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 6,94 berada pada kategori tinggi. (3). Terdapat peningkatan penguasaan Fisika mahasiswa dari kategori sedang menjadi kategori tinggi, (4).Tanggapan mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran Fisika berupa bahan ajar mahasiswa, lembar kerja mahasiswa, dan rencana pembelajaran cenderung positif, (5). Mahasiswa lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
Penerapan Three Tier-Test untuk Identifikasi Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Pada Materi Magnet Reny Silviani; Riski Muliyani; Yudi Kurniawan
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 2, No 1 (2017): March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.235 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v2i1.197

Abstract

Proses pembelajaran yang bersifat informative dan hanya ditekankan pada konsep teoritik saja dapat menyebabkan siswa kurang menguasai konsep ilmiah.Faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan konsep siswa adalah miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan kekeliruan dalam memahami suatu konsep materi pembelajaran yang tidak akurat, yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara konsep yang dimiliki pribadi dengan konsep ilmiah. Dengan adanya miskonsepsi yang terjadi, hal ini dapat menghambat siswa untuk menerima informasi yang baru, sehingga siswa menolak untuk mengubah miskonsepsinya menjadi konsep ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi magnet. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.Instrumen penelitian yang digunakan adalah three tier-test. Penggunaan three tier-test yaitu untuk mengidentifikasi kuantita ssiswa yang miskonsepsi. Jawaban yang telah dianalisis, selanjutnya akan dihitung dalam bentuk persentase. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 konsep distribusi atau sebaran miskonsepsi pada materi magnet, yaitu; 1. Semua benda berwarna perak ditarik magnet; 2. Tarikan magnet yang lebih besar pasti lebih kuat dari tarikan magnet yang kecil; 3. Semua logam dapat ditarik magnet.Miskonsepsi tertinggi terdapat pada konsep tarikan magnet yang lebih besar pasti lebih kuat dari tarikan magnet yang kecil. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mencari solusi dalam menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsik hususnya pada materi magnet.
Analisis Konsentrasi Cairan Infus Terhadap Tegangan Pada Sensor Infus Rizka Silviana Hartanti
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 1, No 2 (2016): September 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.535 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v1i2.62

Abstract

Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit akan berobat ataupun bahkan menginap untuk kesembuhan penyakitnya. Pasien yang di rawat di rumah sakit banyak yang membutuhkan infus untuk menstabilkan dirinya dari sakit yang dideritanya .Infus digunakan sebagai cairan atau obat untuk penyembuhan pada pasien. Cairan infus yang habis maka harus segera diganti dengan yang baru. Untuk memudahkan pihak keluarga dan perawat dengan mengirim informasi bahwa infus habis maka di butuhkan sensor infus.Cairan infus memiliki berbagai macam jenis dengan konsentrasi yang berbeda. Untuk itu diperlukan adanya penelitian mengenai analisis konsentrasi cairan infus terhadap tegangan yang keluar pada sensor infus.Metode penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan rangkaian sensor infus. Sensor infus yang digunakan adalah sensor infus yang terdiri dari sensor cahaya dengan detector cahaya photodioda dan receiver cahaya yaitu infrared yang dipasang di leher botol kaca infus sebagai variabel control yang  berisi cairan infus NaCl dengan berbagai konsentrasi sebagai variabel bebas kemudian diukur  tegangan yang keluar sebagai variabel terikat. Hasil penelitian yang dilakukan adalah ketika kondisi sensor tanpa hambatan menghasilkan tegangan rata-rata 4,19V.Kondisi sensor melalui botol kaca kosong menghasilkan tegangan rata-rata 4,35V. Kondisi sensor melalui botol kaca berisi cairan infus NaCl dengan konsentrasi masing-masing 1,67%; 3,34%; 6,69% menghasilkan tegangan rata-rata masing-masing yaitu 4,40V; 4,43V; 4,45V. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi cairan didalam botol kaca maka semakin besar cahaya yang diserap dan semakin kecil cahaya yang diteruskan.Ketika hambatan yang dilalui semakin besar maka cahaya dari infrared yang sampai ke photodioda semakin kecil sehingga tegangan yang dihasilkan semakin besar. Sehingga pada penelitian ini ketika tegangan dalam rentang 4,40-4,45V maka alarm pada sensor infus tidak berbunyi.
Penerapan Model Pembelajaran Atraktif Berbasis Multiple Intelligences Tentang Pemantulan Cahaya pada Cermin Intan Kusumawati
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 1, No 1 (2016): March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.847 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v1i1.52

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran atraktif berbasis multiple intelligences dalam meremediasi miskonsepsi siswa tentang pemantulan cahaya pada cermin. Pada penelitian ini digunakan bentuk pre-eksperimental design dengan rancangan one group pretest-post test design. Alat pengumpulan data berupa tes pilihan ganda dengan reasoning. Hasil validitas sebesar 4,08 dan reliabilitas 0,537. Siswa dibagi menjadi lima kelompok kecerdasan, yaitu kelompok linguistic intelligence, mathematical-logical intelligence, visual-spatial intelligence, bodily-khinestetic intelligence, dan musical intelligence. Siswa membahas konsep fisika sesuai kelompok kecerdasannya dalam bentuk pembuatan pantun-puisi, teka-teki silang, menggambar kreatif, drama, dan mengarang lirik lagu. Efektivitas penerapan model pembelajaran multiple intelligences menggunakan persamaan effect size. Ditemukan bahwa skor effect size masing-masing kelompok berkategori tinggi sebesar 5,76; 3,76; 4,60; 1,70; dan 1,34. Penerapan model pembelajaran atraktif berbasis multiple intelligences efektif dalam meremediasi miskonsepsi siswa. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan pada materi fisika dan sekolah lainnya.
The Three Tier-Test Untuk Mengungkap Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Pada Konsep Konstanta Pegas Septi Maulini; Yudi Kurniawan; Riski Muliyani
JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) Vol 2, No 2 (2017): September 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.661 KB) | DOI: 10.26737/jipf.v2i2.222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi pada konsep konstanta pegas. Konsep konstanta pegas didistribusikan menjadi dua sub konsep. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Siswa diwajibkan untuk menjawab soal (dalam bentuk three tier-test) tentang konsep konstanta pegas pada lembar jawaban, kemudian lembar jawaban siswa dianalisis. Hasilnya menunjukkan bahwa kuantitas siswa yang miskonsepsi yang tertinggi adalah pada konsep pertambahan panjang pegas hanya terjadi pada bagian yang paling dekat dengan beban.

Page 1 of 19 | Total Record : 185