cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkomunikasi.indonesia@gmail.com
Editorial Address
Communication Building, 3rd Floor, FISIP, Kampus UI Depok,
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Komunikasi Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 26152894     EISSN : 26152894     DOI : 10.7454
Core Subject : Education,
Jurnal Komunikasi Indonesia (JKI) is a peer reviewed, open access, scholarly journal that provides a dedicated, interdisciplinary forum for research on communication and media. JKI was launched in 2012 and is published by Department of Communication, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia. Its core mission is to publish original and critical research articles related to communication and media; which includes, but is not limited to, interpersonal communication, public relations, advertising, communication strategies, and media studies. Proposals for special issues are also welcomed. The journal is published twice a year. Editorial Board of JKI welcome submissions on any topic related to the discipline.
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
Profesionalisme Jurnalis Media Online: Analisis dengan Menggunakan Semiotika Charles Morris Meiselina Irmayanti
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 3, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.821 KB)

Abstract

Profesi jurnalis media online menuntut profesionalisme sebagaimana tertuang dalam kode etik jurnalistik 2011, UU Pers No 40 Tahun 1999 dan Pedoman Pemberitaan Media Siber 2012. Peneliti mengamati berita sebagai karya jurnalistik sekaligus sebagai bukti untuk menggambarkan kinerja profesional jurnalis dengan menerapkan teori deontologis sebagai pisau analisis penelitian. Metode dalam penelitian ini terfokus pada aspek semantik dan sintaktik terhadap 1149 berita asli dari tiga situs media online masing-masing, 362 berita Detik.com, 458 berita Kompas.com, 329 berita Republika.co.id sepanjang Juni 2014 hingga Mei 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa dimodifikasi untuk mengelabui pembaca dan untuk memenuhi kepentingan pemilik, ekonomi dan politik. Selain itu, jurnalis “menghilangkan” hak klarifikasi pihak-pihak yang terkait fenomena yang menjadi pemberitaan di media online. Secara statistik, 262 berita Detik.com, 264 berita Kompas.com dan 163 berita Republik. co.id tidak objektif dalam melaporkan peristiwa. Selain itu, terbukti media online selalu melakukan kesalahan kaidah bahasa dengan intensitas 4-6 kali untuk 150-250 kata dalam satu berita.Online media journalist profession demands professionalism as stated in the 2011 Journalist Code of Ethics, Press Law No. 40/1999 and the 2012 Cyber Media Guidelines. The researcher observed news as a journalistic work as well as evidence to illustrate the professional performance of journalists by applying the deontological theory as an analytical tool. The method in this study focused on the semantic and syntactic aspects of 1149 original news stories produced by three online media sites, 362 items from detik.com, 458 from kompas.com and 329 from republika.co.id from June 2014 to May 2017. The study shows that language is modified to trick the audience and satisfy the owner, political and economic interests. Besides, online media journalists “deprive” the parties named in the news reports of their right to clarify. Statistically, 262 news items from detik.com, 264 from kompas.com and 163 from republika.co.id are not objective. In addition, online media always commit linguistic mistakeswith intensity of 4-6 times in every 150-250 words of a single news item.
Media Sosial dan Komunikasi Politik Era Digital Wiguna Wiguna
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 3, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.624 KB)

Abstract

Pengelolaan Hubungan Romantis Jarak Jauh (Studi Penetrasi Sosial Terhadap Pasangan Yang Terpisah Jarak Geografis Sejak Pacaran Hingga Menikah) Girly Kurniati
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 4, No 1 (2015): April
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.546 KB)

Abstract

Frekuensi interaksi dan kedekatan secara fisik merupakan faktor yang menyebabkan suatu hubungan asmara dapat bertahan. Akan tetapi, tuntutan pekerjaan maupun pendidikan kerap kali memaksa pasangan untuk menjalani sebuah hubungan romantis jarak jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses individu membangun relasi interpersonal dan bagaimana mereka mengelola hubungan jarak jauh dengan pasangannya. Untuk mengetahui proses perkembangan dan pengelolaan hubungan, peneliti menggunakan Teori Penetrasi Sosial yang dikemukakan oleh Altman dan Taylor serta Tahapan Hubungan Antarpribadi milik Devito. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma post positivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan perkembangan hubungan antarpribadi tidak bersifat linear karenadimungkinkan terjadinya lompatan maupun kemunduran dalam tahapan hubungan. Pergerakan antartahap sangat dipengaruhi oleh keterbukaan diri individu terhadap pasangannya dan juga kemampuan mereka dalam mengelola konflik.Frequent interaction and physical proximity are among factors that help a romantic relationship to last long. However, job and study demands often require a couple to endure a long distance relationship. The research aims to understand the process of individuals in developing interpersonal relationship and how they manage their long-distance relationship. To know the process they develop and manage their romantic relationship, the researcher applies he Social Penetration Theory invented by Altman and Taylor as well as Devito’s Interpersonal Relationship Stages. This is a qualitative research using a post-positivist paradigm. The study discoversthat stages of interpersonal relationship are not a linear process due to possible leaps and bounds within the relationship stages. Movement between stages is strongly influenced by the willingness of the individuals to open toeach other and also their ability to manage conflicts.
User Acceptance dan Media Richness pada Video Conference dalam Kehadiran Bersama secaraSosial (Social Co-presence) Windra Irawan
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 4, No 1 (2015): April
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1127.937 KB)

Abstract

-
Identitas Budaya Orang Indonesia dalam Kota Virtual Jepang (Studi Etnografi Virtual Terhadap Pengguna “Ameba Pigg”) Luh Gde Pratiwi Mayasari
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 4, No 1 (2015): April
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1322.161 KB)

Abstract

AbstrakAmeba Pigg adalah media sosial Jepang berbentuk dunia virtual. Walaupun diciptakan dengan basis budaya Jepang, terdapat orang-orang Indonesia yang tinggal di dalamnya. Dengan adanya perbedaan budaya tersebut, penelitian ini mencoba untuk memahami bagaimana identitas budaya yang ditunjukkan, bagaimana proses terbentuknya dan hal-hal apa yang berkontribusi dalam proses tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dilakukan dengan metode etnografi virtual, didukung wawancara mendalam terhadap tiga orang informan yang telah tinggal bertahun-tahun di Ameba Pigg, serta menggunakan teknik analisis tematik. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi hibriditas antara budaya Jepang dan Indonesia di dalam identitas budaya para informan yang tersebut terbentuk melalui proses adaptasi budaya. Dalam proses tersebut ada tiga hal yang paling berkontribusi: motivasi, makna Ameba Pigg bagi informan, serta konsumsi budaya populer Jepang informan. AbstractAmeba Pigg is a Japanese social media which takes form as a virtual world. Although it was created within the basis of Japanese culture, there are Indonesian people who live in it. With the cultural gap existed between them, this research aims to understand the cultural identity shown by informants, the becoming process of the identity, and things contributed in that process. This research is a qualitative research, done by virtual ethnography and supported with in depth interview method towards three informants who live in Ameba Pigg for years, also using thematic analysis method. The result of this research is a finding of a hybridity between Japanese and Indonesian culture in informants’ identity which is formed by a process of cultural adaptation. In the process, there are three things contributed the most: motivation, the meaning of Ameba Pigg for informants, and the consumption of Japanese popular culture by informants.
Publish or Perish Ilya Revianti Sunarwinadi
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 1, No 2 (2012): Oktober
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.216 KB)

Abstract

Robert W. McChesney, Ilmu Komunikasi, dan Tradisi Kritis Ignatius Haryanto
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 1, No 2 (2012): Oktober
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.51 KB)

Abstract

Artikel ini hendak memperkenalkan seorang tokoh ilmuwan komunikasi kritis abad XX dan XXI sekaligus juga seorang aktivis, yaitu Robert W. McChesney. Chesney adalah penulis produktif yang banyak menyoroti sekaligus mengritik industri media di Amerika yang mendominasi di dalam dan luar negeri. Chesney meneruskan tradisi ilmuwan komunikasi yang telah dirintis sebelumnya oleh Herbert Schiller dan Dallas Smythe ataupun Noam Chomsky, yang utamanya mengritik struktur kepemilikan industri media, lalu juga mengritik orientasi isi media yang terlalu komersial dan sensasional. Tulisan ini barulah melakukan suatu pemetaan awal pemikiran Chesney dan akar-akar pemikiran yang mempengaruhi Chesney, salah satunya adalah Karl Marx.This article tries to introduce a 20th and 21st century critical communication scholar who is also an activist, Robert W. McChesney. Chesney is a productive writer who often highlights and criticizes the US media industry that dominates domestically and globally. Chesney continues the traditions of previous communication scholars such as Herbert Schiller, Dallas Smythe, or Noam Chomsky, particularly in criticizing the ownership of media industries and the orientation of media content that has been much too commercialized and sensationalized. This article thus maps out Chesney’s early works and the theoretical roots that influences Chesney's arguments, among others Karl Marx.
“Persinggungan yang Riskan”: Bahasa, Permainan Kata, dan Politik Budaya dalam Opera Van Java di Trans7 Liam Merrifield Prince
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 1, No 1 (2012): April
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.144 KB)

Abstract

Dalam acara televisi Opera Van Java (OVJ), sekelompok aktor mementaskan riskyencounters atau “persinggungan yang riskan” (istilah yang dipinjam dari GoenawanMohamad) dengan bahasa dan idiom budaya yang baru. Daya tarik OVJ bagi para penontonIndonesia terpusat pada cara sekelompok aktor yang menjelajahi bahasa dan idiom baruyang --melalui permainan kata dan komedi lisan-- bisa mencapai sebuah rekonsiliasi antaraunsur budaya lama dan unsur budaya baru melalui --misalnya-- dialek. Beberapa dialekini bersaing untuk hadir dan berekspresi di ruang publik. Proses sosio-budaya berupa alihbahasa merupakan sumber ketegangan dan kecemasan sosial di Indonesia sekarang. OVJmerupakan wujud budaya “baru” yang mengizinkan sebuah proses penyesuaian antara unsurbudaya tradisional dengan unsur budaya modern di Indonesia. Beberapa istilah maupungagasan kunci yang digunakan dalam tulisan ini dipinjam dari Mohamad, termasuk istilah“persinggungan yang riskan” dan konsep pokok bahwa panggung teater dapat dijadikansitus, tempat para aktor bereksperimen dengan perpaduan bahasa dan budaya yang baru.The television show Opera Van Java’s (OVJ) performances involve actors on stageengaging in “risky encounters” (to borrow a term from Goenawan Mohamad) with newlanguages and cultural idioms. A key source of OVJ’s appeal for Indonesian audienceshas been the spectacle of actors modelling and indeed discovering, through verbal humourand wordplay, a reconciliation of the old and the new through, for instance, dialects.Several of these dialects compete with each other to exist and express itself in a publicspace. So too does the struggle for public expression of numerous regional variants ofthe national language in a public space. OVJ is the latest incarnation of a process bywhich, through the medium of theatre, tradition is reconciled with modernity in Indonesia.Several terms and key ideas used in this article are borrowed from Mohamad, includingthe term “risky encounters” and key concepts on how the theatre stage can become acite for actors to experiment with the blending between new language and culture.
Teori Spiral Kesunyian dan Negara Transisi Demokrasi: Sebuah Pengujian di Indonesia Eriyanto Eriyanto
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 1, No 1 (2012): April
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.665 KB)

Abstract

Studi berasumsi bahwa teori spiral kesunyian tidak sesuai dalam konteks negara transisidemokrasi karena lahir dalam konteks negara maju yang berasumsi bahwa warganegaranya memiliki akses media dan telah mencapai pendidikan tinggi. Hasil dari tigakasus yang dipelajari, korupsi Bibit-Chandra, meledaknya tabung gas, dan minoritasAhmadiyah, menunjukkan bahwa teori tersebut hanya nyata dalam kondisi tertentu.Beberapa kondisinya adalah pengetahuan politik, muatan moral, dan konformitas.Studi juga menunjukkan bahwa pengetahuan politik dan prediksi opini dominan adalahvariabel penting dalam menjelaskan kesediaan seseorang mengekspresikan opininya.This study assumes that spiral of silence is not suitable in the context of democratictransition countries as it emerged in the context of developed countries that assumesits citizens have media access and have achieved high education. Results fromthe three cases studied, the Bibit-Chandra corruption case, the explosion of gascylinders, and the Ahmadiyah minority, show that the theory is only proven in specificcircumstances. Several of these conditions are political knowledge, moral content, andconformity. The study also shows that political knowledge and prediction of dominantopinion are important variables in explaining one’s willingness to express opinions.
Peran Gender Perempuan Militer dalam Majalah Korps Wanita Angkatan Darat "Melati Pagar Bangsa" Ika Putriana
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 1, No 1 (2012): April
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.552 KB)

Abstract

Tulisan ini membahas tentang bagaimana peran gender perempuan militer yang tergabungdalam institusi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) digambarkan melalui majalah MelatiPagar Bangsa. Penulis membongkar ideologi dominan di balik penggambaran tersebut dengan standpoint theory, didukung kajian feminisme eksistensialis untuk memperkuat dasar pemikiran peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam memproduksi sebuah wacana tentang peran gender, perempuan masih terpengaruh oleh ideologi dominan, patriarki. Di sisi lain, mereka juga mencoba untuk membebaskan diri dari belenggu budaya patriarki dengan berusaha untuk menjadi subjek atas dirinya sendiri.This article discusses about the gender role played by female military officers members of the Army Women’s Corps (Korps Wanita Angkatan Darat/Kowad) represented by the magazine Melati Pagar Bangsa. The writer reveals the dominant ideology behind such representations by employing standpoint theory supported by existentialist feminism to strengthen the basic assumptions of this article. The research findings show that to produce a discourse on gender roles, women are still influenced by dominant ideology, being patriarchy. On the other hand, they also try to emancipate themselves from the binds of patriarchic culture by being subjects for themselves.

Page 2 of 17 | Total Record : 169