cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Ilmiah Material, Komponen dan Konstruksi
ISSN : 08524866     EISSN : -     DOI : -
Material : Rekayasa (Teknik) dan Teknologi material alat transportasi, bangunan dan industri Komponen: Rekayasa (Teknik) dan Teknologi komponen alat transportasi, bangunan dan industri Konstruksi: Rekayasa (Teknik) dan Teknologi konstruksi sarana transportasi, bangunan dan industri.
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
KEKUATAN SAMBUNGAN LAS THERMIT REL R 54 UNTUK JALUR LINTAS ANGKUTAN BATUBARA purwanto, dwi
Material Komponen dan Konstruksi Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2516.469 KB)

Abstract

Teknologi rel panjang saat ini biasa digunakan pada struktur jalan rel, dimana cara pembuatannya dilakukan dengan menyambung rel-rel standar dengan pengelasan setempat. Las thermit adalah salah satu metode pengelasan yang umum digunakan untuk menyambung rel. Pengelasan pada sambungan rel merupakan titik lemah terutama pada daerah pengaruh panas (HAZ), sebab jika terjadi beban kejut dapat mengakibatkan patah. Persoalan lain adalah mengatasibahaya tekuk, akibat gaya longitudinal karena perubahan suhu. Makalah ini membahas kajian kekuatan sambungan las thermit rel R 54. Metode evaluasi meliputi pemeriksaan cacat pengelasan, uji kekerasan dan uji kekuatan lentur.Dari hasil uji kekuatan lentur dapat disimpulkan bahwa tegangan rata-rata sambungan rel sebesar 8944,57 kg/cm2, sedangkan tegangan lentur akibat beban gandar 1193 kg/cm2 dan tegangan longitudinal akibat perubahan temperatur sebesar 441 kg/cm2 sampai 1102 kg/cm2. Dengan demikian sambungan las thermit rel R 54 dapat dioperasikan pada lintas angkutan batubara, sepanjang tidak diketemukan adanya indikasi cacat pengelasan.
ANALISA KEGAGALAN PADA PIPA ULIR DI LINGKUNGAN PERMINYAKAN = FAILURE ANALYSIS OF TUBING-DRILL PIPES UNDER OIL ENVIRONMENT Suripto, Deden
Material Komponen dan Konstruksi Vol 14, No 2 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.129 KB)

Abstract

The a research on the damage of tubing-drill pipes at an oil company, has been carried out. Failure of the component may be caused by many factors including material selection and their mishandling during in service. The objective of this research was to find out the reason of any failure or defects of a material during in, some testing methods were used, namely: visual and dimensions test, strength and hardness tests, macroscopic and microscopic test, the chemical analysis of material test, and SEM/EDS test. The results of proved that there were some corrosive elements such as the Cl and S-2 so that there was a the potential for the occurence of pitting and crevice corrosivation at the end of screws and these will be penetrated into the passivation layers of Fe2O3 that absorb aggressive anions such as Cl - and S-2.Keywords : failure analysis, drill pipe, corrosionAbstrak Penelitian terhadap kerusakan pada pipa ulir pada lingkungan perminyakan ,telah dilakukan. Kegagalan dari suatu komponen dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari kesalahan pemilihan material sampai dengan kesalahan operator dalam service-nya. Tujuan penelitian adalah untuk mencari penyebab kegagalan terjadinya cacat pada material tubing setelah dioperasikan. Untuk mengetahui penyebabnya dilakukan analisa kegagalan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu: pemeriksan visual dan dimensi, pengujian tarik dan kekerasan, pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, pengujian komposisi kimia bahan, dan pengujian SEM/EDS. Hasil penelitian membuktikan bahwa adanya unsur korosif dalam material seperti CL- dan S-2 sehingga sangat potensial untuk terjadinya serangan korosi sumuran maupun korosi celah kikisan pada ujung ulir dan akan berpenetrasi pada lapisan pasivasi Fe2O3 yang sifatnya mengabsorbsi anion-anion agresif seperti CL- dan S-2Kata kunci : analisis kegagalan, pipa ulir, korosi.
SERANGAN KOROSI SUMURAN (PITTING CORROSION) PADA PIPA ROLL BEARING DISTRIBUSI sunandrio, hadi; Sari, Laili Novita
Material Komponen dan Konstruksi Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3734.918 KB)

Abstract

Dalam instalasi explorasi minyak, peralatan yang digunakan untuk menyalurkan minyak mentah dari sumur minyak ke tangki - tangki penampungan melalui pipa distribusi. Dimana untuk membagi ke masing-masing tanki penampungan pada pipa distribusi unit penyaluran minyak yang dibuat dapatberputar dengan menggunakan roll bearing.Pada penelitian ini telah diamati kerusakan yang terjadi pada disuatu instalasi explorasi minyak yang mengakibatkan kebocoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kerusakan pada roll bearing karena adanyaserangan korosi sumuran . Pada bagian dalam bearing pada kondisi beroperasi selalu bersentuhan langsung dengan cairan / minyak secara terus menerus yang mengandung air danelemen-elemen yang bersifat korosif. Dalam keadaan demikian maka clearence pada bearing akan membesar dan pada akhirnya akan timbul kebocoran. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap roll bearing, meliputi :pemeriksaan fraktografi dan metalografi, uji kekerasan, analisa komposisi kimia, serta pemeriksaan dengan SEM dan EDAX. Data dari hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut kemudian di analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kebocoran pada roll bearing tersebut.
PENGARUH PERSENTASE REDUKSI WARM ROLLING TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN Cu-Zn 70/30 Ridhowati, Ayu Rizeki; Febriyanti, Eka; Riastuti, Rini
Material Komponen dan Konstruksi Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1146.587 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v16i1.3288

Abstract

Warm rolling is one of the thermomechanical method has several advantages such as produces high mechanical properties, but does not decrease % elongation and toughness value because partial recrystallization phenomenon that produces micron-sized new grain. This paper reports the results of an investigation carried out on the effects of holding time annealing to mechanical properties Cu-Zn 70/30 alloy. These alloy after homogenization process and quenched in the air then heated to temperature of 300°C, later the heated copper samples are warm rolled at 25%, 30%, and 35% reduction, after that heated at temperature 300°C and held during 120 minutes. Then sample is experienced rewarm rolling with reduction 25%, 30%, and 35%. The results obtained showed that the ultimate tensile strength and yield strength are higher proportional with the increasing of % reduction, their values are 501,1 MPa; 599,3 MPa; later decrease to 546, 5 MPa and to yield strength are 441,8 MPa; 466,1 MPa; then decrease to 458,6 MPa. Moreover hardness value increase proportional with % reduction such as 154 HV; 162 HV; after that decrease to 160 HV While, % elongation decreases inversely proportional with % reduction namely 12,4%; 8,2%; later increase to 11,2 %. It is caused of the partial recrystallization phenomenon as evidenced by the presence micron-sized.AbstrakWarm rolling merupakan salah satu metode termomekanik yang mempunyai beberapa keuntungan yaitu salah satunya menghasilkan sifat mekanik yang tinggi, namun tidak mengurunkan nilai keuletan karena adanya fenomena rekristalisasi parsial yang menghasilkan butiran baru berbentuk micron. Paper ini menjelaskan tentang hasil penelitian berupa pengaruh persentase reduksi terhadap sifat mekanis paduan Cu-Zn 70/30. Paduan Cu-Zn 70/30 setelah dilakukan proses homogenisasi dan didinginkan di udara lalu dipanaskan ke suhu 300°C, kemudian masing-masing dilakukan warm rolling dengan persentase reduksi sebesar 25%, 30%, dan 35% kemudian ditahan di suhu 300°C dalam waktu 120 menit. Selanjutnya sampel dilakukan rewarm rolling dengan persentase reduksi sebesar 25%, 30%, dan 35%. Hasil penelitian yang dilakukan antara lain nilai kekuatan tarik (UTS dan YS) yang semakin tinggi sebanding dengan peningkatan % reduksi warm rolling yaitu masing-masing untuk nilai UTS sebesar 501,1 MPa; 599,3 MPa; lalu menurun menjadi 546,5 MPa serta untuk nilai kekuatan luluh sebesar 441,8 MPa; 466,1 MPa; lalu menurun menjadi 458,6 MPa. Selain itu, nilai kekerasan meningkat sebanding dengan peningkatan % reduksi warm rolling masing-masing sebesar 154 HV; 162 HV; lalu menurun menjadi 160 HV. Sedangkan persentase elongasi semakin menurun berbanding terbalik dengan peningkatan % reduksi masing-masing sebesar 12,4%; 8,2%; lalu meningkat menjadi 11,2%. Hal tersebut disebabkan karena adanya fenomena rekristalisasi parsial yang dibuktikan dengan kehadiran butir kecil berukuran mikron.Keywords : Cu-Zn 70/30 alloy, warm rolling, anneal, % reduction, mechanical properties
APLIKASI PEMERIKSAAN KEDALAMAN TIANG PANCANG DENGAN PILE INTEGRITY TEST PADA STRUKTUR BANGUNAN TURAP = THE APPLICATION OF PILES DEPTH EXAMINATION OF THE RETAINING WALL STRUCTURE BY PILE INTEGRITY TESTER Handayani, Tri
Material Komponen dan Konstruksi Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.977 KB)

Abstract

This paper presents the case of non-detructive method application for the measurement of concrete pile depth on retaining wall structure. The method used is of ultrasonic impact echo (pile integrity tester). Measurement was conducted on piles and sheetpiles at points that can be reached due to difficult site in a poor site. Twenty 20 specimens were measured and 7 sheetpiles were measured. Measurements were performed not less than five times. Results of measurement were show that the length of pile ranges 4.4 – 13 m and the length of sheetpile ranges 9.9 – 12.1 m. This means that there is no joint at pile or sheetpile but crack occurs.Keywords : pile, sheetpile, depth, pile integrity tester, ultrasonic, crack.1. PENDAHULUANStruktur bangunan yang sudah berdiri kadang-kadang memerlukan pemeriksaan. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, di antaranya adalah untuk verifikasi disain apakah struktur yang sudah berdiri tersebut sudah dibangun sesuai dengan disain yang direncanakan atau tidak. Selain itu, kadang-kadang suatu struktur bangunan memerlukan pemeriksaan karena bangunan tersebut mengalami kerusakan dan akan diperbaiki, namun tidak ada data/informasi Abstrak Makalah ini menyajikan kasus aplikasi cara tidak merusak untuk pengukuran kedalaman tiang pancang beton pada suatu bangunan turap. Metode yang digunakan adalah ultrasonic impact echo (pile integrity tester). Pengukuran dilakukan terhadap komponen tiang pancang dan turap pada lokasi-lokasi yang bisa terjangkau mengingat medan yang sulit di lapangan. Jumlah komponen tiang pancang yang diukur adalah 20 sampel dan jumlah komponen turap yang diukur adalah 7 sampel. Setiap pengukuran dilakukan minimal lima kali. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa komponen tiang pancang kedalaman berkisar 4.4 – 13 m sedangkan komponen turap kedalaman berkisar 9.9 – 12.1 m. Hal ini berarti tidak ada sambungan baik pada komponen tiang pancang maupun turap akan tetapi terjadi retak.Kata kunci : tiang pancang, turap, kedalaman, pile integrity tester, ultrasonic, retak
METODE ANALISIS PATAH LELAH BAJA AKIBAT BEBAN LENTUR DINAMIS CANTILEVER setiyono, harkali
Material Komponen dan Konstruksi Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.846 KB)

Abstract

Masalah yang penting untuk dipertimbangkan dalam desain struktur baja akibat beban dinamis adalah ancaman terhadap patah lelah.Oleh karena itu perlu dipahami mengenai mekanisme patah lelah yang akan dialami oleh struktur bajabeserta metode yang efektif untuk mengantisipasi jenis katastrofik ini. Didalam makalah ini diuraikan secara rinci mengenai pemanfaatan konsep Linear Elastic Fracture Mechanics (LEFM) untuk menganalisis perllaku patah lelah dari modeldesain baja cantilever akibat beban lentur dinamis. Didalam pendekatan LEFM, mekanisme patah lelah cantilever dianalisis berdasarkan besaran faktor intensitas tegangan disekitar ujung retak lelah dan teori empiris dari Paris Untuk memverifikasi pendekatan LEFM, maka desain baja cantilever juga diujimenggunakan beban lentur dinamis sampai patah lelah. Data hasil pengujian digunakan sebagai masukkan dalam analisis LEFM untuk mengestimasi perilaku perambatan dan kecepatan perambatan retak lelah dari desain baja cantilever akibat beban lentur dinamis.
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN XY-T RECODER BERBASIS DIGITAL = DESIGN AND MANUFACTURE XY-T RECORDER BASED ON DIGITAL Gozali, Muchamad; Irawadi, Yudi
Material Komponen dan Konstruksi Vol 14, No 2 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.363 KB)

Abstract

An XY-T Recorder is a measuring equipment that function to record data of statical-testing result and it is shown in the form of graphs. The graphs of appearance indicate actual-condition of output censor such as Loadcell (Force),LVDT(deflection), Strain gauge (Strains) or Pressure. Design and manufacture of XY-T Recorder based in this digital is intended to satisfy the limit of XY-T Recorder analog available in B2TKS. The result of calibration shows certain calibration of 0.13% at the level trust of 95% with the factor k=2 and it indicates the accuracy to be fairly good.The result of experiment has displayed output of graphs with pattern and value magnitudes of relatively equal to the XY-TRecorder analogKeywords : XY-T Recorder digital, statical-testing, XY-T Recorder analog, CalibrationAbstrak XY-T Recorder adalah suatu alat ukur yang berfungsi untuk merekam data hasil uji statis yang ditampilkan dalam bentuk grafik. Grafik yang ditampilkan menunjukkan kondisi aktual dari besaran yang keluar dari sensor seperti loadcell (gaya), LVDT (defleksi), strain gauge (regangan) ataupun pressure (tekanan).Perancangan dan pembuatan XY-T Recorder berbasis digital ini bertujuan untuk memenuhi keterbatasan XY-T Recorder analog yang dimiliki oleh B2TKS. Dari hasil kalibrasi menunjukkan ketidakpastian kalibrasi 0,13% pada tingkat kepercayaan 95% dengan faktor k=2, hal ini menunjukkan ketelitian yang cukup bagus, dan dari hasil uji coba pada saat pengujian menunjukkan keluaran grafik dengan pola dan nilai besaran yang relatip sama dengan XY-T Recorder analog.Kata Kunci : XY-T Recorder digital, Uji Statis, XY-T Recorder analog,Kalibrasi
DAMAGE ANALYSIS AND DESIGN OF ADDITIONAL CROSS BEAM REINFORCEMENT USING FE METHOD = ANALISA KERUSAKAN DAN MERANCANG TAMBAHAN KONSTRUKSI PENGUAT UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN BATANG LINTANG DENGAN TRIAL AND ERROR MENGGUNAKAN METODA ELEMEN HINGGA Sasmito, Agus; Soemardi, Tresna Priyana; Setyono, Harkali; Farid, Abdul Rohman
Material Komponen dan Konstruksi Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.204 KB)

Abstract

The paper focuses on structural damage of cross beam arms  for brake rod in the car of  train. Analysis of cross beam was based on the design and actual conditions of the car application. Investigation the cross beam damage was done by finite element analysis. Based on the finite element analysis results, it is known  that damage mechanism  and design fault were caused by yield stress of cross beam that exceededthe material yield strength.Futher, a design improvement  of  cross beam was done by additional structure that can reduce the stress into  safe limits.AbstrakRiset ini fokus pada kerusakan struktur batang lintang yang berfungsi untuk dudukan lengan rem pada kereta makan pada rangkaian kereta api. Analisa kerusakan batang lintang didasarkan pada kondisi desain dan kondisi aktual pemakaianya. Investigasi kerusakan batang lintang dilakukan dengan analisa finite elemen. Berdasarkan pada hasil analisa diketahui faktor penyebab dan mekanisme kerusakan pada batang lintang adalah akibat kesalahan desain yang menyebabkan tegangan melampaui tegangan yield material, selanjutnya dibuat perbaikan desain untuk kereta yang telah diproduksi dengan membuat struktur penguat sehingga tegangan yang terjadi turun pada batas aman. Kata Kunci    : Analisa Kerusakan, Kereta Api, Finite Element, Cross Beam, Beban Eksentrik.  
PENGARUH PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN RADIANT TUBE YANG TELAH BEROPERASI SEJAK 2003 Sari, Laili Novita; ., Sutarjo
Material Komponen dan Konstruksi Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1230.98 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v16i1.3289

Abstract

B2TKS - Sub- Analysis of Damage and residual life has done Remaining Life Assessment to the radiant tube on oil and gas companies from 2003 - 2016. In determining the RLA, it was used graph of the Era Technology where the determination is based on the microstructural changes while there are no literature or research which shows the hardness changing of material ASTM A 213 T5 which occurs during the aging process. Therefore it need to make formulation about the changes of spheriodizationto the chages of hardness of radiant tube material ASTM A 213 T5. By knowing a reasonable decrease in hardness to spheriodization, it was expected to detect the abnormal condition or damage earlier. Based on the examination of metallographic and hardness testing ,is was known that the reduction of hardness occur in proportion to the increase ofsperiodization percentage. In spheriodzation changing of Classification A, B, C the decrease of hardness below 0.7 HB / HB0 while classification D until the next classification,reduction of hardness above 0,7HB / HB0.AbstrakB2TKS – Sub Bidang Analisa Kerusakan dan umur sisa telah melakukan Remaining Life Assesment pada radiant tube pada perusahaan minyak dan gas bumi dari tahun 2003 – 2016. Dalam penentuan RLAdigunakan grafik dari Era Teknologi dimana penentuannya berdasarkan perubahan struktur mikro sedangkan untuk perubahan kekerasan material belum ada literatur atau penelitianyang menunjukkan tentang perubahan kekerasan pada material ASTM A 213 T5yang terjadi selama proses penuaan. Karena itu dilakukan perumusanperubahan kekerasan terhadap speriodisasi pada tube radiant material ASTM A 213 T5. Dengan mengetahui penurunan kekerasan yang wajar terhadap speriodisasi diharapkan akan mempermudah pendeteksian awal kondisi abnornal atau kerusakan. Berdasarkan pengamatan metalografi dan uji kekerasan diketahui bahwa penurunan kekerasan terjadi secara proporsional dengan peningkatan prosentase spriodisasi. Klasifikasi A, B, C penurunan kekerasan dibawah 0,7 HB/HB0 sedangkan klasifikasi D sampai berikutnya penurunan kekerasan diatas 0,7HB/HB0.Keywords: hardness, radiant tube, in situ metallography, ASTM A 213 T5
ANALISA KERUSAKAN PIPA PEMANAS AIR UNTUK UAP PEMBANGKIT LISTRIK = FAILURE ANALYSIS OF WATER HEATER PIPE FOR STEAM GENERATOR ., Sutarjo; Syahril, M.
Material Komponen dan Konstruksi Vol 14, No 2 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.449 KB)

Abstract

Heater’s pipes are used as a media for heating of fluids or changing of their ofphase from liquid to vapor/gas. Rupture of these pipes may cause all systems inthe production process stopand the high economic losses. This study aims toavoid the cases to accur in the future.Visual inspection, macrography, microstructure, hardness test and SEM-EDAXexamination were the methods applied in this study. It was known that the piperuptured atthe 6 o'clock area, the hardness value of which was identical to thematerial tensile strength (476 MPa), conforming to the standard specification andthe same indication was also indicated from the microstructure of the normalferrite-pearlite phase. At atemperature of about 390 C and traces of wall thinningin around 4:30 to 7:30, the pipes ruptured due to the thin walls could notwithstand the internal pressure of the pipe . The thinking occurred because thewater-level in the heater’s pipes was to low,resulting in cavitation of vaporbubbles on the inside surface of pipe wall.Keywords: Pipe, rupture, thin-wall, water-level, temperature, cavitation.AbstrakPipa heater digunakan sebagai media untuk memanaskan fluida atau untukmerubah fase dari cair menjadi uap/gas. Pecahnya pipa dapat menyebabkansemua sistim dalam proses produksi akan menjadi berhenti dan potensi kerugiansecara ekonomi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menghindari kasuskerusakan yang serupa dimasa mendatang.Pemeriksaan visual, makrografi, struktur mikro, uji kekerasan dan pemeriksaanSEM dan EDAX merupakan metode yang diterapkan dalam penelitian ini.Diketahui bahwa pipa pecah pada area jam 6,nilai kekerasan yang identik dengankekuatan tarik material (476 MPa) masih di atas standar spesifikasi dan indikasiyang sama juga ditunjukkan dari struktur mikro yaitu fase ferit – pearlit normal.Dengan suhu sekitar 390 C dan jejak penipisan dinding di sekitar 4:30-7:30,sehingga pecahnya pipa karena dinding tipis tidak bisa menahan tekanan dalampipa dan penipisan terjadi disebabkan air tingkat di pemanas pipa terlalu rendah,sehingga mengakibatkan kavitasi gelembung uap pada permukaan dalam dindingpipa.Kata Kunci : Pipa, pecah, dinding tipis, tingkat-air, temperatur, kapitasi.

Page 2 of 10 | Total Record : 92