cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana
ISSN : 24609684     EISSN : 24768863     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana is a Scientific Journal to publish medical research articles, and other scientific medical articles from Medical Faculty of Duta Wacana Christian University academic community and also receive articles from other resources with appropriate and related topics. The policies taken for the largest composition of articles are the results of research, but can also receive scientific articles in the form of literature review and case reports. To maintain the quality of writing, Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana also cooperate with other Medical Education Institutions, especially in the recruitment of reviewer partner to conduct a "review" of all incoming articles. Funding for publication is entirely sourced from the Faculty of Medicine and also from Duta Wacana Christian University.
Arjuna Subject : -
Articles 140 Documents
DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA Christiane Marlene Sooai
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 3 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.025 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i3.19

Abstract

Gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan yang menglobal, berdasarkan data WHO pada tahun 2013, terdapat 450 juta orang yang mengalami gangguan jiwa atau setidaknya 1 dari 4 orang di dunia mengalami masalah mental dan masalah kesehatan jiwa. Menurut sumber yang sama, Skizofrenia merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa berat yang dialami 21 juta orang diseluruh dunia. Psikosis, termasuk skizofrenia dengan karakteristik gangguan pada pola berpikir, persepsi, emosi, bahasa, serta kesadaran diri dan tingkah laku. Gejala psikotik yang biasa ditemukan adalah halusinasi pendengaran, penglihatan, dan delusi.
EXTERNAL BEAM RADIATION THERAPY PADA KANKER PARU (A LITERATURE REVIEW) Lia Dwikuntari; Ana Rima Setijadi; H hendrik
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 2 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.2 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i2.56

Abstract

Kanker paru merupakan salah satu penyebab utama kematian karena kanker di seluruh dunia melebihi angka kematian karena kanker payudara, prostat, dan usus besar. Angka kejadian kasus baru kanker paru di Amerika Serikat diperkirakan sekitar dua ratus tiga puluh sembilan ribu (239.320) orang dengan angka kematiannya sekitar seratus enam puluh satu ribu (161.250) orang pada tahun 2010. Sekitar 85% kasus kanker paru adalah jenis KPKBSK yang penyebarannya ke bagian tubuh lainnya lebih lambat dengan angka kesintasan selama 5 tahun lebih tinggi daripada kanker paru jenis lainnya yakni KPKSK. Radioterapi merupakan salah satu modalitas untuk terapi kanker paru (khususnya jenis KPKBSK) yang pada umumnya diberikan dalam bentuk EBRT baik dalam bentuk terapi tunggal atau sebagai bagian dari modalitas terapi lainnya, dan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Sementara itu pemberian EBRT pada kanker paru jenis KPKSK juga dapat dilakukan untuk tujuan profilaksis terhadap terjadinya metastasis ke otak. Pemberian EBRT pada kanker paru tentunya harus melalui beberapa tahapan prosedur pemberiannya untuk menghasilkan efek radioterapi pada kanker paru yang maksimal
GENOTYPE AND RESISTANCE PATTERNS OF ANTI TUBERCULOSIS TREATMENT (ATT) IN Mycobacterium tuberculosis ISOLATES FROM TUBERCULOSIS CASES WHICH NOT TAKEN ATT Maria Silvia Merry; Ning Rintiswati; Yanri Wijayanti S
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 2 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1240.813 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i2.14

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is still a prominent health problem which need to be controlled worldwide. In Indonesia, the incidences of TB cases in 2011 were 450.000 cases with mortality rate 175 person per day. The emergence of mycobacterium’s resistance against Anti Tuberculosis Treatment (ATT) gives a double burden to prevent the disease. This resistance against ATT is caused by several things, one of which is the nature of mycobacterium, mutations and genotype strain variation. Objective: The aim of this study is to get a description of ATT’s resistance pattern, genotype of M. tuberculosis, and determined the correlation between M. tuberculosis’ genotypes and the resistance pattern against ATT. Methods: The research methods were cross-sectional and analytical descriptions. Samples used in this research were clinical isolates, which were taken from patients who hadn’t received ATT therapy before. Patients were recruited from BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru = Health Center for Lung’s Diseases) at Minggiran and Kotagede area, for the period of June 2010 - December 2010. Drug susceptibility test for ATT were done for Isoniazid, Rifampicin, Streptomycin, and Ethambutol using LJ’s proportion method. Whereas for genotyping, we were using PCR-based Spoligotyping, with Dra and Drb primers. Data processing for genotypes and resistance pattern were in descriptive form, while the analysis of the ATT resistance and genotypes correlation were using chi square. Results: From 33 samples collected and tested for resistancy, 17 samples (51,52%) were sensitive to INH, RIF, STREP, and ETAMB while 16 samples (48,48%) were resistant to one or more ATT. We found 1 isolate (3.03%) was MDR TB. Genotype patterns description are 30% (10 isolates) were Beijing strain and 70% (23 isolates) were Non Beijing with a variety of EAI, LAM, U, Harleem, T, Manu, and Miscellanous. The chi square’s analysis results are p = 0,034 (p < 0,05), ratio prevalence 2,96 (95 CI 0,26 – 0,57). Conclusion: The result from drug susceptibility test for ATT are 48,48%, resistant to one regimen or more ATT, while sensitivity 51,52%. Beijing strains were predominant strain (30%). There were significant correlation between the patterns of resistance against ATT and genotype patterns, Beijing strains tend to be resistant by 2,96 times greater than non-Beijing strains.
PATOFISIOLOGI STROKE ISKEMIA PADA ANAK DENGAN SICKLE CELL DISEASE Nella Harisa Harisa; Paryono .; Pernodjo Dahlan
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 1 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v2i1.39

Abstract

Stroke pada anak relatif lebih jarang dijumpai bila dibanding dengan pada orang dewasa. Meskipun mekanisme dari stroke iskemia pada anak dan dewasa adalah sama namun perbedaan yang paling mendasar dari keduanya adalah bahwa faktor risiko stroke pada anak sangat beragam. Pada pasien dewasa, faktor risiko vaskular (hipertensi, diabetes, merokok, dislipidemia) yang dikenal dengan faktor klasik dapat ditemukan secara jelas. Tidak demikian dengan penyebab stroke pada anak, di mana dilaporkan yang paling sering adalah penyakit jantung kongenital serta kelainan hematologi. Sickle Cell Disease (SCD) adalah salah satu penyebab paling umum dari stroke pada anak, di mana anak dengan SCD berpotensi 300 kali lebih tinggi daripada anak tanpa SCD. Angka rekurensi cukup tinggi dan dapat mencapai 20%, bahkan pada kasus dengan faktor risiko multipel, angka rekurensi mencapai 42%. Hemoglobin S sebagai dasar patologis pada SCD ternyata bukan hanya menyebabkan perubahan membran eritrosit sickle menjadi kaku sehingga membuat sel darah ini sulit melewati pembuluh-pembuluh darah terutama yang kecil dan mengakibatkan vasooklusi. Namun juga menjadikan eritrosit menjadi lebih mudah pecah (hemolisis) dan memperparah kondisi dengan adanya deplesi nitric oxide (NO) dan arginine sebagai akibat lepasnya sel plasma bebas intravaskular. Rangkaian proses kompleks tersebut diikuti dengan injuri endotel akibat hipoksia, peningkatan stres oksidatif, adhesi abnormal dari sickle eritrosit ke endotel, dan peradangan yang disebabkan oleh kondisi reperfusion injury.
PERANAN OBAT GOLONGAN STATIN Ivana Purnama Dewi; Maria Silvia Merry
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 3 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1709.99 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i3.75

Abstract

Statin adalah kelas obat penurun lipid. Statin menghambat secara kompetitif koenzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG-CoA) reduktase, yakni enzim yang berperan pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Penghambatan enzim ini menyebabkan penurunan konsentrasi kolesterol seluler sementara, yang kemudian mengaktifkan kaskade sinyal seluler dan berpuncak pada aktivasi protein pengikat elemen regulasi sterol (SREBP), faktor transkripsi yang mengatur ekspresi gen yang mengkodekan reseptor LDL. Ekspresi reseptor LDL yang meningkat menyebabkan peningkatan penyerapan LDL plasma dan akibatnya menurunkan kadar kolesterol LDL dalam plasma. Sekitar 70% reseptor LDL diekspresikan oleh hepatosit dan sisanya diekpresikan oleh berbagai sel di dalam tubuh. Beberapa guidelines merekomendasikan statin sebagai pengobatan farmakologi lini pertama untuk menurunkan kadar LDL pada pasien. Selain menurunkan LDL, statin terbukti bermanfaat dalam pencegahan primer maupun pencegahan sekunder penyakit kardiovaskular, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular bagi pasien yang memiliki faktor resiko tinggi. Beberapa randomized clinical trial, seperti Myocardial Ischemia Reduction with Aggressive Cholesterol Lowering (MIRACL) dan Pravastatin or Atorvastatin Evaluation and Infection Theraphy (PROVE-IT), menunjukkan bahwa statin menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular, dimana efek statin sendiri adalah menurunkan progresivitas dari pembentukan plak atherosklerotik. Studi lain menyatakan bahwa penggunaan statin bermanfaat meningkatkan outcome setelah mendapat serangan stroke. Penggunaan statin dengan segera menurunkan kadar lipid sehingga dapat meningkatkan outcome dan mengurangi resiko terjadinya stroke. Hal ini dikarenakan adanya efek pleiotropik dari statin. Efek pleiotropik statin antara lain; meningkatkan fungsi endotel melalui penambahan produksi oksida nitrit dan anti oksidan serta efek antikoagulan. Melalui mekanisme inilah peningkatan outcome setelah penggunaan statin dapat terjadi. Selain efek yang disebut di atas ternyata terdapat efek statin yang lain, dimana statin juga memiliki efek imunnomodulator yang dianggap dapat meningkatkan outcome setelah stroke iskemik akut. Pada terbitan edisi ini, BIKDW mengangkat topik yang sangat menarik mengenai penelitian yang berkaitan dengan Peranan obat golongan statin terhadap luaran status fungsional pasien stroke iskemik berulang. Semoga artikel ini dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan kita mengenai salah satu peranan statin dalam penanganan penyakit kardiovaskular.
SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA PADA SEL HeLa, STUDI IN VITRO Chandra Kurniawan; Jonathan Willy Siagian; Suryani Hutomo
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 3 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.062 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i3.24

Abstract

Kunyit (Curcuma longa) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Di Indonesia, kunyit menyebar secara merata di seluruh daerah. Kurkumin yang merupakan unsur utama kunyit. Penelitian terdahulu melaporkan bahwa kunyit memiliki kandungan kurkumin yang terbukti secara klinis memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi, antiproliferasi, dan sitotoksik sehingga mampu menginduksi apoptosis pada sel-sel keganasan darah, payudara, colon, sel hati, dan ovarium, dengan sensitivitas setiap sel terhadap kurkumin yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efek sitotoksik ekstrak etanol Curcuma longa yang didapatkan dari daerah Bantul pada sel HeLa. Sel HeLa merupakan cell line yang telah dikultur dan dikembangkan dari sel epitelial kanker leher rahim yang digunakan untuk berbagai kepentingan penelitian. Sel HeLa (2 x104 sel/well) dikultur dalam RPMI 1640 semalam sebelum stimulasi. Ekstrak etanol kunyit dengan berbagai konsentrasi ditambahkan pada kultur HeLa dan diinkubasi selama 24 jam dalam medium tanpa antibiotik. Analisis sitotoksisitas dilakukan dengan menggunakan metode MTT assay. Doksorubisin (0,5625 μg/ml) digunakan sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Curcuma longa menyebabkan kematian sel sebesar 50% (IC50) pada konsentrasi 184,5 μg/ml. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol Curcuma longa bersifat sitotosik pada sel HeLa, sehingga dapat dikembangkan agen kemopreventif.
INTEGRASI PENDIDIKAN, PENELITIAN, & PELAYANAN YANG BERKUALITAS DALAM ACADEMIC HEALTH SYSTEM Rizaldy Taslim Pinzon; Maria Silvia Merry
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 2 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.874 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i2.64

Abstract

Pelayanan kesehatan di era ini mengalami perubahan sesuai dengan pengaruh situasi global, kemajuan pesat di bidang informasi dan teknologi, serta tingginya mobilitas penduduk dunia. Hal tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan juga terdampak dengan menghadapi berbagai tantangan, yaitu: 1) pola penyakit yang berubah, 2) perubahan proporsi populasi dan demografi, 3) disparitas pelayanan kesehatan dan tuntutan masyarakat. Perubahan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia sejak tahun 2014 dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga turut berandil besar dalam perubahan pola pemberian pelayanan kesehatan yang cukup bermakna.
PERBANDINGAN RERATA KADAR HbA1c PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN NEUROPATI DAN TANPA NEUROPATI SENSORI MOTOR Jerry Tanhardjo; Rizaldy Taslim Pinzon; Lisa Kurnia Sari
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 2 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.725 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i2.13

Abstract

Latar Belakang: Neuropati diabetika/polineuropati diabetika ditandai munculnya kehilangan fungsi saraf secara progresif. Komplikasi ini terjadi pada 50% pasien dengan DM tipe 1 dan 2. Kadar HbA1c dapat menggambarkan rata-rata kadar glukosa dalam darah selama 2-3 bulan terakhir. Pemeriksaan ini penting pengelolaan pasien DM dalam jangka panjang dan pasien DM dengan perubahan gula darah yang dramatis setiap harinya. Penelitian sebelumnya mengenai HbA1c dan neuropati masih belum jelas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rerata kadar HbA1c pada pasien DM dengan neuropati dan tanpa neuropati sensori motor. Metodologi: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang. Penelitian dilakukan di RS Bethesda, Yogyakarta. Pengambilan sampel dengan metode consecutive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 64 sampel. Semua sampel dilakukan screening neuropati sensori motor menggunakan Diabetic Neuropathy Examination, Diabetic Neuropathy Symptom, dan Monofilament Test. Sampel terbagi menjadi 2 kelompok : DM Neuropati (DMN) dan DM Tidak Neuropati (DMTN); masing-masing kelompok terdiri dari 32 sampel. Hasil: Hasil penelitian pada 64 sampel menunjukkan bahwa kelompok DMN memiliki rerata kadar HbA1c (% ; mean ± SD) lebih tinggi dibandingkan kelompok DMTN (9,61 ± 2,60 Vs. 9,05 ± 2,35). Hasil analisis data menggunakan uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara rerata kadar HbA1c terhadap neuropati (p = 0,368). Pada penelitian ini didapatkan durasi DM menunjukkan hubungan bermakna terhadap neuropati (p = 0,006). Kesimpulan: Rerata kadar HbA1c ditemukan lebih tinggi pada pasien DM dengan neuropati sensori motor dibandingkan pada pasien DM tidak neuropati sensori motor, namun secara statistik tidak signifikan.
HIPNOTERAPI PADA PASIEN NYERI KRONIK Lucas Nando Nugraha; Sugianto Adisaputro
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 2 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.809 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i2.54

Abstract

Nyeri adalah sensasi yang sangat menggangu dan mendorong pasien untuk berkunjung pada dokter. Bila nyeri yang diderita bersifat kronik maka akan menimbulkan penderitaan sangat berdampak pada kondisi sosial dan psikologis. Pada pengelolaan nyeri kronik diperlukan pendekatan multidisiplin dan holistik. Baik farmakologi maupun non-farmakologi, baik fisik maupun psikis. Terapi non farmakologi yang akan dibahas pada tinjauan pustaka ini adalah hipnoterapi. Banyaknya teknik pada hipnoterapi sering membuat terapis sering kurang tepat dalam memilih teknik yang sesuai pada pengelolaan nyeri kronik sehingga menjadi tidak efektif dan efisien dalam proses terapi. Hipnoterapi adalah terapi non-farmakologi yang tidak bersifat invansif dan dapat meminimalisir biaya dalam pengelolaan nyeri kronik. Hipnoterapi bersifat memandirikan pasien dengan adanya teknik anchoring sehingga dapat mengurangi morbiditas dalam kasus nyeri. Itulah sebabnya topik hipnoterapi ini diangkat dalam pembahasan ini. Pada tinjauan pustaka ini menjelaskan teknik hipnoterapi yang sesuai sebagai terapi non-farmakologi dengan cara menimbulkan penerimaan terhadap rasa nyeri sehingga pasien mendapat manfaat pengobatan secara holistik dapat dalam pengelolaan nyeri kronik.
INFEKSI MENULAR SEKSUAL MULTIPEL PADA PEREMPUAN HAMIL TRIMESTER KEDUA (LAPORAN KASUS) Arum Krismi; Herwinda Brahmanti; Satiti Retno Pudjiati
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 1 (2015): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v1i1.5

Abstract

Infeksi Menular Seksual (IMS) dapat menimbulkan dampak yang serius pada kehamilan berupa kehamilan ektopik, aborsi spontan, kematian janin dalam rahim, prematuritas, infeksi kongenital dan perinatal serta infeksi puerperal pada ibu. Seorang perempuan hamil berusia 21 tahun mengeluhkan adanya kutil di sekitar kelamin dan dekat anus, serta keputihan berwarna putih keruh dari kemaluan sejak ± 2 bulan yang lalu. Pada perut bagian bawah dan kedua pangkal paha terdapat makula dan papul hiperpigmentasi, teraba keras, multipel, tersebar; pada vulva, perineum dan perianal terdapat papul verukosa multipel dengan luas area (perianal) ± 6 x 5 cm2. Pemeriksaan inspekulo pada cervix didapatkan bintik-bintik kemerahan (strawberry cervix), cervix dan fornix tertutup discharge putih keabuan berbuih dan vagina tertutup discharge putih homogen menggumpal. Diagnosis kerja adalah siflis sekunder, trichomoniasis, dan kandidiasis vulvovaginalis (KVV) pada kehamilan. Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, status dermato-venereologis, pemeriksaan fsik (inspekulo), laboratorium, histopatologis, dan serologis. Infeksi Menular Seksual dapat diderita oleh seorang pasien jika terdapat sumber penularan. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan, baik perubahan dalam respon imun, hormonal maupun anatomis, menyebabkan perempuan hamil lebih rentan untuk menderita IMS multipel. Kata kunci: infeksi menular seksual, perempuan hamil, siflis sekunder, tricho¬moniasis, kandidiasis vulvovaginalis

Page 5 of 14 | Total Record : 140