cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 566 Documents
ANALISIS KEJADIAN EL NINO DAN PENGARUHNYA TERHADAP INTENSITAS CURAH HUJAN DI WILAYAH JABODETABEK (Studi Kasus : Periode Puncak Musim Hujan Tahun 2015/2016) Yananto, Ardila; Sibarani, Rini Mariana
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 17, No 2 (2016): December 2016
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1518.344 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v17i2.541

Abstract

IntisariBeberapa lembaga riset dunia dan badan-badan meteorologi beberapa negara di dunia menyatakan adanya kejadian El Nino Tahun 2015 terus berlanjut hingga tahun 2016. Adanya kejadian El Nino tersebut secara umum akan mempengarui intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk wilayah Jabodetabek. Analisis kejadian El Nino Tahun 2015/2016 dilakukan dengan menganalisis nilai NINO 3.4 SST Index, Southern Oscillation Index (SOI), Indian Ocean Dipole (IOD), pola sebaran suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature) dan juga gradient wind di Samudra Pasifik Tropis. Sedangkan Analisis Curah Hujan dilakukan dengan menggunakan data TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission). Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa berdasarkan parameter NINO 3.4 SST Index dan Southern Oscillation Index (SOI) pada pertengahan Tahun 2015 hingga awal Tahun 2016 telah terjadi fenomana El Nino pada level kuat, adanya peningkatan suhu permukaan laut di sebagian besar wilayah Indonesia sejak Bulan November 2015 yang diikuti dengan penurunan indeks Dipole Mode hingga menjadi bernilai negatif (-) sejak awal Tahun 2016 serta dengan adanya peralihan Angin Muson Timur ke Angin Muson Barat di wilayah Indonesia telah menyebabkan peningkatan curah hujan yang cukup signifikan dalam batas normal di wilayah Jabodetabek pada puncak musim hujan Tahun 2015/2016 (November 2015 - Februari 2016) walaupun pada Bulan November 2015 hingga Februari 2016 tersebut masih berada pada level El Nino kuat.   AbstractVarious research institutions in the world that work in the field of Meteorology and Climatology predicted an El Nino events in 2015 continued into 2016. The El Nino events phenomenon in general will affect to intensity of the rainfall in most parts of Indonesia, including the Greater Jakarta area. El Nino events phenomenon Analysis by Nino 3.4 SST index, Southern Oscillation Index (SOI), Indian Ocean Dipole (IOD), Sea Surface Temperature (SST) and gradient wind in the Tropical Pacific Ocean. While rainfall intensity analysis using TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) data. From this research it is known that based on the parameters NINO 3.4 SST index and the Southern Oscillation Index (SOI), it is known that there was a strong El Nino event occurred in mid-2015 to early 2016, the increase of sea surface temperature in most parts of Indonesia since November 2015 followed by declines Dipole Mode Index to be negative (-) since the beginning 2016 as well as the shift East monsoon to West monsoon in Indonesia has led to significant rainfall increased within normal limits in the Greater Jakarta area at the peak period of the rainy season 2015/2016 (November 2015 - February 2016) although in November 2015 until February 2016 El Nino event is still at the strong level.  
SIMULASI PRAKIRAAN JUMLAH CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA PARAMETER CUACA (STUDY KASUS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2012) Ardhitama, Aristya
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 14, No 2 (2013): December 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.708 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v14i2.2690

Abstract

INTISARISimulasi prakiraan jumlah curah hujan bulanan dengan menggunakan input dapat parameter cuaca di Kota Pekanbaru telah  dilakukan menggunakan model persamaan regresi linear berganda. Untuk memvalidasi kebenaran hasil prakiraan jumlah curah hujan dengan model persamaan regresi linear berganda dihitung nilai Mean absolut Error (MAE) dan nilai uji t student untuk mengetahui kesamaan nilai rata-rata dari jumlah curah hujan prediksi dengan jumlah curah hujan aktualnya. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa simulasi prediksi curah hujan bulanan tahun 2009 dengan menggunakan data parameter cuaca didapatkan penyimpangan nilai MAE sebesar 32.93 mm/bulan dan dari uji t student terbukti bahwa model regresi linear prediksi curah hujan mempunyai kesamaan dengan nilai rata-rata jumlah curah hujan bulanan aktualnya.
EKSPERIMENTASI PRAKIRAAN DEBIT ALIRAN (INFLOW) DENGAN MODEL ARIMA DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA SEBAGAI METODE ALTERNATIF UNTUK EVALUASI MODIFIKASI CUACA (Kasus : Inflow Waduk Saguling) Tikno, Sunu
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 2, No 1 (2001): June 2001
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.181 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v2i1.2146

Abstract

Box dan Jenkins (1976) telah mengembangkan model time series yang dikenal sebagaiARIMA. Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian penggunaan model ARIMA untuk memprakiraan inflow bulanan dan kemungkinan penerapannya untuk evaluasi Modifikasi Cuaca. Data inflow bulanan waduk Saguling periode 1986 – 1996 digunakan untuk identifikasi dan estimasi parameter/koefisien model, sedangkan data tahun 1997-2000 digunakan untuk pengujian hasil model. Dari hasil kajian diketahui bahwa data time series tidak stasioner dan menunjukkan adanya pola musiman dengan panjang musim 12 bulan. Untuk mencapai data time series yang stasioner pertama kali dilakukan transformasi data asli ke nilai logaritmik, kemudian dilanjutkan dengan pembedaan pertama tidak musiman dan musiman (d=1) dan (D=1) . Perhitungan koefisien model dilakukan dengan menggunakan paket software STATISTICA/w.5.0 dengan hasil sebagai berikut: (p=0.5722);(q = 0.9565); (Ps = 0.0944) dan (Qs = 0.8105). Hasil pembandingan antara keluaran model dengan data aktual memberikan hasil baik. Hal ini berarti model ARIMA (1,1,1)(1,1,1)12 layak untuk memprakirakan inflow bulanan Waduk Saguling.Box and Jenskins (1976) have developed time series model used in forecasting, namelyARIMA. The aim of this research is to study the use of ARIMA model to forecast monthlyinflow and the possibility of its application for Weather Modification evaluation Monthly inflow data from Saguling dam during 1986 - 1996 has been used to identity and estimate parameter or coefficient of model and data 1997 - 2000 was used for fitting test model. Result of study is known that pattern of time series data is non-stationery and there is seasonal pattern with period 12 month. In order to reach stationery data, firstly we transform the original data to logarithmic value. And from logarithmic value series data we did next transformation to non-seasonal and seasonal differencing order one (d=1) and (D=1). Coefficients model are calculated by using STATISTICA/w.5.0 and the coefficients value are : (p=0.5722);(q = 0.9565); (Ps = 0.0944) and (Qs = 0.8105) Comparing forecast model and actual data it gives goods result. Therefore the model ARIMA (1,1,1)(1,1,1) is appropriate to forecast the monthly inflow of Saguling dam.
REVIEW MODELING HIDROLOGI DAS DI INDONESIA Harsoyo, Budi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 11, No 1 (2010): June 2010
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.518 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v11i1.2179

Abstract

Berbagai model simulasi hidrologi telah dikembangkan untuk menjelaskan prosesmengubah input (dalam bentuk hujan) menjadi output (dalam bentuk aliran sungai) dengan mempertimbangkan karakteristik fisik DAS. Model simulasi hidrologi pada dasarnya dirancang untuk menyederhanakan sistem hidrologi, sehingga perilaku dari beberapa komponen dalam sistem dapat diketahui. Makalah ini membahas pemodelan hidrologi banyak diterapkan di Indonesia, dimulai dengan peninjauan definisi dan klasifikasi model hidrologi, dan lanjutkan dengan ulasan beberapa model hidrologi DAS untuk skala bersama dengan beberapa contoh aplikasi yang telah dilakukan dalam penelitian di Indonesia.Various hydrological simulation model has been developed to explain the process of changing inputs (in the form of rain) into outputs (in the form of the river flow) by considering the physical characteristics of the watershed. Hydrologic simulation model is basically designed to simplify the hydrological system, so the behavior of some components in the system can be known. This paper discusses the many hydrologic modeling applied in Indonesia, starting with a review of the definition and classification of hydrological model, and proceed with a review of several watershed hydrological model to scale along with some examples of applications that have been done in research in Indonesia.
PERBANDINGAN PREDIKSI CURAH HUJAN GFS METEOROGRAM DENGAN CURAH HUJAN TRMM DI DAS RIAM KANAN KALIMANTAN SELATAN Wirahma, Samba; Athoillah, Ibnu; ., Sutrisno
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 16, No 2 (2015): December 2015
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.721 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v16i2.1049

Abstract

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang diterapkan oleh BPPT di Kalimantan Selatan dilakukan guna mengatasi kekurangan debit air yang terjadi pada DAS Riam Kanan. Untuk melaksanakan TMC yang efektif dan efisien dibutuhkan prediksi cuaca harian yang akurat dan mendetail pada catchment area (daerah tangkapan hujan) tersebut, khususnya prediksi curah hujan harian. TMC yang diterapkan oleh BPPT menggunakan prediksi yang salah satunya diambil dari Global Forecast System (GFS) Meteorogram. Prediksi tersebut bisa menjadi referensi untuk mengolah dan menganalisis parameter cuaca dengan baik, serta merencanakan dan memutuskan pelaksanaan penerbangan eksekusi selama kegiatan TMC. Untuk menguji ketepatan suatu prediksi, maka diperlukan validasi/perbandingan hasil prediksi dengan data real, yaitu data curah hujan yang dapat diambil dari data Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM).Prediksi curah hujan menggunakan GFS Meteorogram dibandingkan dengan data curah hujan dari TRMM di daerah DAS Riam Kanan menggunakan korelasi Pearson, pengambilan data prediksi GFS dilakukan mulai dari 16 Mei 2014 s/d 31 Mei 2014. Koefisien korelasi yang diambil hanya yang memiliki pola/bentuk hubungan korelasi linear positif (+1). Dari hasil analisis korelasi didapatkan bahwa dari 16 hari pengambilan data di semua lokasi, rata-rata terdapat 8 - 11 hari yang memiliki nilai koefisien korelasi (KK) positif untuk prediksi di hari yang sama dan 6 - 11 hari untuk prediksi Lag_1, dengan nilai KK yang paling banyak muncul yaitu : range 0.4 - 0.7 untuk prediksi 7 hari ke depan, range 0.7 - 0.9 untuk prediksi 5 hari ke depan, dan range 0.9 - 1 untuk prediksi 3 hari ke depan. Dari keenam lokasi titik prediksi dengan nilai koefisien korelasi linear positif yang paling banyak muncul dan memiliki hubungan yang paling kuat adalah di titik Banjarmasin dan DAS bagian Utara.Kata Kunci : prediksi curah hujan GFS, curah hujan TRMM DAS Riam Kanan, koefisien korelasiWeather Modification Technology applied by BPPT in South Kalimantan in order to overcome the shortage of water discharge that occurs in the Riam Kanan Watershed. To implement the weather modification technology an effective and efficient required daily weather predictions are accurate and detail in the catchment area, especially dailiy rainfall prediction. In this Technology, BPPT using prediction from the Global Forecast System (GFS) Meteorogram. This prediction could be a reference to analyze weather parameter, planning, and deciding to do flight execution for weather modification. To verifying accuracy of this prediction, it is necessary validation/ comparison with real data that can be retrieved from the data Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM).Rainfall prediction of GFS Meteorogram compared with data from TRMM rainfall on the Riam Kanan Watershed using Pearson Correlation, GFS forecast data collected from May 16 - May 3,1 2014. The correlation coefficient is taken only has a pattern a positive linear correlation. The result from correlation analysis showed that 16 days of data collection in all locations, on average there are 8 – 11 days have a correlation coefficient is positive for prediction in the same day, and 6 – 11 days for prediction in lag_1 with most value arise of correlation coefficient is 0.4 – 0.7 for prediction of next 7 days, range 0.7 – 0.9 for prediction of next 5 days, and range 0.9 – 1 for prediction of next 3 days. From the six location of prediction points with most value arise of correlation coefficient positive linier and have the strongest relation are in Banjarmasin and northern watershed.Keywords : GFS precipitation forecast, Riam Kanan TRMM rainfall, correlation coefficient
MENGULAS PENYEBAB BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA DARI SUDUT PANDANG GEOLOGI, GEOMORFOLOGI DAN MORFOMETRI SUNGAI Harsoyo, Budi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 14, No 1 (2013): June 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.169 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v14i1.2680

Abstract

IntisariBanjir sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat yang tinggal di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Setiap kali musim hujan tiba, Kota Jakarta seolah tidak pernah terlepas dari pemberitaan seputar kejadian banjir yang melanda wilayahnya. Tulisan ini mengulas faktor-faktor penyebab banjir di wilayah DKI Jakarta, terutama dari sudut pandang geologi, geomorfologi dan morfometri sungai yang mengalir dan melintasi wilayah DKI Jakarta. Penulis mengumpulkan bahan pustaka dari berbagai sumber untuk memberikan ulasan dan sebuah kesimpulan bahwa secara kodrat, Jakarta memang merupakan daerah banjir sehingga bagaimana pun, kejadian banjir akan sangat sulit untuk dihilangkan dari wilayah DKI Jakarta.  AbstractFlood cannot be separated from the life of the people around DKI Jakarta. Everytime rainy season comes, Jakarta was never be apart from the news about flood incidence hit this region. This paper reviews some factors causing the floods especially from geological, geomorphological, and morphometrical point of view of the rivers flow across DKI Jakarta. The author gathered materials from various sources to give an analysis and conclusion that Jakarta, by nature, is flooded area so flood event will be very difficult to be removed.
AN INDICATION OF SEA-AIR INTERACTION THAT AFFECTS THE CLIMATE PATTERN OVER THE MOLUCCAN SEA Aldrian, Edvin
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 3, No 2 (2002): December 2002
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.883 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v3i2.2170

Abstract

Starting with the regional annual cycle of rainfall over Molucca, which follow the sun eclipse movement instead of the common Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) movement, a suspicion of the sea-air interaction driven climate pattern comes up. The empirical study on rainfall – sea surface temperature (SST) relationship clarifies a function of rainfall accumulation to SST. A strong evident on the interaction comes from the result of Ocean General Circulation Model (OGCM). The model shows a surface water intrusion that comes from west Pacific into the north Molucca Sea before it enter the mainstream of the Indonesian throughflow in the north end of the Makasar strait. Most of the throughflow, as shown by the model, come from north Pacific, enter the Makasar strait southward and go into the Indian ocean through the Lombok strait (mostly) and a strait between Flores and Timor island. The intrusion of surface water in north Molucca conserves the warm sea surface temperature and keep a high convective area.Diawali dengan pembagian region berdasarkan pola hujan tahunan di Maluku, yangmengikuti pergerakan tahunan matahari dan bukannya yang biasa yaitu Inter TropicalConvergence Zone (ITCZ), kecurigaan akan adanya interaksi laut udara yang mendorong pola iklim timbul. Studi empiris mengenai hubungan hujan dan suhu permukaan laut menjelaskan fungsi akumulasi hujan terhadap suhu laut. Indikasi kuat adanya interaksi berasal dari keluaran model global sirkulasi laut. Model menunjukkan adanya intrusi arus permukaan dari pasifik barat ke Maluku utara sebelum masuk ke alur utama dari arus lintas Indonesia di ujung utara selat makasar. Sebagian besar arus lintas, sebagaimana dituntukkan oleh model, berasal dari utara, memasuki selat Makasar ke selatan dan menuju ke samudra Indonesia kebanyakan melalui selat Lombok dan sebagian kecil melalui selat antara pulau Flores dan Timor. Intrusi arus permukaan di utara Maluku menjaga kehangatan suhu muka laut dan menjaga daerah konvektif aktif.
TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA UNTUK MENGURANGI CURAH HUJAN PADA SEA GAMES 2011 DI PALEMBANG Seto, Tri Handoko
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 13, No 2 (2012): December 2012
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5202.071 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v13i2.2570

Abstract

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah diaplikasikan untuk mengamankan SEA GAMES 2011 di Palembang, SUmatera Selatan dari ancaman hujan berlebih
APLIKASI MOBILE ZAPPELINE SEBAGAI MEDIA TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA (TMC) DAN PENIPISAN POLUTAN UDARA (ASAP) Purwadi, Purwadi; Sunarto, Faisal; Muttaqin, Alfan; Seto, Tri Handoko
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 15, No 2 (2014): December 2014
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7832.013 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v15i2.2671

Abstract

IntisariTelah dilakukan kajian aplikasi mobile zappeline sebagai media teknologi modifikasi cuaca (tmc) dan media penipisan polutan udara (asap) pada sebuah truk Mitsubishi Colt Diesel berukuran 5,960 x 1,970 meter. Dengan kendaraan tersebut, direkomendasikan dimensi zappeline berbentuk bangun ruang eliptical dengan jari-jari diagonal a dan b masing-masing 3,25 dan 0,65 meter. Selanjutnya, karakteristik aerodinamik dan fisika dihitung dengan memecahkan beberapa persamaan fisika secara numerik pada kondisi atmosfer standart yaitu internasional standart of atmosphere (ISA). Pada kondisi standart ISA, maksimal beban pada ketinggian 1500 meter (5000 feet) sebesar 5,67 kg dan mampu mencapai ketinggian tersebut dalam waktu 1221.93 sekon (+/- 20 menit). Selanjutnya dilakukan perhitungan drag zappeline relatif terhadap udara yang disajikan dalam sebuah grafik yang dapat digunakan bahan pertimbangan dalam desain pendorong zappeline dan perhitungan kekuatan tali.   AbstractStudies of mobile zeppeline aplication as a medium of weather modification technology and media thinning air pollutants (smoke) on a Mitsubishi Colt Diesel truck with dimensions of 5,960 x 1,970 meters have been done. With these vehicles, an elliptical zappeline shape geometry are recommended with diagonal radii a and b, 3.25 and 0.65 meters, respectively. Then, the aerodynamics and physics characteristic are calculated by solving some physics equations numerically at standard atmospheric conditions of the international standard atmosphere (ISA). In the ISA standard conditions, the maximum load at 1500 meters altitude (5000 feet) is 5.67 kg and it is capable to reach that altitude in 1221.93 seconds (+/- 20 minutes). Furthermore, calculation of the air drag relative are presented in a graph that can be used in the design considerations of driving force zappeline and calculation of rope tension.  
RESPONS ALIRAN MASUK KE DANAU TOWUTI OLEH CURAH HUJAN DI WAWONDULA DAN SEKITARNYA DIANALISA DENGAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Kudsy, Mahally; Husni, Mohamad
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 1, No 1 (2000): June 2000
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.3 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v1i1.2109

Abstract

Aliran masuk ke Danau Towuti, Kabupaten Luwu, Sulawesi Tengah, dianalisa dengan artificial neural network. Network mempunyai susunan yang terdiri dari 6 node pada layer input, 8 node pada hidden layer, dan 1 node pada layer output. Weight dari network dihitung dengan back propagation of error dan fungsi Sigmoid dipakai sebagai fungsi aktifasi. Dari analisa ditemukan bahwa curah aliran masuk (inflow) sangat dipengaruhioleh curah hujan di daerah-daerah Wawondula, Dam site, Timampu, Palumba, Loehadan Bantilang. Dari ke 6 derah tersebut, perubahan curah hujan di Wawondula mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap inflowArtificial neural network method was applied in analyses of inflow to Towuti Lake of LuwuRegency, Central Sulawesi. The network was constructed by 6, 8, 1 nodes in input, hidden and output layers. The weights were calculated using back propagation of error and Sigmoid function was used as activation function. It was found that precipitations at Wawondula, Dam site, Timampu, Palumba, Loeha and Bantilang have the strongest influence to the inflow. Of the 6 areas, the precipitation changes at Wawondula has thestrongest effect to the change of the inflow

Page 1 of 57 | Total Record : 566


Filter by Year

2000 2022


Filter By Issues
All Issue Vol. 23 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 23 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 22 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 22 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 21 No. 2 (2020): December 2020 Vol. 21 No. 1 (2020): June 2020 Vol 20, No 2 (2019): December 2019 Vol. 20 No. 2 (2019): December 2019 Vol. 20 No. 1 (2019): June 2019 Vol 20, No 1 (2019): June 2019 Vol 19, No 2 (2018): December 2018 Vol. 19 No. 2 (2018): December 2018 Vol 19, No 1 (2018): June 2018 Vol. 19 No. 1 (2018): June 2018 Vol 19, No 1 (2018): June 2018 Vol 19, No 2 (2018) Vol. 18 No. 2 (2017): December 2017 Vol 18, No 2 (2017): December 2017 Vol 18, No 2 (2017): December 2017 Vol. 18 No. 1 (2017): June 2017 Vol 18, No 1 (2017): June 2017 Vol 18, No 1 (2017): June 2017 Vol. 17 No. 2 (2016): December 2016 Vol 17, No 2 (2016): December 2016 Vol 17, No 2 (2016): December 2016 Vol 17, No 1 (2016): June 2016 Vol 17, No 1 (2016): June 2016 Vol. 17 No. 1 (2016): June 2016 Vol 16, No 2 (2015): December 2015 Vol. 16 No. 2 (2015): December 2015 Vol 16, No 2 (2015): December 2015 Vol 16, No 1 (2015): June 2015 Vol. 16 No. 1 (2015): June 2015 Vol 16, No 1 (2015): June 2015 Vol 15, No 2 (2014): December 2014 Vol 15, No 2 (2014): December 2014 Vol. 15 No. 2 (2014): December 2014 Vol 15, No 1 (2014): June 2014 Vol. 15 No. 1 (2014): June 2014 Vol 15, No 1 (2014): June 2014 Vol 14, No 2 (2013): December 2013 Vol. 14 No. 2 (2013): December 2013 Vol 14, No 2 (2013): December 2013 Vol 14, No 1 (2013): June 2013 Vol. 14 No. 1 (2013): June 2013 Vol 14, No 1 (2013): June 2013 Vol. 13 No. 2 (2012): December 2012 Vol 13, No 2 (2012): December 2012 Vol 13, No 2 (2012): December 2012 Vol 13, No 1 (2012): June 2012 Vol 13, No 1 (2012): June 2012 Vol. 13 No. 1 (2012): June 2012 Vol. 12 No. 2 (2011): December 2011 Vol 12, No 2 (2011): December 2011 Vol 12, No 2 (2011): December 2011 Vol 12, No 1 (2011): June 2011 Vol 12, No 1 (2011): June 2011 Vol. 12 No. 1 (2011): June 2011 Vol. 11 No. 2 (2010): December 2010 Vol 11, No 2 (2010): December 2010 Vol 11, No 2 (2010): December 2010 Vol 11, No 1 (2010): June 2010 Vol 11, No 1 (2010): June 2010 Vol. 11 No. 1 (2010): June 2010 Vol 3, No 2 (2002): December 2002 Vol 3, No 2 (2002): December 2002 Vol. 3 No. 2 (2002): December 2002 Vol. 3 No. 1 (2002): June 2002 Vol 3, No 1 (2002): June 2002 Vol 3, No 1 (2002): June 2002 Vol 2, No 1 (2001): June 2001 Vol 2, No 1 (2001): June 2001 Vol. 2 No. 1 (2001): June 2001 Vol 1, No 2 (2000): December 2000 Vol 1, No 2 (2000): December 2000 Vol. 1 No. 2 (2000): December 2000 Vol. 1 No. 1 (2000): June 2000 Vol 1, No 1 (2000): June 2000 Vol 1, No 1 (2000): June 2000 More Issue