cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 25488295     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Indonesian Journal of Essential Oils contains articles of research results and in-depth reviews covering the following areas: Essential Oil, Medicine Chemistry, Flavour Chemistry, Phytochemistry, Natural Product, Cosmetica and Pharmaceutical, Catalyst for Fine Chemical, Plasmanutfah, Plant Tissue, Development in Equipment and Instrumentation in Supply Chain of Essential Oil, Process Engineering and the other topic concerning on Essential Oil and Herbals.
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
KAJIAN EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac) DENGAN METODE ENFLEURASI Sarifah Nurjanah; Isti Sulistiani; Asri Widyasanti; Sudaryanto Zain
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.159 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2016.001.01.02

Abstract

Bunga melati merupakan bunga yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber wewangian sehingga berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku minyak atsiri.  Penelitian ini bertujuan mengkaji ekstraksi minyak bunga melati menggunakan metode enfluerasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap  (lima kali ulangan).  Perbandingan penggunakan shortening dan butter adalah 100% shortening, 30%:70%, 50%:50%, 70%:30% dan 100% butter.  Hasil penelitian menunjukkan rendemen terendah didapatkan dari ekstraksi menggunakan 100% butter dan rendemen tertinggi dengan 100% shortening. Ekstraksi dengan shortening 100% menghasilkan minyak dengan aroma paling wangi.  Nilai parameter h (hue) untuk pengujian warna menunjukkan bahwa semua perlakuan mempunyai nilai h lebih dari 90o.  Bobot jenis tertinggi adalah minyak yang diekstrak dengan 100% butter.  Indeks bias minyak berkisar antara 1,447-1,458.  Bilangan asam minyak tertinggi terdapat pada minyak yang diekstrak dengan 100% butter dan terendah terdapat pada minyak yang diekstrak dengan 100% shortening. Bilangan ester terendah terdapat pada minyak yang diekstrak dengan 100% butter dan tertinggi terdapat pada minyak yang diekstrak dengan 100% shortening. Semua minyak larut dalam alkohol dengan perbandingan antara minyak dengan alkohol 95% adalah 1:1.   Kadar sisa pelarut minyak berkisar antara 2,18-4,58%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa absorben shortening menghasilkan minyak melati yang lebih baik dibandingkan minyak yang diekstrak dengan absorben butter.
Kajian Imbangan Bunga dengan Adsorben terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Bunga Kamboja (Plumeria obtusa) dengan Metode Enfleurasi Sarifah Nurjanah; Sudaryanto Zain; Ema Komalasari
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.616 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2017.002.01.01

Abstract

Bunga kamboja mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat parfum karena wanginya yang khas. Minyak atsiri tersebut dapat diekstrak dengan metode enfleurasi yang menggunakan absorben lemak.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh imbangan jumlah bunga dan absorben yang digunakan terhadap rendemen dan mutu minyak atsiri yang dihasilkan.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif dengan 3 kali pengulangan. Perlakuan jumlah imbangan bunga terdiri dari 6 taraf yaitu 525 g, 700 g, 875 g, 1050 g, 1225 g, dan 1400 g dengan imbangan adsorben sebesar 500 g.  Hasil penelitian menunjukkan perolehan rendemen minyak bunga kamboja yang berbeda untuk setiap perlakuan jumlah  imbangan bunga. Jumlah imbangan bunga dengan rendemen tertinggi adalah pada perlakuan 525 g bunga dengan rerata rendemen sebesar 1,033%. Warna minyak bunga kamboja yang dihasilkan berwarna kuning keemasan dengan kekentalan minyak sebesar 156 mPas-1672 mPas, rerata bobot jenis  0,927-0,930 g/ml, dan rerata indeks bias minyak bunga 1,447-1,459. Minyak bunga larut dalam alkohol 95% dengan nilai bilangan asam 17,322 dan bilangan ester minyak sebesar 98,598.
Design Of Web Based Monitoring System For Essential Plantation Candra Dewi; Gusti Ngurah Wisnu Paramartha; Rakhmadina Noviyanti; Enny Trisnawati
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.653 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2017.002.01.06

Abstract

The world needs of essential oil that is high and the limitations of plant cultivation in Indonesia, requires management planning of essential products. To increase the production of agroforestry especially essential both in terms of quantity, quality and continuity of provision, the necessary supply of raw materials, one of which comes from essential plant. The availability of actual and accurately data and information about the essential plants in a certain scale and are available on a regular basis is necessary. Therefore, the planning can be implemented effectively and efficiently. It is very necessary to develop a system that can be used to manage and monitor the availability of essential plant information. This paper presents the design of a system to monitor essential plant in East Java in particular and Indonesia in general. The system is developed as a web-based system with a database that can be used to store data and information about plant essential. Design includes identification of information needs to be stored in the system, database design, process design and interface design. With the existence of this database, essential data such as the distribution of plant species, planting location, owner, size, and so forth will be stored and can be accessed by various parties easily and quickly.
DIVERSIFIKASI PRODUK FARMASI DARI MINYAK LAWANG DENGAN PENDEKATAN SINTESIS KIMIA Imanuel Berly Kapelle; Tun Tedja Irawadi; Meika Syahbana Rusli; Djumali Mangunwidjaja; Zainal Alim Mas'ud
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.071 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2016.001.01.03

Abstract

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan jenis–jenis tumbuhan penghasil minyak atsiri namun penggunaannya tidak banyak digunakan untuk diolah menjadi produk jadi seperti obat–obatan. Salah satu minyak atsiri yang sangat potensial dan diproduksi di wilayah Indonesia Timur khususnya Maluku dan Papua adalah minyak lawang. Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat produk farmasi analog kurkumin dari minyak lawang dengan jalur sintesis kimia. Terdapat beberapa tahapan proses yang dilakukan, mulai dari proses isolasi safrol dari minyak lawang, proses isomerisasi safrol, proses oksidasi isosafrol dan tahapan proses reaksi kondensasi. Safrol diisolasi dari minyak lawang menggunakan metode kimia (NaOH) dan menghasilkan safrol 17,21%. Proses isomerisasi safrol menghasilkan isosafrol menggunakan sistem bebas pelarut dengan katalis alkali KOH pada suhu 120oC selama 6 jam diperoleh rendemen 77,56%. Piperonal diperoleh dari reaksi oksidasi isosafrol menggunakan oksidator KMnO4 sebanyak 65,63%. Produk analog kurkumin simetris (1,5-bis-benzo[1,3]dioxol-5-yl-penta-1,4-dien-3-one) yang diperoleh dari reaksi kondensasi antara piperonal dengan aseton. Rendemen produk menggunakan metode gelombang mikro pada daya 140 watt selama 2 menit adalah 53,3% (t.l=180 oC) dan metode konvensional selama 3 jam adalah 78,43% (t.l=191 oC). Produk analog kurkumin tidak simetris (5-benzo[1,3]dioxol-5-yl-1-phenyl-penta-2,4-dien-1-one) disintesis menggunakan dua tahapan reaksi kondensasi. Tahapan kondensasi yang pertama antara piperonal dengan asetaldehid menggunakan katalis basa dan metanol selama 3 jam diperoleh produk intermediate (3-benzo[1,3]dioxol-5-yl-propenal) 70,28%. Reaksi kondensasi tahap kedua antara produk intermediate dengan asetofenon menggunakan metode gelombang mikro pada daya 140 watt selama 2 menit diperoleh rendemen 82,82% (t.l = 104 oC) dan metode konvensional selama 3 jam diperoleh 99,55% (t.l = 111 oC).
Studi Hubungan Aktivitas Struktur Terhadap Penentuan Karakteristik Aroma Senyawa melalui Pengujian Molecular Docking Agung Nurfauzy; Edi Priyo Utomo; Elvina Dhiaul Iftitah
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.703 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2017.002.01.02

Abstract

Deskripsi karakteristik aroma suatu senyawa hingga saat ini masih mengandalkan subjektivitas panelis manusia yang pengujiannya dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan persepsi lain. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan pengujian melalui metode molecular docking menggunakan 18 senyawa beraroma (standar) yang diujikan pada reseptor olfaktori manusia OR1G1 dan interaksinya dibandingkan dengan deskripsi standar karakteristik aroma dari masing-masing senyawa. Hasil menunjukkan bahwa, senyawa dengan karakter aroma yang sama akan berinteraksi pada posisi urutan asam amino (sequence) reseptor cenderung konsisten, sehingga dapat diperoleh pemetaan sisi aktif reseptor yang merepresentasikan aroma tertentu. Berdasarkan hal tersebut, pengujian senyawa 2,7-dimetil-8-oksooktan-2-il asetat yang belum memiliki deskripsi standar aroma dapat diprediksi kemiripan karakter aromanya dilihat dari sequence asam amino yang berinteraksi dan pendekatan statistik hasil interaksi senyawa yang dibandingkan dengan senyawa standar. Molecular docking menunjukkan bahwa hubungan struktur dan aroma (Structure-Odor Relationship = SOR) dapat dijadikan acuan untuk menjelaskan karakter aroma serta prediksi aroma senyawa tertentu yang lebih bersifat objektif dan tidak bergantung pada persepsi panelis.
Comparative Study of Acetylation Reactions to Mentol Compounds Using Lipase fromCandida Antarctica Recombined Aspergillus oryzae with Rhizomucor miehei Hikmawati Widya Putri; Elvina Dhiaul Iftitah; Arie Srihadyastuti
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.193 KB)

Abstract

Research about comparison an enzyme lipase of rhizomucormiehei and candida antarctica recombined aspergillusoryzae to catalyzes reaction asetilasi compound menthol by the difference of activity of the enzyme.Reaction done on condition temperature 50oc use up acetyl acetic anhidrid in a solvent n-heksan in a variety time.The results that is reaction asetilasi menthol use an enzyme lipase of candida antarctica recombined aspergillusoryzae and rhizomucormiehei by a unit activity different do not have a significant difference.The difference of the results the final product that is mentil acetate of these enzymes changed as from time to time produce the difference of the results at to  24 hours .The use of lipase of candida antarctica recombined aspergillusoryzae have a selectivity higher ( 96,93 % ) in forming mentil acetic than lipase of rhizomucormiehei with have the ability convert of 77,42 %.
EFEK PULSED ELECTRIC FIELD (PEF) PADA RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK BUNGA MELATI (Jasminum sambac) (KAJIAN RASIO BAHAN DAN PELARUT) Sukardi Sukardi; Mahendra Narpatmaja Nizar; Arie Febrianto Mulyadi; Sucipto Sucipto
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.747 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2016.001.01.04

Abstract

Bunga melati putih (Jasminum sambac) memiliki banyak manfaat seperti untuk bunga dekorasi, pewangi teh, dan dapat diolah menjadi  minyak atsiri. Minyak atsiri melati dapat diekstrak dengan metode enfleurasi dan maserasi. Pemakaian metode maserasi masih menghasilkan rendemen rendah. Perlakuan pendahuluan diperlukan untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Pulsed Electric Field (PEF) merupakan perlakuan pendahuluan yang saat ini sedang berkembang. Perlakuan PEF melibatkan aplikasi denyut pendek berulang medan listrik melalui bunga melati yang diletakkan di antara dua elektrode. Medan listrik membentuk pori-pori pada membran sel sehingga minyak atsiri keluar tanpa menggunakan suhu tinggi. Tujuan penelitian adalah mengetahui kombinasi yang tepat antara frekuensi PEF dan rasio pelarut dengan bahan dengan metode maserasi untuk meningkatkan rendemen dan kualitas minyak atsiri. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok 2 faktor, yaitu frekuensi PEF (1000, 1500, dan 2000 Hz), dan rasio bahan dan pelarut (b/v) (1:2 dan 1:3), diulang 3 kali. Data diolah menggunakan analisis ragam (ANOVA). Perlakuan terbaik dipilih berdasarkan uji GC-MS, nilai indeks bias, dan rendemen terbaik. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan rasio bahan dan pelarut n-heksan 1:3 (b/v) dan frekuensi berpengaruh nyata terhadap indeks bias dan rendemen concrete minyak melati. Perlakuan terbaik diperoleh pada rasio bahan dan n-heksan 1:3 (b/v) dan frekuensi 1500 Hz; rendemen 0,36%, indeks bias 1,479, linalool 3,46%, benzyl acetate 2,1%, farnesene 5,01%, cis-3-hexenyl benzoate 2,14% dan methyl palmitate 0,64%, total wax 54,07% dan komponen lain 32,25%
Optimasi Proses Ekstraksi Dan Karakterisasi Oleoresin Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Dua Tahap Lia Umi Khasanah; Baskara Katri Anandhito; Qurothul Uyun; Rohula Utami; Godras Jati Manuhara
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.697 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2017.002.01.03

Abstract

Oleoresin merupakan campuran antara minyak atsiri dan resin yang diperoleh dari hasil ekstraksi. Oleoresin diharapkan mampu menjadi alternatif bentuk penyimpanan senyawa volatil yang terdapat pada rempah-rempah. Daun kayu manis memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 1,8%. Dalam perdagangan internasional oleoresin memiliki kadar minyak atsiri minimal 15%, sehingga diperlukan suatu cara untuk memenuhi kadar tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah melakukan pencampuran oleoresin hasil ekstraksi dengan minyak atsiri hasil destilasi. Proses pencampuran ini menghasilkan oleoresin daun kayu manis dua tahap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum dalam mendapatkan rendemen oleoresin daun kayu manis dua tahap dan karakterisasinya. Penelitian ini menggunakan metode Response Surface Methodology (RSM) dengan dua faktor yaitu suhu ekstraksi (70, 75, dan 80 ºC) dan waktu ekstraksi (4, 5, dan 6 jam). Dari hasil penelitian didapatkan rendemen predictive value sebesar 12,27% dan experimental value sebesar 10,7%, pada suhu ekstraksi 78°C selama 5 jam 9 menit. Oleoresin daun kayu manis dua tahap yang didapatkan memiliki kandungan senyawa aktif Benzyl benzoat sebesar 42,09 %, kadar minyak atsiri 22,22 % dan kadar sisa pelarut 0,37%.
Study of Enzymatic Hydrolysis Reaction l-Menthyl acetate using Lipase Enzyme from Candida antarctica Recombined Aspergillus oryzae by In Vitro and In Silico Yasmin Zafirah; Elvina Dhiaul Iftitah
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.7 KB)

Abstract

Research about the hydrolysis of l-menthyl acetate catalyzed by lipase enzyme from Candida antarctica recombined Aspergillus oryzae has been observed by in vitro and in silico. The reaction by in vitro method performed with variations time and solvent. The result obtained that lipase enzyme from Candida antarctica recombined Aspergillus oryzae were able to catalyze the hydrolysis reaction of l-menthyl acetate to produce l-menthol. The best result is observed at 16 hours with ethanol solvent, which give % conversion about 13,76%. The research followed by in silico using the docking method,  observed that mechanism between amino acid residues to macromolecules as well as the influence of solvents on such interactions. The residues that involved in the reaction are Glu, Thr, Asp, Gln, Ser, His. The ethanol solvent shows a good interaction with macromolecules by forming hydrogen bonds.
MINYAK ATSIRI DAUN ZINGIBERACEAE SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN ANTIGLIKASI Irmanida Batubara; Ummi Zahra; Latifah K Darusman; Akhirudin Maddu
INDONESIAN JOURNAL OF ESSENTIAL OIL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Institut Atsiri Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.507 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijeo.2016.001.01.05

Abstract

Daun keluarga Zingiberaceae memiliki aroma khas yang mirip dengan rimpangnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak atsiri daun beberapa spesies dari keluarga Zingiberaceae dan menentukan aktivitas minyak atsiri tersebut sebagai antioksidan dan antiglikasi yang berhubungan dengan anti-penuaan. Daun dari 8 spesies yaitu Alpinia galanga, Boesenbergia pandaratum, Curcuma aeruginosa, Curcuma domestica, Curcuma xanthorrhiza, Curcuma zedoaria, Ellettaria cardamomum, dan Zingiber officinale diisolasi minyak atsirinya menggunakan teknik distilasi uap. Minyak yang diperoleh ditentukan kemampuannya sebagai antioksidan menggunakan metode ABTS (2,2’-azino-bis-3-ethylbenzothiazolin-6-sulfonic acid) menggunakan spektrofotometer visual serta kemampuan antiaging melalui aktivitas antiglikasi mengunakan flourimetri. Rendemen minyak dihasilkan mulai dari 0.04 hingga 3.15%. Kapasitas antioksidan tertinggi dengan metode ABTS ditemukan pada minyak atsiri daun Curcuma aeruginosa sebesar 5.10g ekuivalen asam askorbat/ 100 g minyak sedangkan minyak dengan aktivitas antiglikasi terbesar ditemukan pada minyak daun Z. officinale dengan konsentrasi penghambatan 50%, IC50 sebesar 207.95mg/L.  Senyawa kimia pada minyak atsiri daun Z. officinale ditentukan menggunakan metode Kromatografi Gas- Spektrometri Massa dan ditemukan kariofilena sebagai komponen dominannya. Kariofilena mampu bertindak sebagai antiglikasi dengan konsentrasi penghambatan 50% sebesar 113.8 µM. Minyak atsiri dari daun Z officinale berpotensi dikembangkan sebagai antiaging.

Page 1 of 3 | Total Record : 30