cover
Contact Name
Novita Kamaruddin
Contact Email
novita.trivita@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jkp.fkep@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Padjadjaran
ISSN : 23385324     EISSN : 24427276     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Keperawatan Padjadjaran (JKP) or The Padjadjaran Nursing Journal is a peer review journal providing an open access facility for scientific articles published by the principles of allowing free research available for public to support global scientific exchange. Padjadjaran Nursing Journal (JKP) is published three times a year, specifically in April, August, and December.
Arjuna Subject : -
Articles 307 Documents
Pengaruh Terapi Self-Help Groupterhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental Titin Sutini; Budi Anna Keliat; Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.847 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v2i2.74

Abstract

Keluarga dengan anak retardasi mental di Kabupaten Sumedang sekitar 10.898 orang dari 1.089.889 penduduk di Kabupaten Sumedang, dan yang tercatat di SLB-C se-Kabupaten Sumedang hanya 218 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pelaksanaan terapi self-help groupterhadap koping keluarga dengan anak retardasi mental di SLB-C Kabupaten Sumedang tahun 2009 sehingga dapat mengurangi faktor risiko terjadinya gangguan. Metode penelitian menggunakan quasi experimental pre-post test with control groupdengan intervensi self-help group. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik purposive samplingdengan sampel sebanyak 22 keluarga. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner karekteristik keluarga dan kuesioner koping keluarga. Self-help group dilakukan pada dua kelompok, yaitu: kelompok I diberikan self-help groupdengan enam kali pertemuan (empat kali bimbingan dan dua kali mandiri) dan kelompok II tidak diberikan self-help group.Analisis data menggunakan univariat dengan menganalisis secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan independent sample t-test, chi-square dan dependent sample t-test. Analisis multivariat menggunakan pearson product moment dan rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan koping setelah self-help grouppada keluarga dengan anak retardasi mental secara bermakna dan terjadi perubahan dari koping maladaptive menjadi adaptive(nilai p=0.000). Pada kelompok yang hanya diberikan terapi generalis terjadi juga peningkatan kemampuan koping keluarga dengan anak retardasi mental, tetapi peningkatan tersebut masih berada di koping maladaptive. Direkomendasikan untuk membentuk kelompok self-help grouplainnya di lingkungan SLB-C.Kata kunci: Koping keluarga, retardasi mental, self-help group AbstractFamily with children having mental retardation at Sumedang district are almost 10,898 childrenof 1,089,889 population and they are only 218 children which recorded at SLB-C at Sumedang district. The purpose of this study was to find descriptionof the effect of implementing self-help groups therapy toward coping family and children with mental retardation at SLB-C Sumedang district in 2009 and expected to decrease the risk factor of disturbance may occur. This study used quasi experimental pre-post test with control group by self help group intervention. The methode to pick up samples was purposive sampling, getting samples by 22 families. Data were collected using questionares of family characteristic and family coping. Self-help group has been done for two groups where the first group was given self-help group for six times of meeting (four times for guiding and two times for standing alone), while the second group was given self-help group. Data were analyzed using univariate method by calculating frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used independent sample t-test, chi-square and dependent sample t-test. Multivariate analysis used pearson product moment and rank spearman. Study result indicated improvement the abilities of coping family and children with mental retardation as means (pvalue = 0.000). It is recommended to build and implementing self-help group for family who had children with mental retardation.Key words:Coping family, mental retardation, self-help group
Analisis Dukungan Psikososial yang dibutuhkan Keluarga dengan Anak yang mengalami Kekerasan Seksual Lia Novianty; Suryani Suryani; Aat Sriati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.003 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i3.115

Abstract

Angka kekerasan seksual pada anak saat ini cukup tinggi baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang dihadapi oleh anak yang mengalami kekerasan seksual bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah psikologis dan sosial yang akan ditanggungnya seumur hidup. Masalah psikososial yang dialami oleh anak korban kekerasan seksual juga ikut dirasakan oleh keluarga. Masalah psikososial yang muncul pada keluarga dapat berupa stres pasca trauma, disfungsi keluarga, kecemasan dan depresi, oleh karena itu keluarga sangat memerlukan dukungan psikososial. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis berbagai dukungan psikososial yang dibutuhkan keluarga meliputi dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informasi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anak korban kekerasan seksual di Kota Sukabumi sebanyak 35 responden dengan pengambilan sampel menggunakan total sampel. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti serta sudah melalui content validity, uji validitas dengan rentang nilai p-value 0,00-0,17, dan uji reliabilitas dengan nilai r 0.75. Analisa data menggunakan metode RASCH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan psikosisial yang paling dibutuhkan oleh keluarga adalah dukungan penghargaan. Dukungan penghargaan memiliki nilai measure 0.72, dukungan emosional dengan nilai 0.01, dukungan instrumental -0.37 dan dukungan informasi -0.37. Simpulan penelitian adalah keluarga membutuhkan semua dukungan psikososial dan dukungan penghargaan merupakan dukungan yang paling dibutuhkan. Pihak P2TP2A mampu memberikan dukungan emosional, penghargaan, informasi maupun instrumental pada kelurga. Dan untuk pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan kolaborasi yaitu dengan membentuk Community Mental Health Nursing, dan dapat membangun kebijakkan untuk mengatasi stigma masyarakat terkait dengan kekerasan seksual.Kata kunci: Dukungan psikososial, kekerasan seksual anak, keluarga. Psychosocial Supports for Families of Children who have been Sexually AbusedAbstractProblems encountered by children who suffered from sexual abused involve multi-dimensional issues such as physical, psychological and social. Their families may also experience problems such as post- traumatic stres, family dysfunction, anxiety and depression. Thus, psychosocial support is needed to overcome these negative consequences. This study aimed to analyze a variety of psychosocial support needed by family includes emotional support, respect, instrumental and information. A descriptive explorative study was conducted involving 35 family members from children as victims of sexual abuse recruited using total sampling technique. Data were collected using modified questionnaire (r=0.75) then analysed using RASCH. The results showed that family needs esteem support as the most required support (r = 0.72) followed by emotional support (r=0.01), instrumental support (r=0.37) and information support (r=0.37). It is concluded that psychosocial support and esteem support are needed by most families. Thus, P2TP2A is thus expected to provide emotional, esteem support, information and instrumental in the family. Finding suggests local governments need to conduct collaboration for establishing community mental health nursing services, and make such policy to overcome social stigma associated with sexual abuse.Key words: Children, family, psychosocial support, sexually abused victim.
Persepsi Perawat tentang Customer Service yang Diaplikasikan oleh Perawat di Rumah Sakit Swasta Setiawan Setiawan; Dewi Elizadiani Suza; Cholina Trisa Siregar
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 3 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.182 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i3.290

Abstract

Customer service merupakan upaya yang dapat dilakukan suatu organisasi untuk memberikan kepuasan bagikonsumen. Istilah customer service lebih dikenal di dunia bisnis, namun aplikasi customer service juga dapatditemukan di dunia kesehatan. Penerapancustomer servicedi rumah sakit dapat meningkatkan kinerja pegawai rumahsakit termasuk perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi perawat tentang aplikasi customer serviceoleh perawat di sebuah rumah sakit swasta di Indonesia. Penelitian ini merupakan satu siklus studi action researchyaitu tahap reconnaissance yang dilakukan di rumah sakit swasta di Medan. Tahap reconnaissance merupakansatu fase yang penting dalam pendekatan action research yang bertujuan untuk menemukan thematic concerndari setting penelitian. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 perawat pelaksana. Partisipandirekrut dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data kualitatif dikumpulkanmelalui teknik focus group discussion (FGD). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pendekatancontent analysis. Hasil penelitian ini mengungkapkan 4 tema persepsi perawat tentang costumer service, yaitu: 1)makna costumer service menurut perawat pelaksana (memberikan pelayanan maksimal, pemenuhan kebutuhanpasien, dan interaksi dan komunikasi efektif,); 2) Upaya perawat dalam mengaplikasikan customer service (sikapprofessional perawat, ketulusan, mengatasi masalah pasien, dan menciptakan caring moment); 3) Hambatandalam menerapkan customer service dalam pelayanan keperawatan (kurangnya pemahaman pasien terhadappenjelasan yang diberikan, permintaan pasien yang berlebihan selama perawatan, kurangnya reward terhadappekerjaan yang telah dilakukan); 4) Upaya meningkatkan aplikasi customer service dalam pelayanan keperawatan(sabar dan tulus dalam menghadapi keluarga pasien, tanggap dalam pemenuhan kebutuhan pasien, peningkatanpendidikan perawat, memberikan reward kepada perawat, dan memfasilitasi hubungan pasien dengan dokter).
Pengaruh Bereavement Life Review terhadap Kesejahteraan Spiritual pada Keluarga Pasien Stroke Muhamad Zulfatul A’la; Iyus Yosep; Hana R. Agustina
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1424.453 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i2.526

Abstract

Spiritualitas adalah faktor protektif dalam proses berduka pada keluarga pasien kronis. Bereavement life review adalah salah satu intervensi dalam penguatan spiritual keluarga pasien penyakit kanker. Stroke dan kanker adalah penyakit kronis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh bereavement life review pada kesejahteraan spiritual keluarga pasien stroke. Desain penelitian ini adalah quasi-eksperimental dengan pretest posttest control group. Sampel yang digunakan adalah salah satu keluarga pasien stroke yang merawat pasien di rumah sakit. Sehingga didapatkan sampel sebanyak 28 responden dengan 14 kelompok kontrol dan 14 kelompok intervensi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan consecutive sampling. Kelompok intervensi mendapatkan bereavement life review dengan dua sesi yang dilakukan oleh spesialis keperawatan jiwa. Kesejahteraan spiritual diukur menggunakan instrumen SWBS (spiritual well-being scale). Analisis data menggunakan dependent t-test, Mann Whitney dan Wilcoxon. Uji homogenitas memerlihatkan tidak satupun karekteristik responden antara kelompok intervensi dan kontrol berbeda secara signifikan (p > 0,05). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan skor rerata postest kesejahteraan spiritual pada kelompok kontrol dengan kelompok intervensi (98,71 ± 3,65 dan 106,5 ± 1,83; p = 0,000). Terdapat perbedaan skor rerata kesejahteraan spiritual pada pretest dengan posttest pada kelompok intervensi (99,07 ± 2,95 dan 106,5 ± 1,83; p = 0,001). Proses bereavement life review merupakan proses peningkatan spiritual melalui proses rekontekstualisasi, memaafkan terhadap diri, dan refleksi yang membentuk penguatan koping sehingga muncul pemaknaan terhadap diri sendiri. Dapat disimpulkan bereavement life review berpengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan spiritual keluarga pasien stroke. Bereavement life review dapat digunakan sebagai intervensi perawatan pasien stroke dan keluarga. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melihat pengaruh bereavement life review untuk penyakit kronis yang lain, seperti diabetes melitus atau kanker. Selain itu, indikator psikologis pasien dan keluarga sebagai output intervensi perlu dikaji lebih mendalam.Kata kunci: Bereavement life review, keluarga pasien stroke, keperawatan spiritual, kesejahateraan paliatif.Influence of Bereavement Life Review on Spiritual Well-Being of Stroke Family CaregiverAbstractSpirituality is a protective factor of grieving process in patient and family with chronic illness. Bereavement life review is one of the interventions which is enhancing the spiritual well-being in cancer diseases. Cancer and Stroke are chronic diseases. The purpose of this study was to determine the effect of bereavement life review of the spiritual well-being of stroke family. Quasi-experimental with pretest posttest control group used in study. Sample in this study are stroke family who caring the stroke patient in hospital which is 28 respondents. The intervention group was given bereavement life review with two sessions which given by expert in psychiatric nursing. Spiritual well-being was measured by SWBS (spiritual well-being scale). Data analysis were using a dependent t-test, Mann Whitney and Wilcoxon. Homogenity of respondent characteristics showed that it have not correlation between control and intervention group (p > 0,05). The study showed the difference in the mean posttest scores of spiritual well-being of the control group with the intervention group (98.71 ± 3.65 and 106.5 ± 1.83, p = 0.000). There were differences in the mean scores pretest to posttest spiritual well-being in the intervention group (99.07 ± 2.95 and 106.5 ± 1.83, p = 0.001). Bereavement life review is a process of enhancing spirituality through recontextualization, forgiveness, and reflection proccess that strengthening coping process. Bereavement life review has positive effect on the spiritual well-being of the stroke family which can be considered as an intervention in the treatment of stroke patients and families. Further study know the effect of bereavement life review in other chronic diseases patient, like hypertension or diabetes mellitus. Moreover, other psychological outcome for this intervention needs to be explored.Keywords: Bereavement life review, palliative care, spiritual well-being, stroke family.
Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Adiksi Bermain Game Onlinepada Anak Usia Sekolah Harvien Amellia Hardanti; Ikeu Nurhidayah; Siti Yuyun Rahayu
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.66 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.65

Abstract

Adiksi bermain game onlinemerupakan aktivitas bermain yang dilakukan secara berlebihan dan cenderung mengganggu kehidupan sehari-hari. Kecamatan Jatinangor, Sumedang memiliki angka adiksi bermain game onlineyang tinggi pada sebagian besar anak usia sekolah yang bermain di warung internet penyedia game online. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku adiksi bermain game online pada anak usia sekolah. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik konsekutif dengan 52 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 51 butir pertanyaan. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan faktor motivasi melatarbelakangi perilaku adiksi pada 56%, sedangkan faktor atraksi penghargaan sebanyak 60%. Oleh karena itu, diperlukan penanganan baik dalam mengatasi maupun mencegah adiksi bermain game onlineoleh keluarga, sekolah, dan tenaga kesehatan terkait.Kata kunci:Adiksi, anak, game online, usia sekolah AbstractOnline games addiction is an activity to excess playing online games tend to give a negative influence to daily life. District Jatinangor, Sumedang has a high rates in addiction of online games among school-age children. The purpose of this study was to identify the determinant factors that influence the behavior addiction toward the game onlie among children in the school age. This study design used descriptive method. The sample are 52 respondent. It’s were taken by consecutive sampling. The data collection used a questionnaire of 51 questions. The data was analysed by distributive frequencies. The results showed that 56% and 60% addiction behavior influenced by motivational factor and attraction factors. Based on this finding, it is recommended to treated and prevent games addiction behavior in children based on collaboration between family, school and health provider.Key words:Addiction, children, game online, school age
Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker Aan Nuraeni; Ikeu Nurhidayah; Nuroktavia Hidayati; Citra Windani Mambang Sari; Ristina Mirwanti
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.306 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.101

Abstract

Spiritual care merupakan hal yang penting bagi pasien kanker. Namun pelayan keperawatan masih terfokus pada aspek fisik, sehingga data mengenai kebutuhan spiritual pasien kanker di Indonesia belum komprehensif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kebutuhan spiritual pada pasien kanker serta tingkat kebutuhannya. Penelitian deskriptif kuantitatif ini melibatkan 76 pasien kanker yang sedang menjalani perawatan di salah satu RS di Bandung yang diambil dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Spiritual Needs Questionaire 2.1 (SPNQ 2.1) yang meliputi aspek religi, kedamaian dan eksistensi diri. Analisa data kebutuhan spiritualitas menggunakan distribusi frekuensi dan persentase, sedangkan nilai rerata digunakan untuk mengidentifikasi seberapa kuat kebutuhan spiritual tersebut bagi responden dengan kategori 1 – 1,9  agak dibutuhkan; 2 – 2,9 dibutuhkan; 3 sangat dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek religi, berdoa dengan orang lain dan seseorang berdoa untuk responden memiliki persentase paling tinggi (96,05%). Pada aspek kedamaian, tinggal di tempat yang tenang dan damai serta menemukan kedamaian batin memiliki persentase paling tinggi (89,47%). Pada aspek eksistensi diri, menemukan makna dalam sakit dan penderitaan memiliki persentase paling tinggi (94,74%). Adapun pada kebutuhan untuk memberi, beralih menjadi orang yang penuh cinta kasih memiliki persentase paling tinggi (89,47%). Kebutuhan tersebut masuk ke dalam kategori dibutuhkan dengan nilai rerata sebagai berikut : kebutuhan religi (2,28±0,47); kedamaian (2,19±0,47); eksistensi diri (2,11±0,76); dan kebutuhan untuk memberi (2,08±0,55). Penelitian ini menunjukkan bahwa semua dimensi kebutuhan spiritual sangat dibutuhkan oleh responden, dan kebutuhan religi merupakan kebutuhan yang paling banyak dipilih dan dirasakan paling dibutuhkan. Kata kunci: Kanker, kebutuhan spiritual, pasien.Spiritual Needs of Patients with CancerAbstractCancer affects a patient’s various life aspects, physical, psychological, as well as spiritual. However, more often than not, nursing care focuses only on the physical aspect, and neglects the spiritual side. This study aimed to identify the types and levels of spiritual needs affecting cancer patients. This quantitative descriptive study involved 76 cancer patients, selected using accidental sampling method, who were undergoing treatment in a hospital in Bandung, West Java. Data were collected using Spiritual Needs Questionnaire 2.1 (SPNQ 2.1) consisting of Religious, Inner Peace, Existential, and Actively Giving aspects. To analyse data of spiritual needs, the study used distribution of frequency and percentage. Mean value was used to identify how important those spiritual needs were to respondents (1-1.9: somewhat needed, 2-2.9: fairly needed, 3: strongly needed). The results showed that on Religious aspect, “praying with others” and “having someone pray for me” have the highest percentage (96.05%). On Inner Peace, “living in a calm and peaceful place” and “finding inner peace” have the highest precentage (89.47%). On Existential aspect, “finding meaning in pain and suffering” has the highest percentage (94.74%). On Actively Giving, “becoming a loving person” has the highest percentage (89.47%). Those needs were identified as “fairly needed”, with the following mean values: Religious (2.28±0.47), Inner Peace (2.19±0.47), Existential (2.11±0,76), and Actively Giving (2.08±0,55). This study indicated all dimensions of spiritual aspects were needed by respondents and religious aspects were most needed. Key words: Cancer, patient, spiritual needs.
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa Iwan . M Ramdan; Oktavian Nursan Fadly
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.076 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i2.240

Abstract

Perawat merupakan kelompok tenaga kesehatan yang berisiko mengalami burnout. Faktor-fakor yang memengaruhi kejadian burnoutpada perawat masih perlu diteliti lebih lanjut karena karakteristik perawat dan lingkungan kerjanya di setiap negara tidak sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan umur, jenis kelamin, status kepegawaian, beban kerja, dukungan keluarga dan kepemimpian dengan burnoutperawat, dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh. Penelitian Cross Sectionaldilakukan terhadap 125 orang perawat di Rumah Sakit Atma Husada (RS AH) Samarinda. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji statistikchi squaredan analisis regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan 56% perawat di RS AH Samarinda mengalami burnout, variabel jenis kelamin (p=0.000), status kepegawaian (p=0.034), beban kerja, (p=0.022), dukungan keluarga (p=0.000), dan kepemimpinan (p=0.000) berhubungan dengan burnout, sedangkan umur tidak berhubungan dengan burnout(p=0.426). Dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap burnoutperawat (nilai OR 17.87), disusul dengan variabel kepemimpinan (nilai OR 14.92) dan beban kerja (nilai OR 2.36). Rumah sakit disarankan untuk melakukan perbaikan sistem kerja untuk mengurangi beban kerja, meningkatkan dukungan sosial keluarga, dan memperbaiki efektivitas kepemimpinan. Kata kunci : Burnoutperawat, dukungan keluarga, kepemimpinan, status kepegawaian.Analysis Factors that are Related to Burnout in Mental Health Nurses AbstractNurses are a group of health professionals who are at risk to experience burnout. Factors that are influenced the incident of burnout to nurses need to be investigated further because nurses’ characteristics and work environment are different in every country. This study aimed to analyze relationship of age, gender, employee status, work load, family support, and leadership with burnout among nurses, as well as to analyze the most influencing variable. Cross Sectional study were conducted among 125 nurses in Atma Husada Hospital (RS AH) Samarinda. Questionnaires were used for data collection. The data were analyzed using Chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that 56% nurses at RS AH Samarinda experienced burnout, variables gender (p=0.000), employee status (p=0.034), work load (p=0.022), family support (p=0.000), and leaderships (p=0.000) are related to burnout, while ages is not related to burnout (p=0.426). Family support has the biggest influence towards the nurses’ burnout (OR=17.87), followed by leaderships variable (OR= 14.92) and work load (OR= 2.36). Hospitals are suggested to improve the working system in order to reduce work load, increased family social support, and improve the effectiveness of leadership. Keywords:Burnout of nurses, employee status, family support, and leaderships.
Perbedaan Efektivitas Pursed Lips Breathing dengan Six Minutes Walk Test terhadap Forced Expiratory Eko Suryantoro; Atyanti Isworo; Arif Setyo Upoyo
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1369.437 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i2.448

Abstract

Forced Expiratory Volume in One Second (FEV1) pada pasien Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) mengalami penurunan. Pursed lips breathing mampu meningkatkan nilai FEV1, demikian juga six minutes walk test. Namun, belum diketahui efektivitas kedua terapi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan perbedaan nilai FEV1 setelah dilakukan pursed lips breathing dan six minutes walk test. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan menggunakan rancangan two group pretest-postest design. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Pursed lips breathing diberikan sebanyak 3 kali 10 menit/hari selama 3 hari. Six minutes walk test diberikan sebanyak 1 kali/hari selama 3 hari. Perbedaan efektivitas antara pursed lips breathing dengan six minutes walk test dianalisis dengan uji independent samples t test. Hasil uji independent samples t test menunjukkan p value 0,444 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara FEV1 post pursed lips breathing dengan six minutes walk test, kedua intervensi sama-sama mampu meningkatkan nilai FEV1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata FEV1 post test kelompok pursed lips breathing lebih besar daripada kelompok six minutes walk test, dengan rata-rata nilai FEV1 post test kelompok pursed lips breathing sebesar 74,71 dan nilai FEV1 post test kelompok six muntes walk test sebesar 69,37. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa pursed lips breathing lebih mampu meningkatkan nilai FEV1 daripada six minutes walk test.Kata kunci: COPD, FEV1, Pursed Lips Breathing, Six Minutes Walk Test.
Efektivitas Comprehensive Breastfeeding Education terhadap Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Postpartum Irma Nurbaeti; Kustati Budi Lestari
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 2 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.639 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i2.56

Abstract

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) masih merupakan masalah bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir. Dukungan agar ibu menyusui bayi merupakan hal penting dalam menginisiasi dan mempertahankan pemberian ASI. Strategi dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan menyusui. Tujuan penelitian adalah menganalisis efektivitas comprehensive breastfeeding education terhadap keberhasilan pemberian (ASI) pada periode postpartum. Jenis penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen one group pre post test repeated measured design. Jumlah sampel sebanyak 22 ibu dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September–Oktober 2013 di Puskesmas wilayah Kota Tangerang Selatan. Intervensi dilakukan selama 30 menit. Pengumpulan data dilakukan sebelum intervensi, 3 hari setelah intervensi (post1), dan 10 hari setelah intervensi (post 2). Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Keberhasilan pemberian ASI berdasar pada parameter pengetahuan, langkah menyusui, perlekatan bayi, dan kecukupan ASI. Analisis data menggunakan general linear model repeated measureANOVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya signifikansi comprehensive breastfeeding education (p=0.001). Rata-rata keberhasilan pemberian ASI sebelum dan setelah intervensi meningkat. Sebesar 93,9% intervensi memengaruhi tingkat keberhasilan. Rata-rata sebelum intervensi 56,74 (SD 5,92), post 1 sebesar 60,83 (SD 6,38) dan post2 sebesar 74,55 (SD 5,32). Subvariabel yang memiliki efek secara signifikan setelah intervensi adalah pengetahuan (p=0.001) dan langkah menyusui (p=0.001), sedangkan subvariabel perlekatan bayi (p=0.061) dan kecukupan ASI (p=0.162) tidak secara signifikan berbeda antara sebelum dan setelah intervensi. Pelaksanaanbreastfeeding education disarankan pada ibu agar dapat melakukan posisi perlekatan bayi yang benar sehingga dapat mengurangi masalah-masalah berkaitan dengan perlekatan yang tidak sesuai seperti puting perih, lecet atau berdarah, dan bayi kurang puas dalam menyusu yang bisa mengakibatkan gagalnya program ASI ekslusif.Kata kunci:Menyusui, pendidikan, perlekatan, postpartum AbstractBreastfeeding have still been problem for adequate newborn nutrition. Adequate breastfeeding support is essential for mothers to initiate and maintain optimal breastfeeding practices. A strategic needed to support successful breastfeeding. The purpose of research is to analyze the effectiveness comprehensive breastfeeding education on successful breastfeeding at postpartum periods. A quasi-experimental one group pretest, post test, repeated mesaured was used. This study was conducted at public health in Tangerang Selatan municipality in September–October 2013 among 22 postpartum mothers, convenience sampling methods. Intervention was done 30 minute. Data were collected before intervention (pretest), third day after intervention (post 1) and tenth day after intervention (repeated/post 2) using four parameter, that are knowledge, breastfeeding steps, proper lacth-on and adequate breastmilk. Using repeated measures analysis of variance there was a significant increase (p=0.001) in the overall Successful breastfeeding mean. Around 93,9% the effectiveness of intervention influence on successful. The mean before intervention is 56,74 (SD 5,92), increased at post 1:60,83 (SD 6,38) and post 2:74,55 (SD 5,32). Subvariable which has effect significantly after intervention is knowledge (p=0.001) and breastfeeding steps (p=0.001), in contrary, proper latch-on (p=0,061) and adequate breastmilk (p=0.162) have no significant effect after intervention. Suggestion to support breastfeeding education and counselling proper latch-on adequately that can decrease the problem such as painful, creaks or bloody putting.Key words: Breastfeeding, education, latch-on, postpartum
Mother and Family’s View on Exclusive Breastfeeding in Developing Country Iqbal Pramukti; Michael Hill; Norehan Binti Mohammad Isa
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.888 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v2i3.88

Abstract

Exclusive breastfeeding is something which has a lot of benefit both for mother and baby. It is recommended by WHO at let for the first six months. Then it also recommended until two years and beyond. In fact, mostly mother only gave their breastmilk to their babies until two months. The method of this study using systematic review-metasynthesize which an extensive of the literature was undertaken. Database searched were: MEDLINE, CINAHL, BioMed Central, Wiley, and EMBASE. Result shown that mother’s view on exclusive breast is an important part in an attempt to promote breastfeeding desire. Even though their view is influenced by her family and surroundings, but finally the decision is on her. This concurs with finding of some researcher who found women who have the experience of breastfeeding, especially within the family, are more likely to choose to breastfeed heir child.Key words:Exclusive breastfeeding, family, mother AbstrakPemberian ASI eksklusif adalah sesuatu yang memiliki manfaat sangat besar baik bagi ihu maupun bayi. Hal ini sangat direkomendasikan oleh WHO minimal sampai enam bulan pertama kelahiran bayi. Kemudian dapat dilanjutkan sampai usia dua tahun. Pada kenyataannya, kebanyakan ibu memberikan ASI mereka kepada bayinya hanya sampai usia bayi dua bulan. Metode yang digunakan adalah systematic review- metasintesisyang mana menggunakan pencarian literatur secara luas. Database yang dipilih adalah: MEDLINE, CINAHL, BioMed Central, Wiley, dan EMBASE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan ibu mengenai pemberian ASI eksklusif memiliki peranan yang penting dalam usaha meningkatkan keinginan untuk menyusui. Walaupun pandangan mereka dipengaruhi oleh keluarga dan sekitarnya, namun keputusan akhir tetap berada di tangan mereka. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang menyebutkan bahwa wanita yang memiliki pengalaman dalam menyusui, khususnya di dalam keluarga akan cenderung memutuskan untuk menyusui bayinya.Kata kunci:ASI eksklusif, keluarga, ibu

Page 2 of 31 | Total Record : 307


Filter by Year

2013 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 10 No. 3 (2022): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 3 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 1 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 3 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 3 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 1 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 3 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 1 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 2 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran More Issue