cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Mesencephalon
ISSN : 22525637     EISSN : 22525637     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Mesencephalon merupakan jurnal yang memuat artikel ilmiah dalam bidang kesehatan baik dari hasil penelitian, studi kasus maupun literature review. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang dan terbit sebanyak dua kali dalam setahunnya yaitu pada bulan April dan Oktober. Redaksi Jurnal Kesehatan Mesencephalon menerima artikel ilmiah yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Artikel ilmiah yang masuk ke Tim redaksi akan dilakukan proses penyuntingan oleh tim redaksi dan tim reviewer. Artikel ilmiah yang memenuhi tata aturan, akan dipublikasikan dalam jurnal kesehatan mesencephalon.
Arjuna Subject : -
Articles 112 Documents
EFEKTIVITAS EDUKASI DAN SIMULASI MANAJEMEN BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAANAN MENJADI RELAWAN BENCANA Rahmania Ambarika
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.164 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v2i4.13

Abstract

Abstrak : Penanganan awal bencana diperlukan upaya memberdayakan relawan bencana untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Masih rendahnya keinginan untuk menjadi relawan karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang adekuat tentang kesiapan menjadi relawan bencana. Proses pertimbangan menjadi relawan bukanlah hal yang mudah karena melibatkan proses kongnitif dalam pengambilan keputusan. Kesiapan individu menjadi relawan bencana ditunjukkan oleh adanya pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang diperoleh melalui proses pendidikan dan belajar. Proses penanaman kesiapan menjadi relawan bencana dapat diberikan melalui pendidikan dan simulasi bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi dan simulasi manajemen bencana terhadap kesiapsiagaan menjadi relawan bencana pada mahasiswa. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan pra eksperimental dengan desain one group pre - post test design. Populasinya adalah seluruh mahasiswa semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri sejumlah 92 mahasiswa dan melalui teknik Purposive Sampling didapatkan 50 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan menjadi relawan bencana sebelum dilakukan edukasi dan simulasi manajemen bencana sebagian besar responden dalam kategori tidak Siap adalah sebanyak 37 responden (74%) dan sesudah diberikan simulasi adalah sebanyak 44 responden (88%). Analisa data dengan uji statistik Wilcoxon, didapatkan p value = 0,000 artinya terdapat pengaruh edukasi dan simulasi manajemen bencana terhadap kesiapan menjadi relawan bencana. Edukasi dan simulasi manajemen bencana sebagai salah satu media terbaik untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi relawan bencana karena melalui proses pembelajaran dengan dilakukan edukasi dan simulasi bencana dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan mahasiswa menjadi relawan bencana sehingga akan meningkatkan kesiapsiagaan menjadi relawan. Edukasi dan pelatihan bencana diperlukan untuk diterapkan di institusi sehingga semua mahasiswa memiliki kesiapsiagaan untuk menjadi relawan bencana karena bencana bisa datang sewaktu-waktu dan hal itu membutuhkan relawan bencana. Kata Kunci : edukasi, simulasi, manajemen bencana, kesiapasiagaan, relawan bencana
USIA SEBAGAI FAKTOR RISIKO YANG PALING BANYAK DITEMUKAN PADA OBESITAS DI PUSKESMAS CIPTOMULYO KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Wiwik Agustina; Ekawarsih Lampah
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.26 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i2.47

Abstract

Abstract : Central obesity is a public health problem that can occur in the world. Central obesity is one of the causes of degenerative diseases such as type 2 diabetes mellitus, dyslipidemia, cardiovascular disease, hypertension, cancer, sleep apnea, and metabolic syndrome. Metabolic syndrome is a condition in which a person develops hypertension, central obesity, dyslipidemia, and insulin resistance at the same time. Degenerative diseases are influenced by many factors: age, physical activity, emotional mental state, nutrition and hormonal contraceptive use. This study aims to determine the determinant factors of central obesity. The study design used was descriptive explorative. The sample of research is 40 respondents. The selected sample corresponds to the inclusion criteria.Prevalence of central obesity in Sukun Kota Malang counted 40 respondents, with result almost all respondents 90% have age which is at risk of central obesity, physical activity almost half of respondents 53% have aktvitas physical and 47% have activity light, emotional mental condition most of respondent 65% have normal emotional mental condition, nutrition most respondents 63% have normal nutrition, and hormonal contraceptive use most of respondents 67% of hormonal contraceptive users. It was concluded that the most common risk factor in obese people in Puskesmas  Ciptomulyo  Kecamatan  Sukun  Kota  Malang, was the age factor, so it can be suggested to the public to further increase physical activity, and switch to using non-hormonal contraception.Key Word : central obesity, risk factor Abstrak : Obesitas  sentral  merupakan  masalah  kesehatan  masyarakat  yang  dapat   terjadi  di  dunia.  Obesitas  sentral  merupakan  salah  satu  penyebab  terjadinya  penyakit – penyakit  degeneratif seperti  diabetes  mellitus  tipe  2,  dyslipidemia,  penyakit  kardiovaskular,  hipertensi,  kanker,  sleep  apnea,  dan  sindrom  metabolic. Sindrom  metabolik  adalah  kondisi  dimana  seseorang  mengalami hipertensi,  obesitas  sentral,  dyslipidemia,  dan  resistensi  insulin  pada  waktu  yang  bersamaan. Penyakit degenerative dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu usia, aktivitas  fisik, kondisi  mental  emosional, nutrisi dan  penggunaan  kontrasepsi  hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  faktor determinan terjadinya obesitas sentral. Desain  studi   yang  digunakan  adalah deskriptif eksploratif. Sampel  penelitian  sebanyak 40  responden. Sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Prevalensi obesitas  sentral  di Sukun Kota Malang sebanyak 40 responden, dengan hasil hampir seluruh responden  90% memiliki  usia  yang  berisiko mengalami obesitas sentral, aktivitas  fisik    hampir setengah responden  53%  memiliki aktvitas fisik sedang  dan 47%  memiliki  aktivitas  ringan, kondisi  mental  emosional  sebagian  besar responden 65%  memiliki  kondisi  mental  emosional  normal, nutrisi  sebagian  besar responden  63%  memiliki nutrisi normal, dan penggunaan  kontrasepsi  hormonal  sebagian besar responden  67%  pengguna  kontrasepsi  hormonal meningkat. Disimpulkan  bahwa faktor risiko yang paling banyak ditemukan pada orang yang mengalami obesitas di  Puskesmas  Ciptomulyo  Kecamatan  Sukun  Kota  Malang adalah faktor usia dengan demikian dapat disarankan kepada masyarakat agar lebih aktivitas fisik, dan beralih menggunakan kontrasepsi yang tidak mengandung hormon.Kata Kunci : obesitas sentral, faktor risiko
ANALISIS KORELASI PENERIMAAN DENGAN HARGA DIRI ORANGTUA DAN STRES PENGASUHAN DALAM MERAWAT ANAK RETARDASI MENTAL Yeni Fitria; Sri Poeranto; Lilik Supriati
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.027 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v2i4.6

Abstract

Abstrak : Kondisi anak dengan retardasi mental menjadi stresor tersendiri bagi orangtua karena gangguan kognitif dan fungsi adaptifnya menyebabkan perlunya penanganan khusus dalam berbagai hal. Hal tersebut dapat berdampak pada penerimaan orangtua terhadap anak dan harga diri orangtua yang pada akhirnya dapat memicu timbulnya stres pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara penerimaan orangtua dengan harga diri orangtua dan stres pengasuhan dalam merawat anak retardasi mental. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah 43 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Parental Acceptance Rejection Questionnaire/ (PARQ), Brief Self esteem Inventory/ (BSEI) dan Parenting Stres Index Short Form/ (PSI-SF). Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson dan analisis jalur (path analysis). Analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara penerimaan dengan harga diri orangtua (p= 0,001; r= 0,471; ρ= 0,471). Ada hubungan antara penerimaan orangtua dengan stres pengasuhan (p=0,000; r= -0,554; ρ= -0,383). Ada hubungan antara harga diri orangtua dengan stres pengasuhan (p= 0,000; r= -0,544; ρ= -0,364). Untuk meminimalkan stres pengasuhan dalam merawat anak retardasi mental, sebaiknya orangtua lebih meningkatkan penerimaan terhadap anak sehingga tidak memberikan tuntutan yang melebihi kemampuan anak. Selain itu orangtua perlu memiliki penilaian positif terhadap diri sendiri sehingga lebih mampu beradaptasi dengan stresor yang dialami. Kata Kunci: penerimaan orangtua, harga diri orangtua, stres pengasuhan, retardasi mental
STRESS, INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI KABUPATEN MALANG Lilik Supriati
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.592 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.36

Abstract

Abstract : The elderly was the last human development phase causing change on all aspects of physical ,psychological , social and economic. The most problem of  physical disorders in  elderly was hypertension.  Hypertension was condition that  systole blood pressure higher than 140 mmHg relating to psychological stress .Other modification factor relating to hypertension prevalence  was the body mass index .The purpose of this research knew the relation between  stress and body mass index  to hypertension prevalence. The method  used analytic correlational with cross sectional design. Techniques sampling used  purposive sampling included 81 respondents. Research instruments variable stress used  quisioner modification of HARS. BMI  and blood pressure was obtained through assessing directly. Statistical analysis used the correlation spearman .The result showed that stress elderly mostly in category moderate  stress. Mean of  score BMI is  23,53 that in nomal category  ( 60,49 % ). Based on the bivariat statistic show there is significant relation between stress with hypertension ( r = 0,723 ) and there is  significant correlation between  BMI  with hypertension ( r = 0,486 ) .The Nurse must do implementation  stress  management in elderly to lower the risk of a rise in blood pressure like  techniques of relaxation progressive and nurse must give information to elderly to control weight to prevent increasing  in BMI with the activity like doing  sports and having  good eating habit.Keywords : stress , body mass index , hypertension Abstrak : Lansia merupakan fase tahap tumbuh kembang terakhir manusia menyebabkan perubahan pada semua aspek fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Permasalahan gangguan fisik terbanyak lansia adalah hipertensi.Kejadian  Hipertensi pada lansia dengan kondisi peningkatan tekanan darah sistol > 140 mmHg berkaitan dengan kondisi psikologis stress lansia. Faktor modifikasi lain yang berkaitan dengan kejadian hipertensi adalah indeks masa tubuh. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan stress dan IMT dengan kejadian hipertensi.  Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah 81 responden. Instrumen penelitian variabel stress dengan menggunakan kuisioner modifikasi HARS. IMT dan tekanan darah didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung kepada lansia. Analisis statistik menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stress lansia sebagian besar dalam kategori stress sedang (53,53%), rata-rata score IMT sebesar 23,53 dengan kategori normal (60,49%). Berdasarkan uji bivariat menunjukkan ada hubungan signifikan antara stress dengan kejadian hipertensi (r = 0,723) dan ada hubugan signifikan IMT dengan hipertensi (r = 0,486). Untuk itu perlu melakukan manajemen stress lansia untuk menurunkan resiko peningkatan tekanan darah seperti teknik relaksasi progresif serta pengontrolan berat badan lansia untuk mencegah peningkatan IMT dengan aktivitas olah raga dan pola makan yang baik.Kata kunci : stress, indeks masa tubuh, kejadian hipertensi
HUBUNGAN INTENSI DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT Ardhiles Wahyu Kurniawan
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.252 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v4i1.68

Abstract

Abstract : The complex IGD work environment will affect the quality of care, health care, including inaccurate or incomplete documentation. Incomplete nursing documentation indicates that the nursing care process is not working properly and continuously. Intentionin documenting can predict the appearance of person behavior including the behavior of nurses, especially in documenting nursing care. The purpose of this study was to analyze correlation intention with nurse behavior in documenting nursing care in Emergency Installation. The research design used correlational analysis with cross sectional approach. The sample in this research is part of nurse of executing at IGD Rumkit TK II dr Soepraoen, IGD RS Panti Waluya Sawahan and IGD RS Islam Malang. The sample of 45 nurses IGD and 341 documents were selected according to inclusion and exclusion criteria. The result of statistical analysis of gamma that there is a significant correlation between intention and nursing documentation behavior evidenced by value of p = 0,000, positive correlation direction and strong correlation value is proved by r = 0,739. Hospital and nurse IGD is expected to develop a good intention then formed good nursing documenting behavior as well.Keywords : Nurse IGD, Intention, Nursing Documentation. Abstrak: Lingkungan kerja IGD yang kompleks akan mempengaruhi kualitas perawatan, pelayanan kesehatan, termasuk dokumentasi yang dilakukan tidak tepat atau tidak lengkap. Dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap menunjukkan proses asuhan keperawatan tidak berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Intensi dalam pendokumentasian dapat memprediksi munculnya perilaku seseorang termasuk perilaku perawat khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalis hubungan intensi dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat. Desain penelitian menggunakan analysis correlationaldengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perawat pelaksana di IGD Rumkit TK II dr Soepraoen, IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang dan IGD RS Islam Malang. Sampel berjumlah 45 perawat IGD dan 341 dokumen dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil analisis statistik uji gammamenunjukkan terdapat hubungan signifikan antara intensi dengan perilaku pendokumentasian keperawatan dibuktikan dengan nilai p = 0,000, arah korelasi positif, dan nilai korelasi kuat dibuktikan dengan nilai r = 0,739. Rumah Sakit dan perawat IGD diharapkan mengembangkan intensi yang baik sehingga diharapkan terbentuk perilaku pendokumentasian keperawatan yang baik pula. Kata Kunci : Perawat IGD, Intensi, Dokumentasi Keperawatan.
KORELASI ANTARA BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI KELUARGA PADA PENDERITA SKIZOFRENIA Faizatur Rohmi
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.185 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.23

Abstract

Abstract : Schizophrenia is one of the diseases that are chronic. Approximately 40% -90% of people with schizophrenia live with their family, So the family to be part of the most responsible for the condition or the treatment in patients. In providing care to the patient, a lot of experience perceived them is the perceived burden of the family. One aspect of the care provided in schizophrenics is to conduct an effective and efficient communication in order to improve the quality of the care provided. The purpose of this study was to determine the Family Burden Correlates With Family Communication Capabilities In Schizophrenia Patients District of Bantur Bantur In the village of Malang. The study design using correlative, with sampling using purposive sampling technique. A number of research subjects 14. Based on test results obtained with Lamda p value of <0.05, which means that there is a correlation between Family Burden With Family Communication Skill In Patients with Schizophrenia. The conclusion of this study is experienced and perceived burden of families in caring for patients with schizophrenia have a positive correlation to the family skills when interacting with patients. Suggestions in this research is done psychoeducation program to be used to help families cope with the perceived burden of caring for family members with schizophrenia.Keywords : burden family, communication, schizophreniaAbstrak : Skizofrenia merupakan salah satu jenis penyakit yang bersifat kronis. Sekitar 40%-90% penderita skizofrenia tinggal dengan keluarga Sehingga keluarga menjadi bagian yang paling bertanggung jawab terhadap kondisi ataupun perawatan pada penderita. Dalam memberikan perawatan pada penderita, banyak pengalaman yang dirasakan diantaranya adalah beban yang dirasakan keluarga. Salah satu aspek  perawatan yang diberikan pada penderita skizofrenia adalah melakukan komunikasi yang efektif dan efisien guna meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Korelasi Antara Beban Keluarga Dengan Kemampuan Komunikasi Keluarga Pada Penderita Skizofrenia Di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan korelatif, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 14. Berdasarkan hasil uji dengan Lamda didapatkan nilai p value< 0.05 yang berarti bahwa terdapat Korelasi Antara Family Burden Dengan Communication Skill Keluarga Pada Penderita Skizofrenia. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah beban yang dialami dan dirasakan keluarga dalam merawat penderita dengan skizofrenia memiliki korelasi yang positif terhadap keterampilan keluarga pada saat beinteraksi dengan penderita. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program psikoedukasi untuk diterapkan guna membantu keluarga dalam mengatasi beban yang dirasakan dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia.      Kata kunci : beban keluarga, komunikasi, skizofrenia
PENGARUH TERAPI FAMILY PSYCHOEDUCATION (FPE) TERHADAP KECEMASAN DAN BEBAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA DI KECAMATAN BOLA KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR Adelheid Riswanti Herminsih; Wisnu Barlianto; Rinik Eko Kapti
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.749 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i2.48

Abstract

Abstract : Schizophrenia is a disease process that affects perceptions, emotions, social behavior and the ability to accept reality correctly. Families with schizophrenics often feel anxiety and burdens associated with client care. The problem can be solved by giving FPE therapy. This study aims to explain the effect of Family Psychoeducation (FPE) therapy on anxiety and family burden in caring for family members with schizophrenia. This research uses quasi experiment research pre-post test with control group. The number of respondents in this study were 18 respondents for the control group and 18 respondents for the treatment group. The study was conducted in District Bola from 24 May to 28 June 2017. Giving therapy done by the researchers themselves who have obtained a license from nurse specializing in mental health nursing. Data analysis used in this research is dependent t test and independent t test. The result of dependent t test of anxiety and load test was obtained significance value <0,05, this result showed significant decrease of anxiety and load after FPE therapy. While the results of independent t test showed that the significance of anxiety and family burden <0.05 which means that there is a significant difference in reducing anxiety and family burden between the treatment and control group after being given FPE therapy, that is, with an average decrease in anxiety and burden For the treatment and control groups of 10.11 and 3.5, respectively. This means that FPE is more effective in reducing family anxiety. Thus it is expected that FPE can be applied as an alternative therapy in reducing the anxiety of families who care for people with schizophrenia.Keywords : family psychoeducation,  anxiety, family burden Abstrak : Skizofrenia merupakan proses penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku sosial dan kemampuan menerima realita dengan benar. Keluarga dengan penderita skizofrenia seringkali merasakan kecemasan dan beban yang berkaitan dengan perawatan klien. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian terapi FPE. Penlitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh terapi Family Psychoeducation (FPE) terhadap kecemasan dan beban keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini 18 responden untuk kelompok kontrol dan 18 responden untuk kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bola mulai tanggal 24 Mei-28 Juni 2017. Pemberian terapi dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah mendapatkan lisensi dari perawat spesialis jiwa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dependent t test dan independen t test. Hasil analisis dependent t test kecemasan dan beban didapatkan nilai signifikansi< 0,05, hasil ini menunjukkan penurunan kecemasan dan beban secara bermakna setelah diberikan terapi FPE. Sedangkan hasil analisis independent t test menunjukkan bahwa nilai signifikansi kecemasan dan beban keluarga < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kecemasan dan beban kelurga antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah diberikan terapi FPE, yaitu dengan rata-rata penurunan kecemasan dan beban untuk kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing yakni 10,11 dan 3,5. Hal ini berarti bahwa FPE lebih efektif dalam menurunkan kecemasan keluarga. Dengan demikian diharapkan bahwa FPE bisa diaplikasikan sebagai alternative terapi dalam menurunkan kecemasan keluarga yang merawat penderita skizofrenia.Kata Kunci : family psychoeducation, kecemasan, beban keluarga
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTCOME PASIEN CEDERA KEPALA BERDASARKAN FUNCTIONAL INDEPENDENCE MEASURE (FIM) Moh. Ubaidillah Faqih; Ahsan, Tina Handayani Nasution
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.766 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v2i4.8

Abstract

Abstrak: Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja, motivasi kerja, dukungan yang diterima (kepemimpinan), keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja perawat gawat darurat. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan waktu (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat instalasi gawat darurat RSUD dr. R. Koesma Tuban, RSNU Tuban dan RS Medika Mulia Tuban. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Uji bivariat yang digunakan adalah uji Spearmen dan menggunakan uji regresi linier sebagai uji multivariat. Dari hasil analisis diketahui faktor yang berhubungan adalah kemampuan dan keterampilan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi kuat (r =0,678), faktor Kepemimpinan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang kuat (r=0,662), faktor budaya organisasi (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang sangat kuat (r=0,854), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah pengalaman (p=0,872). Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah kemampuan dan keterampilan, kepemimpinan, budaya organisasi, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pengalaman. Sebaiknya perawat Instalasi Gawat Darurat lebih memahami dan mampu menerapkan metode pendekatan budaya organisasi dalam malaksanakan tugas dan kinerja sehari-hari, sehingga dapat menjadi contoh untuk petugas kesehatan yang lain. saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan teori tentang budaya organisasi dan kinerja yang lain. Kata kunci: kinerja, kemampuan, keterampilan, budaya organisasi, kepemimpinan
PERAN WARGA PEDULI AIDS CAHAYA CARE TUREN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP ODHA Tri Nurhudi Sasono
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.761 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.37

Abstract

Abstract : Indicator of the health welfare through Sustanable Development Goals (SDGs) is to reduce the incidence of HIV-AIDS, decrease the rate of the epidemic and maintain the quality of life of people living with HIV-AIDS (PLWHA). Trend cases of HIV-AIDS is the most recent spread among people, especially housewives. In Malang until 2015 found 278 Housewife of 409 cases of AIDS. The prevalence of HIV-AIDS in Malang Regency is ranked second after Surabaya city in East Java. For the importance of public participation and citizen care AIDS Cahaya Care Turen take responsibility for the condition. Determination Rule Goverment number 2 2015 year on the Participation of the community response to HIV-AIDS in Malang as a legal rule. Concerned Citizens activities AIDS (WPA). WPA Cahaya Care Turen is increases HIV risk and quality of life PLWHA. The purpose of this study was to determine the role of Citizens AIDS Cahaya Care Quality of Care Turen against people living with HIV in Puskesmas Turen Malang. The study design using a quasi-experimental, with purposive sampling using a sampling technique. Total number of research subjects 23. Based on test results obtained with the Wilcoxon p value <0.005, which means that there is a significant difference before and after PLWHA joining participated in the WPA Cahaya Care Turen. The conclusion of this study is WPA activities involving people living with HIV and at risk groups can optimize compliance with antiretroviral drugs that have an impact on improving the quality of life of PLHIV. Suggestions in this research is done WPA Program activities are structured and ongoing cross-sector in order to improve the quality of life and empower PLWHA.Keywords : WPA Cahaya Care Turen, Quality of life, PLWHA Abstrak : Salah satu indikator kesejahteraan kesehatan melalui Sustanable Development Goals (SDGs) adalah menekan angka kejadian HIV-AIDS, menurunkan laju epidemik dan mempertahankan kualitas hidup Orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Trend kasus HIV-AIDS terkini terbanyak adalah menjangkit dikalangan masyarakat khususnya pada ibu rumah tangga. Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2015 ditemukan 278 Ibu Rumah Tangga dari 409 kasus AIDS. Prevalensi HIV-AIDS di Kabupaten Malang ini merupakan peringkat kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Untuk itu pentingnya peran serta masyarakat dan warga peduli AIDS Cahaya Care Turen ikut bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut. Penetapan Peraturan Bupati Malang no.2 th.2015 tentang Peran serta masyarakat penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Malang diharapkan dapat mengurangi risiko penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Warga Peduli AIDS Cahaya Care Turen terhadap Kualitas ODHA Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 23. Berdasarkan hasil uji dengan Wilcoxon didapatkan nilai p value < 0.005 yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah ODHA bergabung mengikuti kegiatan WPA Cahaya Care Turen. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kegiatan WPA dengan melibatkan ODHA dan kelompok beresiko dapat mengoptimalkan kepatuhan obat ART sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup ODHA. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program kegiatan WPA yang terstruktur dan berkesinambungan lintas sektor guna meningkatkan kualitas hidup dan memberdayakan ODHA.     Kata kunci : WPA Cahaya Care Turen, kualitas hidup, ODHA
HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM KESEHATAN DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI Ahsan Ahsan; Kumboyono Kumboyono; Melida Nur Faizah
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.083 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v4i1.69

Abstract

Abstract : Physical changes make elderly limited in performing activities of daily living (ADL) and tend to depend on the family cause the closest has an important role in maintaining the health of the elderly. It can be seen from the implementation of family task in health. The purpose of this study was to determine the correlation implementation of family task in health with independence of elderly in ADL compliance using cross sectional method. Samples were selected by purposive sampling technique with the inclusion criteria and obtained a sample of 40 people. The results showed the number of families who carry out the task of the family in good health with the independence of the elderly category independent category as many as 22 people (55%). While on a family who carry out tasks in the family health category with the independence of the elderly poor are as many categories 1 (2.5%). Based on using the Spearman rank test p-value 0.000 <0.05, which means there is a very strong correlation between the two variables. In addition, because the correlation coefficient 0.817 and the results obtained are positive, so we can conclude that the relationship between the two variables is the direction in which the better execution of tasks in the family health, the higher the independence of the elderly in meeting the ADL. Keywords : family, family task, elderly, ADL independence  Abstrak : Perubahan fisik menjadikan lansia terbatas dalam melakukan activity of daily living (ADL) dan cenderung tergantung keluarga karena paling dekat sehingga berperan penting dalam menjaga kesehatan lansia. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan didapatkan sampel sejumlah 40 orang. Hasil penelitian didapatkan jumlah keluarga yang melaksanakan tugas keluarga dalam kesehatan kategori baik dengan kemandirian lansia kategori mandiri sebanyak 22 orang (55%). Sedangkan pada keluarga yang melaksanakan tugas keluarga dalam kesehatan kategori kurang baik dengan kemandirian lansia kategori sedang sebanyak 1 orang (2,5%). Berdasarkan uji rank spearman menggunakan p-value 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan yang sangat kuat antara dua variabel. Selain itu, karena koefisien korelasi didapatkan hasil 0,817 dan bernilai positif, jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel adalah searah dimana semakin baik pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan, semakin tinggi kemandirian lansia dalam memenuhi ADL. Kata kunci: keluarga, tugas keluarga, lansia, kemandirian ADL

Page 1 of 12 | Total Record : 112