cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
ISSN : 23378433     EISSN : 26214520     DOI : -
Core Subject : Health,
Journal of Acta Pharmaciae Indonesia is a journal published twice a year by Pharmacy Department, Jenderal Soedirman University, Purwokerto with the Number of ISSN 2337-8433 and E-ISSN 2621-4520. Our journal discusses various pharmaceutical fields in terms of Pharmaceutics & Pharmaceutical Technology, Pharmaceutical Biology, Pharmaceutical Chemistry, and Pharmacology & Clinical Pharmacy.
Arjuna Subject : -
Articles 97 Documents
Analisis Kualitatif Faktor-Faktor Pendukung Kepatuhan Pasien Infeksi Dalam Meminum Antibiotik Cefixime Setelah Masa Rawat Inap Di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Mahardika, Elisa; Maharani, Laksmi; Suryoputri, Masita Wulandari
Acta Pharmaciae Indonesia Vol 6 No 2 (2018): Acta Pharmaciae Indonesia Volume 6 No.2 Tahun 2018
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.909 KB)

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan antibiotik harus sesuai dengan regimen yang telah ditentukan dokter atau apoteker untuk mencegah resistensi. Pasien setelah masa rawat inap berpotensi pada masalah kepatuhan dalam penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor pendukung kepatuhan pasien infeksi dalam meminum antibiotik cefixime setelah masa rawat inap di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan metode non-experimental berdasarkan pada pendekatan kualitatif fenomenologis dengan cara wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara dilakukan di rumah informan pada hari ke-7 setelah keluar dari rumah sakit dan triangulasi waktu (wawancara kedua) dilakukan satu minggu setelah wawancara pertama. Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif dengan proses berfikir induktif. Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor pendukung kepatuhan pasien infeksi dalam meminum antibiotik cefixime setelah masa rawat inap adalah keinginan untuk sembuh, informasi bahwa antibiotik harus dihabiskan, takut terjadi kekambuhan, diingatkan anggota keluarga, bentuk sediaan, kondisi kesehatan yang memburuk dan mengikuti saran dokter. Selain itu, didapatkan hasil bahwa pasien patuh meminum dan menghabiskan antibiotik sesuai aturan pakai, etiket membantu pasien dalam mengingat jam minum obat, pasien mendapatkan informasi antibiotik harus dihabiskan dari tenaga kesehatan dan pasien mendapatkan informasi manfaat obat dari internet.
Aktivitas Antifungi Esktrak Etanol Daun Kamboja Merah (Plumeria rubra L.) Terhadap Pityrosporum ovale Ramadhan, Rizki Akbar; Rehana, Rehana; Salman, Muhamad
Acta Pharmaciae Indonesia Vol 6 No 2 (2018): Acta Pharmaciae Indonesia Volume 6 No.2 Tahun 2018
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.177 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder dan KHM dari ekstrak etanol daun kamboja merah (Plumeria rubra L) terhadap fungiPityrosporum ovale penyebab ketombe. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi dalam pelarut etanol. Kandungan kimia pada ekstrak diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis. Aktivitas antifungi dilakukan dengan metode dilusi padat untuk memperoleh nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kamboja merah mengandung flavonoid dan terpenoid. KHM yang didapat adalah 1750 ppm
Perbandingan Stabilitas Aspirin dalam Asam Klorida dan Dalam Dapar Fosfat Sebagai Parameter Pemilihan Medium Disolusi Rehana Rehana; Ade Martinus
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 4 No 2 (2016): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.626 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2016.4.2.1465

Abstract

Aspirin cenderung dihidrolisis sebagai asam salisilic dan asam asetat , sehingga stabilitas aspirin pada asam klorida dan fosfat buffer adalah parameter penting dalam pilihan medium disolusi . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan stabilitas aspirin dalam HCl 0,1 N dan fosfat buffer pH 7.4. Penelitianyang dilakukan merupakan penelitian laboratorium eksperimental meliputi analisis aspirin secara menurun setiap jam selama 6 jam yang dilarutkan dalam HCl 0,1 N dan dapar fosfat pH 7,4 menggunakan metode spektrofotometri, waktu yang dihitung adalah ketika aspirin 10 % terhidrolisa ( t10 % ) di kedua media , dan dibandingkan t10 % aspirin HCl 0,1 N dan dapar fosfat pH 7.4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspirin lebih stabil ( p = 0,003 ) di buffer fosfat pH 7,4 ( t10 % = 445 menit ) dibandingkan HCl 0,1 N ( t10 % = 389 menit ).
Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Awwalina F Rodina; Iskandar Sobri; Dhadhang W Kurniawan
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 4 No 1 (2016): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.848 KB)

Abstract

Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) diketahui memiliki banyak senyawa aktif yang berfungsi sebagai antioksidan seperti flavonoid, polifenol, antosianin, dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk membuat krim ekstrak etanol kelopak bunga Rosella yang memenuhi syarat evaluasi fisik dan mengetahui aktivitas antioksidan krim sebelum dan sesudah penyimpanan. Ekstrak etanol kelopak bunga rosella dibuat dengan cara maserasi. Krim dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak rosella sebesar 0,5% (b/b), 1% (b/b), dan 1,5% (b/b). Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman DPPH. Analisis hasil untuk uji sifat fisik dan stabilitas bentuk sediaan menggunakan analisis data secara deskriptif dan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan uji aktivitas antioksidan krim sebelum dan sesudah penyimpanan selama 1 bulan dilakukan menggunakan uji-t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim dari ekstrak etanol kelopak bunga rosella memenuhi syarat sifat fisik dan stabilitas selama penyimpanan. Semua krim memiliki aktivitas antioksidan sebelum dan sesudah penyimpanan. Aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh pada Formula 3 yang memiliki nilai persen peredaman DPPH sebelum penyimpanan sebesar 61,35% dan sesudah penyimpanan sebesar 59,43%.
Phytochemical Screening and Antibacterial Test of Leaf Extract of Canar Susu (Smilax macrocarpa Blume) Against Eschercihia coli, Pseudomonas aeruginosa, and Staphylococcus epidermidis Lela Lailatul Khumaisah; Vina Juliana Anggraeni; Muhamad Salman Fareza
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 7 No 1 (2019): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.226 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2019.7.1.2451

Abstract

Smilax adalah salah satu genus Smilacaceae yang banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat karena mengandung berbagai metabolit sekunder dengan beberapa bioaktivitas, seperti anti-inflamasi, antirematik, analgentik, antioksidan, antikanker dan antibakteri. Spesies Smilax yang belum pernah dikaji dan hanya tumbuh di Indonesia adalah Smilax macrocarpa Blume (canar susu). Penelitian bertujuan untuk mengkaji karakteristik simplisia, kandungan fitokimia, beserta sifat toktsisitas dan antibakterinya dari ekstrak daun tumbuhan ini. Penelitian dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan teknik maserasi dengan pelarut metanol. Selanjutnya terhadap ekstrak S. macrocarpa Blume dilakukan karakteristik simplisia, uji toksisitas dengan metode BSLT, skrining fitokimia menurut metode Harborne, dan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode mikrodilusi terhadap bakteri Escherihia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus epidermidis. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa ekstrak metanol daun canar susu mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, terpenoid, saponin dan glikosida. Kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari air, dan kadar sari alkohol berturut-turut 8,74%; 3,60%; 0,11%; 19,01% dan 5,40%. Hasil toksisitas ekstrak diperoleh nilai LC50 sebesar 680,07 ppm. Pada uji aktivitas antibakteri terhadap E. coli memiliki nilai MIC 625 ppm, sedangkan pada P. aeruginosa dan S. epidermidis ATCC 12228 masing-masing 1.250 ppm. Adapun nilai MBC untuk E. coli, P. aeruginosa dan S. epidermidis ATCC 12228 masing-masing sebesar 5.000 ppm. Dari hasil ini canar susu tidak berpotensi sebagai antibakteri, tetapi bisa berpotensi sebagai biopestisida dilihat dari nilai toksisitasnya.
Disolusi Terbanding Tablet Acetaminophen Produk Generik Berlogo dan Produk Bermerek Tuti Sri Suhesti; Eka Prasasti Nur Rachmani
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 6 No 2 (2018): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.028 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2018.6.2.2160

Abstract

Asetaminofen/parasetamol adalah obat analgetik-antipiretik yang populer dan banyak digunakan. Sediaan asetaminofen dalam bentuk tablet, selain dengan nama generik juga tersedia dengan nama dagang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekivalensi in vitro terhadap mutu produk dagang dan generik berlogo tablet asetaminofen yang beredar di pasaran. Pada penelitian ini dilakukan uji disolusi terbanding asetaminofen produk obat generik berlogo dan produk bermerek dalam media disolusi berupa larutan dapar fosfat pH 5,8. Penentuan laju disolusi asetaminofen dilakukan menggunakan metode paddle (dayung) dengan kecepatan pengadukan 50 rpm, pada suhu 370C ± 0,50C. Sampel cuplikan diambil pada menit ke 5, 10, 15, 20, 30 dan 45. Parameter uji yang diamati adalah kadar obat terlarut pada saat t=30 menit (C30) dengan parameter standar baku C30 menunjukkan hasil tidak boleh kurang dari 80% kadar obat. Hasil penelitian didapatkan bahwa disolusi tablet asetaminofen masing-masing produk baik obat generik berlogo maupun produk bermerek menunjukkan gambaran profil disolusi yang berbeda. Dari 8 sampel diperoleh 5 produk paten dan 3 produk generik semuanya menunjukkan hasil disolusi dengan nilai C30 yang memenuhi syarat (>80).
Eksplorasi Fungi Endofit Umbi Lapis Bawang Merah (Allium cepa) sebagai Antifungi dan Antikolesterol Nur Amalia Choirani; Sunarto Sunarto; Hanif Nasiatul Baroroh
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 6 No 1 (2018): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.746 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2018.6.1.1443

Abstract

Fungi endofit berpotensi sebagai alternatif pengobatan karena menghasilkan senyawa yang sama dengan tumbuhan inangnya. Allium cepa memiliki manfaat sebagai antifungi dan antikolesterol. Tujuan penelitian ini adalah isolasi, identifikasi, serta melakukan uji antifungi dan antikolesterol. Isolat yang diperoleh diidentifikasi secara makroskopik dan mikroskopik. Metode uji antifungi terhadap Candida albicans adalah metode difusi agar dan metode uji antikolesterol menggunakan rancangan acak lengkap (pre and posttest control design). Hasil isolasi fungi endofit diperoleh isolat FEAC 1 dan FEAC 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FEAC 2 memiliki zona hambat sebesar 7,389 mm dan menurunkan kolesterol total secara signifikan serta meningkatkan kolesterol HDL.
Analisis efektivitas biaya penggunaan omeprazol vs ranitidin sebagai profilaksis tekanan ulser di ICU RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto R Fifi Silviarizka; Nia Kurnia Sholihat; Hening Pratiwi
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 7 No 2 (2019): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.967 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2019.7.2.2434

Abstract

Profilaksis tekanan ulser hanya direkomendasikan pada pasien yang memiliki satu faktor risiko tidak bergantung atau dua faktor risiko lainnya dengan pilihan terapi menggunakan obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) atau Histamin-2-Reseptor Antagonists (H2RA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui omeprazol atau ranitidin yang lebih hemat sebagai terapi profilaksis tekanan ulser pada pasien di unit perawatan intensif. Efektivitas terapi dilihat dari data rekam medis (kejadian perdarahan terbuka disertai dengan perdarahan penting secara klinis) dan biaya pengobatan pasien (biaya obat, biaya lab dan biaya fasilitas rumah sakit) yang dianalisis dengan perhitungan rasio rerata efektivitas biaya (ACER). Berdasarkan efektivitas terapi, terapi ranitidin (100%) lebih efektif dibandingkan omeprazol (94,4%). Rata-rata biaya total terapi ranitidin Rp 3,219,096 lebih terjangkau dibandingkan omeprazol Rp 4,243,921, dengan nilai ACER ranitidin Rp 3.219.096 lebih rendah dibandingkan omeprazol Rp 4.495.679. Ranitidin dominan terhadap omeprazol sebagai terapi profilaksis tekanan ulser.
Evaluasi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Oleh Apoteker di Ruang Farmasi Puskesmas Purwokerto Timur I Mia Rachmiati Hidayah; Hening Pratiwi; Nuryanti Nuryanti
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 7 No 1 (2019): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.936 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2019.7.1.2364

Abstract

Tujuan: untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien dan hubungan kepuasan dengan kelompok karakteristik jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan pasien terhadap pelayanan oleh apoteker di Puskesmas. Metodologi: Studi observasional dengan desain cross-sectional. Pengukuran kepuasan diukur dengan kuesioner PSPSQ (Patient Satisfaction With Pharmacist Service) versi kedua. Pengambilan data dilakukan kepada 110 responden menggunakan teknik accidental sampling. Seluruh data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney serta uji Kruskal Wallis Hasil: Skor rata-rata kepuasan sebesar 3,10 yang termasuk dalam kategori puas. Terdapat perbedaan skor rata-rata yang signifikan pada kelompok karakteristik usia dan pendidikan dengan nilai p=0,000 dan p=0,009 (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok karakteristik jenis kelamin dan pekerjaan dengan nilai p=0,166 dan p=0,107 (p>0,05). Kesimpulan: Pasien merasa puas dengan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker di farmasi, namun pelayanan kefarmasian oleh apoteker di Puskesmas masih perlu ditingkatkan.
Analisis Biaya Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Semarang Hening Pratiwi
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 4 No 1 (2016): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.06 KB)

Abstract

Infeksi saluran kemih adalah keadaan klinis akibat adanya mikroorganisme dalam urin sehingga dibutuhkan tata laksana terapi ISK yang tepat dan rasional terutama dalam hal pemilihan antibiotik yang tepat dan rasional bagi pasien. Sampai saat ini antibiotik tetap menjadi salah satu kategori biaya yang signifikan dalam anggaran farmasi di rumah sakit karena biaya antibiotik telah menyerap sebagian besar dari seluruh anggaran rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya penggunaan antibiotik pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Semarang sehingga dapat memberikan gambaran biaya terapi antibiotik yang tepat dan rasional. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dan dilakukan secara retrospektif, sampel sebanyak 73 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelayanan kesehatan khususnya adalah biaya obat dari 73 pasien adalah 47,5 % adalah biaya penggunaan antibiotik; 47,2% adalah biaya penggunaan obat lain selain antibiotik; dan 5,3% adalah biaya penggunaan alat-alat kesehatan. Biaya penggunaan antibiotik terbanyak pada monoterapi atibiotik adalah penggunaan antibiotik levofloxacin sebanyak Rp. 6.281.440 (39,40%) dan diikuti oleh penggunaan cefotaxim sebanyak Rp. 4.029.320 (25,27%). Sedangkan biaya penggunaan antibiotik terbanyak pada terapi kombinasi atibiotik adalah penggunaan kombinasi cefixime +cefotaxime sebanyak Rp. 4.094.950 (22,39%) dan diikuti oleh penggunaan ceftriaxone + cefixime sebanyak Rp. 2.880.770 (15,76%)

Page 3 of 10 | Total Record : 97