cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 21 Documents
PENGARUH KEYBOARD BONGKAR TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG PADA KALANGAN REMAJA Sisriyani, Sisriyani; Andayani, Trisni
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): Edisi Juni 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i1.8556

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui sejak kapan pertunjukan keyboard bongkar mulai muncul di desa Martebing Kecamatan Dolok Masihul; mengetahui perilaku menyimpang yang dilakukan remaja ketika menonton keyboard bongkar; mengetahui dampak yang muncul setelah adanya keyboard bongkar dikalangan remaja; dan menegtahui tanggapan masyarakat dengan adanya pertunjukan keyboard bongkar. Data dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara, melakukan observasi langsung di pertunjukan hiburan keyboard bongkar dengan observasi tanpa berperan serta (non participant observation), studi pustaka dilakukan untuk melengkapi hasil penelitian lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa hiburan keyboard bongkar sudah tidak diperbolehkan bermain di Desa Martebing. Namun di Desa yang berbatasan langsung dengan Desa Martebing masih diperbolehkan menjadikan hiburan keyboard bongkar pada hajatan seorang pemilik hajatan namun disertai beberapa pengawasan dari pemilik keyboard. Disaat hiburan keyboard ini berlangsung banyak para remaja yang melakukan kegiatan perilaku menyimpang seperti merokok, minum minuman keras, terlibat perkelahian, seks komersial, narkoba, kasus pencurian serta pacaran. Berdasarkan dari hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa pertunjukan hiburan keyboard dapat menimbulkan perilaku menyimpang pada para remaja yang melihatnya terutama pada point seks bebas.
RAGAM HIAS OLES PERDABAITAK SUKU BATAK PAKPAK Juliana, Netty
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 2 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i2.8406

Abstract

Oles Perdabaitak merupakan kerajinan tangan masyarakat suku Batak Pakpak. Kerajinan ini merupakan bagian desain struktur dengan proses tenun tradisional, yang mana menghasilkan beraneka macam jenis-jenis ragam hias yang etnik. Desain struktur merupakan ragam hias dihasilkan dari hasil jalinan benang pakan dan benang lunsi menjadi sehelai kain tradisional yang bercorak etnik. Oles Perdabaitak dibuat dengan menggunakan alat tenun gendongan ATBM (alat tenun bukan mesin). Memproduksi sehelai Oles Perdabaitak membutuhkan waktu 2 minggu hingga 4 minggu sesuai dengan tingkat kerumitan corak yang diinginkan produsen. Material bahan yang digunakan pada Oles Perdabaitak yaitu serat kapas atau katun. Dalam penelitian ini mengkaji secara khusus pada Oles Perdabaitak pada kajian prinsip-prinsip desain secara deskriptif mengenai bentuk ragam hias pada Oles Perdabaitak. Ragam hias yang terdapat pada Oles Perdabaitak antara lain; stilasi geometrik layang-layang besar (bolang besar), stilasi geometrik layang-layang kecil (bolang kecil), garis tebal, garis tipis, garis vertikal, dan geometri horizontal. Seluruh bentuk ragam hias diatas digabung menjadi satu kesatuan berdasarkan konsep warna-warna yang khas pada daerah Pakpak-Dairi. Oles Perdabaitak diaplikasikan sebagai kain sarung pendek dan kain sarung panjang yang dikenakan dengan dililitkan pada pinggang seorang wanita dengan menggunakan tali katun hitam. Oles Perdabaitak ini dikenakan acara-acara yang bernuansa sukacita diantaranya; pesta perkawinan, adat-istiadat memasuki rumah baru, adat kelahiran, acara resmi di pemerintahan daerah Pakpak, dan dapat dikenakan pada acara gereja. Oles Perdabaitak ini umumnya dikenakan khusus oleh wanita dewasa pada acara adat-istiadat Batak Pakpak.  
PENGETAHUAN MASYARAKAT JAWA TENTANG TANAMAN BAHAN DASAR JAMU TRADISIONAL DI DESA BROHOL KECAMATAN SEI SUKA KABUPATEN BATUBARA Lestari, Ayu; Simarmata, Tumpal
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): Edisi Juni 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i1.8552

Abstract

dijadikan bahan dasar jamu serta khasiat tanaman, proses pembuatan jamu dengan bahan-bahan yang digunakan, khasiat pengobatan tradisional dengan jamu bagi konsumen, pengetahuan masyarakat Jawa terhadap jamu tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu teknik penelitian yang memaparkan data yang ada berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan (field research) dengan metode observasi tanpa partisipasi dan wawancara tidak terstruktur. Dari hasil penelitian lapangan bahwa sejarah jamu ada di tengah-tengah masyarakat Jawa lebih dari seratus tahun yang lalu yang dikembangkan dilingkungan istana atau keraton yaitu Kesultanan di Yogyakarta dan Kasununan di Surakarta kemudian racikan jamu diperkenalkan pada masyarakat luas oleh dukun atau tabib yang merupakan ahli pengobatan tradisional jaman dulu.  Jamu tradisional adalah salah satu pengobatan tradisional masyarakat Jawa yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat untuk memelihara kesehatan, kecantikan maupun menyembuhkan penyakit. Ada 18 macam bahan-bahan berupa tumbuh-tumbuhan atau rempah-rempah yang digunakan untuk membuat jamu tradisional yang dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan. Dalam proses pembuatan jamu tradisional ada enam tahap yang dilakukan dalam proses pembuatan jamu tradisional yaitu memilih bahan, menimbang atau menakar bahan, mencuci bahan, menyiapkan peralatan, menghaluskan bahan, dan merebus bahan yang sudah dihaluskan termasuk didalamnya proses memberi garam, mencicipi, menyaring, dan mengisi jamu kedalam wadah botol. Ada berbagai macam penyakit yang bisa disembuhkan dengan jamu tradisional, yang dahulunya jamu tradisional ini hanya digunakan oleh kaum wanita tetapi sekarang dapat digunakan oleh semua jenis kelamin dan usia. Masyarakat Jawa tidak secara keseluruhan mengetahui tentang sejarah jamu ada di tengah-tengah mereka, segala jenis-jenis tanaman yang digunakan beserta khasiatnya, dan proses pembuatan jamu tradisional.
PEMANFAATAN BANGUNAN BERSEJARAH DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS PARIWISATA DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS: KAWASAN BANGUNAN BERSEJARAH DI MEDAN POLONIA) Trienditha, Egi Dhea
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 2 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i2.8397

Abstract

Artikel mengkaji peninggalan bangunan tua bersejarah dalam aspek sosial dan budaya. Antropologi pariwisata merupakan ilmu yang mengkaji suatu fenomena dalam berbagai aspek. Diantara yang sangat terlihat adalah mengenai fenomena ataupun siklus dari setiap perubahan yang ada didalam pariwisata tersebut.Di kota Medan sendiri sangat banyak tempat atau bangunan yang berpotensi sebagai kawasan pariwisata yang dapat terus dikembangkan kepopulerannya. Memiliki budaya yang sangat multikultural juga membantu dalam proses pembangunan pariwisata menjadi semakin baik.Nilai jual pariwisata tidak hanya terletak dalam aspek penampilan fisik dari bangunan ataupun pemandangan yang ditawarkan. Namun sumber daya manusia juga harus diperhatikan agar orang yang berwisata merasa aman dan nyaman. Terkhusus di kawasan Medan Polonia sangat banyak bangunan dengan usia yang cukup tua masih tetap eksis, walaupun keberadaannya masih dianggap biasa oleh masyarakat setempat.Berdasarkan pemetaan kawasan Medan Polonia. Pariwisata dengan bentuk bangunan tua bersejarah terdapat cukup banyak. Memiliki potensi cukup baik eksistensinya kurang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pariwisata di kawasan tersebut.
STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGHUNI PEMUKIMAN KUMUH Simanjuntak, Afriyani; Amal, Bakhrul Khair
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): Edisi Juni 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i1.8557

Abstract

Arus urbanisasi yang pesat di perkotaan ditandai oleh timbulnya pemukiman-pemukiman kumuh menggambarkan kemiskinan suatu daerah. Banyak anggapan masyarakat bahwa kumuh identik dengan kemiskinan. Kondisi lingkungan yang kotor dan bau tak sedap serta bentuk rumah yang mereka tempati, secara fisik dapat dikategorikan masyarakat miskin. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik kemiskinan serta strategi-strategi yang dilakukan untuk bertahan hidup di pemukiman kumuh bantaran rel kereta api Kelurahan tegal Sari Mandala II Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu teknik penelitian yang memaparkan data yang ada berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan (field research) dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian lapangan bahwa  kemiskinan yang terjadi di  pemukiman kumuh bantaran rel kereta api Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan adalah kemiskinan yang terjadi karena faktor individual dan struktural yang kerap menjerat mereka dalam lingkaran kemiskinan. Hambatan-hambatan struktural yang menjerat di perkotaan membuat mereka untuk mengambil pilihan untuk bekerja dalam lingkup starta sosial rendah di perkotaan. Motif warga di kawasan pemukiman bantaran rel memilih untuk tinggal di kawasan tersebut adalah karena daerah atau kawasannya startegis bagi mereka untuk memelihara hewan berkaki empat (babi). Karena jauh dari wilayah perkotaan (pinggiran kota) mereka memilih untuk mempertahankan dan meingkatkan perekonomian keluarga dengan beternak babi dan bekerja sebagai pemulung. Butuh strategi untuk mencoba keluar dari jerat kemiskinan yang sulit untuk dilepas bagi masyarakat miskin di perkotaan. Pandangan pihak luar merupakan tindakan irrasional, dalam kenyataannya, mungkin merupakan satu-satunya pemecahan dari himpitan kesulitan sosial ekonomi. Adapun strategi atau yang digunakan adalah dengan meningkatkan asset dengan melibatkan lebih banyak anggota keluarga untuk bekerja, memulai usaha kecil-kecilan, memulung barang-barang bekas, menyewakan kamar, menggadaikan barang, meminjam uang di bank atau lintah darat. Meningkatkan asset merupakan salah satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PRAKTIK MEMBUAT ARANG PADA MATERI HEMAT GAS KELAS IX TUNA GRAHITA SMPLB NEGERI PEMBINA ACEH TAMIANG TP 2016/ 2017 Millati, Millati
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 2 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i2.8392

Abstract

Artikel ini mengangkat masalah bagaimanakah kemampuan siswa kelas IX Tuna Grahita  SMPLB Negeri Pembina Aceh Tamiang menyelesaikan pembelajaran pada materi Hemat Gas. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar  dan membuat siswaKelas IX Tuna Grahita SMPLB Negeri pembina Aceh Tamiang. Metode yang digunakan adalah dengan praktik langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan pengolahan data menggunakan statistik sederhana dalam bentuk penghitungan nilai siklus. Acuan yang digunakan sebagai parameter adalah hasil nilai belajar dengan ketuntasan minimal yaitu nilai 65. Hasil penelitian menunjukkan perubahan secara individual.  
KEPERCAYAAN MASYARAKAT BATAK TOBA TERHADAP ADANYA SIGUMOANG (ROH JAHAT) DI DESA SIMANAMPANG KECAMATAN SIATAS BARITA KABUPATEN TAPANULI UTARA Sinaga, Devi Rianti; Puspitawati, Puspitawati
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): Edisi Juni 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i1.8553

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana kepercayaan masyarakat Desa Simanampang terhadap adanya sigumoang (roh jahat) dan bagaimana kepercayaan ini dapat bertahan sampai sekarang di Desa Simanampang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif yang bertujuan agar data yang diharapkan sesuai dengan data yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada informan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Simanampang dengan informan kunci adalah orang-orang yang mengetahui permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini menemukan bahwa masyarakat percaya terhadap adanya sigumoang (roh jahat) yang pelihara oleh seseorang untuk kepentingan tertentu tetapi merugikan orang lain kemudian untuk menghindari ulah sigumoang tersebut masyarakat mempercayai bahwa darah babi dapat mengusir sigumoang dan mereka dapat terlindung dari ulah jahatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan ini dapat bertahan sampai sekarang ialah kebiasaan lama, mitos, adanya oknum yang telah mengaku memelihara sigumoang, dan kondisi masyarakat yang belum keseluruhan tersentuh budaya modern sehingga masyarakat sulit menerima perubahan.
STRATEGI PENERAPAN ENAM PENUGASAN PADA MATA KULIAH ANTROPOLOGI PERKOTAAN DI PRODI. PENDIDIKAN ANTROPOLOGI Pasaribu, Payerli; Malau, Waston; Simarmata, Tumpal; Simanjuntak, Daniel Harapan Parlindungan
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 2 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i2.8396

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang menggambarkan penerapan enam penugasan, pada awalnya dipandang oleh sebagian mahasiswa menjadi tugas berat yang tidak memberikan dampak. Focus Group Discussion yang dilakukan sebagai metode pengumpulan data berhasil mengungkap berbagai kesan dan pandangan mahasiswa terhadap penerapan enam penugasan. Berbagai kendala menambah kesan negatif terhadap pemberian enam penugasan. Beberapa kendala yang dihadapi mahasiswa yang terungkap diantaranya pemberian tugas dan pengumpulan tugas yang secara bersamaan, pedoman atau panduan yang tidak memadai, kurangnya pendanaan, dan  keterbatasan buku sumber. Enam penugasan sesungguhnya sangat bermanfaat baik bagi mahasiswa maupun bagi dosen bahkan bagi program studi apabila dijalankan dengan tepat dan benar. Ada beberapa strategi penerapan enam penugasan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa yaitu penerapan enam penugasan secara kolaboratif, revisi pedoman/panduan pelaksanaan dan rubrik penilaian, perubahan strategi belajar, dan pemetaan serta pengadaan sumber buku.
EKSISTENSI TARI SERAMPANG DUA BELAS PADA SUKU MELAYU DI KAMPUNG JUANI KELURAHAN SIMPANG TIGA PEKAN, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Sari, Purnama; Rosramadhana, Rosramadhana
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): Edisi Juni 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i1.8558

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang eksistensi tari Serampang Dua Belas, pewarisan tari Serampang Dua Belas serta perubahan yang terjadi setelah masuknya tari modern di Kelurahan Simpang Tiga Pekan, Kabupaten Serdang Bedagai. Tari Serampang Dua Belas merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Tari Serampang Dua Belas memiliki gerakan yang gesit dengan tempo yang cepat. Tarian dengan gerakan tercepat yang terdiri dari 12 (dua belas) gerakan. Pewarisan nilai budaya melalui pertunjukan tari Serampang Dua Belas dapat semakin berkembang, maju dan eksistensinya tetap terjaga dari masa kemasa. Eksistensi tari Serampang Dua Belas dapat kita lihat dari aspek sosial budaya, pewarisan (enkulturasi) dan fungsi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari Serampang Dua belas tetap eksis dan dijaga kelestariannya serta diwariskan (enkulturasi) melalui keluarga, sanggar dan festival. Walaupun banyak tari modern yang masuk dan menarik minat para generasi muda tidak membuat mereka melupakan dan mengabaikan tari Serampang Dua Belas. Namun perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah terhadap tari Serampang Dua Belas yang terlihat dari kurangnya fasilitas seperti sanggar, kostum tari dan pelatih profesional.
KEPERCAYAAN MASYARAKAT KARO TERHADAP MAKAM KERAMAT SIBAYAK LINGGA DI BUKIT NDAHOLI DESA PERBESI KECAMATAN TIGABINANGA KABUPATEN KARO Ginting, Krisna Abadi
Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi Vol 1, No 2 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bdh.v1i2.8402

Abstract

Raja Sibayak Lingga adalah seorang raja yang memiliki kekuatan sakti pada jaman dahulu kala, masyarakat Desa Perbesi menyembah dan memberikan sesajen kepada makam yang berada di bukit Ndaholi tersebut karena dianggap sakral dan memiliki kekuatan yang sakti. Tujuan penulis meneliti makam kramat raja Sibayak Lingga yang berada di Desa Perbesi yakni mengetahui proses ritual yang dilakukan oleh masyarakat pada makam Sibayak Lingga di bukit Ndaholi. Tujuan utama dari penelitian ini ialah mengetahui latarbelakang masyarakat Karo mengadakan ritual pada makam keramat Sibayak Lingga di bukit Ndaholi Desa Perbesi. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah penelitian yang bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh dari teknik observasi, wawancara dengan beberapa informan, dokumentasi, studi kepustakaan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai bulan februari 2017 tempat Desa Perbesi Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. Berdasarkan hasil penelitian masyarakat Perbesi menyembah dan membuat ritual kepada makam Sibayak Lingga dikarenakan sejarah dari Sibayak Lingga dan dari cerita masyarakat pada jaman dahulu. Selain itu masyarakat juga melihat bahwa Raja Sibayak Lingga dulunya memiliki kesaktian, maka dari itu sebagian dari masyarakat Desa Perbesi meyakini bahwasanya makam tersebut dapat memberikan suatu keinginan seperti meminta jodoh, meminta nomor (togel), menyembuhkan penyakit, dan membuang segala kesialan dengan berharap rejeki pun melimpah.

Page 2 of 3 | Total Record : 21