cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics)
ISSN : 23033045     EISSN : 2503183X     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) abbreviated IJND (p-ISSN 2303-3045 and e-ISSN 2503-183X) is a peer-reviewed scientific journal publishing updated research and non-research articles in the area of nutrition and dietetics. This journal is published three times annually (January, May, and September) by Alma Ata University Press in collaboration with Indonesian Nutrition Association (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 182 Documents
Associated factors of adolescents malnutrition in junior high school student Nuryani Nuryani; Yeni Paramata
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 1, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(1).9-21

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Remaja merupakan kelompok usia yang rentang mengalami malnutrisi baik gizi lebih maupun gizi kurang yang disebabkan oleh pertumbuhan fi sik yang cepat, perubahan hormonal untuk system reproduksi dan perubahan psikosial. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengkaji sejumlah faktor yang mempengaruhi kejadian malnutrisi pada remaja. Metode: Desain penelitian cross sectional study yang diselenggarakan di MTS Negeri Model 1 Limboto. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling sejumlah 251 remaja. Variabel penelitian berupa status gizi remaja, status sosial ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku gizi pada remaja. Analisis hubungan antara variabel menggunakan uji chi square test dengan nilai α = 0.05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 10,0% remaja mengalami stunting, 23,5% remaja mengalami obesitas, 72,5% pengetahuan gizi kurang, 41,8% sikap gizi seimbang negative dan 45,4% perilaku gizi seimbang yang tidak baik. Analisis uji chi square menunjukkan pendidikan ayah berhubungan dengan kejadian stunting pada remaja (p = 0,001), namun analisis hubungan social ekonomi dengan kejadian stunting dan obesitas remaja berturut – turut pendidikan ibu (p=0,051 dan p=0,647), pekerjaan ibu (p = 0,385 dan p = 0,206), pendapatan keluarga (p = 1,000 dan p=0,061), riwayat pengasuhan (p = 0,496 dan p = 0,525), jumlah saudara (p = 0,131 dan p = 0,903), jenis kelamin (p = 0,298 dan p = 1,000), pengetahuan (p = 0,767 dan p = 0,447), sikap (p = 0,656 dan p = 0,805) dan perilaku gizi (p = 1,000 dan p = 0,268) tidak berhubungan dengan kejadian stunting dan obesitas pada remaja. Kesimpulan: faktor social ekonomi yakni pendidikan ayah berhubungan signifi kan dengan kejadian stunting pada remaja.KATA KUNCI: malnutrisi: pengetahuan: perilaku: sikap: sosial ekonomiABSTRACTBackgrounds: Adolescents are an age group that vulnerable experiencing of malnutrition both over nutrition and undernutrition caused by rapid physical growth, hormonal changes to the reproductive system and psychosocial changes. Objectives: The purpose of this study was to examine the socioeconomic factors that infl uenced the incidence of malnutrition in adolescents. Methods: The design study was cross sectional study conducted in MTS Model 1 Limboto State. Sampling was used an accidental sampling technique with 251 adolescents. Research variables were included nutritional status, socioeconomic status, knowledge, attitudes, and nutritional behavior. Analysis of the association between variables using the chi square test with a value α = 0.05. The results showed as many as 10.0% of adolescents were stunted, 23.5% of adolescents were obese, 72.5% low nutritional knowledge, 41.8% negative balanced nutrition attitudes and 45.4% poor balanced nutrition behavior. Analysis chi square test was showed the father education related to the incidence of stunting in adolescents (p = 0.001) , but analysis of social economy with the incidence of stunting and obesity in adolescent respectively maternal education (p = 0.051 and p=0.647), mother occupation (p = 0.385 and p = 0.206), family income (p = 1,000 and p = 0.061), caregivers (p = 0.496 and p = 0.525), number of siblings (p = 0.131 and p = 0.903), gender (p = 0.298 and p = 1,000), nutrition knowledge (p = 0.767 and p = 0.447), attitudes (p = 0.656 and p = 0.805) and nutrition behavior (p = 1,000 and p = 0.268) were not related to the incidence of stunting and obesity in adolescents. Conclusion: It was concluded that socioeconomic factors namely father education were signifi cantly related to the incidence of stunting in adolescents.KEYWORDS: attitude: behavior: knowledge: malnutrition: social economy
Household food security is a risk factor of type 2 diabetic mellitus Nor Eka Noviani; BJ Istiti Kandarina; Fatma Zuhrotun Nisa
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 1, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(1).22-29

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Ketika kondisi pangan bagi negara sampai dengan perorangan tidak terpenuhi, maka kondisi yang terjadi adalah tidak tahan pangan. Tidak tahan pangan berhubungan dengan penyakit kronis diabetes melitus tipe 2. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifi kasi ketahanan pangan dan faktor lain yang berhubungan dengan DM2 di Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia. Metode: Penelitian ini adalah penelitian obeservasi dengan desain case control, dimana kasus adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang terdaftar di 4 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan kontrol adalah subyek bukan penyandang DM2. Penentuan sampel menggunakan metode purposive yang kemudian dilakukan penyetaraan terhadap umur dan tempat tinggal. Uji statistik chi-square, Mc. Nemar dan regresi logistik dilakukan untuk mengidentifi kasi variabel yang merupakan faktor risiko. Hasil: Uji chi square menunjukkan bahwa riwayat keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan DM2 (p<0,05). Status tidak tahan pangan lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol (79,36%). Banyak responden memiliki skor kualitas diet yang kurang yakni 60,32% di kedua kelompok. Banyak responden tidak mengalami obesitas (>50%). Obesitas sentral terjadi pada 65,08% kasus dan 52,38% kontrol. Uji Mc. Nemar menunjukkan tidak ada variabel yang signifi kan (p>0,05; OR >1). Obesitas sentral berisiko terjadinya DM2 sebesar 61%. Uji regresi logistik menyimpulkan bahwa riwayat keluarga memberikan kontribusi besar berkembangnya DM2. Kesimpulan: Ketahanan pangan rumah tangga bukan faktor risiko terjadinya DM2 di Kulon Progo. Obesitas sentral berpeluang terjadinya DM2. Faktor genetik sebagai faktor dominan terjadinya DM2 di Kulon Progo.KATA KUNCI: diabetes melitus tipe 2; ketahanan pangan; kualitas diet; obesitas; obesitas sentral; faktor risikoABSTRACTBackground: Food security refl ects a situation when individual at all times has physical, social, and economic access to suffi cient, diversifi ed, safe and nutrious food that meets their dietary needs, food preference and religious believes for an active and healthy life. When the condition of individual is not adequate, it will contribute to food insecurity. Food insecurity has association with chronic diseases like type 2 diabetic mellitus (DM2). Objectives: To identify whether food security and other cofactors being the risk of DM2 in Kulon Progo Regency, Yogyakarta, Indonesia.Methods: This is an observational study with case control design. The case group was diabetic patients registered in Community Health Center in 4 subdistrics in Kulon Progo Regency whereas the control group was non diabetic patients. Respondents were selected purposively in accordance with inclusive and exclusive criterion, equivalently matching with age, gender and neighborhood. Chi square test, Mc. Nemar and logistic regression were used to identify risk factor. Results: The characteristic of two group revealed that family history had signifi cant association in development of DM2 (p<0.05). Food insecurity more commonly occured in control group (79.36%). Low quality diet was faced by the two group. Half of them had no obesity. Based on Mc. Nemar no variables statistically became risk factor of diabetic mellitus type 2 (p>0.05). But central obesity can be risk for DM. Genetic factor contributed to be DM2. Conclusion: Food security was not risk factor of developing DM2. Central obesity might be the risk of DM2. Parent history was the dominant factor of DM2.KEYWORDS: diabetic mellitus; food security; quality diet; obesity; risk factor
Nutrition counseling about general messages of balanced nutrition improve energy intake and haemoglobin level among HIV children Waisaktini Maragareth; Eviyani Margaretha Manungkalit; Nia Kurniati; Utih Arupah
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 1, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(1).30-38

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: HIV adalah masalah kesehatan yang signifi kan di Indonesia. satu kota di DKI Jakarta yang memiliki perkiraan jumlah kasus HIV tertinggi yang ditularkan melalui pria ke wanita. Beberapa penelitian menyatakan bahwa anak-anak dengan HIV memiliki asupan energi dan protein yang kurang, dan anemia. Oleh karena itu, pentingnya meningkatkan pengetahuan gizi seimbang pada orangtua yang memiliki anak HIV sehingga adanya peningkatan perilaku yang baik terhadap asupan makanan pada anaknya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pedoman nutrisi seimbang pada asupan gizi (energi dan protein) dan kadar hemoglobin pada anak-anak HIV Metode: Desain penelitian adalah studi pra-eksperimental desain One Group Pre-Post Test. Penelitian ini adalah desain pre-post test kelompok kontrol non acak. Penelitian dilakukan di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo dari Agustus hingga Oktober 2019. Sampel diambil secara purposive dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis dengan menggunakan paired t-test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifi kan antara asupan energi rata-rata sebelum konseling dan setelah konseling (p = 0,013) tetapi tidak ada perbedaan yang signifi kan antara asupan protein rata-rata sebelum dan sesudah konseling (p = 0,934). Ada perbedaan yang signifi kan antara level Hb sebelum dan setelah konseling (p = 0,000).Kesimpulan: Ada pengaruh konseling gizi terhadap asupan energi tetapi tidak ada pengaruh terhadap kadar HbKATA KUNCI: energi; protein; Hb; HIV; anakABSTRACTBackground: HIV is a signifi cant health problem in Indonesia. There were an estimated 242.699 persons living with HIV. Central Jakarta is one of the cities in DKI Jakarta that has the highest estimated number of HIV cases transmitted through men to women. Thus means that there is a possibility that the number of HIV children in Central Jakarta wil also increase. Some studies suggest that children with HIV have less energy and protein intake, and anemia. Because of this, the importance of increasing the knowledge of balanced nutrition in parents who have HIV children so that there is an increase in good behavior towards food intake in children. Objectives: The study aimed to analyze the effect of providing balanced nutrition guidelines on nutritional intake (energy and protein) and hemoglobin levels in HIV children. Methods: The research design was a pre-expreimental study of the One Group Pre-Post Test design. study was experimental non randomized control group pre-post test design. The study was carried out at RSUPN dr Cipto Mangunkusumo from August to October 2019. The sample were taken purposively with inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed by using paired t-test.Results:The results showed that there was a signifi cant difference between the mean energy intake before counseling and after counseling (p = 0.013) but there was no signifi cant difference between the average protein intake before and after counseling (p = 0.934). There was a signifi cant difference between the level Hb before and atter counseling (p = 0.000).Conclusions: The provision of counseling on nutrition guidelines provide a signifi cant difference between the average energy intake and the levels of Hb.KEYWORDS: energy; protein; Hb; HIV; children
The eating habbits of type 2 diabetes mellitus in primary healthcare center Ratna Wirawati Rosyida; Ni Kadek Diah Purnamayanti; Marina Kristi Layun Rining
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 yang termasuk dalam penyakit tidak menular memilki prevalensi yang terus meningkat setiap tahun. Yogyakarta menjadi provinsi dengan prevalensi DM tipe 2 terbanyak di Indonesia. Diet pada pasien diabetes merupakan salah satu pilar manajemen diri diabetes yang penting untuk dipatuhi. Diet pada pasien diabetes akan berpengaruh terhadap kadar glukosa darah atau kondisi glikemik yang optimal.Tujuan: untuk mengetahui gambaran pola makan pada pasien DM tipe 2 di Yogyakarta.Metode: metode cross sectional study dilakukan kepada 80 responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner demografi dan pertanyaan terbuka mengenai pola makan yang dilakukan.Hasil: usia rata-rata responden 56 tahun, lama menderita DM rata-rata hampir 6 tahun, sebagian besar responden (72,5%) mengatur pola makan sehari-hari dengan cara membatasi konsumsi makan/minum manis (32,39%), mengurangi karbohidrat (25,35%), dan mengurangi porsi makan (16,90%).Kesimpulan: sebagian besar pasien DM tipe 2 di Yogyakarta telah mengatur pola makan. Pola makan yang banyak diterapkan pasien DM tipe 2 di Yogyakarta adalah membatasi konsumsi makan/minum yang manis.KATA KUNCI: diabetes melitus; pola makan; Indonesia ABSTRACT Backgrounds: Type 2 Diabetes Mellitus (DM) which is included in non-communicable diseases has an increasing prevalence every year. Yogyakarta is the province with the highest prevalence of type 2 diabetes in Indonesia. Diet in diabetic patients is one of the important pillars of diabetes self-management to be obeyed. Diet in diabetic patients will affect blood glucose levels or optimal glycemic conditions.Objectives: to know the description of dietary pattern in patients with type 2 DM in YogyakartaMethods: a cross-sectional study method was carried out on 80 respondents. The instrument used was in the form of a demographic questionnaire and open-ended questions about eating patterns.Results: the average age of the respondent was 56 years, the duration of DM suffered an average of almost 6 years, the majority of respondents (72.5%) regulate daily eating patterns by limiting consumption of food/beverages sweet (32.39%), reduce carbohydrates (25.35%), and reduce food portions (16.90%).Conclusion: the majority of type 2 DM patients in Yogyakarta have adjusted their diet. The diet that is widely applied by patients with type 2 diabetes in Yogyakarta is to limit the consumption of sweet foods/drinks.KEYWORDS: diabetes mellitus; dietary; Indonesia
Implementation of regulation policy of Sleman Regency number 38 OF 2015 concerning of giving exclusive breastfeeding of working mother Della Kaulika; Sri Werdati; Arini Hardianti; Choirul Anwar
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 menegaskan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Peraturan lain yang mendukung ASI adalah Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan tentang peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Pemerintah Kabupaten Sleman telah membuat peraturan tentang pemberian ASI Eksklusif yakni yang tercantum dalam Peraturan Bupati Kabupaten Sleman Nomor 38 Tahun 2015.Tujuan: Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan Peraturan Bupati Sleman nomor 38 tahun 2015 tentang ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kabupaten Sleman.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan content analysis.Hasil: Sosialisasi kebijakan telah melibatkan lintas program dan lintas sektor. Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan Puskesmas telah mengadakan program pendukung kebijakan pemberian ASI Eksklusif. Dukungan dari perusahaan terhadap kebijakan ini diantaranya dalam bentuk pemberian waktu cuti melahirkan yang sesuai, penyediaan ruang laktasi, dan pemberian waktu untuk memerah ASI di perusahaan.Kesimpulan: Implementasi kebijakan Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Pemberian ASI Eksklusif saat ini mampu menaikkan cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Sleman. Akan tetapi, implementasi Peraturan Bupati tersebut belum sepenuhnya baik karena masih terdapat beberapa ketentuan yang belum terealisasikan sehingga menjadi hambatan untuk memajukan program ASI Eksklusif. Kata Kunci : ASI eksklusif; ibu bekerja; Kebijakan Peraturan Bupati Sleman        ABSTRACTBackground: Exclusive breastfeeding is giving only breast milk without giving other foods and beverages for infants from birth until the age of 6 months. Government Regulation, No. 33 of 2012 affirms that every mother giving birth must give exclusive breastfeeding to the baby born. Another rule that supports breastfeeding is the Joint Regulation of the State Minister for Women's Empowerment, Minister of Manpower and Transmigration and the Ministry of Health of the increase in breastfeeding during working hours at the workplace. The Government of Sleman Regency has made regulations on exclusive breastfeeding, which are listed in Sleman Regency Regulations Number 38 of 2015.Objectives: The objectives of this study was to determine the policy implementation of Sleman Regency Regulation number 38 of 2015 concerning Exclusive Breastfeeding for working mothers in Sleman Regency.Methods: This study uses qualitative methods and types of case study research. Data collection techniques are using observation and in-depth interviews. Data analysis uses content analysis and presentation based on collected data.Results: Policy of Socialization has involved cross-program and across sectors. Departments of Health, Labor and Health Center have held a policy support program exclusive breastfeeding. The company's support for this policy includes the provision of appropriate maternity leave time, provision of lactation space, and giving time to milk breastfeeding in the company.Conclusions: The policy implementation of Sleman Regency Regulation Number 38 of 2015 concerning the Provision of Exclusive Breastfeeding is currently able to increase the coverage of Exclusive ASI in Sleman Regency. However, implementation of the decree has not been entirely good because there are still some provisions that unrealized thus as an obstacle to advancing the program of exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding, working mothers, policy regulations of Sleman District
Stunting among children Indonesian urban areas: What is the risk factors? Tri Siswati; Trynke Hoekstra; Hari Kusnanto
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 1, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(1).1-8

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Stunting adalah malnutrisi kronis yang dapat terjadi pada semua balita termasuk balita di daerah perkotaan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko stunting pada anak-anak 0-59 bulan di perkotaan di Indonesia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder berdasarkan Riskesdas tahun 2013. Sampel berjumlah 13.248 anak usia 0-59 bulan dari 33 provinsi, yang tinggal di daerah perkotaan, lahir tunggal (37 minggu), usia ≥37 minggu kehamilan, skor TB/U -5,99 hingga TB/U 5,99 SD, dan data yang diobservasi lengkap. Variabel bebas adalah karakteristik anak (usia, jenis kelamin, berat dan panjang lahir); dan karakteristik rumah tangga (usia orang tua, tinggi badan orang tua, pendidikan, pekerjaan, tingkat ekonomi), sedangkan variabel terikat adalah stunting. Analisis dilakukan dengan regresi logistik multivariat menggunakan Stata13.Hasil: Faktor yang berhubungan dengan terjadinya stunting balita di perkotaan adalah BBLR (AOR 1,2 CI 95% 1,09-1,32); dan bayi lahir pendek (AOR 1,16 CI95%: 1,99-1,23) dan karakteristik rumah tangga seperti ayah pendek (AOR 1,24, CI95% 1,18-1,31); ibu pendek (AOR 1,23, CI95% 1,17-1,29); ibu berpendidikan rendah (AOR 1,14, CI 95% 1,02-1,23); ayah berpendidikan rendah (AOR 1,13, CI95% 1,02-1,23), dan tingkat ekonomi menengah dan rendah (AOR 1,12, CI 95% 1,06-1,19; AOR 1,24, CI95% 1,15-1,33). Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan stunting balita di perkotaan adalah BBLR dan tinggi badan orang tua.KATA KUNCI: balita; determinan; Indonesia; perkotaan; stuntingABSTRACTBackground:Childhood stunting is a form of chronic malnutrition, including among children in the urban area.Objectives: This research was to determine the risk factors of 0-59 months stunting children in urban Indonesia.Methods: This was a cross sectional study using secondary data based Indonesia’s Basic Health Research 2013. Samples were a total of 13,248 children aged 0-59 months from 33 provinces, urban residency, singleton, ≥37 weeks gestation, and HAZ score -5.99 to 5.99 SD. Independent variables were children characteristics (age, sex, size of birth); and household characteristics (parental age, high, education, employment, economic level), while the dependent variable was stunting. Multivariate logistic regression analysis was performed using Stata 13.Results: Children characteristics such as low birth weight (AOR 1.2 CI 95% 1.09-1.32); and short newborn length (AOR 1.16 CI95%:1.99-1.23) and stature father (AOR 1.24, CI95% 1.18-1.31) and mother (AOR 1.23, CI95% 1.17-1.29); maternal low education (AOR 1.14, CI 95% 1.02-1.23); paternal low education(AOR 1.13, CI95% 1.02-1.23), low middle economic level (AOR 1.12, CI 95% 1.06-1.19; AOR 1.24, CI95% 1.15-1.33) were factors associated with urban stunting children.Conclusion: Low birth weight and short stature were dominant factors associated with stunting children in Indonesian urban areas.KEYWORDS: children; determinant; Indonesian; urban; stunting
The rule of nutrition counseling media to students’ snacking behavior Anto J. Hadi; Syamsopyan Ishak; Matius Rantesalu
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 2, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(2).54-60

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Banyaknya berbagai jenis jajan saat ini yang beredar tidak aman dikonsumsi anak usia sekolah dasar di lingkungan sekolah maupun dirumah. Makanan jajanan yang ditawarkan penjual belum tentu menyehatkan dan hal yang disukai anak-anak sekolah dasar tetapi sayangnya tidak semuanya aman dikonsumsi oleh anak.Tujuan : Untuk menilai pengaruh media penyuluhan gizi terhadap perilaku jajan siswa di SD Negeri 107422 Pagar Jati Kabupaten Deli Serdang.Metode: Penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain pretest-posttest group. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 107422 Pagar Jati dan dilakukan pada bulan September dan Oktober 2019. Populasi sebanyak 60 siswa dan sampel terbagi menjadi 2 kelompok dengan jumlah masing-masing sebanyak 30 siswa dan pengambilan sampel secara proportional random sampling. Analisis data dengan menggunakan uji paired sample t-test.Hasil: Ada pengaruh media penyuluhan gizi terhadap sikap dan tindakan konsumsi makanan jajanan pada siswa sekolah dasar baik dengan menggunakan powerpoint (p=0,000) maupun leaflet (p=0,000). Skor rata-rata sikap dan tindakan siswa meningkat dari pretest ke posttest dan lebih tinggi peningkatannya pada penggunaan media powerpoint.Kesimpulan: Terdapat pengaruh positif media penyuluhan gizi terhadap sikap dan tindakan siswa dengan perilaku jajan siswa. Bagi siswa diharapkan selalu memilih makanan sehat dan tidak memilih jajanan yang kurang sehat.KATA KUNCI: media penyuluhan gizi; perilaku ngemil sehat ABSTRACTBackground: Various types of snacks currently existed in the market are not safe for consumption by elementary school-aged children at school or home environment. Snack food offered by the seller is not necessarily healthy yet the children like. But unfortunately there are several snacks that are not safe for children consumption.Objectives: This study aims to assess the effect of nutrition counseling media on student snack behavior in SD Negeri 107422 Pagar Jati, Deli Serdang Regency.Methods: This study was a quasi-experimental approach using pretest and post-test group design. The study was conducted at SD Negeri 107422 Pagar Jati, Deli Serdang Regency in September to October 2019. The population were 60 students. Samples were then divided into 2 groups with a total of 30 students using proportional random sampling. Data analysis used was paired sample t-test.Results: There was an influence of nutrition counseling media on the attitudes and actions of snacking behavior for elementary school students using either powerpoint (p = 0.000) or leaflets (p = 0.000).Conclusion: The average score of students' snacking attitudes and actions increases from pretest to post-test and higher increases in the use of powerpoint media. Students are expected to always choose healthy foods and not to choose snacks that are less healthy.KEYWORDS: nutrition counseling media; healthy sacking behavior
Fruit and vegetable juice formulation for blood pressure control in hypertensive elderly Niken Widyastuti Hariati; Rijanti Abdurrachim
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 1, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(1).45-53

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Lansia merupakan kelompok usia yang sangat rentan menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Selain dengan obat, tekanan darah bisa dikontrol dengan pengelolaan pola makan. Beberapa buah dan sayuran yang dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah seperti semangka, mentimun, tomat, sawi hijau, papaya dan pisang Ambon. Kandungan yang berperan antara lain kandungan air, serat, kalsium, kalium dan magnesium. Tujuan: Penelitian ini bertujuan melihat efektifi tas formulasi jus sayur dan buah terhadap pengendalian tekanan darah pada lansia hipertensi. Metode: Metode penelitian secara Quasi Experiment dengan rancangan penelitian analisis varians satu arah berdasarkan Kruskal-Wallis dengan taraf signifi kan 5% (α = 0.05) dan tingkat kepercayaan 95%. Kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pemberian jus sayur dan buah dengan pengendalian standar makanan untuk menghasilkan standarisasi jus sayur dan buah yang efektif dalam pengendalian tekanan darah. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera. Populasi penelitian adalah seluruh lansia hipertensi di Panti Tresna Werdha Budi Sejahtera sebanyak 108 orang dengan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 81 orang dimana terdapat 27 kombinasi formula jus (9 kombinasi formula A, 9 kombinasi formula B, 9 kombinasi formula C). Pemberian tiap kombinasi diberi jeda satu hari dengan melihat perubahan tekanan darah 6 jam sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Hasil penelitian didapatkan formula jus sayur dan buah yang paling efektif dalam pengendalian tekanan darah sistolik lansia yaitu kelompok formula B31 (tomat, sawi dan semangka) dan B32 (tomat, sawi dan pisang ambon) dengan p= 0.046 atau tingkat kepercayaan >95%. Kesimpulan: Perlu dilakukan uji lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar terhadap kedua formula jus sayur dan buah ini untuk melihat seberapa jauh efektifi tas penurunan tekanan darah yang dihasilkan. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pengaturan menu diet pada lansia dengan hipertensi.KATA KUNCI: hipertensi; jus buah; lansia; sayuranABSTRACTBackgrounds: The elderly is an age group that is very vulnerable to suffer from hypertension. In addition to drugs, blood pressure can also be controlled by managing diet. Some fruits and vegetables that are believed to reduce blood pressure are watermelons, cucumbers, tomatoes, mustard greens, papaya and Ambonese bananas. Ingredients that play a role include mineral potassium, calcium and magnesium. Objectives: This study aims to look at the effectiveness of vegetable and fruit juice formulations on controlling blood pressure in elderly hypertension. Methods: The research method is a Quasi Experiment with a one-way analysis of variance analysis design based on Kruskal-Wallis with a signifi cance level of 5% (α = 0.05) and a confidence level of 95%. The treatment group was given intervention in the form of giving vegetable and fruit juices by controlling food standards to produce an effective standardization of vegetable and fruit juices in controlling blood pressure. The study was conducted at Tresna Werdha Budi Sejahtera Social Home. The study population was all elderly hypertension at Tresna Werdha Budi Sejahtera Orphanage as many as 108 people with the study sample using purposive sampling techniques as many as 81 people where there were 27 juice formula combinations (9 combinations of formula A, 9 combinations of formula B, 9 combinations of formula C). Giving each combination given a pause one day to see changes in blood pressure 6 hours before and after the intervention. Results: The results showed that the most effective formulas of vegetable and fruit juices in controlling systolic blood pressure in the elderly were the formula group B31 (tomatoes, mustard greens and watermelons) and B32 (tomatoes, mustards and ambon bananas) with p = 0.046 or a confi dence level>95% (α=0,05). Conclusion: Further tests need to be carried out with a larger number of samples of these two vegetable and fruit juice formulas to see how far the effectiveness of blood pressure reduction is produced and the results of this study can be taken into consideration in the regulation of diet menus in the elderly with hypertension.KEYWORDS: elderly; fruit juices; hypertension; vegetable
The effect yellow passion fruit peel juice (Passiflora eduils f.flavicarpa deg) on LDL to HDL cholesterol ratio in type 2 diabetes mellitus patients as predictors of cardiovascular disease Dhuha Itsnanisa Adi
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 2, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(2).61-67

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Rasio LDL terhadap HDL menggambarkan profil kolesterol LDL dan HDL dalam darah dan merupakan salah satu komponen penting sebagai indikator risiko penyakit kardiovaskular. Kandungan serat yang tinggi terutama pektin (serat larut air) pada kulit markisa kuning dapat mencegah penyerapan karbohidrat, menurunkan absorpsi lemak dan kolesterol darah sehingga dapat mengontrol kadar lipid dalam darah.Tujuan: Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh jus kulit markisa kuning terhadap rasio kolesterol LDL:HDL pada pasien diabetes mellitus sebagai prediktor penyakit kardiovaskuler di wilayah kerja puskesmas Teppo Kabupaten Pinrang.Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan non-randomized pre-test dan post-test with control group. Cara pemilihan sampel dengan metode purposive sampling sebanyak 40 orang yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok perlakuan diberikan jus kulit markisa kuning sebanyak 250 ml/hari dan edukasi selama 15 hari sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan edukasi.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio kolesterol LDL: HDL pada kelompok intervensi mengalami penurunan dengan rerata penurunan sebesar 0,56 sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan dengan rerata peningkatan sebesar 0,25. Secara statistik menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok control (p< 0,05).Kesimpulan: Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan rerata selisih rasio kolesterol LDL:HDL antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah pemberian jus kulit markisa kuning pada penderita diabetes mellitus.KATA KUNCI: kulit markisa kuning; rasio LDL:HDL; prediktor penyakit kardiovaskulerABSTRACTBackground: The ratio of LDL to HDL illustrates the profile of LDL and HDL cholesterol in the blood and it is one of the important components as an indicator of risk for cardiovascular disease. High fiber content, especially pectin (water-soluble fiber) on the skin of yellow passion fruit can prevent the absorption of carbohydrates, reduce the absorption of fat and blood cholesterol so that it can control blood lipid levels.Objectives: To assess the effect of fruit peel juice on LDL to HDL cholesterol ratio in patients with diabetes mellitus as predictors of cardiovascular disease in the working area of Teppo Health Center, Pinrang Regency.Methods: This study was a quasi-experimental design with a non-randomized pre-test and post-test with the control group. The method of selecting samples with a purposive sampling method of 40 people divided into 2 groups. The treatment group was given 250 ml of yellow passion fruit peel juice /day and education for 15 days while the control group was given education only.Results: The result showed that LDL to HDL cholesterol ratio in the intervention group decreased about 0.56 while in contrast LDL to HDL cholesterol ratio in the control group increased about 0.25 and statistically, the change was the difference (p> 0.05).Conclussion: Thus there is a significant difference in the mean LDL to HDL cholesterol ratio between the intervention group and the control group after administration of yellow passion fruit skin juice in people with diabetes mellitus.KEYWORDS: Yellow passion fruit peel juice; LDL to HDL cholesterol ratio; predictor of cardiovascular disease
ANALYSIS OF MENU PLANNING, CONSUMPTION ENERGY DENSITY RELATIONSHIPS AND FOOD LEFTOVERS OF THE ELDERLY NUTRITIONAL STATUS IN SOCIAL ORPHANS Aspiyani Aspiyani; Putri Ronitawati; Prita Dhyani Swamilaksita; Rachmanida Nuzrina; Mertien Sa&#039;pang
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 2, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(2).80-86

Abstract

Background: The most important thing in giving food to the elderly is that the food served must meet the nutritional needs, the food served is given regularly in small portions but often, the food must be gradual and varied so as not to cause boredom, the food must be according to doctor's instructions for certain elderly and food must be soft. The elderly who live in the Werdha Nursing Home are faced with a different situation than before they lived in an orphanage. This causes the elderly to make adjustments so that their needs can be fulfilled. Health conditions in the elderly stage are largely determined by the quality and quantity of nutritional intake.Objective: This study aims to determine the analysis of menu planning, the relationship of energy consumption density and food waste to the nutritional status of the elderly at the Social Home Method: This study was an observational study of cross-sectional study design. Sampling was done by purposive sampling technique with a  total of 50 elderly respondents. Bivariate analysis using Chi-Square statistical tests. Results: Planning the menu at the Social Home is carried out once a year with a seven-day menu cycle compiled by a Puskesmas Nutritionist and has a menu structure consisting of the frequency of feeding 3 main meals and 2 interludes. The application in feeding has not been adjusted to the menu made by a Nutritionist. Most respondents were aged 60-74 years (elderly). Correlation test results showed that there was no relationship between energy consumption density with the nutritional status of the elderly     ( p = 0.589 ) (p> 0.05) and there was a relationship between food waste and the nutritional status of the elderly (p = 0.010 ) (p <0.05). Conclusion: Some menu planning at the Social Institution was carried out and some did not meet the factors that influenced menu planning at the institution. There is a relationship between food waste with the nutritional status of the elderly, the main factor affecting nutritional status is food intake. This is because not only because of the small amount of food left (<20%) which causes the risk of malnutrition, but there are other factors based on the questions and the results of the MNA score.

Page 1 of 19 | Total Record : 182