cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)
ISSN : 24610437     EISSN : 25409131     DOI : -
Jukung adalah jurnal yang berisikan hasil-hasil penelitian ilmiah meliputi bidang rekayasa dan teknologi lingkungan yang dikelola oleh Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Jukung diterbitkan dua kali dalam setahun setiap bulan Maret dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG DI DESA BUKIT MULIA DAN SUMBER JAYA PT AKBAR MITRA JAYA KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Annisa Annisa
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 3, No 2 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v3i2.4032

Abstract

ABSTRAK Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatau kebutuhan penting bagi setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumber daya alam. Oleh karena itu, sumber daya alam perlu dijaga dan diperhatikan untuk kelangsungan hidup manusia kini, maupun untuk generasi yang akan datang. Rencana pembukaan lahan untuk kegiatan penambangan selama periode 5 tahun ialah seluas 60,65 Ha. Sedangkan areal bekas tambang yang akan direklamasi ialah seluas 60,65 Ha untuk mengembalikan peruntukan fungsi lahan sebelumnya yaitu kebun kelapa sawit. Reklamasi lahan bekas tambang dilakukan secara bertahahap dengan pengaturan kembali bentuk morfologi seperti rona awal dan revegetasi sesuai dengan jenis tanaman semula. Pengaturan permukaan tanah dibuat dengan kemiringan lereng 10%-20%, ketebalan tanah pucuk (top Soil) antara 0,5 – 1 meter dan revegatasi menggunakan tanaman kelapa sawit. Metode penimbunan tanah penutup dilakukan dengan teknik backfilling yaitu dengan menimbunkan kembali sebagian material tanah penutup (overburden) pada lubang bukaan bekas tambang dimana bahan galian tambang tersebut telah selesai diambil atau ditambang sehingga lahan bekas tambang tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan reklamasi. Rencana reklamasi dilaksanakan pada tahun kedua karena sudah terdapat lahan bekas bukaan tambang (Pit). Pelaksanaan reklamsi yang akan dilakukan pada bekas bukaan tambang (Pit) tahun 2016  : 12,65 Ha, tahun 2017 hingga 2020 masing-masing 12 Ha/Tahun. Kata kunci: Reklamasi, backfilling, kemiringan lereng, tambang. ABSTRACT Environmental-oriented development becomes an essential necessity for every nation and country that aspires to the preservation of natural resources. Therefore, natural resources need to be maintained and taken care of  the survival of human life, as well as for future generations. The plan for land clearing for mining activities over a 5 year period is 60.65 Ha. While the former mine area to be reclaimed is 60.65 Ha to restore the previous land use function of palm oil plantation. The reclamation of ex-mining land is done in stages with the re-arrangement of morphological forms such as baseline and revegetation in accordance with the original plant species. Soil surface setting is made with 10% -20% slope, Soil thickness (top Soil) between 0.5 - 1 meter and revegatation using oil palm plantation. The method of backfill landfilling is done by re-stocking some of the overburden material in the ex-mining openings where the mining material has been taken or mined so that the former mine can be reused for reclamation purposes. The reclamation plan is implemented in the second year because there is already ex-mining land (Pit). Implementation of reclamation will be done on the former of mining openings (Pit) in 2016: 12,65 Ha, year 2017 until 2020 each 12 Ha / Year. Keywords: Backfilling, mining, reclamation, slope. 
KAJIAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PELAKSANAAN BANK SAMPAH DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) & SWOT (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREAT) DI KOTA BANJARBARU Rr. Menna Ayu Aldilla; Chairul Abdi; M. Firmansyah
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 1, No 1 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v1i1.1042

Abstract

Bank sampah merupakan solusi bagi masyarakat dalam mengurangi dampak dari timbulan sampah dan menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah. Terdapat beberapa faktor pendukung yang dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan bank sampah. Faktor yang mempengaruhi ialah pemahaman pengelolaan sampah, teknis manajemen bank sampah, faktor ekonomi bagi nasabah, keberadaan bangunan bank sampah, tokoh masyarakat dan peran pemerintah daerah dan kompetisi (prestise). Sebagai bentuk pemecahan masalah, digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Penggunaan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) menjadi acuan dalam menentukan kinerja bank sampah dari kombinasi faktor internal (strength and weakness) dan faktor eksternal (opportunity and threat).Wawancara interaktif dan kuisioner dilakukan untuk mendapatkan perbandingan berpasangan dari pihak stakeholder, nasabah bank sampah dan masyarakat umum. Sebagai studi kasus, tiga bank sampah yang memiliki predikat terbaik berdasarkan penilaian BLH (Badan Lingkungan Hidup) di kota Banjarbaru dipilih menjadi objek penelitian. Penelitian ini melibatkan pihak stakeholder dari pengurus bank sampah sebanyak 3 responden dan nasabah bank sampah sebanyak 11 responden. Berdasarkan hasil analisis, faktor ekonomi merupakan faktor prioritas dalam tingkat keberhasilan pelaksanaan bank sampah.Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Bank Sampah, SWOT
PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN BRIKET ARANG ALANG – ALANG (IMPERATA CYLINDRICA) UNTUK MENINGKATKAN NILAI KALOR EFFECT OF COMPOSITION THE MIXTURE OF CHARCOAL BRIQUETTES MADE FROM REEDS (IMPERATA CYLINDRICA) TO INCREASE CALORY VALUE Nurul Arifin; Rijali Noor
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 2, No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v2i2.2315

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran terhadap briket arang dari bahan alang-alang. Briket arang adalah bahan bakar sederhana, terbuat dari arang yang dicampur perekat kemudian dipadatkan menggunakan alat pengempa atau alat pencetak briket. Pengujian briket tidak lepas dari uji karakteristik dan kualitas, salah satunya adalah menguji nilai kalor. Kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan. Nilai kalor adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu jumlah tertentu. Semakin  besar kandungan  karbon  dalam  suatu  bahan,  maka akan makin  baik  fungsi bahan  tersebut  sebagai  bahan  bakar  karena  akan menghasilkan  energi  yang lebih  besar  dan  semakin  lama nyala briket. Kadar karbon terikat ini berbanding lurus dengan nilai kalor, karena setiap ada reaksi oksidasi dari zat karbon maka akan menghasilkan kalori. Pembuatan briket arang dibuat dengan bahan dasar dari alang-alang. Pada penelitian ini digunakan variasi perbandingan campuran antara arang dan perekat kanji berturut-turut yaitu 50%:50%, 55%:45%, 60%:40%, 65%:35% dan 70%:30%. Pencetakan briket menggunakan alat pencetak briket manual berbentuk tablet. Pengujian karakteristik mengikuti SNI 01-6235-2000. Kemudian untuk pengujian kualitas pembakaran briket menggunakan kompor briket. Pada uji pendahuluan, nilai kalor dari briket alang-alang didapatkan hasil sebesar 2517,86 kal/gr. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa briket arang dari bahan alang-alang memiliki karakteristik kadar air 5,75-7,00%, kadar abu 9,00-11,00% dan nilai kalor 4721,43-5862,19 kal/gr. Menurut segi kualitas pembakarannya, briket arang dari bahan alang-alang memiliki waktu penyalaan awal antara 3,23-4,46 menit, durasi pembakaran 13,14–17,50 menit dan kecepatan pembakarannya 1,029-1,370 gr/menit. Kata kunci: briket arang, alang-alang, nilai kalor This study aims to determine the effect on the composition of the mixture of charcoal briquettes made from reeds. Charcoal briquettes are a simple fuel, made of charcoal mixed with an adhesive and then compacted using a tool or appliance printer briquettes. Testing briquettes can not be separated from the test characteristics and qualities, one of which is to test the calorific value. Heat is a measure of heat or energy produced. The calorific value is the amount of heat obtained from burning process. The greater the carbon content in the ingredients, the better of the material functions as a fuel because it will generate greater energy and the longer the flame briquettes. Bound carbon content is directly proportional to the calorific value, because whenever there is an oxidation reaction of carbon substances it will produce calories. Charcoal briquettes made with basic ingredients of reeds. In this study used a variation of a mixture of charcoal and gluten starch respectively, are 50%: 50%, 55%: 45%, 60%: 40%, 65%, 35% and 70%: 30%. Printing briquettes using a printer briquettes manual tablet form. Testing characteristics follow SNI 01-6235-2000. Then for testing the quality of burning briquettes using briquette stove. In a preliminary test, the calorific value of the briquettes reeds obtained a yield of 2517.86 cal / g. Based on the survey results revealed that the charcoal briquettes made from reeds have the characteristics of the water content of 5.75 to 7.00%, from 9.00 to 11.00% ash content and calorific value of 4721.43 to 5862.19 cal / g. According to the terms of combustion quality, charcoal briquettes made from reeds have a startup time of 3.23 to 4.46 minutes, the duration of combustion from 13.14 to 17.50 minutes and the combustion speed from 1.029 to 1.370 g / min.Keywords: charcoal briquettes, reeds, calorific value.
KAJIAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN DAMPAK LINGKUNGAN DI TPA (TEMPAT PEMROSESAN AKHIR) Rizqi Puteri Mahyudin
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 3, No 1 (2017): MARET 2017
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v3i1.3201

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi pada rantai panjang pengelolaan sampah. Dari hasil kajian pustaka dapat dirangkum dua permasalahan penting pengelolaan sampah dan TPA yaitu sampah yang tidak mengalami proses pengolahan dan pengelolaan TPA dengan sistem yang tidak tepat (masih berfokus pada lahan urug). Sedangkan  TPA sebagai ujung rantai pengelolaan sampah menerima beban sampah yang sangat besar sehingga menimbulkan banyak dampak negatif. Air lindi yang dihasilkan oleh TPA sulit untuk dikendalikan agar tidak mencemari lingkungan walaupun membuat proteksi kuat pada TPA. Direkomendasikan untuk meningkatkan daur ulang sampah dari rumah tangga sampai ke TPA diantaranya dengan sistem pengelolaan sampah yang berbasis inisiatif komunitas lokal dan tidak hanya mengandalkan TPA dengan sistem lahan urug. Pengelolaan sampah yang fokus pada pengolahan dan pengurangan pencemaran serta melibatkan masyarakat atau berbasis komunitas memiliki dampak positif yang besar. Dapat disimpulkan bahwa penyelesaian permasalahan sampah yang tidak komprehensif dari hulu ke hilir dan tidak melibatkan semua pihak menjadi hambatan utama berjalannya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kata kunci: dampak lingkungan, permasalahan sampah, pengelolaan sampah berkelanjutan, Tempat Pemrosesan Akhir. This article aimed to explain the problems in a long chain of waste management. From the results of a literature review can be summarized two key issues of waste management and landfill namely: untreated waste and improper system of landfill management (still focusing on landfilling system). While the landfill as the last chain of waste management receives a huge load of waste, causing many negative effects. Leachate generated by the landfill is difficult to be controlled although it has strong protection at the landfill. It recommended to increase the recycling of household waste to landfill such as the waste management system based on local community initiatives and not just rely on landfilling systems. Waste management focusing on the processing and the reduction of pollution and engaging the community or community based have major positive impact. It can be concluded that solving waste problems that not comprehensive from upstream to downstream and not involving all part of the waste system is the main obstacle in sustainable waste management. Keywords: enviromental impact, landfill, waste problems, sustainable waste management.
KRITERIA RUANG TERBAIK KOMPLEK PERMUKIMAN BERDASARKAN PEMETAAN RISIKO BENCANA BANJIR DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN Rosalina Kumalawati; Farida Angriani; Dienny Redha Rahmani
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 4, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v4i1.4666

Abstract

Banjir mulai muncul sejak manusia bermukim dan melakukan berbagai kegiatan di kawasan yang berupa dataran banjir (flood plain) suatu sungai termasuk di Kalimantan Selatan, Indonesia. Kabupaten Hulu Sungai Tengah beberapa kali terkena bencana banjir di daerah yang padat penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria  ruang terbaik komplek permukiman berdasarkan pemetaan risiko bencana banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Metode penelitian ini adalah mix method. Teknik analisis yang akan digunakan untuk penentuan kriteria ruang terbaik komplek permukiman berbasis risiko bencana banjir dalam bentuk peta (2D) dan maket (3D) dengan pendekatan tingkat risiko sungai utama dan kepadatan permukiman. Wilayah yang direncanakan untuk pembangunan ruang yang baru, harus memasukkan faktor risiko bencana alam. Hasil dari penelitian ini adalah kriteria ruang terbaik komplek permukiman berdasarkan pemetaan risiko bencana banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan  dalam bentuk maket. Sebagian besar kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tidak mempunyai risiko terhadap bencana banjir. Daerah yang tidak mempunyai risiko bencana banjir dapat dijadikan untuk pembangunan tempat pengungsian dan alokasi pengembangan permukiman yang baru.Kata kunci: Banjir, komplek permukiman, risiko. Floods began to emerge since humans being lives and did various activities in the area of flood plain (flood plain) of a river including in South Kalimantan, Indonesia. Hulu Sungai Tengah District has been affected by floods in densely populated areas. The purpose of this research is to know the best space criteria for complex of settlement based on flood risk mapping in Hulu Sungai Tengah, South Kalimantan. The method of this research is mix method. Analyze technique that used for the determination of the best space criteria of residential complex based on disaster risk in flood map form (2D) and maket (3D) with the main river level risk approach and settlement density. The planned area for new spatial development should include natural disaster risk factors. The results of this study are the best criteria for residential complex based on disaster risk mapping floods in Hulu Sungai Tengah Selatan Selatan Regency in the form of mockups. Most of the sub-districts in Hulu Sungai Tengah have no risk of flood disaster. The areas that do not have the risk of flood disaster can be used for the construction of evacuation sites and the new settlement.Keywords: Flood, risk, settlement complex.
ANALISIS DERAJAT KEASAMAN DAN OKSIGEN TERLARUT PADA AIR ASAM TAMBANG: STUDI KASUS VOID M4E-WEST DI PT JORONG BARUTAMA GRESTON Eva Rizka Octiana; Mahmud Mahmud; Rd. Indah Nirtha
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 1, No 1 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v1i1.1035

Abstract

Air asam tambang merupakan air yang sifatnya asam dan akan menggenangi suatu lubang bekas tambang apabila telah selesai dieksplorasi. Pengolahan aktif air asam tambang pada void M4E-West dengan menggunakan kapur tohor membuat pH air naik menjadi netral-basa. Pada perairan tergenang terdapat stratifikasi vertikal kualitas airnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kedalaman terhadap perubahan nilai parameter pH dan DO air void dan menganalisis pengaruh lingkungan terhadap nilai pH air void M4E-West. Metode penelitian ini yaitu menguji parameter pH, DO, dan suhu secara insitu dan mengambil sampel air uji kandungan Fe dan Mn di laboratorium. Hasil penelitiannya itu terdapat penurunan pH terhadap waktu, nilai pH yang hampir sama di seluruh ke dalaman dan nilai DO dipengaruhi oleh kedalaman dimana semakin menuju ke dasar nilainya semakin rendah. Kondisi pH tanah di sekitar void berpengaruh terhadap nilai pH air void M4E-West.
DEGRADASI ZAT WARNA PADA AIR GAMBUT MENGGUNAKAN METODE FOTOKATALITIK ZnO DEGRADATION COLOR SUBSTANCES IN PEAT WATER USING PHOTOCATALYTIC ZnO Fatimah Juhra; Suprihanto Notodarmojo
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 2, No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v2i2.2308

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang degradasi intensitas zat warna air gambut dengan fotokatalis ZnO. Air di wilayah gambut merupakan sumber air baku potensial untuk diolah menjadi air bersih, terutama di daerah pedalaman Kalimantan, Sumatera dan Papua. Penelitian ini merupakan proses post-treatment yang mana sebelumnya air gambut telah melewati proses pre-treatment dengan penentuan jumlah optimum fotokatalis ZnO, pH optimum dan konstanta laju reaksi (k). Hasil penelitian Pada proses fotokatalis menunjukkan bahwa kondisi optimum proses degradasi intensitas zat warna pada air gambut memerlukan 0,5 g/L katalis ZnO, pH 4 dan waktu radiasi sinar UV selama 120 menit. Konstanta laju fotodegrdasi intensitas zat warna sebesar 0,0209 menit-1 dengan persentase degradasi sebesar 20,54 %.  Metode fotokatalis ZnO dapat digunakan sebagai metode yang tepat untuk proses post-treatment  air gambut yang memiliki konsentrasi warna tinggi yaitu sekitar 500 Pt.Co. Kata kunci: Air gambut, Fotokatalis, ZnO Has done research on the degradation of color substances in peat water with photocatalysts ZnO process. Water in Peat area is a potential source of raw water to be processed into clean water, especially in rural areas of Kalimantan, Sumatera and Papua. This study is post treatment to determine the optimum dose of ZnO photocatalyst, optimum pH and the reaction rate constant (k). Photocatalysts process showed that the optimum condition of color substance degradation in peat water requires 0,5 g/L ZnO, pH 4 and UV radiation for 120 minutes. Photodegradation rate constant of 0,0209 min-1 and the percentage of degradation is 20,54%. ZnO photocatalyst method can be used as an appropriate method to post-treatment process water peat has a high color concentration is about 500 Pt.Co. Key Words: Peat water, photocatalytic, ZnO 
PEMANFAATAN FLY ASH BATUBARA DENGAN ADITIF KAOLIN SEBAGAI FILTER GAS BUANG TERHADAP EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR SATRIA FU 150 Abdul Ghofur; Rudi Siswanto
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 4, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v4i1.4661

Abstract

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahun berdampak terhadap peningkatan gas buang, salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mereduksi emisi gas buang kendaraan yaitu dengan penambahan filter gas buang pada saluran gas buang kendaraan. Filter gas buang merupakan sebuah filter (penyaring) yang menggunakan keramik berpori, dimana media tersebut diharapkan dapat membantu atau mempercepat terjadinya proses penyaringan sehingga gas seperti CO dan HC dapat tersaring.Penelitian ini menggunakan tiga komposisi dari campuran fly ash dan kaolin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa filter gas buang berbahan fly ash batubara dan kaolin memiliki kemampuan dalam mengurangi emisi gas buang HC dan CO serta dalam mengurangi tingkat kebisingan. Dibandingkan dengan knalpot tanpa filter gas buang, persentase tertinggi filter gas buang komposisi A dalam mengurangi emisi HC sebesar 87,89 % pada rpm idle, sedangkan untuk CO sebesar 78,21 % pada rpm idle. Persentase tertinggi filter gas buang komposisi B dalam mengurangi emisi HC sebesar 85,29 % pada rpm idle , sedangkan untuk CO sebesar 72,13 % pada rpm idle. Persentase tertinggi filter gas buang komposisi C dalam mengurangi emisi HC sebesar 76,11 % pada rpm idle , sedangkan untuk CO sebesar 66,57 % pada rpm idle.Kata Kunci: emisi gas buang, filter gas buang, fly ash, kaolin.With the increased motor cycle, every year have been affecting the populated from combustion gas, one of the technology that can reduce the amount of combustion gas is to install filters on the exhaust nozzle. Exhaust filters is a porous permeable ceramics filterer, where it should aid or hasten the filtering process like carbon monoxide (CO) and hydro carbon (HC). In this experiment using three types of combined fly ash and kaolin. From the result known that combined fly ash and kaolin can reduce emission gas of CO and HC as well as the noise level. In result known that exhaust filters is superior in overall performance and reducing HC emission than any standard exhaust nozzle. Comparing between nozzle without filterer, with type A composition the highest percentage of HC decreased emission by 87.89% in idle rpm, while the highest percentage of CO decreased emission by 78.21% in idle rpm. On type B composition, the highest percentage of HC decreased emission by 85.29% in idle rpm, while the highest percentage of CO decreased emission by 72.13% in idle rpm. Last with type C composition the highest percentage of HC decreased emission by 76.11% in idle rpm, while the highest percentage of CO decreased emission by 66.57% in idle rpm. Key word : cly, exhaust filters, exhaust gas emission, fly ash.
6. POTENSI DAUN KETAPANG, DAUN MAHONI DAN BUNGA KECOMBRANG SEBAGAI ALTERNATIF PEWARNAAN KAIN BATIK YANG RAMAH LINGKUNGAN Vita Kumalasari
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 2, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v2i1.1061

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi dari ekstrak daun ketapang, daun mahoni, dan bunga kecombrang sebagai alternative pewarnaan kain batik yang lebih ramah terhadap lingkungan dengan melakukan uji antosianin total, tanin, klorofil, dan karoten total. Pengujian pigmen ini dilakukan untuk mengetahui komposisi pigmen yang terkandung didalam ekstrak. Komposisi pigmen ini akan menentukan variasi warna yang dihasilkan dan semakin banyak pigmen yang terkandung di dalam ekstrak, maka warna yang dihasilkan juga akan semakin tajam dan tahan terhadap kelunturan. Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun ketapang, daun mahoni, dan bunga kecombrang. Sedangkan mordant yang digunakan adalah TRO (Turkey Red Oil) dan campuran tawas dengan soda abu (Na2CO3). Ada 6 tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian ini, yaitu : proses ekstraksi zat warna alam, mordanting, pengecapan motif batik, pewarnaan menggunakan zat warna alam, nglorod, dan pengujian. Berdasarkan hasil pengujian terhadap masing – masing ekstrak yang dilakukan di Laboratorium uji teknologi pangan dan hasil pertanian, UGM Yogyakarta didapatkan hasil bahwa pigmen terbanyak pada ekstrak daun ketapang adalah tanin (5,465 mg/100ml), kemudian klorofil (3,835 mg/100ml), antosianin total (0,042 mg/100ml) dan yang paling sedikit adalah karoten total (325,56 µg/100ml). Kandungan pigmen yang dominan adalah tanin dan klorofil, sehingga warna ekstrak dan warna kain primissima yang telah diwarnai menggunakan zat warna alam dari ekstrak daun ketapang adalah hijau kekuningan. Pigmen terbanyak pada ekstrak daun mahoni adalah klorofil (19,565 mg/100ml), kemudian tanin (7,99 mg/100ml), antosianin total (0,082 mg/100ml) dan yang paling sedikit adalah karoten total (292,22 µg/100ml), sehingga warna yang terbentuk baik pada ekstrak maupun pada kain primissima adalah coklat kemerahan. Pigmen terbanyak pada ekstrak bunga kecombrang adalah tanin (2,65 mg/100ml), kemudian antosianin total (2,189 mg/100ml), klorofil (2,175 mg/100ml) dan yang paling sedikit adalah karoten total (9,045 µg/100ml). Kata Kunci : Ketapang, mahoni, kecombrang, pewarna alam, batik.
PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DESIGN OF INTEGRATED SOLID WASTE MANAGEMENT IN KOTA CITRA GRAHA RESIDENCE SOUTH KALIMANTAN PROVINCE Muhammad Firmansyah; Rijali Noor
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 2, No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v2i2.2316

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui timbulan dan komposisi sampah kemudian merencanakan pengelolaan sampah terpadu berupa pewadahan dan pengumpulan sampah serta pengolahan sampah menggunakan Material Rocovery Facility (MRF) di Perumahan Kota Citra Graha. Untuk menentukan pengelolaan sampah terpadu yang tepat dilakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1995. Dari hasil pengambilan dan pengukuran contoh ini diperoleh besarnya timbulan sampah yaitu 2,27 liter/orang/hari dan 0,361 kilogram/orang/hari yang terdiri dari 71,75 % sampah basah, 18,64 % sampah kering dan 9,61 % residu. Sistem pewadahan sampah yang direncanakan adalah pewadahan semi tetap sistem terpisah dengan pola pewadahan individual. Sedangkan desain alat pengumpulan sampah berupa gerobak motor dengan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering.Material Recovery Facility(MRF) yang direncanakan terdiri dari lahan pemilahan, lahan penampungan sampah organik, lahan pencampuran sampah dengan inokulan (biostater), lahan pencacah organik, lahan pengomposan, lahan pematangan, lahan pengayakan dan pengemasan kompos, lahan penampungan lindi, gudang barang sortir, gudang kompos, kantor administrasi, area parkir gerobak motor dan area kontainer. Kata Kunci: Perumahan Kota Citra Graha, pewadahan sampah, pengumpulan sampah, Material Recovery FacilityThe objective of the research was to know solid waste generation and composition then to design integrated solid waste management in the form of solid waste lug, collection and treatment using Material Rocovery Facility (MRF) in Housing Kota Citra Graha. To determine the appropriate integrated solid waste management, conducted retrieval and measurement examples of solid waste generation and composition by Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1995. From the results of this sample taking and measuring the quantity of solid waste generated that is 2.27 liters / person / day and 0.361 kg / person / day consisting of 71.75% wet solid waste and dry solid waste 18.64% and 9.61% residue. The system is planned solid waste lug semi remain separate systems with individual lug pattern. While solid waste collection tool design in the form of motor carts with trash separation between wet and dry solid waste. Material Recovery Facility (MRF) which is planned to consist of area for sorting, organic waste collection, mixing solid waste with inoculant (biostater), organic solid waste enumerators, composting, maturation, sieving and compostable packaging, leacheate shelter, sorting goods warehouse, compost warehouse, office administration, motor carts parking and container. Key words: Housing Kota Citra Graha, solid waste lug, solid waste collection, Material Recovery Facility

Page 2 of 17 | Total Record : 169