cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian
ISSN : 20866968     EISSN : 26219816     DOI : -
Core Subject : Health,
Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian is an national journal published by Faculty of Pharmacy and Science University of Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian is aimed at being a medium for research results dissemination and scientific paper exchanges on the pharmaceutical field among academics, practitioners, regulators, and public. Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian is issued two times annually, i.e., in April, and October.The Editor receives rigorous research manuscripts that have not been offered for publication elsewhere. Since its first issue published in 2010. Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian has become a CrossRef Member since 2019. Therefore, all articles published by Farmasains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian will have unique DOI number with p-ISSN 2086-6968 dan e-ISSN 2621-9816
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
Pengaruh Jenis Pelarut Ekstrak Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922 dan Jamur Candida albicans ATCC 01231 Niken Ayu Larasati; Tri Indah; Mauritz Pandapotan Marpaung; Purnama Purnama
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i2.6216

Abstract

Kecambah kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai antibakteri dan antijamur karena mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid/steroid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas ekstrak kecambah kacang hijau sebagai antibakteri dan antijamur terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922 dan jamur Candida albicans ATCC 01231 berdasarkan perbedaan jenis pelarut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecambah. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%, etil asetat, dan n-heksana. Pengujian daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol paling efektif menghambat bakteri S.aureus, E.coli dan jamur C.albicans pada konsentrasi 100% dengan rerata daya hambat masing-masing sebesar 12,5±1,0 mm, 18±1,6 mm dan 18,2±1,7 mm dengan kategori kekuatan kuat. Ekstrak Etil Asetat efektif menghambat bakteri S.aureus, E.coli dan jamur C.albicans pada konsentrasi 100% dengan rerata daya hambat 8,5±1,0 mm, 14,8±2,4 mm dan 8,5±0,4 mm. Ekstrak n-heksana tidak memiliki aktivitas daya hambat terhadap bakteri S.aureus, E.coli dan jamur C.albicans. Ekstrak kecambah kacang hijau dalam pelarut etanol, etil asetat dan n-heksana tidak memiliki potensi daya hambat bakteri dan jamur untuk dikembangkan sebagai zat aktif antibakteri dan antijamur pada suatu sediaan farmasi atau obat.
Pengkajian Administrasi Resep Anak Di Salah Satu Puskesmas Kabupaten Tangerang Yardi Saibi; nelly suryani; Shella Desilia Pratiwi
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i2.4909

Abstract

Pengkajian resep anak penting untuk dilakukan untuk mencegah terjadinya medication error. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengkajian resep pasien anak-anak di salah satu puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional deskriptif. Populasi adalah seluruh resep pasien pediatri pada rawat jalan. Sampel yang diambil sebanyak 100 resep secara acak sederhana . Kriteria inklusi yaitu seluruh resep pasien pediatri rawat jalan pada bulan Desember tahun 2018 di unit ruang pelayanan kefarmasian. Kriteria eksklusi yaitu resep pasien pediatri yang tidak dapat terbaca oleh peneliti. Klirens etik penelitian didapatkan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Data diolah dengan menggunakan analisa statistik univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kelengkapan administrasi yang sudah lengkap yakni nama pasien, umur dan tanggal penulisan resep (100%). Tiga aspek lainnya yang sama sekali tidak memenuhi kelengkapan yakni jenis kelamin pasien, berat badan pasien serta ruangan/unit asal resep (0%). Dari persyaratan farmasetik, aspek bentuk sediaan dan kekuatan sediaan sama sekali tidak ditemukan pada resep (0%). Sedangkan dosis, jumlah dan aturan pemakaian obat memenuhi syarat kelengkapan. Dapat disimpulkan bahwa pengkajian resep secara administrasi dan farmasetik di puskesmas ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengevaluasi kelengkapan resep yang sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.
Analisis Permasalahan Terkait Obat Pada Pengobatan Pasien Asma Rawat Inap Amelia Lorensia; Anindita Dyah Pratiwi
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i2.5399

Abstract

AAsma adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan saluran napas yang mengakibatkan obstruksi saluran napas yang bersifat reversible. Penatalaksanaan asma bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup pasien agar pasien dapat menghilangkan dan mengendalikan gejala asma, pasien dapat mencegah eksaserbasi akut serta memelihara fungsi paru agar pasien tidak mengalami kematian karena asma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah terkait obat (MTO) dan terapi yang paling banyak terlibat pada kejadian MTO pada pasien asma yang menjalani rawat inap di suatu rumah sakit umum di Sidoarjo. Desain penelitian adalah retrospektif dengan menggunakan data rekam medik sampel asma pada tahun 2017-2018. Dari total 100 data rekam medik pasien, sebanyak 143 (97,28%) kasus terkait masalah obat saat pengobatan di IGD dan sebanyak 202 (98,06%) kasus terkait masalah obat saat menjalani rawat inap. Terapi yang paling banyak terlibat kejadian MTO adalah ceftriaxone dengan jumlah 86 (60,14%) kasus saat pengobatan di IGD dan saat menjalani rawat inap adalah ceftriaxone dengan jumlah kasus sebesar 112 (55,44%) kasus. Oleh karena itu pengobatan asma di rumah sakit harus mendapatkan perhatian agar dapat mencapai hasil yang optimal dalam efektifitas dan keamanan.
Review Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) Ditinjau Dari Segi Farmakognosi, Fitokimia, Dan Aktivitas Farmakologi Za'amah Ulfah; Rini Prastiwi; hayati hayati
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i2.5407

Abstract

Tanaman tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan, kosmetik dan aromaterapi. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui cara mengidentifikasi dari segi farmakognosi, menentukan kandungan fitokimia, dan mengetahui berbagai aktivitas farmakologi yang terkandung dalam tanaman Gaharu. Pemeriksaan karakterisasi mutu ekstrak daun gaharu meliputi uji makroskopis, uji mikroskopis, penentuan kadar air. , kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar ekstrak larut air, kadar ekstrak larut etanol, dan susut pengeringan. Hasil dari studi literatur didapatkan data kadar air 4,32%, kadar sari larut air 12,09%, kadar sari larut etanol 9,56%, kadar abu total 7,78%, dan kadar abu tidak larut asam 0,62%. Kandungan senyawa dalam daun gaharu antara lain flavonoid, glikosida, tanin, dan triterpenoid. Tanaman gaharu memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antidiabetes, antiinflamasi, anti rayap, dan antioksidan. Adanya kandungan senyawa metabolit sekunder ini membuat Gaharu mempunya aktivitas farmakologi.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Tepat Obat Dan Tepat Dosis Pada Pasien Appendicitis Rawat Inap Di RSUD “X” Tahun 2018 Gusti Rizky Puspa Ramadhani; Intannia Difa; Rina Astiyani Jenah
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i2.5990

Abstract

Appendicitis merupakan salah satu penyakit abdomen akut karena adanya inflamasi atau infeksi bakteri pada apendiks vermiformis. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan pola penggunaan antibiotik pada pasien appendicitis rawat inap dan mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotik (tepat obat dan tepat dosis) pada pasien appendicitis rawat inap di RSUD “X”. Desain penelitian ini observasional yang bersifat deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif. Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medis pasien dengan diagnosis appendicitis di RSUD “X” selama tahun 2018 dengan kriteria inklusi penelitian adalah rekam medis pasien yang mendapatkan antibiotik dan kriteria eksklusi adalah rekam medis tidak lengkap dan tidak ditemukan serta terapi antibiotik dihentikan karena pasien pulang paksa, meninggal <48 jam, dirujuk dan pindah. Data diievaluasi dengan menyesuaikan jenis obat dan diagnosis pasien yang tepat sesuai dengan drug of choice yang tertera di guideline IDSA, SIS, dan AMMI Canada. Hasil penelitian menunjukkan golongan dan jenis antibiotik yang paling banyak digunakan adalah terapi tunggal sefalosporin dengan jenis antibiotik ceftriaxone (50,98%) diikuti dengan kombinasi ceftriaxone-metronidazole (31,37%). Rute pemberian paling banyak digunakan yaitu intravena sebesar 98,04% dan durasi pemberian antibiotik paling banyak selama 4-6 hari sebesar 60,78%. Ketepatan penggunaan antibiotik berdasarkan tepat obat diperoleh 23,53%. Ketepatan penggunaan antibiotik berdasarkan tepat dosis diperoleh 64,71%.
Drug Review : Oksitosin dan Misoprostol Pada Postpartum Hemorrhage (PPH) Aghnia Fuadatul Inayah; Yulistiani Yulistiani; Ayu Ratnasari; Rahmadhani Tyas Angganawati; Agus Sulistyono
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v9i1.5350

Abstract

Postpartum Hemorrhage (PPH) merupakan penyebab yang sangat penting dari mortalitas dan morbiditas ibu di seluruh dunia. Seluruh pedoman merekomendasikan oksitosin intramuskular sebagai pengobatan uterotonik lini pertama untuk semua perempuan yang melahirkan pada persalinan trimester ketiga. Pengobatan ini untuk pencegahan PPH karena kemanjuran dan keamanannya, sementara misoprostol digunakan sebagai alternatif dalam kondisi di mana oksitosin tidak tersedia atau di daerah di mana pasien tidak memiliki akses ke perawatan yang terampil. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan penggunaan oksitosin dan misoprostol berdasarkan dosis, dan aspek farmasi yang berupa bentuk sediaan, pemberian, stabilitas/penyimpanan dan efek samping umum yang terjadi pada pasien PPH. Studi ini merupakan narrative review yang dilakukan penelusuran pustaka melalui Google Scholar, Pubmed dan Science Direct. Hasil review menunjukkan profilaksis oksitosin mengurangi kehilangan darah dan kejadian PPH tanpa hasil yang merugikan. Penggunaan oksitosin dengan Uniject juga memberikan keuntungan pada penghematan biaya. Akan tetapi, penggunaan oksitosin harus diberikan oleh tenaga profesional. Pengunaan misoprostol adalah alternatif yang efektif untuk pengobatan PPH primer. Namun, penggunaan misoprostol dikaitkan dengan beberapa efek samping sehingga diberikan apabila ketersediaan oksitosin terbatas. Dengan demikian, dapat disimpulkan pemberian oksitosin lebih diutamakan untuk PPH karena dari efek samping lebih minimal dibandingkan misoprostol.
Studi Farmakognosi, Fitokimia Dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius (Mill.) I.M. Johnston) Sartika Novita Sari; Rini Prastiwi; Hayati Hayati
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v9i1.5403

Abstract

Tanaman Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius (Mill.) I.M. Johnston) merupakan tanaman dari suku Euphorbiaceae yang berasal dari Semenanjung Yucatan, Meksiko. Tanaman pepaya jepang digunakan sebagai obat tradisional dengan memanfaatkan bagian tanaman, antara lain daun dan batang. Tanaman pepaya jepang mengandung banyak metabolit sekunder yang saling bersinergis dalam memberikan efek farmakologis. Review ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait kandungan senyawa aktif dan aktivitas farmakologis, dalam mengatasi berbagai penyakit. Berdasarkan beberapa penelitian diketahui tanaman pepaya jepang memiliki aktivitas farmakologis seperti antibakteri, antijamur, antioksidan, antidiabetes, hiperkolesterolemia, antiinflamasi, perbaikan pada kerusakan hati dan asam urat. Aktivitas farmakologis terjadi dengan berbagai mekanisme kerja dalam mengatasi berbagai penyakit. Senyawa kimia yang terkandung dalam pepaya jepang seperti saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, fitat, glikosida sianogenik, dan terpenoid.
Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Menggunakan Metode Pill-Count dan MARS Miftahul Afwansyah; Haafizah Dania
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v9i1.6175

Abstract

Penyakit tuberkulosis menjadi salah satu kasus kematian tertinggi sehingga perlu perhatian khusus dalam upaya pencegahan dan penanggulangannya agar menghentikan penularan. Kepatuhan meminum obat merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengobatan tuberculosis (TB), sehingga mengurangi resiko gagal pengobatan atau kuman mycobacterium resisten terhadap obat (Multi Drug Resistant Tuberculosis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pengobatan pasien TB di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif dengan studi cross-sectional. Metode yang dilakukan yaitu wawancara menggunakan kuesioner Medication Adherence Rating Scale (MARS) dan Pill-count, dengan kriteria inklusi yaitu Pasien TB Paru diagnosis ICD-10 kode A15.0, berusia >17 tahun, telah menjalani terapi OAT-kategori I minimal selama 1 bulan. Pasien dikatakan patuh pada berdasarkan metode pill count yaitu, sedangkan kepatuhan dengan metode MARS dibagi mejadi 3 kategori yaitu kategori tinggi jika skor 25, kategori sedang jika skor 6-24, kategori rendah jika skor ≤5. Hasil penelitian dari 30 subyek penelitian diketahui hasil pengukuran kepatuhan menggunakan metode Pill-Count diketahui 100% pasien patuh dan hasil pengukuran tingkat kepatuhan menggunakan metode MARS diketahui 77% pasien memiliki tingkat kepatuhan tinggi, 23% pasien memiliki tingkat kepatuhan sedang. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien tuberkulosis di RS PKU Muhammadiyah Bantul patuh, dengan tingkat kepatuhan tinggi dan sedang.
Standarisasi dan Analisis Ftir Ekstrak Etanol 70% Bulu Babi (Echinometra mathaei) dari Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam Angelica Kresnamurti; Farizah Izazi; Dina Camelia
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v9i1.7200

Abstract

Bulu Babi (Echinometra mathaei) atau landak laut dalam Bahasa Inggris disebut sea urchin memiliki kandungan senyawa bioaktif yang bersifat toksik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan metabolit sekunder pada ekstrak etanol 70% Bulu Babi Echinometra mathaei dengan menggunakan analisis FTIR Tahapan penelitian meliputi determinasi, ekstraksi, uji organoleptis, uji makroskopis, dan analisis FTIR. Determinasi sampel menyimpulkan sampel yang digunakan adalah Bulu Babi Echinometra mathaei. Pengujian makroskopik didapatkan bentuk oval, warna hitam keunguan, bau khas bulu babi dan dimensi ukuran berdiameter ±4,5cm. Ekstraksi dengan metode maserasi menghasilkan rendemen 13,51%. Hasil uji organoleptis berupa ekstrak kental, cokelat kehitaman dan bau khas Bulu Babi. Hasil skrining fitokimia menunjukkan kandungan triterpenoid, flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin. Data hasil analisis cemaran ekstrak menunjukkan tdk ada cemaran mikroba, cemaran kapang/khamir, dan cemaran logam memenuhi persyaratan. Hasil analisis spektroskopi FTIR menunjukkan bahwa senyawa aktif mengandung gugus –OH yaitu alkohol (w 3744.203 dan 3339.768 cm-1), C=O yaitu keton pada cincin aromatis (w 1623.884 dan 1569.971cm-1), ikatan rangkap pada cincin aromatis -C=C (w 1404.716 cm-1), -CH3 ikatan tunggal C-H3 pada alcohol (w 1169.226 cm-1) dan =C-H (1000–650 cm−1) yaitu alkena. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol 70% Echinometra mathaei mengandung metabolit saponin, triterpenoid, flavonoid, alkaloid, tannin.
Analisis Pewarna Merah Pada Makanan Jajanan Anak-Anak Yang Dijual Di Sekolah TK dan SD di Wilayah Jakarta Timur Fatimah Nisma; Wijiastuti Wijiastuti; Elfia Siska Putri
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v9i1.7477

Abstract

Warna merah adalah warna yang banyak disenangi anak-anak, sehingga makanan jajanan yang berwarna merah lebih disukai. Pewarna merah yang ditambahkan dalam makanan seharusnya adalah pewarna alami untuk makanan. Seringkali pewarna pada jajanan anak-anak menggunakan pewarna sintetik yang dilarang penggunaannya untuk makanan seperti pewarna rhodamin B atau pewarna sintetik lain yang dibatasi penggunaannya seperti karmoisin, eritrosin dan Ponceau 4R. Akibat penggunaan zat warna sintetik itu dapat membahayakan kesehatan bahkan dapat menimbulkan kanker dan penyakit berbahaya lainnya. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pewarna yang digunakan pada makanan jajanan anak-anak yang berwarna merah di wilayah Jakarta Timur. Pengambilan sampel penelitian dilakukan di sekolah- sekolah TK dan SD yang ada di Jakarta Timur, diperoleh sampel 173 makanan padat dan 20 minuman yang berwarna merah, sampel dikelompokkan lagi menjadi 90 sampel uji. Analisis pewarna merah dilakukan secara kualitatif dengan metode kromatografi kertas dan spektrofotometer visibel dengan membandingkan nilai Rf sampel uji dengan kromatogram pembanding pada kromatografi dan membandingkan absorbansi dan panjang gelombang maksimum pada spektrofotometer. Hasil yang diperoleh adalah pewarna merah yang terkandung pada makanan jajanan anak TK dan SD di wilayah Jakarta Timur adalah Karmoisin 13, Ponceau 4R 9, Eritrosin 2 dan Rhodamin 3 sampel.

Page 11 of 13 | Total Record : 129