cover
Contact Name
Hijrah Fahrian
Contact Email
penelitian.poltekkes@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
peneleitian.poltekkes@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
JURNAL CITRA KEPERAWATAN
ISSN : 23016035     EISSN : 25023454     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 184 Documents
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT NYERI PADA OPERASI KATARAK MENGGUNAKAN METODE PHACOEMULSIFIKASI DI KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT MATA Dr. YAP YOGYAKARTA Sugianto, Aris; Olfah, Yustina; Sugeng, Sugeng
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.974 KB)

Abstract

Latar Belakang Masalah : .Tindakan  operasi  atau  pembedahan  merupakan  pengalaman  yang sulit  bagi  hampir  semua  pasien. Hal ini dikarenakan pasien  menunjukkan  sikap yang  berlebihan  seperti kecemasan  yang  pasien alami. Adanya kecemasan dapat meningkatkan persepsi nyeri.Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan tingkat kecemasan pra operasi dengan tingkat nyeri pada pasien  operasi dikamar operasi RSM Dr.Yap Yogyakarta.Metode Penelitian: merupakan penelitian observasional (non-eksperimen) deskriptif analitik korelatif. Pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian, sehingga sampel berjumlah 41 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner sedangkan teknik analisis datanya menggunakan uji Spearman Rank Correlation.Hasil Penelitian: tingkat kecemasan sebagian besar dalam kategori kecemasan ringan sebanyak 22 responden (53,7%). Tingkat nyeri sebagian besar dalam kategori nyeri ringan sebanyak 23 responden (56,1%). Ada hubungan tingkat kecemasan preoperasi dengan tingkat nyeri intraperasi katarak dengan phacoemulsifikasi di kamar operasi RSM Dr. Yap Yogyakarta (Sig 0,000) dan nilai spearman rank hitung sebesar 0,569.Kesimpulan dan Saran: Ada hubungan tingkat kecemasan preoperasi dengan tingkat nyeri intraperasi katarak dengan phacoemulsifikasi di kamar operasi RSM Dr. Yap Yogyakarta. Saran yang diberikan adalah hendaknya pihak rumah sakit dapat mengatasi tingkat kecemasan dan tingkat nyeri pada pasien setelah operasi dengan cara seperti memberikan musik yang menenangkan, memberikan fasilitas yang nyaman dan memberikan pelayanan prima, sehingga tingkat kecemasan dan tingkat nyeri yang dialami pasien dapat berkurang.Kata kunci: kecemasan, nyeri
GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM BANJARMASIN saputra, mharis; marwansyah, marwansyah; rachmadi, Agus
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.361 KB)

Abstract

Di zaman era globalisasi ini banyak sekali masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dan biasanya pasien yang telah mengalami gangguan jiwa sering mengalami kekambuhan. Dukungan sosial yang diberikan keluarga terhadap penderita skizofrenia menjadi hal penting dalam proses penyembuhan penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan sosial keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien skizofrenia di poliklinik jiwa rumah sakit jiwa daerah Sambang Lihum Banjarmasin.Penelitian ini menggunakanmetode deskriptif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik pengambilan sample Purposive Samplingdengan metode analisa data rata-rata pada setiap dukungan keluarga, variabel pada penelitian ini adalah variabel mandiri yaitu dukungan sosial keluarga dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dari Deni Suwardiman yang merupakan hasil pengembangan dari teori Friedman, kepada 110 orang dari keluarga penderita skizofrenia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan dukungan social keluarga pada pasien skizofrenia masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 52 responden (47,2%). Hal ini berarti belum maksimalnya pemberian dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia meliputi dukungan emosional 42,7%, dukungan informasi 39,1%, dukungan instrumental 49,1%, dukungan penilaian 61,8% dan 44,6% responden memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia dengan baik.Hal ini menunjukan bahwa umumnya dukungan sosial keluarga yang diberikan keluarga pasien skizofrenia adalah cukup, hasil tersebut menunjukkan belum maksimalnya fungsi keluarga klien skizofrenia terutama fungsi afektif sebagai fungsi internal keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisikososial anggota keluarga. Rekomendasi hasil penelitian kepada rumah sakit dan tenaga perawat agar meningkatkan lagi pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada keluarga
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 12 BANJARMASIN TAHUN 2014 Syarniah, Syarniah; Lestari, Meida
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.821 KB)

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO, dalam sarwono, 2002)  remaja merupakan individu dengan batasan usia antara 10-20 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa dimana masa ini memerlukan perhatian khusus khususnya perhatian dari orang tua. Keluarga khususnya orang tua merupakan lingkungan utama yang memberikan bimbingan dan pengasuhan pada  remaja sehingga membentuk penilaian remaja terhadap diri sendiri atau disebut dengan harga diri. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menghargai secara negatif.  Salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri remaja penerapan  pola asuh orang tua pada remaja.  Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri pada remaja di SMP Negeri 12 Banjarmasin tahun 2014. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa SMPN 12 Banjarmasin. Teknik sampling Simple Random Sampling,  jumlah sampel 75 orang. Instrumen penelitian  menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Fisher Exact Test.Hasil penelitian pola asuh pada remaja di SMP Negeri 12 Banjarmasin  paling banyak adalah pola asuh demokratis yaitu 39 orang (52%), pola asuh  permisif sebanyak 8 orang (11 %), dan pola asuh 28 orang (37 %). Harga diri remaja siswa SMPN 12 Banjarmasin paling banyak mempunyai harga diri tinggi yaitu 42 orang (56%), dan harga diri rendah sebanyak 33 orang (44 %). Ada hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri pada remaja di SMP Negeri 12 Banjarmasin tahun 2014, (p=0,000<0,05).Saran bagi remaja yang memiliki harga diri rendah diharapkan untuk konsultasi dengan guru bimbingan konseling (BK) dalam rangka meningkatkan harga diri remaja, dan sekolah dapat meningkatkan komunikasi dengan orang siswa untuk perbaikan pola asuh anak remaja.                                                                                          Kata kunci       : Harga diri, Pola asuh, Remaja.
MOTIVASI ODHA DALAM MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL DI POLIKLINIK VCT RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ansyari, ansyari; mahdalena, mahdalena; mulyani, yeni
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4, No 2 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.114 KB)

Abstract

Motivasi merupakan salah satu faktor yang berperan penting bagi ODHA dalam menjalani program pengobatan ARV. Jika motivasi ODHA rendah maka berdampak buruk bagi kesehatan ODHA tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran motivasi ODHA dalam menjalani program pengobatan ARV berdasarkan karakteristik demografi. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif non eksperimen dengan sampel ODHA yang menjalani program pengobatan ARV di RSUD Dr. H. Moch. Ansari saleh Banjarmasin yang berjumlah 47 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekinik Accidental Sampling dan instrument yang digunakan dalam penelitian iniyaitu kuesioner. Dari 47 sampel didapatkan hasil penelitian yang menunjukan sejumlah 42 responden (89.3 %) dalam motivasi tinggi dan 5 responden (10.7 %) dalam motivasi rendah. Bagi pasien yang memiliki tingkat motivasi rendah diharapkan untuk aktif dalam mengikuti program-program yang diperlukan sedangkan bagi pasien yang memiliki tingkat motivasi tinggi diharapkan mampu mempertahankan motivasinya tersebut.  
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KANKER PAYUDARA PADA PASIEN YANG DI RAWAT DI RUANG KEMOTERAPI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Noorhidayah, Noorhidayah
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 3, No 1 (2015): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.153 KB)

Abstract

Latar belakang: Kanker merupakan masalah kesehatan global yang mengancam penduduk dunia, tanpa memandang ras, gender, ataupun status social ekonomi tertentu. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), prevalensi kanker tertinggi pada perempuan, juga data  di Rumah Sakit di Indonesia menunjukkan kasus kanker payudara tertinggi 12.014 orang (28,7%), menyusul kanker serviks 4342 orang (10,4%). Di Kalimantan Timur, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda, tahun 2014 tercatat 10 macam penyakit kanker pada 750 pasien rawat inap, tertinggi kanker payudara sebanyak 216 orang, dan data bulan Agustus hingga Desember 2014 saja, tercatat 55 orang pasien baru dengan kanker payudara yang di rawat di ruang kemoterapi. Terbanyak kelompok usia 41 – 49 tahun (20 orang), usia 50 – 59 tahun 15 orang, usia 30 - 40 tahun 12 orang, dan usia 60 -69 tahun 7 orang, 1 orang berusia 81 tahun (Rekam Medik RSUD AWS, 2015).Tujuan penelitian : menjelaskan hubungan faktor risiko dengan penyakit kanker payudara. Metode penelitian : deskriptif analitik, populasi semua pasien dengan diagnosa kanker payudara yang dirawat di ruang kemoterapi RSUD AWS Samarinda, pengambilan sampel secara total sampling mulai April hingga Juni 2015, menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, dan dilakukan wawancara tidak berfokus terhadap 10 orang responden. Hasil : terdapat hubungan antara usia responden saat mendapat haid pertama dengan kejadian kanker payudara dengan nilai signifikansi 0,016 (p value < 0,05). Tidak terdapat hubungan antara usia responden ketika melahirkan anak pertama dengan kejadian kanker payudara sebesar 0,250 (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara usia responden menapouse alami dengan kejadian kanker payudara dengan nilai signifikansi 0,406 (p value > 0,05). Terdapat hubungan antara riwayat kanker dalam keluarga dengan kejadian kanker payudara pada responden, dengan nilai siginifikansi 0,000 (p value < 0,05). Secara bersama-sama antara variabel usia responden saat mendapat haid pertama, usia responden ketika melahirkan anak pertama, dan adanya riwayat kanker dalam keluarga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Ketepatan prediksi variabel usia responden saat mendapat haid pertama, usia responden ketika melahirkan anak pertama, dan adanya riwayat kanker dalam keluarga, berpengaruh pada kejadian kanker payudara sebesar 89,1 %. Nilai R Square menunjukkan 72,1% kejadian kanker dipengaruhi oleh usia responden saat mendapat haid pertama, usia responden ketika melahirkan anak pertama, dan adanya riwayat kanker dalam keluarga, 27,9 % dipengaruhi oleh faktor lain.Kata kunci : Faktor risiko dan kanker payudara
PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM PERAWATAN DAN PENGOBATAN TB PARU PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BESAR BANJARBARU Marwansyah, Marwansyah
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4, No 1 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.182 KB)

Abstract

ABSTRAK Peneliti :Marwansyah, Yeni Mulyani, Khairir RizaniJurusan Keperawatan Poltekkes Banjarmasin Penyembuhan  TB paru membutuhkan waktu yang cukup lama, oleh karena itu peran keluarga dalam perawatan penderita sangat penting. Permasalahan kesehatan maupun keperawatan yang dialami oleh keluarga  dapat teratasi jika keluarga mempunyai kemampuan dalam melaksanakan ke lima tugas kesehatan keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan tugas kesehatan  keluarga dalam perawatan dan pengobatan TB paru terhadap penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.Penelitian  merupakan penelitian deskriptif , dengan rancangan Crossectional. Penelitian dilaksanakan pada wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru. Waktu pelaksanaan penelitian mulai penyusunan proposal sampai penyajian laporan penelitian selama 8 bulan (bulan Januari s.d Juli 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai penderita TB paru, terdaftar dan sedang menjalani program pengobatan pada periode bulan Januari  sampai dengan Desember 2014 yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru berjumlah 41 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang mempunyai anggota keluarga menderita TB paru yang sedang menjalani pengobatan pada bulan Januari s.d Desember 2014. Teknik sampling menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan variabel penelitian Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Data kemudian dianalisis secara deskriptif  dan disajikan berupa tabel  distribusi frekuensi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran tugas keluarga dalam mengenal masalah kesehatan sebagaian besar dalam katagori cukup  63,4%, mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat  sebagian besar dalam katagori cukup 63,4%, memberi perawatan kepada anggota yang sakit katagori tinggi 85,4%, mempertahankan lingkungan fisik rumah yang menunjang kesehatan katagori tinggi 68,3% dan menggunakan fasilitas kesehatan katagori tinggi 97,6 %.Puskesmas sebagai pelaksana pelayanan primer hendaknya lebih mengoptimalkan upaya pemberdayaan keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga khususnya pada aspek kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan TB Paru dan perawatannya.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN DAN PEKERJAANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMINGGIR KECAMATAN PAMINGGIR KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 azmi, rizwan; Rizani, Khairir; Kholik, syaifulloh
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.77 KB)

Abstract

Penyakit diare di Kalimantan Selatan masih termasuk dalam salah satu golongan penyakit terbesar yang angka kejadiannya relatif cukup tinggi. Keadaan ini di dukung oleh faktor lingkungan, terutama kondisi sanitasi dasar yang masih tidak baik, misalnya penggunaan air untuk keperluan sehari-hari yang tidak memenuhi syarat, jamban keluarga yang masih kurang dan keberadaannya kurang memenuhi syarat, serta kondisi sanitasi perumahan yang masih kurang dan tidak hygienis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu berdasarkan karakteristik tentang diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Paminggir. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia sekolah, dan sample dalam penelitian ini berjumlah 78 responden. Untuk mengetahu tingkat pengetahuan ibu adalah dengan cara membagikan kuesioner kepada ibu yang menjadi responden.Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden berpendidikan menengah yaitu 43 orang (55.1%) dan bekerja 52 orang (66,7%), lalu banyak reponden berpengetahuan kurang 31 orang  (39.7%), kemudian banyak responden berpengetahuan cukup dengan pendidikan pada tahap menengah yaitu 24 orang (30.7%), dan banyak responden berpengetahuan cukup yang bekerja sebanyak 20 orang (25.6%).Upaya yang dapat dilakukan adalah agar ibu lebih banyak mencari informasi tentang diare melalui berbagai macam media, dan petugas kesehatan seharusnya lebih intensif dalam melakukan penyuluhan kesehatan dengan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya
EFIKASI CARING MAHASISWA KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN III DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2014 Chrisnawati, Chrisnawati
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.905 KB)

Abstract

Latar Belakang : Efikasi caring merupakan keyakinan/kepercayaan seseorang akan kemampuan untuk mengekspresikan orientasi caring dan untuk mengembangkan hubungan caring dengan klien atau pasien. Seorang perawat harus memiliki efikasi caring yang tinggi agar bisa mengaplikasikan caring dengan baik saat praktik nanti, namun masih ditemukan efikasi caring yang rendah pada mahasiswa keperawatan. Dimana jika efikasi caring rendah maka tingkat keberhasilan dalam mengaplikasikan caring saat praktik juga akan rendah. Caring merupakan intisari dalam dunia keperawatan, sehingga jika caring seorang perawat rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien juga akan rendah.Tujuan Penelitian : Untuk memberikan deskripsi tentang efikasi caring mahasiswa keperawatan program profesi ners yang memiliki pengalaman belajar mata kuliah caring dan telah menjalani praktik di tatanan klinik Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2014.Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan menggunakan metode kuesioner. Penelitian dilaksanakan di Stikes Suaka Insan Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program ners diambil dengan menggunakan teknik  total sampling yaitu sebanyak 56 orang responden. Analisa data menggunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi.Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa (94,65%) mahasiswa keperawatan program ners angkatan III memiliki efikasi caring  yang tinggi sedangkan (5,35%) mahasiswa keperawatan program ners angkatan III memiliki efikasi caring yang rendah.Kesimpulan : Efikasi caring mahasiswa keperawatan program profesi ners angkatan III di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin dalam katagori tinggi (94,65%). Kata Kunci : Efikasi caring, mahasiswa keperawatan
GAMBARAN TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 3-5 TAHUN DI PAUD TERPADU CITRA INDONESIA BANJARBARU badali, akhmad; mulyani, yeni; zainab, zainab
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.188 KB)

Abstract

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena ada multiplikasi sel-sel tubuh dan juga disebabkan bertambah besarnya sel. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, serta dapat diperkirakan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem yang terorganisasi. Anak merupakan generasi penerus bangsa, sehingga tingkat pertumbuhan dan perkembangan perlu dipantau oleh orang tua, agar orang tua dapat mengetahui apabila terdapat gangguan tumbuh kembang terhadap anaknya.Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita usia 3-5 tahun di PAUD Terpadu Citra Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita usia 3-5 tahun di PAUD Terpadu Citra Indonesia yang berjumlah 51 balita dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.Hasil Penelitian terlihat bahwa tingkat pertumbuhan balita yang tidak normal sebanyak 13 balita (25,5%) dan yang normal 38 balita (74,5%). Tingkat perkembangan balita yang sesuai sebanyak 30 balita,meragukan sebanyak 17 balita (33,3%) dan 4 anak (7,8%) mengalami penyimpangan perkembangan.Peran orang tua diperlukan untuk menstimulasi anaknya dengan kegiatan yang bertujuan merangsang perkembangan anak. Orang tua juga perlu memeriksa secara rutin pertumbuhan dan perkembangan anaknya ke pelayanan kesehatan
PERAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN SEKS Zainab, Zainab
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.104 KB)

Abstract

Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi dan perasaan berdosa.Pendidikan seks bila dilakukan oleh orang tua sebagai orang yang paling dekat bagi si anak akan dapat membuat anak merasa aman selama dalam proses penjelajahan terhadap masalah seks. Dan dengan peran orang tua untuk berkomunikasi dalam keluarga secara positif dapat membuat anak mengerti bagaimana mencegah berperilaku negatif. Penyampaian pengetahuan seks secara benar, akan menentukan nilai pandang dan sikap mereka terhadap seks, dan hal ini juga sangat menentukan keharmonisan keluarga anak di kemudian hari

Page 3 of 19 | Total Record : 184