cover
Contact Name
Akhmad Mustofa
Contact Email
garadaiva@gmail.com
Phone
+6287712362590
Journal Mail Official
jitipari@unisri.ac.id
Editorial Address
Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Joglo Surakarta 57136
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)
ISSN : 25029347     EISSN : 25794523     DOI : 10.33061/jitipari
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI) is a scientific periodical publication issued by the Faculty of Technology and Food Industry, Slamet Riyadi University, Surakarta. This journal holds the results of food research and also reviews of journals / articles in the food and industry sector. This journal is used to publish research results at the level of students, lecturers, and observers in the food sector.
Articles 248 Documents
Karakteristik Warna (Hue, Chroma, Whiteness Index), Rendemen, dan Persentase Whey Keju dengan Penambahan Teh Hitam Orthodox (Camellia sinensis var. assamica) Irfan Fadhlurrohman; Triana Setyawardani; Juni Sumarmono
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8133

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik keju dengan penambahan teh hitam orthodox (Camellia sinensis var. assamica). Karakteristik yang diamati meliputi warna (hue, chroma, whiteness index), rendemen, dan persentase whey. Materi penelitian meliputi susu sapi segar, teh hitam orthodox, bakteri mesofilik, renet dan CaCl2. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis variansi dan post-hoc Beda Nyata Jujur (BNJ). Perlakuan terdiri atas kontrol (P0), penambahan ekstrak teh hitam orthodox pada susu masing-masing 0,5% (P1), 1% (P2), 1,5% (P3), dan 2% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan teh hitam orthodox secara signifikan menyebabkan peningkatan karakteristik warna hue, dan menurunkan whiteness index keju, namun tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan pada karakteristik warna chroma, rendemen, dan persentase whey keju. Karakteristik warna hue meningkat dari 3,90 pada keju kontrol menjadi 32,84 pada keju yang ditambah teh hitam orthodox hingga 2%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan teh hitam orthodox hingga 2% dapat meningkatkan karakteristik warna keju, namun tidak menyebabkan perubahan yang nyata pada rendemen dan persentase whey. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah bahwa penggunaan teh hitam orthodox hingga 2% ternyata dapat menjadi pewarna alami pada keju. Kata kunci: Keju, teh hitam orthodox, warna, rendemen, persentase whey
Pengaruh Kemasan Aktif Silika Gel terhadap Pertumbuhan Mikroba Lemang Tanjung Sirih Melati Pratama pratama; Arief Marna Sonjaya
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8165

Abstract

Lemang Tanjung Sirih mudah mengalami kerusakan akibat mikroba sehingga hanya mampu bertahan selama satu hari pada suhu ruang. Penggunaan kemasan aktif adalah salah satu upaya untuk menambah waktu simpan Lemang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemakaian kemasan aktif silika gel terhadap kadar air dan jumlah bakteri pada Lemang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan merekatkan silika gel pada ujung bambu lemang dengan berat 1 gram, 3 gram dan 5 gram, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 3, 5 dan 7 hari. Lemang yang disimpan kemudian dihitung kadar air dan jumlah mikroba. Data kemudian dianalisis dengan RAFL ( Rancangan Acak Lengkap Faktorial ) dan dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan silika gel selama penyimpanan, berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan jumlah bakteri. Kadar air perlakuan silika gel 0 gram mengalami peningkatan, sedangkan perlakuan silka gel 1,3 dan 5 gram mengalami penurunan. Jumlah bakteri yang melebihi batas maksimum adalah pada perlakuan silika gel 0 gram adalah pada hari ke-3, sedangkan perlakuan silika gel 1, 3 dan 5 gram pada hari ke-5 penyimpanan. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan silika gel dapat menurunkan kadar air dan memperpanjang waktu simpan Lemang.
Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Mi Kering Substitusi Tepung Talas (Colocasi esculenta) dengan Penambahan Daun Katuk (Sauropus androgynus) Nurhidayanti Nurhidayanti; Nanik Suhartatik; Akhmad Mustofa
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.7191

Abstract

  Mi kering tepung umbi talas cenderung memiliki tekstur kurang bagus dan mudah putus. Hal ini dikarenakan talas tidak mengandung gluten meskipun mengandung pati yang cukup tinggi yaitu sekitar 70-80%. Talas kimpul juga memiliki harga yang murah dan mudah dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia dan organoleptik mi dengan penambahan tepung talas dan ekstrak daun katuk sebagai pewarna alami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor yaitu perbandingan tepung talas dan tepung terigu (90:10, 80:20, 70:30 g) serta konsentrasi ekstra daun katuk (10/100, 20/100, 30/100 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan perbandingan tepung talas: terigu 70:30g dengan ekstrak daun katuk 20/100ml. Perlakuan ini menghasilkan mi dengan karakteristik kadar air 8,73%, protein 7,67%, abu 2,56%, serat 4,49% dan 13,11% untuk aktivitas antioksidan.  Hasil uji organoleptik pada perlakuan ini menghasilkan warna setelah pengeringan 3,31 (hijau gelap), warna setelah perebusan 3,29 (hijau agak gelap), cukup kenyal (2,65), aroma talas nampak (2,73) dan cukup disukai (2,17). Mi kering talas dengan penambahan daun katuk dapat menjadi alternatif mi kering yang memenuhi standar yang ada dan memiliki nilai lebih yaitu memiliki aktivitas antioksidan.
Karakteristik Fisikokimia Pukis Bebas gluten dari Tepung Tiwul dan Tepung kacang Hijau dengan Penambahan Puree Wortel (Daucus carota) Heny Eko Permatasari; Yannie Asrie Widanti; Merkuria Karyantina
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.7239

Abstract

Kue pukis merupakan kue tradisional Indonesia. Tepung tiwul memiliki potensi untuk dijadikan bahan dalam pembuatan kue yang aman dikonsumsi penderita celiac dan autisme. Bahan baku lokal seperti tepung kacang hijau dan wortel yang kaya akan serat dapat memenuhi kebutuhan serat dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan karakteristik fisikokimia dan sensori pukis bebas gluten dari tepung tiwul dan tepung kacang hijau dengan penambahan puree wortel serta menentukan formulasi pukis bebas gluten yang paling disukai konsumen. Rancanganlpercobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor penambahan puree wortel serta  perbandingan tepung tiwul dan tepung kacang hijau. Hasil penelitian formulasi pukis bebas gluten terbaik berdasarkan kandungan tinggi serat pangan adalah formulasi puree wortel 25% : tepung tiwul 18,75% : tepung kacang hijau 56,25% dengan kadar air 26,75%, kadar abu 1,20%, kadar lemak 15,37%, kadar protein 10,45%, kadar serat pangan 7,94%, kadar karbohidrat by different 46,23% dan kadar β-karoten 10,88 µg/g. Nilai sensoris perlakuan ini yaitu warna 3,33 (warna semakin coklat), flavor tepung tiwul 2,53 (flavor tepung tiwul semakin terasa), flavor tepung kacang hijau 3,10 (flavor tepung kacang hijau semakin terasa), flavor wortel 2,70 (flavor wortel semakin terasa), tekstur empuk 3,63 (tekstur semakin empuk), dan kesukaan keseluruhan 3,73 (pukis disukai secara keseluruhan). Pukis dengan bahan baku tiwul, kacang hijau dan wortel dapat menjadi alternatif makanan tradisional yang memiliki tinggi serat dan beta karoten.
Karakteristik Fisik dan Organoleptik Mie dengan Penambahan Bubur Buah Bengkuang (Pachyrhizus erosus) dan Bubur Bayam Merah (Amaranthus tricolor) Dara Chandra Pustika; Akhmad Mustofa; Nanik Suhartatik
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.7341

Abstract

Mi basah merupakan jenis mi yang proses pembuatannya dilakukan dengan perebusan sehingga kadar air cenderung lebih tinggi dan memiliki daya simpan relatif singkat. Bengkuang merupakan salah satu buah yang memiliki kadar serat tinggi sehingga baik untuk pencernaan. Bayam merah merupakan jenis bayam yang memiliki kandungan betalain tinggi dan cocok diaplikasikan sebagai pewarna makanan alami. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik kimia dan organoleptik mi dengan penambahan bengkuang dan bayam merah serta menentukan formulasi penambahan bengkuang dan bayam merah yang tepat sehingga diperoleh mi yang berkualitas dan disukai konsumen. Rancangan percobaan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktorial yaitu perbandingan tepung tapioka dan tepung terigu serta perbandingan bubur bengkuang dengan bubur bayam merah. Formulasi mi basah terpilih baik dari segi kimia dan organoleptik adalah mi basah dengan penambahan bengkuang:bayam sebanyak 10:90 dan perbandingan tepung terigu:tepung tapioka sebanyak 50:50, dengan kadar air 32,73%, kadar abu 2,55%, kadar lemak 0,81%, kadar protein 9,07%, kadar karbohidrat 54,84%, kadar serat 5,54%, tekstur 2,53 (cukup kenyal), warna 2,99 (cukup suka), flavor bengkuang 2,32 (cukup kuat), flavor bayam 2,81 (cukup kuat), dan kesukaan keseluruhan 2,57 (cukup suka). Mi dengan bahan tapioka, bengkuang dan bayam menghasilkan mi yang kaya gizi dan juga serat serta protein
Sifat Fisik, Kimia dan Akseptabilitas Sirup Yang dibuat dengan variasi rasio Kacang Hijau-Lempuyang dan Jumlah Gula Vika Nur Jinan; Chatarina Wariyah; Dwiyati Pujimulyani
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8024

Abstract

Isoflavon dapat ditemukan dalam berbagai kacang-kacangan, termasuk kacang hijau. Isoflavon adalah senyawa dengan antioksidan yang tinggi. Rempah-rempah seperti lempuyang memiliki senyawa kimia seperti kurkumin, flavonoid, fenol, saponin, dan minyak atsiri di dalamnya. Senyawa ini dapat berperan sebagai antioksidan. Manfaat kesehatan diharapkan dapat diperoleh dari kombinasi sirup dari dua bahan ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat fisik, kimia, dan daya terima sirup ekstrak kacang hijau dengan lempuyang dan jumlah gula. Kandungan gula dan perbandingan ekstrak kacang hijau dengan lempuyang merupakan dua faktor yang digunakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) ini. Perbandingan ekstrak yang digunakan adalah 1:0; 1:0,2; dan 1:0,4 b/b untuk membuat sirup yang terbuat dari campuran kacang hijau dan ekstrak lempuyang. serta variasi kadar gula sebesar 50%, 60%, dan 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup dengan akseptabilitas tinggi adalah sirup yang dibuat dengan rasio ekstrak 1:0,4 b/b dan jumlah gula 60% dengan karakteristik warna L* 32,42 ± 1,36; kekentalan 1,03 ± 0,06 cp, total padatan 70,21 ± 0,50%, total gula 65,75 ± 0,15% dan aktivitas antioksidan sebagai RSA (Radical Scavenging Activity) sebesar 3,34 ± 0,09%. Sehingga sirup dengan rasio 1:0,4 dengan penambahan gula 60% dapat dikembangkan lebih banyak lagi karena memiliki kualitas fisik dan kimia yang tinggi, serta lebih disukai oleh panelis.
Pengaruh Proporsi Tepung Sorgum Termodifikasi dan Tapioka serta Lama Pengukusan terhadap Karakteristik Flakes ulya sarofa
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8151

Abstract

Tepung sorgum termodifikasi dengan fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus plantarum FNCC 0027 dapat meningkatkan kadar amilosa, swelling power dan solubility serta menurunkan kadar tanin dan asam fitat. Flakes merupakan produk olahan yang dapat dibuat dari tepung sorgum termodifikasi. Tapioka ditambahkan pada pembuatan flakes untuk memperkuat daya rekat. Pengukusan dilakukan sebagai perlakuan untuk meningkatkan kualitas tekstur flakes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan proporsi tepung sorgum termodifikasi dan  tapioka serta lama pengukusan terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik flakes. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 9 kombinasi perlakuan, yaitu proporsi tepung sorgum termodifikasi dan  tapioka (70:30, 80:20, 90:10) serta lama pengukusan (10, 15, 20 menit). Analisis data dengan menggunakan ANOVA dan selanjutnya diuji  DMRT pada taraf 5% jika terdapat perbedaan nyata antara perlakuan. Hasil  terbaik diperoleh pada produk flakes dengan perlakuan proporsi tepung sorgum termodifikasi dan  tapioka (80:20) serta lama pengukusan 20 menit dengan karakterisyik sebagai berikut : kadar air 2,852%, kadar  abu 0,85%, kadar  protein 5,614%, kadar  lemak 4,079%, kadar  karbohidrat 86,6%, kadar  pati 66,765%, daya patah 3,651 N dan daya rehidrasi 110,536% serta uji sensoris yang menunjukkan nilai  warna 3,88  (suka), aroma  4,04 (suka), rasa  3,84  (suka) dan tekstur  3,6  (suka). Produk flakes berbahan dasar tepung sorgum termodifikasi dan tapioka berpotensi dikembangkan sebagai produk pangan alternatif.
Pendekatan Model Analisis Konstanta Laju Perubahan Kadar Gula dan Kadar Pati Jagung Manis Selama Penyimpanan yulius kiswanto; Raden Sugiarto; Era Ema Sari
JITIPARI Vol 8 No 1 (2023): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8220

Abstract

Sweet corn (Zea mays saccharate) di Indonesia dikenal dengan nama jagung manis semakin popular dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang manis serta umurnya yang lebih singkat (genjah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kandungan gula jagung manis (kadar air, kadar gula reduksi, kadar gula total, dan kadar pati) setelah lepas panen dalam penyimpanan suhu ruang 32°C, 16°C, 6°C pada 1,2,3,5,7,12 dan 48 jam penyimpanan. Penelitian ini menggunakan data series data hasil pengamatan kemudian akan dianalisis dengan regresi non linier yang dianalisis dengan software Microsoft Excel dan Sigmaplot versi 12.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan suhu 6°C memberikan hasil kadar gula yang tinggi mendekati kadar gula pada kondisi awal dengan persentase penurunan sebesar 6,98 % dari kadar gula 6,6409 % menjadi 6,1773 % dan dengan  konstanta laju penurunan KG sebesar 0,049753/jam. Demikian pula untuk kadar pati pada penyimpanan suhu 6°C mengalami persentase penurunan sebesar 16,72 % dari kadar pati 12,4506 % menjadi 10,3693 % dengan konstanta laju penurunan sebesar 0,061697/jam. Semakin rendah suhu penyimpanan, maka laju penurunan kadar gula dan kadar pati makin rendah.
The Characteristic of Sticks Mung Bean Flour (Vigra radiate L.) and The Addition of Celery (Apium graveolens) Hida Arum Sakura; Nanik Suhartatik; Merkuria Karyantina
JITIPARI Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i2.7240

Abstract

Sticks are delicious, crunchy, savory, long, thin, and brownish yellow snacks with various flavors.  The main ingredients of this product consist of wheat flour, , eggs, garlic, pepper, and salt.  Celery leaves were chosen because they are easy to obtain and to optimize local ingredients. Mung bean (Phaseolus radiates) itself is a vegetable food that is high in protein and fiber where the protein contained is 20-25%. This study aims to determine the effect of sticks mung bean flour and the addition of celery.  The design used was a 2 factor factorial completely randomized design (CRD).  Factor 1 is the ratio of wheat flour : mung bean flour  (75:25, 50:50, 25:75) and factor 2 is the concentration of celery porridge (10%, 20%, 30% in 30 ml of water).  The best results of chemical analysis based on the highest protein content were the ratio of wheat flour : mung bean flour 25:75 with concentration of celery porridge 20% with 2.22% water content, 1.74% ash content, 23.58% fat content, 17.75% protein content, 8.28% crude fiber and 46.41 for carbohydrates by difference, color sensory test value 3.73 (greenish brown), crunchy texture 3.40 (crispy), celery taste 3.60 (taste celery flavor) mung bean taste 2.67 (a bit of green bean flavor), celery aroma 3, 33 (smelling of celery), and 3.27 (preferred) for overall liking. The most preferred formulation of celery sticks by consumers is the comparison of wheat flour : mung bean flour 75:25 with the addition of 10% celery porridge concentration with a value of 3.47 (preferred). Sticks made from green beans and celery can be an alternative food that is high in protein and fiber.
Antioxidant Activity of Colored Rice Flour with Drying Temperature Variations Budiman Nur Arifin; Akhmad Mustofa; Yannie Asrie Widanti
JITIPARI Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i2.7250

Abstract

Rice is the main product obtained from grain produced by the rice plant (Oryza sativa) whose entire layer has been peeled off and the bran layer has been separated in the form of head rice, whole rice grains, broken rice, and groats. There are several types of pigmented rice such as brown rice, black rice and black glutinous rice. These kinds of rice have not been utilized optimally so that a processing process is needed to increase the economic value of the colored rice. One of the processing is made as flour so that it is durable and easy to distribute and flour can be used as a food processing material that is practical, easy and durable. One of the processed rice is rice flour. Colored rice flour is the result of processing brown rice, black rice and black glutinous rice by milling or flouring. This study aims to determine the optimal temperature in the manufacture of colored rice flour in order to obtain colored rice flour which has high antioxidant activity and high anthocyanins. The result of flouring is in the form of very fine grains. Flour has a low water content so it is more durable and long lasting. In order to reduce the moisture content, drying is carried out. The study used a completely randomized design (RAL) consisting of 2 factors. The first factor was the type of colored rice, while the second factor was the drying temperature of rice flour. The optimal treatment results were a combination of black glutinous rice flour treatment and a drying temperature of 45°C for 60 minutes, the following results were obtained: water content 7.44%, antioxidant activity by DPPH method 69.89%, antioxidant activity by FRAP method 81.35%, yield 25.29%, total phenol 175.85 mg/kg, and anthocyanin levels 327.10 ppm. Changes in temperature during the drying process of colored rice will affect the characteristics of the colored rice.