cover
Contact Name
ALBACORE
Contact Email
albacore@apps.ipb.ac.id
Phone
+62251-8622935
Journal Mail Official
albacore@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
Jl. Agatis Kampus IPB, Dramaga – Bogor 16680 Telp. (0251)8622935
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Albacore : Jurnal Penelitian Perikanan Laut
ISSN : 25491326     EISSN : 2655559X     DOI : 10.29244
Albacore (Jurnal Penelitian Perikanan Laut) merupakan salah satu jurnal ilmiah di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK IPB. Jurnal ini melanjutkan Bulletin PSP yang telah hadir lebih dahulu sejak tahun 1992 hingga tahun 2013.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 202 Documents
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI UNIT PENANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PPN SIBOLGA, SUMATERA UTARA Irwan Limbong; Eko Sri Wiyono; Roza Yusfiandayani
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.409 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.89-97

Abstract

Perairan Sibolga secara geografis cukup strategis, karena terletak di Samudera Hindia, hasil penangkapannya kebanyakan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Sibolga. Salah satu alat tangkap yang sangat produktif di Sibolga  adalah pukat cincin dari tahun ketahun meningkatkan jumlah armada unit penangkapan yang berdampak kepada over ekspoitasi pada tahun 2015. Berdasarkan hal tersebut  dijalankan peraturan mengenai pembatasan unit armada alat tangkap pukat cincin dan meningkatkan hasil tangkapan ikan secara bertahap. Efisiensi penggunaan armada kapal penangkapan ikan yang menggunakan alat tanggkap pukat cincin sangat terkait dengan masalah identifikasi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan efektifitas dalam memanfaatkan sumberdaya ikan dilakuan  pengkajian tentang faktor produksi agar mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil tangkapan guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah setudi kasus dengan analisis deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Metode analisis yang digunakan berupa uji asumsi klasik dan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan nyata pada unit alat tangkap pukat cincin di PPN Sibolga yaitu ukuran kapal (X1), daya mesin kapal (X3), panjang jaring (X3), dan tinggi jaring (X4). Hubungan antara faktor­-faktor produksi alat tangkap pukat cincin di PPN Sibolga dapat di presentasikan dalam model fungsi Cobb-Douglas, yaitu sebagai berikut: LnY = -7.034.574 + 21.254 LnX1  + 6.241 LnX2 + 2.369 LnX3 + 54.410 LnX4.Kata kunci:pukat cincin, faktor produksi, PPN Sibolga
KEBERLANJUTAN PERIKANAN TUNA DI PERAIRAN SENDANGBIRU KABUPATEN MALANG Made Mahendra Jaya; Budy Wiryawan; Domu Simbolon
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.266 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.111-125

Abstract

Ikan tuna memiliki nilai ekonomis penting dan tersebar hampir di seluruh wilayah di perairan Indonesia. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya tuna telah memberikan kontribusi yang besar bagi sektor perikanan di Indonesia. Kebutuhan dan tingginya permintaan pasar terhadap ikan tuna menyebabkan intensitas penangkapan ikan ini semakin meningkat. Peningkatan intensitas penangkapan ikan tuna terjadi di seluruh wilayah perairan Indonesia. Tingginya intensitas penangkapan ikan tuna khususnya di daerah Selatan Jawa dikhawatirkan akan mengancam kelestarian dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya ikan tuna. Daerah Sendangbiru di Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah penghasil tuna terbesar di Jawa Timur. Peningkatan intensitas penangkapan ikan tuna di daerah ini juga terjadi setiap tahunnya. Analisis keberlanjutan dari kegiatan perikanan tuna sangat perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan terkini dari perikanan tuna di daerah Sendangbiru. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keberlanjutan dari masing-masing domain atau aspek yang ada di dalam EAFM dan menentukan tingkat keberlanjutan kegiatan perikanan tuna di perairan Sendangbiru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management / EAFM). Hasil dari penelitian ini menunjukan aspek yang memiliki tingkat keberlanjutan sangat baik meliputi aspek teknik penangkapan ikan, ekonomi dan kelembagaan, sedangkan domain/aspek yang memiliki tingkat keberlanjutan sedang meliputi sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem perairan dan sosial. Tingkat keberlanjutan kegiatan perikanan tuna di daerah Sendangbiru tergolong baik. Perolehan nilai dari analisis komposit dari setiap domain dalam indikator EAFM sebesar 80.28.Kata kunci:keberlanjutan, perikanan tuna, EAFM
PERSEPSI PEMANFAATAN PETA DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN SENDANG BIRU MALANG Onesimus Dhyas Dwi Atmajaya; Domu Simbolon; Budy Wiryawan
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.691 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.163-170

Abstract

Perairan Sendang Biru merupakan perairan yang sangat potensial sebagai daerah penangkapan ikan di Pantai Selatan Jawa, lokasi yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia memungkinkan terjadinya masukan-masukan ikan dari perairan bebas sehingga menambah keanekaragaman jenis ikan yang ditangkap. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari DKP Kabupaten Malang (2013) produksi perikanan di Sendang Biru terus meningkat dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2010 produksi perikanan tercatat 9600 ton dan meningkat menjadi 10566 ton pada tahun 2013, dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan sekitar 5 % pertahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi para aktor dan agen mengenai informasi pemanfaatan peta perencanaan daerah penangkapan ikan (PPDPI) yang dibuat oleh Balai Penelitian dan Observasi Laut(BPOL). Para aktor berpendapat bahwa PPDPI masih belum terlalu penting, maka dari itu perlu adanya pendekatan secara insentif dari agen dalam pengelolaan perikanan secara berkelanjutan menggunakan PPDPI.Kata kunci: informasi, insentif, persepsi, daerah penangkapan ikan, aktor, agen.
INTENSITAS KERJA PADA AKTIVITAS NELAYAN PURSE SEINE DI KABUPATEN SIKKA Yohanes DBR Minggo; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.378 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.185-197

Abstract

Data kecelakaan nelayan di Kabupaten Sikka tahun 2014 hingga 2015 disebutkan telah terjadi 10 kasus kecelakaan. Nelayan di Kabupaten Sikka pada umumnya menggunakan alat tangkap purse seine. Pengoperasian alat tangkap purse seine dilakukan secara manual sehingga banyak membutuhkan tenaga dan pikiran yang berpengaruh pada tingkat kelelahan hingga berpotensi terjadinya kecelakaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aktivitas dan melihat intensitas kerja nelayan yang dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan pada saat melakukan pengoperasian alat tangkap purse seine. Metode yang digunakan adalah deskriptif numerik dengan analisis Hierarchical Task Analysis (HTA). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 10 tahapan aktivitas dengan jumlah aktivitas sebanyak 62 aktivitas dengan porsi tanggung jawab terbesar adalah kepala kerja. Rangking aktivitas tertinggi terdapat pada tahap ke 5, 8, dan 4 yakni hauling, unloading hasil tangkapan dan setting. Perlu adanya perhatian khusus pada ketiga tahapan tersebut agar proses penangkapan ikan bisa dilakukan dengan baik dan aman.Kata kunci: hta, intensitas kerja, keselamatan kerja,purse seine, Sikka.
KAJIAN KARAKTERISTIK TIPOLOGI PANTAI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA REKREASI PANTAI DI SUKA ALAM PERAIRAN SELAT PANTAR KABUPATEN ALOR Imanuel Lamma Wabang; Fredinan Yulianda; Handoko Adi Susanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.55 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.199-209

Abstract

SAP Selat Pantar terletak di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini memiliki daya tarik berupa pantai karang berpasir putih yang landai dengan pemandangan bawah laut yang indah. Penelitian ini dilaksanakan di SAP Selat Pantar Kabupaten Alor, pada bulan Agustus s/d Oktober 2016. Penelitian bertujuan untuk mengkaji kesesuaian kawasan untuk kegiatan wisata rekreasi pantai dan menganalisis daya dukung (carrying capacity) kawasan SAP Selat Pantar untuk kegiatan wisata bahari berbasis ekologi. Penelitian ini menggunakan data primer pengambilan data analisis kualitas air, metode penentuan kesesuaian kawasan berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap paremeter, kedalaman, tipe pantai, lebar pantai, kecerahan, kecepatan arus, material dasar perairan, pengamatan biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa potensi ekowisata pantai di SAP Selat Pantar ditemukan ada dua kategori yaitu kategori sangat sesuai dengan nila IKW mencapai 85.71% dan kategori sesuai dengan nilai IKW sebesar 64.24%. Daya dukung kawasan kategori ekowisata rekreasi pantai 302 (Orang/hari).Kata kunci : ekowisata pantai, kesesuaian kawasan, daya dukung kawasan, SAP Selat Pantar.
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN UKURAN LOBSTER DENGAN JARING INSANG DI PERAIRAN KABUPATEN ACEH JAYA Irfannur -; Ronny Irawan Wahju; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.318 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.211-223

Abstract

Kabupaten Aceh Jaya memiliki potensi perikanan lobster yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi komoditi unggulan perikanan. Terdapat 6 spesies lobster yang bernilai ekonomis tinggi di perairan Aceh Jayayaitu Panulirus homarus, P. longipes, P. ornatus, P. penicillatus, P. polyphagus dan P. versicolor.Tujuan penelitian adalahmenganalisis komposisi jenis dan distribusi ukuran hasil tangkapan lobster di perairan Aceh Jaya, mengetahui hubungan panjang dan berat lobster dikaitkan dengan panjang karapas pertama kali matang gonad (CLM) dan aturan yang ada, dan mengestimasi produktivitas penangkapan lobster dengan jaring insang (gillnet) di perairan Aceh Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapang di lokasi pendaratandan tempat pengumpulan lobster padabulan Januari-Febuari tahun 2016 di Kabupaten Aceh Jaya. Komposisi hasil tangkapan gillnet lobster didominasi oleh P. penicillatussebanyak 31.41%, diikuti oleh P. homarus sebanyak 27.92%, P. longipes sebanyak 22.17%,P. versicolor sebanyak 11.97% dan P. ornatus sebanyak 4.68%. Pola hubungan panjang dan berat ke lima jenis lobster yang tertangkap bersifat allometrik negatif. Hasil tangkapan lobster yang layak tangkap berkisar antara 56.66 – 100%, jika dibandingkan dengan PERMEN-KP No 56 tahun 2016 dengan ukuran legal tangkap diatas 8 cm sebesar60.00 – 90,00%. Produktivitas penangkapan lobster menggunakan gillnet terjadi pada bulan April sebesar 2.440 kg/trip dan terendah pada bulan Januari sebesar 1.330 kg/trip.Kata kunci: jaring insang, lobster, panulirus, produktivitas penangkapan.
PENENTUAN ALAT TANGKAP UNGGULAN UNTUK IKAN PELAGIS KECIL DI PALABUHANRATU SUKABUMI Joharis Silaban; Mustaruddin -; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.766 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.225-234

Abstract

Pantai Palabuhanratu terletak pada titik koordinat 70- 70 12’ lintang selatan dan 1060 21’ - 1060 31’ bujur timur. Perairan teluk ini berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga kondisi perairan dan ikan yang terdapat di perairan teluk banyak dipengaruhi oleh perairan Samudera Hindia (PPN Palabuhanratu 2007). Permasalahan yang menyangkut keberlanjutan perikanan tangkap adalah perilaku nelayan, produktivitas penangkapan, tingkat pendapatan, ketersediaan sumberdaya ikan dan kegiatan pengelolaan (manajemen) perikanan tangkap ikan pelagis kecil itu sendiri. Untuk mengoptimalkan perikanan pelagis kecil secara berkelanjutan maka dibutuhkan analisis dengan menggunakan skoring untuk menentukan alat tangkap unggulan untuk perikanan pelagis kecil. Usaha penangkapan ikan pancing ulur memiliki nilai tertinggi berdasarkan aspek lingkungan sedangkan bagan apung adalah alat tangkap yang memiliki nilai tertinggi berdasarkan aspek teknik,sosial dan ekonomi. Secara keseluruhan alat tangkap bagan apung merupakan alat tangkap yang unggul untuk perikanan pelagis kecil. Kesimpulan dari penelitian ini adalah alat tangkap unggulan untuk perikanan pelagis kecil di perairan Pelabuhanratu berdasarkan aspek teknik, ekonomi, sosial dan lingkungan yaitu bagan apung.Kata kunci: keberlanjutan, skoring, pengelolaan, unggulan.
PENGGUNAAN LAMPU LIGHT EMITTING DIODE (LED) BIRU TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG DI KABUPATEN ACEH JAYA Khairul -; Wazir Mawardi; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.447 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.235-243

Abstract

Nelayan bagan apung di Aceh menggunakan lampu neon berwarna putih sebagai alat bantupenangkapan ikan. Saat ini berkembang lampu Light Emitting Diode (LED) biru sebagai alternatifsumber cahaya pada perikanan bagan yang hemat energi, namun belum diketahui efektivitasnya.Penelitian ini membandingkan hasil tangkapan antara lampu neon warna putih dan LED biru. Tujuandari penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi hasil tangkapan lampu neon dan LED biru.Pengambilan data dilakukan dengan uji coba penangkapan ikan dengan mengoperasikan 2 unit bagansecara bersamaan di lokasi yang berdekatan selama 10 hari operasi pada bulan September-Oktober 2016di Gampoeng Lhoek Kruet, Kabupaten Aceh Jaya. Bagan pertama dengan menggunakan lampu neonsebagai kontrol dan bagan kedua dengan lampu LED biru. Komposisi hasil tangkapan bagan denganLED biru terdiri dari 6 spesies ikan yaitu teri (Stolephorus insularis ) sebesar 47%, rebon (Mysis relicta)20%, layur (Trichiurus savala) 7%, cumi-cumi (Mastigoteuthis Flammea) 3%, gerot-gerot (Pamadasysmaculatus) 7% dan talang-talang (Scomberoides commersonnianus) 16%. Penggunaan lampu LEDsecara signifikan meningkatkan total tangkapan sebesar 31,15% dibandingkan dengan lampu neon.Lampu LED biru ini cocok untuk menangkap ikan layur dan cumi-cumi.Kata kunci: bagan apung, lampu biru, lampu neon, light emitting diode (LED).
STRATEGI OPTIMALISASI FUNGSI PELABUHAN PERIKANAN DALAM PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PPP LEMPASING Aprilia Syah Putri; Iin Solihin; Eko Sri Wiyono
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.103 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.171-183

Abstract

Provinsi Lampung memiliki sumberdaya perikanan laut yang sangat besar mencapai 388.000 ton/tahun. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing merupakan salah satu pelabuhan terbesar di provinsi lampung yang tidak terlepas dari aktivitas pemasaran hasil tangkapan. Banyak permasalahan yang terjadi pada sistem pemasaran di pelabuhan perikanan untuk mencapai pemasaran yang efisien sehingga diperlukan strategi optimalisasi fungsi pelabuhan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran hasil tangkapan pada 5 komoditas ikan dan merumuskan strategi optimalisasi fungsi pelabuhan perikanan dalam pemasaran hasil tangkapan di PPP Lempasing. Metode yang digunakan adalah metode survey dan metode wawancara yang meliputi kepala pelabuhan, nelayan dan pedagang. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis efisiensi pemasaran dan analisis SWOT dengan metode USG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya cumi-cumi yang memiliki nilai efisien yang tinggi (3,33%). Strategi optimalisasi fungsi pelabuhan perikanan meliputi 3 strategi utama yaitu meningkatkan mutu hasil tangkapan pasca panen, peningkatan higenitas dan sanitasi di area sekitar tpi serta peningkatan sosialisasi kepada pedagang dan nelayan terkait mutu ikan.Kata Kunci: analisis SWOT, efisiensi pemasaran, metode USG, Pelabuhan Perikanan, PPP Lempasing, strategi.
STRATEGI PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PELABUHAN PERIKANAN : KASUS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU Aris Wahyudi; Ernani Lubis; Anwar Bey Pane
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.81 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.139-152

Abstract

Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNPr) yang terletak di Teluk Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu dari 15 Pelabuhan Perikanan Nusantara di Indonesia. Produksi perikanan tangkap di PPNPr tahun 2015 adalah 9.122.320 kg. Banyaknya produksi hasil tangkapan tanpa adanya pengelolaan yang baik pada aktivitas pendaratan, pengolahan, dan pemasaran, serta aktivitas lain akan berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan PPNPr. Pencemaran lingkungan di PPNPr menjadi permasalahan penting yang harus dicari solusinya agar tercipta pelabuhan berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pencegahan pencemaran lingkungan di PPNPr dan menentukan strateginya. Metode penelitian ini adalah studi kasus terhadap strategi pencegahan pencemaran lingkungan pelabuhan perikanan kasus PPNPr. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder yang selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kualitatif, spasial dan Strength Weakness Opportunity Treath (SWOT). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan pencegahan pencemaran lingkungan di PPNPr telah melakukan kegiatan kebersihan, keamanan dan ketertiban (K3) yang belum optimal (belum dilengkapi peraturan, fasilitas, anggaran, pedoman praktis, sanksi dan sosialisasi). Strategi yang perlu dilakukan untuk pencegahan pencemaran lingkungan di PPNPr adalah peningkatkan kinerja pengelola dan pengguna pelabuhan dengan melaksanakan program kerja bersama, penerapan peraturan dengan sanksi yang tegas, dan pengawasan ketat, serta meningkatkan sosialisasi kepada pengguna terhadap kebersihan lingkungan pelabuhan.Keywords : pelabuhan perikanan, pencemaran, palabuhanratu, SWOT.

Page 3 of 21 | Total Record : 202