cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. A.Yani, Km. 06 Desa Panggung, Pelaihari, Kalimantan Selatan
Location
Kab. tanah laut,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Teknologi Agro-Industri
ISSN : 24074624     EISSN : 25985884     DOI : 10.34128/jtai
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Teknologi Agro-Industri diterbitkan oleh Program Studi Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian dalam bidang pengolahan hasil, aktivitas senyawa aktif, proses, teknik sistem, dan lingkungan industri khususnya pada bidang Agro-Industri.
Arjuna Subject : -
Articles 127 Documents
PENGARUH PERSONAL SELLING DAN PERIKLANAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK BEPANG UD.DIAH, KECAMATAN PELAIHARI Luthfina Ariyani; R. Rizki Amalia; Yurna Lisa
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.665 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v4i1.48

Abstract

Bepang merupakan produk olahan beras yang telah digiling dan dicampur bersama dengan gula putih dan gula merah sehingga memberikan cita rasa yang khas. Berkaitan dengan aspek pemasaran produk Bepang, promosi memegang peranan yang penting. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti personal selling dan periklanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana tahapan dalam melakukan personal selling dan periklanan dari produk Bepang dan mengidentifikasi pengaruh personal selling dan periklanan terhadap volume penjualan produk Bepang. Personal Selling dan periklanan dilakukan melalui dua tahapan. Tahapan pertama bertujuan untuk secara acak menentukan target area promosi berdasarkan jarak dan langkah kedua adalah melakukan aktivitas personal selling dan periklanan selama 16 hari. Sementara itu, analisis pengaruh personal selling dan perikalanan terhadap volume penjualan dilakukan dengan analisis regresi berganda dan menghasilkan persamaan Y = 51,88-0,8151x1-0,7347x2. Berdasarkan persamaan tersebut dapat diidentifikasi bahwa semakin jauh jarak yang ditempuh untuk melakukan penjualan melalui personal selling dan periklanan maka semakin sedikit volume penjualan yang akan didapat. Sementara itu, koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0,7214. Hal ini berarti bahwa personal selling dan perikalanan berpengaruh terhadap volume penjualan sebesar 72,14%. Uji parsial (uji t) untuk hasil personal selling menunjukkan bawah thitung> ttabel (2,31817> 2,160) dan untuk periklanan menujukkan hasil bahwa thitung> ttabel (2, 8912> 2,1604) yang berarti bahwa personal selling dan periklanan memiliki hubungan yang signifikan dengan volume penjualan. Selain itu uji regresi simultan (uji F) menghasilkan nilai Fhitung > Ftabel (16,3890> 3,81) yang juga dapat dikatakan bahwa personal selling dan periklanan secara bersamaan mempengaruhi volume penjualan.
PEMANFAATAN TEMULAWAK, JAHE MERAH, KUNYIT PUTIH, KAPULAGA, BUNGA LAWANG, DAUN SALAM SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PEMBUATAN JAMU Muhammad Supandi; Nuryati Nuryati; Rizki Amalia
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.228 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v3i2.3

Abstract

Jamu merupakan ramuan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan tanpa penambahan zat kimia. Jamu temulawak yang dipadukan dengan rempah-rempah di Kabupaten Tanah Laut masih belum banyak yang memproduksi, sehingga pembuatan jamu temulawak sebagai salah satu produk olahan temulawak memiliki potensi yang bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan jamu temulawak dengan penambahan rempah-rempah dan menentukan formulasinya, sehingga dapat meningkatkan nilai jual temulawak dan rempah-rempah (jahe merah, kunyit putih, kapulaga, bunga lawang dan daun salam) yang ada di pasaran. Pembuatan jamu temulawak dilakukan dengan memvariasikan perbandingan temulawak, rempah-rempah dan gula. Proses pembuatan jamu yang terdiri dari tiga tahap yaitu penghalusan, pencampuran dan penyangraian. Hasil uji organoleptik terhadap rasa, aroma dan warna, menunjukkan perlakuan terbaik adalah T15 dengan komposisi 100 g temulawak: 500 g gula. Berdasarkan hasil pengujian kadar air jamu temulawak terbaik adalah T17 dengan kadar air 1,21% dan berdasarkan pengujian kurkumin yang terbaik T16 dan T29 dengan kadar kurkumin 0.996 .10-3% dan T29 0,372%, nilai ini standar SNI 01-4320-2001. Sehingga jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari sedangkan untuk tikus 5 g/hari.Kata Kunci: Jamu, Temulawak, Kurkumin, Kadar Air
EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL Setiadi Kurniawan; Yuyun Kurniawati; Dwi Sandri; Fatimah Fatimah
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 1 No 1 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.274 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v1i1.26

Abstract

Herbisida merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan terutama pencemaran tanah dan air. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan, harga herbisida relatif mahal sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan formulasi herbisida jenis baru dengan harga yang ekonomis. Penelitian dilakukan dengan cara memfermentasi air kelapa dengan menggunakan ragi tape (1.5 %, 5 %,dan 10 %) selama 6 hari. Penyemprotan dilakukan dengan mengencerkan sampel. Aplikasi lapangan dilakukan pada plot berukuran 50 cm x 50 cm sebanyak 3 kali pengulangan. Setelah 14 hari penyemprotan dilakukan penghitungan presentase mortalitas gulma pada setiap plot. Hasil pengamatan menunjukansampel dengan konsentrasi ragi 5 % memiliki tingkat mortalitas 93%, sedangkan herbisida memiliki tingkat mortalitas 97%. Herbisida jenis baru ini efektif terhadap gulma berdaun sempit.
OPTIMASI PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI PUPUK TANAMAN HIDROPONIK Jaka Darma Jaya; Akhmad Zulmi; Diky Wahyudi; Kartika Kartika; Herlina Wati; Nana Yuliana; Nor Kholis
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.507 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i2.17

Abstract

Kabupaten Tanah Laut merupakan Kabupaten yang kaya akan keunggulan sektor agraris, sektor pertanian dan kehutanan. Kekayaan sektor agraris ditunjukan dengan banyaknya nilai produksi padi di Kabupaten Tanah Laut. Untuk itu, kami mengadakan sebuah penelitian mengenai pemanfaatan limbah sekam padi sebagai bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman hidroponik yang diperoleh melalui metode pirolisis yang nantinya akan menghasilkan asap cair. Proses optimasi pirolisis memperlihatkan bahwa perlakuan A (Suhu 250 oC dan waktu 3 jam) menghasilkan rendemen asap lebih tinggi sebesar 2,54% dibandingkan dengan perlakuan B (Suhu 150oC dan waktu 2 jam) menghasilkan rendemen asap cair sebesar 0,273%. Hal ini menunjukan bahwa parameter suhu dan waktu berpengaruh pada rendemen hasil akhir pirolisis. Pada pengaplikasian asap cair sebagai pupuk cair tanaman hidroponik dilakukan dengan 5 (lima) perlakuan, yatu P1, P2, P3, P4, dan P5. Pengaplikasian asap cair ke tanaman hidroponik (kangkung) sebagai pupuk cair, dapat dilihat bahwa pH asap cair yang sudah diencerkan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Pada tanaman yang diberi air dengan pH asam tidak dapat beratahan lama (cepat mati).
Pemanfaatan Limbah Plastik Polyprophylene (PP) dan Sekam Padi Menjadi Papan Partikel Meldayanoor Meldayanoor; Arifin arifin; Rusuminto Syahyuniar
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1325.548 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v4i2.55

Abstract

ABSTRACT The need for board materials continues to increase, therefore the need for new innovations in the form of utilization of plastic waste and rice husks are used as raw material for making particle board where the waste plastic as adhesive and rice husk as filler. The purpose of this research is to know the physical properties such as density, moisture content, and water absorption in order to determine the exact formulation on the particle board that meets the quality standard. SNI 03-2015-2016 quality standard is used as a reference comparison of the results of testing stages of research starting from the processing of raw materials plastick and chaff into sebuk, mixing, and formation of particle board until the testing phase. Elements of particle board formation are rice husks and polyprophylene plastics as adhesives made with Plastic compositions: 40%: 60% 50%: 50% and 40%: 40%: husks. In testing the physical properties of the results showed that the right composition is 60%: 40% because it has results with a particle density of 0.83 g /cm3, a water content of 4.87%, and a water absorption of 10.67%. It is the best result of some predefined compositions and meets the quality standard of SNI 03-2015-2016 Keywords: From The board particles, polyprophylene plastic, chaff rice
OPTIMASI PENAMBAHAN MINYAK ATSIRI BUNGA KAMBOJA TERHADAP LILIN AROMATERAPI DARI LILIN SARANG LEBAH Dwi Sandri; Fatimah Fatimah; Erfanur Adlhani; Lisda Erlinda
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.597 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v3i1.8

Abstract

Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan aroma harum yang terdapat pada minyak atsiri. Minyak atsiri dapat dipadukan dengan lilin sebagai media relaksasi. Lilin yang digunakan dapat diperoleh dari sarang lebah madu. Sejauh ini di daerah Tanah Laut para petani lebah madu tidak memanfaatkan kembali sarang lebah setelah dipanen. Pemanfaatan sarang lebah dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan dibuat menjadi lilin lebah aromaterapi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kondisi optimum penambahan minyak atsiri aroma kamboja serta menganalisis kualitas lilin lebah aromaterapi. Penelitian ini dilakukan dengan optimasi penambahan minyak atsiri bunga kamboja sebanyak 1%, 2%, 3%, 4%. Berdasarkan pengujian lilin lebah aromaterapi yang terbaik yaitu aromaterapi kamboja dengan penambahan minyak atsiri sebanyak 1%.Kata kunci : aromaterapi, lilin lebah, minyak atsiri, kamboja
LIMBAH SERABUT KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA TANAM ALTERNATIF BAGI JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) HERRY ISWAHYUDI; MILA LUKMANA; MUHAMMAD YUDHA
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.18 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v4i1.44

Abstract

Usaha perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah yang perlu dilakukanpengelolaan agar tidak berdampak bagi lingkungan. Serabut (fiber) kelapa sawitmerupakan salah satu limbah yang masih sedikit pemanfaatannya. Kandungan haraserabut kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg dan Ca dan 44,4 % selulosa berpotensiuntuk dimanfaatkan dalam bidang pertanian.Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)merupakan jamur kayu yang memerlukan nutrisi seperti selulosa dan lignin untukpertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi serabut (fiber) kelapasawit sebagai media tanam alternatif bagi jamur tiram putih. Parameter yang diamatimeliputi berat segar basah badan buah dan frekuensi panen. Hasil menunjukanbahwa jamur mampu tumbuh pada formulasi media Y2 (83% fiber, 15% dedak, 2%kapur) dan Y1 (41,5% fiber, 41,5% serbuk kayu, 15% dedak, 2% kapur) denganproduksi berat segar yang tidak berbeda signifikan dengan jamur pada media kontrol.Frekuensi panen pada media Y1 dan Y2 hanya sebanyak 3 kali dibandingkan kontrolyang dapat dipanen sebanyak 5 kali.
OPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS Jaka Darma Jaya; Nuryati Nuryati; Badri Badri
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.472 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i1.22

Abstract

Salah satu pemanfaatan tempurung kelapa supaya bernilai ekonomis yang tinggi adalah dibuat asap cair dengan proses pirolisis. Asap cair merupakan suatu campuran larutan dan dispersi koloid dari uap asap kayu dalam air yang diperoleh dari hasil pirolisa kayu atau dibuat dari campuran senyawa murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses pirolisis asap cair dan mengaplikasikannya sebagai koagulan lateks. Optimasi proses pirolisis dilakukan dengan melakukan variasi suhu dan waktu pirolisis sebagai berikut: perlakuan A (suhu 150°C waktu 1 jam), perlakuan B (suhu 150°C waktu 2 jam), perlakuan C (suhu 175°C waktu 1 jam), perlakuan D (suhu 175°C waktu 2 jam), perlakuan E (suhu 200°C waktu 1 jam) dan perlakuan F (suhu 200°C waktu 2 jam). Berdasarkan hasil pirolisis ini diketahui bahwa perlakuan dengan suhu 175oC dan waktu 2 jam menghasilkan rendemen tertinggi (27,34%) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada tahapan aplikasi asap cair sebagai koagulan latek diperoleh data kadar karet kering dengan menggunakan koagulan asap cair tempurung kelapa memberikan hasil yang bervariasi antara 39,69-41,24%. Asap cair yang diperoleh dari perlakuan suhu 175°C waktu 2 jam menunjukkan kadar karet kering tertinggi sebesar 41,24% dan asap cair yang diperoleh dari perlakuan suhu 150°C waktu 2 jam menunjukkan kadar karet kering terendah sebesar 39,69%. Kinerja koagulasi lateks oleh asap cair dari tempurung kelapa masih berada sedikit dibawah asap cair dari cangkang kelapa sawit dan asam formiat, asap cair dari tempurung kelapa. Akan tetapi data penelitian menunjukkan bahwa asap cair tempurung kelapa berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai koagulan latek yang ramah lingkungan dan ekonomis, mengingat ketersediaannya yang melimpah di wilayah Kalimantan Selatan.
OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) Mariati Mariati
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.997 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i2.13

Abstract

Kopi merupakan minuman populer saat ini yang memiliki rasa dan aroma khas yang disukai oleh hampir semua kalangan masyarakat, namun kopi dapat menyebabkan ketergantungan yang disebabkan oleh kandungan kafein dalam kopi. Biji pepaya berpotensi untuk dijadikan kopi tanpa kafein. Proses pembuatan kopi biji pepaya melalui 2 tahapan yaitu optimasi cara pengeringan dan optimasi waktu penyangraian. Parameter uji yang dilakukan antara lain uji kadar air, uji fitokimia, uji kafein dan uji organoleptik. Analisis data yang digunakan adalah uji Anova yang dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range’s Test). Berdasarkan hasil pengujian dan uji organoleptik, diperoleh perlakuan terbaik dengan menggunakan pengeringan sinar matahari dan waktu penyangraian selama 10 menit dengan kadar air 7%. Hasil uji kafein menunjukkan bahwa kopi biji pepaya tidak mengandung kafein, sehingga aman karena tidak akan menyebabkan ketergantungan.
Kandungan Hidrogen Sianida (HCN) Daging Biji Karet Pada Berbagai Perlakuan Teknik Reduksi Linda Rahmawati; Hikma Ellya; Herry Iswahyudi
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1325.524 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v4i2.49

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan HCN pada daging biji karet setelah dilakukan perendaman dan perebusan. Tahapan penelitian dimulai sortasi biji karet, ekstraksi biji karet, reduksi HCN, dan analisis HCN. Penelitian merupakan percobaan di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Faktor yang diteliti adalah teknik reduksi HCN pada daging biji karet terdiri dari 8 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Faktor yang diteliti adalah M untuk klon PB 260 dan R untuk klon PR 300. 0 (tanpa perendaman dan perebusan); 1 (Perendaman 24 jam); 2 (Perebusan 90 menit); dan 3 (Perendaman 24 jam + perebusan 90 menit). Kandungan HCN biji karet paling rendah terdapat pada klon PR 300 dengan perlakuan perendaman 24 jam dan perebusan 90 menit. Kata Kunci : biji karet, HCN, perebusan, perendaman

Page 1 of 13 | Total Record : 127