cover
Contact Name
Ni Nyoman Yuliani
Contact Email
ninyomanyuliani042@gmail.com
Phone
+6285229080690
Journal Mail Official
jurnalinfokesehatan@gmail.com
Editorial Address
Jalan Piet A. Tallo, Liliba, Kupang-Nusa Tenggara Timur
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JURNAL INFO KESEHATAN
ISSN : 0216504X     EISSN : 2620536X     DOI : 10.31965
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Info Kesehatan with registered number ISSN 0216-504X (Print), 2620-536X (Online) is a scientific journal which managed by Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang in cooperation with Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI) with the MOU. The journal registered in the CrossRef system with Digital Object Identifier (DOI) prefix 10.31965. This journal focuses on the publication of the results of scientific research related to the field of health. Published article originated from internal and external academicians Poltekkes Kemenkes Kupang. This journal is published by Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia. Jurnal Info Kesehatan is a periodical issue that contains research articles or research results equivalent to the results of research and thought results in the field of health, is original and has never been published before. Jurnal Info Kesehatan is expected to be a medium for delivering scientific findings and innovations in the field of dental nursing, medical analysts, pharmaceutical, environmental health, nursing, midwifery and nutrition engaged in the field of hospital services and health centers, as well as health practitioners and other institutions. Jurnal Info Kesehatan is published 2 times a year (June and December). Jurnal Info Kesehatan is a peer-reviewed journal and open access journal focusing on health sciences. This focus includes areas and scope related to aspects, dental care, pharmaceuticals, health analysts, environmental health, nursing, midwifery, nutrition services, and management. Every article that goes to the editorial staff will be selected through Initial Review processes by the Editorial Board. Then, the articles will be sent to the Mitra Bebestari/ peer reviewer and will go to the next selection by Double-Blind Preview Process. After that, the articles will be returned to the authors to revise. These processes take a month for a maximum time. In each manuscript, Mitra Bebestari/ peer reviewer will be rated from the substantial and technical aspects. The final decision of articles acceptance will be made by Editors according to Reviewers comments. Mitra Bebestari/ peer reviewer that collaboration with Jurnal Info Kesehatan is the experts in the health area and issues around it.
Arjuna Subject : -
Articles 370 Documents
Analisis Spasial Distribusi Kasus Filariasis Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012 RAHMAWATI, ETY; Sadukh, Johanis Jusuf Pitreyadi; Sila, Oktofianus
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.377 KB)

Abstract

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah endemis dengan jumlah kasus filariasis meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat dua jenis cacing filarial yaitu Wuchereria bancrofti, dan Brugia timori. Kasus filariasis di Provinsi NTT hingga Januari tahun 2013 sebanyak 925 kasus dengan prevalensi 0,20 ‰. Tujuan Penelitian untuk mengetahui distribusi kasus filariasis di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008 – 2012. Jenis Penelitian Deskriptif dengan metode studi data sekunder. Data hasil penelitian dianalisis secara Deskriptif dan penyajian data dengan menggunakan tabel dan gambar peta. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada institusi pendidikan dan instansi kesehatan tentang distribusi kasus filariasis di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008 – 2012. Hasil penelitian menunjukan terdapat 12 kabupaten (57%) yang ditemukan kasus filariasis di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008 – 2012 dengan prevalensi 0,02‰ – 4,37‰. Umur >15 tahun merupakan penderita terbanyak (84,93%), dan laki-laki sebagai penderita terbanyak (66,31%). Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Rote Ndao, dan Kabupaten Alor telah melakukan pengobatan massal secara total penduduk (100%), dan sembilan kabupaten masih dibawah 85%. Untuk meningkatkan temuan kasus klinis filariasis diperlukan peningkatan kinerja surveilans kasus antara lain dengan cara meningkatkan upaya penemuan dan konfirmasi kasus serta melakukan pelatihan/pelatihan penyegaran terhadap petugas surveilans di daerah. Pada Dinas Kesehatan Kabupaten perlu melakukan validasi data kasus yang dilaporkan.
Penyerapan Air Dan Kelarutan Bahan Semen Ionomer Kaca Sebagai Penutup Pit Dan Fisur Gigi KRISYUDHANTI, EMMA
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.657 KB)

Abstract

LATAR BELAKANG: Pit dan fissure sealant merupakan bahan yang sering digunakan untuk perawatan pencegahan, khususnya pada permukaan oklusal gigi yang rentan karies. Semua bahan restorasi yang berkontak dengan air akan mengalami 2 mekanisme, yaitu penyerapan air, yang menyebabkan pembengkakan matriks serta meningkatnya massa dan kelarutan air, yaitu terlepasnya komponen dari monomer yang tidak bereaksi dan menyebabkan berkurangnya massa. TUJUAN: mengukur nilai penyerapan air dan kelarutan bahan semen ionomer kaca sebagai penutup pit dan fisur gigi. METODE: Sebanyak 18 spesimen material sealant semen ionomer kaca dimanipulasi sesuai petunjuk pabrik terdiri dari masing-masing enam spesimen berukuran diameter 15 mm dan tebal 1 mm dibuat untuk setiap waktu perendaman. Spesimen tersebut dimasukkan ke dalam desikator bersuhu 37C selama 22 jam dan kemudian dimasukkan ke desikator lainnya yang bersuhu 23C selama 2 jam. Spesimen ditimbang dengan timbangan presisi 0,1 mg. Pengukuran dilakukan berulangkali sampai massa konstan didapatkan (M1). Berikutnya spesimen dimasukkan ke dalam 40 ml aquabides dan disimpan pada desikator bersuhu 37C selama 1 hari, 2 hari dan 7 hari. Pada akhir setiap waktu perendaman, spesimen dipindahkan dari aquabides, dikeringkan dengan kertas penghisap dan digetarkan di udara selama 15 detik. Spesimen ditimbang untuk mendapatkan M2. Spesimen direkondisi dengan dimasukkan ke dalam desikator bersuhu 37C selama 22 jam dan kemudian dimasukkan ke dalam desikator lainnya yang bersuhu 23C selama 2 jam dan prosedur ini diulang pada satu hari berikutnya, kemudian massa ditimbang berulangkali sampai massa konstan didapatkan (M3). HASIL PENELITIAN: Uji statistic Kruskal – Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai rata-rata penyerapan air dan kelarutan bahan untuk perendaman selam 1 hari, 2 hari dan 7 hari. KESIMPULAN DAN SARAN: Nilai penyerapan air semen ionomer kaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata penyerapan air untuk perendaman selama 1 hari sebesar 42,68g/ mm³, 2 hari 40,53g/ mm³ dan 7 hari 42,99g/ mm³. Nilai kelarutan dalam air semen ionomer kaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata kelarutan bahan untuk perendaman selama 1 hari sebesar 41,46g/ mm³, 2 hari 39,39g/ mm³ dan 7 hari 41,91g/ mm³. dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk nilai penyerapan air dan kelarutan bahan selama masa perendaman 1, 2 dan 7 hari. Disarankan agar dalam pengaplikasian semen ionomer kaca sebagai penutup pit dan fisur gigi harap diperhatikan dalam pemberian varnish atau pelindung agar mengurangi terjadinya penyerapan air dan kelarutan bahan. Selain itu, pit dan fisur gigi yang sudah diberi penutup, hendaknya dikontrol 3 bulan kemudian untuk mengetahui apakah penutupnya masih utuh atau sudah rusak maupun lepas. Disarankan pula agar ada penelitian lanjutan untuk mengetahui nilai penyerapan air dan kelarutan bahan jika direndam di dalam saliva buatan selama lebih dari 7 hari.
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Hipertensi Rawat Jalan Peserta Askes Dan Dampaknya Pada Biaya Sarifudin, Barbara Azalya; Andayani, Tri Murti; Fudholi, Achmad
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.529 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan bagi semua kalangan masyarakat. Terapi pengobatan pada pasien hipertensi membutuhkan waktu yang lama dan kontrol secara teratur menimbulkan kecenderungan ketidakpatuhan pasien selama menjalani pengobatan sehingga berdampak pada mahalnya biaya pengobatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran terapi pasien hipertensi, gambaran kepatuhan pasien hipertensi, rata-rata biaya pengobatan, dan hubungan antara kepatuhan dan karakteristik terhadap biaya. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan penelitian cohort retrospektif. Subjek penelitian adalah pasien hipertensi rawat jalan peserta Askes di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2011-2013. Data dianalisis secara deskriptif meliputi karakteristik pasien, gambaran terapi pengobatan, gambaran kepatuhan pasien, dan biaya rata-rata pengobatan. Uji Chi-Square untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan dan uji korelasi untuk menganalisis hubungan antara kepatuhan pasien terhadap biaya pengobatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 310 pasien menderita hipertensi stage 2, pengobatan yang paling banyak digunakan adalah hidroklorthiazid + captopril sebanyak 41,61 %. Jumlah pasien yang patuh sebanyak 154 pasien sedangkan pasien yang tidak patuh sebanyak 156 pasien. Biaya pengobatan rata-rata pasien yang patuh sebesar Rp 2.202.435, dan pasien yang tidak patuh sebesar Rp 2.831.860. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan terhadap biaya pengobatan pasien rawat jalan peserta Askes di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kunjungan Bayi Balita Ke Pusat Kesehatan Masyarakat Di Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2014 Tabelak, Tirza Vivianri Isabela; Boimau, Serlyansie V.
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.001 KB)

Abstract

Latar Belakang: Indikator terkait dengan kesehatan anak menjadi indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan terutama menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan pembangunan di bidang kesehatan. Indikator tersebut adalah angka kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA). Pemerintah telah menyelenggarakan pelyanan kesehatan yang dikenal dengan posyandu. Puskesmas Tarus jumlah bayi balita yang datang berkunjung keposyandu tahun 2011 72,22 persen. Tahun 2012 jumlah kunjungan bayi balita ke posyandu mengalami penurunan yaitu 69,3 persen (Profil Kesehatan Puskesmas, 2012) dari 3.695 balita yang ada diwilayah kerja Puskesmas Tarus hanya terdapat 2.563 (69,3 persen) balita yang memanfaatkan posyandu setiap bulannya. Tujuan Penelitian: Mengetahui faktor yang mempengaruhi kunjungan Bayi Balita ke Posyandudi Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Metode Penelitian: Jenis penelitian deskriptif. Sampel berjumlah 32 responden yakni orang tua bayi balita. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian: Faktor pengetahuan 81,2 persen baik. Sebesar 62,5 persen ibu memiliki anak usia bayi balita lebih dari 2 orang. Simpulan: Faktor pengetahuan dan jumlah anak tidak langsung mempengaruhi kunjungan bayi balita ke posyandu. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi yakni sikap, perilaku, peran kader posyandu, partisipasi masyarakat serta kurangnya dukungan atau kerja sama partisipasi dari sektor lain.
Gambaran Pemberian Obat Masal Pencegahan Kaki Gajah Di Wilayah Kerja Puskesmas Welamosa Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende Tahun 2011-2015 OLIN, WILHELMUS; Deto, Mariana Hartini Dhema
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.945 KB)

Abstract

Penyakit Kaki Gajah (Lymphatic Filariasis) yang selanjutnya disebut filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran kelenjar getah bening. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Ende menunjukan hingga tahun 2015 tercatat 233 kasus filariasis dengan jumlah tertinggi terdapat di wilayah puskesmas welamosa kecamatan wewaria yaitu sebanyak 67 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian obat masal pencegahan kaki gajah di wilayah kerja Puskesmas Welamosa Kecamatan Wewaria Kabupaten Ende tahun 2011-2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah  deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel 380 sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat yang minum obat  masal pencegahan kaki gajah tahun 2011 sebesar 51%, tahun 2012 sebesar 52%, tahun 2013 sebesar 56%, tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 62%. Masyarakat yang tidak minum obat lebih disebabkan karena tidak mendapat obat dan  tidak mau minum obat. Warga yang mendapat obat namun tidak meminumnya lebih disebabkan tidak ada niat/kemauan untuk minum dibandingkan karena faktor efek samping obat/alergi sedangkan warga yang tidak mendapat obat lebih disebabkan karena tidak kemauan/keinginan untuk mengambil obat.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Di Pusat Kesehatan Masyarakat Oebobo Tahun 2016 Widyastuti, Ririn
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.812 KB)

Abstract

Imunisasi sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu didunia. Program imunisasi yang sudah berjalan sejak lama di Indonesia, akhir-akhir ini mendapatkan hambatan dengan merebaknya informasi yang tidak benar mengenai imunisasi sehingga banyak orangtua ragu dan takut mengimunisasi bayinya. Informasi yang tidak benar seringkali menggunakan isu ketakutan (fear mongering) terhadap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang mungkin dapat terjadi pada anak setelah mendapatkan imunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Adverse Events Following Immunization (AEFI) merupakan kejadian medik yang diduga berhubungan dengan imunisasi, baik berupa reaksi vaksin ataupun efek simpang, efek farmakologis, reaksi suntikan ataupun kesalahan prosedural. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi di Public Health Center Oebobo Tahun 2016? Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap Ibu Balita dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi di Public Health Center Oebobo Tahun 2016. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita (0-59 bulan) diwilayah kerja Public Health Center Oebobo yang berjumlah 348 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 80 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisa data menggunakan analisa univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan Chi Square. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi balita yang terkena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi 52 orang (65%) dengan reaksi ringan 45 kasus (86.5%). Pengetahuan responden tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah baik 29 responden (36.25%). Sikap positif ibu balita sebesar 68 responden (85%). Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (p-value: 0.038) dan tidak terdapat hubungan antara sikap ibu balita dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (p-value: 0.744). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu balita dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi di Public Health Center Oebobo Tahun 2016.
Assosiation Between Mother Knowledge Related Nutrition and Complementary Feeding Pattern with Nutrition Status of 6 – 24 Months Children Boro, Regina Maria
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.596 KB)

Abstract

Complementary feeding is the important meal should give to the children 6 – 24 months as a complement of breastfeeding. Mother as a key person who has a responsibility for caring and gives great meal for children. Before mother prepares a great meal for children, they should have good knowledge about nutrition and how to feed their children.  The aim of the study is to know associations between mother’s nutrition knowledge and complementary and complementary feeding pattern with nutritional status of the children. This study was a quantitative study with a cross-sectional design and was done in 41 samples mother and child in age 6 – 24 months old by Cluster sampling. Result: Most of the mother knew was in the middle category (48.8%), and nutrition status of the children was 31.7% in mild undernutrition, 9.8 % in severe undernutrition, 24.4% in mild stunting, and 34.1% severe stunting. More than 60% was a good complementary feeding pattern. There was a significant association between mother’s knowledge with complementary feeding pattern as linear as that there was a significant association between complementary feeding patterns with nutritional status. This study was found that a mother’s nutrition knowledge will influence the complementary feeding practice and will influence the nutritional status of the children.
Identifikasi Bakteri Gram Negatif Galur Extended Spectrum Beta Lactamase Pada Ruang NICU RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang Kambuno, Norma Tiku; Fanggidae, Dicky
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.387 KB)

Abstract

Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) adalah enzim yang mampu menghidrolisis antibiotik dari golongan penicillin, cephalosporin generasi I, II, III dan monobactam. ESBL paling banyak diisolasi dari Enterobacteriaceae khususnya Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae. Penyebaran Enterobacteriaceae penghasil ESBL juga dapat terjadi karena adanya mutasi. Kasus deteksi ESBL pada rumah sakit telah banyak dilaporkan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Enterobacteriaceae yang termasuk galur ESBL yang diisolasi dari ruangan NICU RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 18 spesimen swab dari fasilitas ruangan dikumpulkan dengan metode accidental sampling. Spesimen swab ditanam pada Blood Agar Plate dan Mac Conkey Agar. Metode identifikasi bakteri dilengkapi dengan uji mikroskopis, dan uji biokimia. Klebsiella sp berhasil diidentifikasi kemudian dilanjutkan dengan uji kepekaan antimikroba (Kirby Bauer) terhadap ceftazidime dan ceftriazone. Uji konfirmasi ESBL menggunakan metode Double Disc Sinergy Test (DDST). Hasil uji kepekaan antibiotik menunjukan Klebsialla sp. resisten terhadap antibiotik ceftazidime dan ceftriazone. Uji DDST menunjukkan produksi ESBL dari Klebsiella sp. Disimpulkan bahwa ditemukan Enterobacteriaceae penghasil ESBL yakni Klebsiella sp yang sudah menunjukkan resistensi pada cephalosporin generasi ketiga (Ceftazidime dan Ceftriazone).
Kajian Perilaku Swamedikasi Menggunakan Obat Penggemuk Badan Oleh Pasien Pengunjung Apotek Di Kota Kupang Tahun 2016 Lenggu, Maria Yangsye
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.402 KB)

Abstract

Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan. Sudan Journal of Rational Use of Medicine (2014) menemukan 7 kategori obat paling banyak digunakan dalam pengobatan sendiri salah satunya adalah Obat penggemuk badan. Tindakan swamedikasi cenderung meningkat. Seperti apakah perilaku swamedikasi menggunakan obat penggemuk badan yang dilakukan oleh pasien pengunjung apotek di kota Kupang?.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi, perilaku, dan persepsi pasien swamedikasi menggunakan obat penggemuk badan.Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan kriteria inklusi subjek adalah pasien pengunjung apotek yang membeli obat penggemuk badan untuk swamedikasi.Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2016.Alat pengambil data berupa kuisioner dengan 60 pertanyaan meliputi 37 pertanyaan skala Likert yang disebarkan di 10 apotek. Kuesioner yang kembali sebanyak 108. Kajian perilaku swamedikasi dengan indicator prevalensi adalah 48.15% pernah membeli/ menggunakan obat dalam 1 bulan terakhir, 32.41% swamedikasi untuk diri sendiri, 21.30% 2 kali/periode pengobatan, 35.19% menggunakan obat dexametason, livron B plex dan pronicy. Kajian dengan indikator perilaku, sebanyak 62.04% responden mengenal obat penggemuk badan, 37.96% responden mendapatkan informasi obat dari teman, 45.37% membeli di apotek, keluhan yang diobati adalah berat badan tidak ideal (kurus/bb turun) dan tidak nafsu makan, keluhan dialami selama 1 minggu ->20 tahun, 5.56% melakukan swamedikasi dengan alasan hemat biaya, banyak teman menggunakan dan terbukti dan 4.63% lebih cepat diperoleh dengan biaya murah. Kajian dengan indikator persepsi, sebanyak 75% menyatakan penting untuk mempertimbangkan anjuran dari apoteker, 92.59% pasien ingin obat yang digunakan aman, 68.52% responden melakukan swamedikasi karena punya pengalaman nafsu makan meningkat dan badan menjadi gemuk minum obat tersebut. sebanyak 81.48% responden menyatakan obat penggemuk badan tersebut dapat meningkatkan nafsu makan.
Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) Sebagai Biomarker Dini Nefropati Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Tangkelangi, Marni
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.21 KB)

Abstract

Nefropati Diabetik merupakan komplikasi kronis dari Diabetes Melitus (DM) tipe 2. Untuk mencegah timbulnya atau progresi nefropati maka dibutuhkan biomarker yang dapat mendeteksi adanya gangguan ginjal pada tahap dini. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar KIM-1 urin dan korelasi kadar KIM-1 dengan albuminuria pada pasien DM Non Nefropati, Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik serta peran KIM-1 sebagai biomarker dini Nefropati Diabetik. Penelitian ini dilakukan di Rmah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaringnya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah pasien DM tipe 2 sebanyak 78 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar KIM-1 pada pasien DM Non Nefropati (albuminuria [uALB] <20 mg/L), Insipien Nefropati (uALB 20-300 mg/L) dan Nefropati Diabetik (uALB >300 mg/L) berturut-turut adalah 0.862±0.246 ng/mL, 2.409±0.816 ng/mL dan 3.503±0.370 ng/mL. Terdapat perbedaan rerata kadar KIM-1 antara DM Non Nefropati dan Insipien Nefropati (sig=0.000 p<0.05), DM Non Nefropati dan Nefropati Diabetik (sig=0.000 p<0.05), Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik (sig=0.000 p<0.05). Korelasi antara kadar KIM-1 dengan konsentrasi albuminuria pada pasien DM Non Nefropati (r= 0.948; sig<0.05), Insipien Nefropati (r= 0.969; sig<0.05) dan Nefropati Diabetik (r= 0.911; sig<0.05). Terdapat kadar KIM-1 yang melewati batas normal (>0.837 ng/mL) pada pasien DM Non Nefropati (normoalbuminuria) sehingga KIM-1 dapat dipertimbangkan sebagai biomarker dini Nefropati Diabetik.

Page 1 of 37 | Total Record : 370


Filter by Year

2013 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 21 No 2 (2023): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 21 No 1 (2023): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 20 No 2 (2022): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 20 No 1 (2022): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 19 No 2 (2021): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 19 No 1 (2021): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 18 No 2 (2020): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 18 No 1 (2020): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 17 No 2 (2019): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 17 No 1 (2019): Jurnal Info Kesehatan Vol 17 No 1 (2019): Jurnal Info Kesehatan Vol 16 No 2 (2018): Jurnal Info Kesehatan Vol 16 No 2 (2018): Jurnal Info Kesehatan Vol 16 No 1 (2018): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 16 No 1 (2018): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 2 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 1 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 1 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 14 No 2 (2016): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 14 No 2 (2016): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 14 No 1 (2016): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 14 No 1 (2016): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 13 No 2 (2015): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 13 No 2 (2015): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 12 No 2 (2014): JURNAL INFO KESEHATAN VOLUME 12, NOMOR 2, HALAMAN 710 - 803, ISSN 0216-504X, TAH Vol 12 No 1 (2014): JURNAL INFO KESEHATAN, HALAMAN 500 - 709, ISSN 0216-504X, JUNI Vol 12 No 2 (2014): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 12 No 1 (2014): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 2 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 2 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 1 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 1 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN More Issue